PENDAHULUAN
• Konservasi
Insects
751,000
Fungi
69,000
Prokaryotes
4,800
Plants
Protists 248,400
57,700
• Menurut World Resource Institute, IUCN-The World Conservation Union, dan
United Nations Environment Programme dalam “Global Biodiversity Strategy”
menggolongkan KEHATI menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Keanekaragaman Genetik
2. Keanekaragaman Spesies
3. Keanekaragaman Ekosistem
• Dorongan legal terhadap upaya konservasi sumber daya hayati : dilaksanakannya
Konferensi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang
menghasilkan CBD.
Keanekaragaman Hayati
KONSEP IDEAL
KONSERVASI DAN
PEMANFAATAN HAYATI
Jasa Lingkungan
Ekosistem
Sistem ekonomi
Konversi habitat
Pemanenan
berlebih
KENAPA BUTUH KONSERVASI
• SAVE; PRESERVASI -- KONSERVASI
• STUDY; INVENTORY, KNOWING, UNDERSTANDING, -- ENGINERING
• USE – TRADITIONALLY, ADVANCE TECHNOLOGY
Goal Goal
Protect species from Protect populations of species in
premature extinction their natural habitats
Strategy
Strategy
Proteksi
• Identify endangered Preserve sufficient areas of
species habitats in different biomes and
• Protect their critical aquatic systems
habitats
Tactics Tactics
• Legally protect • Protect habitat areas through
endangered species private purchase or
• Manage habitat government action
• Eliminate or reduce
• Propagate endangered populations of nonnative
species in captivity species from protected areas
• Manage protected areas to
• Reintroduce species
sustain native species
into suitable habitats • Restore degraded ecosystems
Cagar Alam
Kawasan Suaka
Alam
Suaka Margasatwa
Kawasan
Konservasi Taman Nasional
Kawasan Pelestarian
Taman Hutan Raya
Alam
• Evolutionary
• Mass extinctions now limit the potential evolution of species diversity in the
future
• Ethical
• To what degree will we allow human activities to continue to result in the
extinction of other species?
• Tidak semua spesies menghadapi jenis ancaman dan penyebab kepunahan yang sama
menyebabkan status konservasi berbeda-beda masing-masing spesies
Kritis
Terancam Punah Genting
Rentan
Tergantung Aksi
Konservasi
Tidak Terancam
Punah
Mendekati Terancam
Punah
Melimpah
Tidak Dievaluasi
• Peran Kebun Raya Indonesia dalam konservasi spesies tumbuhan:
1. Menyediakan system penyusunan prioritas yang dapat menjadi acuan bagi program
konservasi tumbuhan di Indonesia khususnya untuk pemulihan spesies
2. Menyediakan daftar spesies tumbuhan di Indonesia
3. Mengidentifikasi urgensi dan masalah yang dihadapi masing-masing spesies dalam
kelompok prioritas konservasi
4. Membantu penyusunan rekomendasi, evaluasi dan pengembangan kebijakan serta
praktik konservasi tumbuhan
PENETAPAN SPESIES
PRIORITAS KONSERVASI
• 2 pendekatan dalam menetapkan prioritas konservasi :
1. Pendekatan dengan sasaran spesies : didasari oleh pandangan
bahwa melindungi spesies berarti juga melindungi
ekosistemnya.
