BAB II
2.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata
Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. “Sama”
di sini maksudnya adalah “sama makna”. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan (Effendy,
2011: 9).
Lain halnya dengan Steven (Cangara 2007: 19), mengajukan sebuah definisi
yang luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi
terhadap suatu objek atau simuli. Apakah itu berasal dari seorang atau lingkungan
sekitarnya. Misalnya seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau
kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan amerika yang telah banyak
memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran
inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
(1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa: “komunikasi
adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada
efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan
oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication
in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu (Effendy, 2011: 15), yaitu:
2) Pesan (Message)
komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan
kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lai, membangun dan memelihara
Gorden dalam Mulyana (2007:5). Keempat fungsi tersebut, yakni komunikasi sosial,
tertulis yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan
dengan komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang dapat dilakukan
sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program komunikasi itu
ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka waktu berapa lama hal itu bisa dicapai,
dan bagaimana cara mengukur (evaluasi) hasil-hasil yang diperoleh dari program
Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Praktisi humas dituntut untuk
dapat menyusun program kerjanya, baik program kerja jangka panjang maupun jangka
11
pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat
memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang terencana, praktisi humas
akan bekerja berdasarkan naluri atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah,
gampang tergoda mengerjakan hal-hal baru sementara pekerjaan yang lama belum
terselesaikan. Sehingga praktisi humas akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan
dan hasil-hasil konkret yang dicapai. Pada tahap merencanakan, hal pertama yang harus
dilaksanakan adalah penetapan tujuan yang memuat hal-hal yang harus dicapai dalam
pelaksanaan program atau kegiatan yang akan dilakukan. Karena tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya tersebut maka tujuan yang dicapai dalam pelaksanaan program
bisa satu atau juga bisa lebih dari satu (Morissan, 2008: 148-149).
perencanaan komunikasi. Proses menentukan tujuan dan sasaran publik relations dalam
bentuk yang terukur memiliki dua fungsi. Pertama, pemilihan tujuan serta sasaran
publik relations yang strategis dan dilakukan dengan hati-hati, terkait dengan
program publik relations sebagai aktivitas manajemen yang dapat terus berjalan.
Kedua, spesifikasi tujuan dan sasaran publik relations dalam bentuk terukur
Perencanaan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas dua tipe (Cangara,
alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang. Serta menjadi kerangka dasar
macam, yakni :
alat komunikasi.
Untuk menyusun suatu rencana yang baik diperlukan pendekatan sesuai dengan
tujuan dan target sasaran yang dicapai. Banfiel dan Meyerson dalam Cangara (2014:
55) menyatakan pendekatan perencanaan pada dasarnya dapat dilakukan dengna dua
cara, yaitu:
merumuskan tujuan yang ingin dicapai sebagai suatu kesatuan. Didasari oleh
Dari perspektif komunikasi, John Middleton (1980) dalam (Cangara, 2014: 56)
komunikasi, yaitu:
1. Teori Pembangunan
2. Teori Sosiologi
4. Teori Organisasi
14
57-57), yaitu:
yakni (1) perencanaan itu sendiri sebagai penerapan teori. Barangkali para
praktisi kurang menerima pernyataan ini, karena teori sering digunakan untuk
melakukan sesuatu dengan membuat proyeksi apa yang akan terjadi di masa
depan.
proyeksi pertumbuhan dan perkembangan system komunikasi yang ada, serta (2)
15
proyeksi alternatif untuk masa depan dengan jangka waktu yang cukup lama.
melihat ada dua pendekatan ekonomi yang bisa dipakai dalam perencanaan
komunikasi, yaitu (1) pendekatan ekonomi klasik, dan (2) pendekatan ekonomi
Marxis.
hasil yang efektif dari pelaksanaan program, utamanya untuk melakukan revisi
1) Regulasi Internasional
2) Kebijaksanaan Nasional
3) Desentralisasi
pemerintah Pusat, dan sering menimbulkan rasa enggan (setengah hati) untuk
sarana boleh dikata diperlukan hampir di semua level masyarakat. Karena itu
dalam pengelolaannya diperlukan koordinasi, baik secara vertikal antara pust dan
5) Distribusi
Komunikasi sebagai sarana yang bisa mendekatkan jarak dan menembus ruang,
Proses penyebaran informasi tidak boleh berlangsung hanya satu arah (one-way),
Masalah sumber daya manusia dalam bidang komunikasi memang bisa menjadi
(sophisticated) ditangani oleh sumber daya manusia yang kurang terampil, atau
sebaliknya SDM-nya bagus sementara peralatan yang digunakan masih kuno dan
9) Pemilikan Media
Pola pemilikan media sangat tergantung pada sistem komunikasi yang dianut
oleh ideologi yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Dalam suatu negara
bisaanya dipegang oleh partai atau penguasa tertentu. Beda dengan negara-
negara yang menganut ideologi demokrasi liberal, maka siapa saja bisa memiliki
media (Surat kabar, Film, Radio, TV, Kantor Berita) sepanjang yang
Ada banyak model yang digunakan dalam studi perencanaan komunikasi, mulai
dari model yang sederhana sampai kepada model yang rumit. Namun perlu diketahui
pada sifat atau jenis pekerjaan yang dilakukan (Cangara, 2014: 71).
swasta.