2. Pendekatan dengan sasaran kawasan/ekosistem : didasari oleh
pandangan bahwa konservasi ekosistem mencakup aspek yg
lebih luas (tidak hanya spesies namun juga melindungi system
dan fungsi ekologi didalamnya)
• Penaksiran/ pengukuran nilai, kondisi, atau arti penting (value statements) suatu
spesies harus dilakukan (nilai kuantitatif lebih mudah dijadikan patokan (benchmark)
daripada ukuran kualitatif dapat dimodifikasi menjadi derivate-derivate yang lebih
spesifik dalam rangka mengakomodasi pencapaian tujuan-tujuan yg spesifik khusus
untuk system penetapan spesies prioritas
METODE PENETAPAN
PRIORITAS
• Metode Molloy & Davis (1992) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan
situasi di Indonesia. Dipilih karena beberapa pertimbangan, yaitu :
1. Bersifat komprehensif karena meliputi berbagai aspek yang bermakna, yaitu
keunikan taksonomi dan geografis, kondisi populasi di alam, potensi ancaman dan
kerawanan yang dihadapi suatu spesies serta melibatkan nilai pemanfaatan
(kegunaan) bagi manusia
2. Bersifat sederhana namun terukur
3. Bersifat lebih spesifik karena penilaian status populasi kelompok tumbuhan dibuat
terpisah dari penilaian status populasi hewan
PENENTUAN TAKSA TARGET
• Ditentukan taksa yang menjadi penilaian berdasarkan :
1. Faktor-faktor penyebab keterancaman
2. Perdagangan
3. Pencurian
• Khusus untuk tumbuhan :
1. Spesies target dibatasi pada spesies tumbuhan yang penyebaran populasinya mencakup
kawasan Indonesia.
2. Famili-family yang memiliki kontribusi besar dalam IUCN Red List (IUCN,2009), WCMC
(WCMC, 1997), serta referensi relevan lainnya, dan/atau family yang sudah dimasukkan ke
dalam upaya-upaya perlindungan, seperti CITES (CITES,2009)
3. Daftar spesies target diidentifikasi, dikompilasi dan dikaji
KRITERIA SKORING
• Keunikan taksonomi
• Distribusi geografis
• Jumlah populasi
• Ukuran populasi rata-rata
• Ukuran populasi terbesar
• Kondisi populasi terbesar
• Tingkat kemerosotan populasi
• Perlindungan legal di habitatnya
KRITERIA SKORING (1)
• Perlindungan secara ex situ
• Laju kehilangan habitat
• Dampak predator/ eksploitasi
• Kompetisi
• Faktor lain yang mempengaruhi kesintasan
• Spesifisitas habitat dan/atau unsur hara
• Spesialisasi reproduktif dan/atau prilaku
• Potensi propagasi
• Nilai manfaatn
PROSES SKORING
• Proses skoring dilakukan dengan menghitung nilai total masing-masing spesies menggunakan
Lembar Uji berformat standar yang berisikan 17 kriteria skoring
• Panel-panel pakar/ grup-grup spesialis dari berbagai institusi yang berlaku sebagai
assessor/penilai ini dipilih berdasarkan relevansi focus studinya dengan taksa target
• Nilai hasil kompromi (compromised judgement) bisa dihasilkan berdasarkan pada:
1. Nilai rataan (average) dari nilai total masing-masing spesies
2. Nilai total spesies hasil penilaian pakar (spesialis) yang dianggap/dipercaya paling
mengetahui tentang spesies yang sedang dinilai
3. Para pakar menilai setiap kriteria secara bersama-sama, untuk masing-masing spesies yang
dinilai
• Ada kekurangan dan kelebihan dari 3 penilaian diatas (jelaskan alasannya!!!)
INTERPRETASI HASIL
SKORING
• Diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Kategori A (nilai total >50) : kelompok spesies dengan prioritas tertinggi atau
memerlukan aksi konservasi segera
2. Kategori B (nilai total 42-50) : kelompok spesies dengan prioritas kedua/ dengan
kata lain aksi konservasinya bisa ditunda
3. Kategori C (nilai total <42) : kelompok spesies dengan prioritas ketiga atau
belum/tidak memerlukan aksi konservasi secara aktif
• Batas nilai ditentukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (precautionary
principle) dan kemudahan bagi assessor.
PERANGKAT PEMBANTU
• Untuk membantu proses skoring dan interpretasi hasil skoring, suatu perangkat lunak
berbasis DELPHI telah dirancang khusus
• Program ini juga berfungsi sebagai pangkalan data/ database spesie prioritas
konservasi, yang memungkinkan dimasukkannya data terkini dan setiap spesies target
•TERIMA KASIH