2) Melakukan analisi tentang struktur dan sumber daya komunikasi yang ada, berapa
banyak surat kabar, stasiun televisi dan radio, serta mediamedia apa saja yang ada
dalam masyarakat.
sumber, pesan, saluran atau media, penerima, dan umpan balik dari masyarakat.
mengalami kemajuan dalam hal jumlah tiras (oplah), sebaran, atau peringkat
dalam tayangan.
19
Tahapan perencanaan komunikasi yang dibuat oleh UNESCO di atas tentu saja
tidak mengikat, tergantung dari kondisi dan keadaan program yang akan dilaksanakan.
Empat proses pokok menurut Scoot M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Rosady
opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan
2. Perencanaan (planning).
situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan”.
3. Komunikasi (communication).
komunikasi yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap
20
publik untuk mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini, “Siapa
yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana,
dan bagaimana”.
4. Evaluasi (evalution)
dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak program
program tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan
baik secara verbal maupun non verbal dari seseorang atau kelompok orang kepada
seseorang atau kelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling
Kata atau istilah komunikasi berasal dari Bahas Latin communicatus atau
communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama.
Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamu bahasa mengacu pada suatu upaya
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku (Riswandi, 2013: 1).
Tentu saja, ekspresi pikiran dan perasaan itu memakai dan memanfaatkan bahasa
sebagai medium komunikasinya. Dalam bahasa komunikasi, setiap orang atau sesuatu
atau diekspresikan adalah pesan (message). Seseorang atau sesuatu yang menerima
Dalam bentuk yang paling sederhana, komunikasi adalah transmisi pesan dari
suatu sumber kepada penerima. Selama 60 tahun, pandangan tentang komunikasi ini
telah diidentifikasi melalui tulisan ilmuwan politik Harold Lasswell (Baran, 2012: 5).
Pemerintah merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaan dan
lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan Negara.
Pemerintah adalah organisasi kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta
undang-undang diwilayah tertentu Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan
kepentingan Negara sendiri, jadi tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya
konstitusi berupa fungsi peradilan, perencanaan anggaran belanja, pajak, militer, dan
polisi. Rasyid membagi fungsi pemerintahan menjadi empat bagian yaitu, pelayanan,
penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan negara. Dalam hal ini Pemerintah dapat diasumsikan sebagai
komunikator dan masyarakat sebagai komunikan, namun dalam suasana tertentu bisa
sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan
pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat. Dalam
fasilitas untuk hubungan komunikasi ke segala arah dalam suatu kegiatan akan sulit
diketahui apa yang sudah dicapai, apa yang akan diraih dan bagaimana kendala dalam
Karena komunikasi adalah sumber informasi bagi pimpinan atau eksekutif dalam
secara ilegal”. Kelihatannya pernyataan tersebut sepele namun ketika dilakukan secara
paling poensial untuk kelancaran dan efektifitas komunikasi (Hasan, 2010: 122-124),
yaitu:
2. Komunikasi ke bawah
4. Komunikasi ke atas
5. Keandalan informasi.
24
1. Meningkatkan hubungan kerja dan kerjasama yang baik antar individu dan antar
“information”. Dalam hal ini pesan merupakan sesuatu yang disampaikan, dan
informasi adalah isi dari pesan itu atau bahan yang diramu untuk menjadi suatu pesan
penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa inggris pesan bisaanya diterjemahkan dengan kata message,
perwakilan dari image serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pesan merupakan titik
temu antara sender dan reciver. Cangara bahkan menegaskan bahwa pesan merupakan
25
dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat
kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya
garis besar, Rencana Zonasi memuat pembagian wilayah perencanaan ke dalam zona-
zona, yaitu: zona konservasi, zona pemanfaatan umum, zona pemanfaatan khusus, dan
dan pelestarian habitat flora dan fauna. Dengan memperhatikan skala prioritas
dimaksud adalah :
berkelanjutan; dan
menyebutkan bahwa “Ruang laut dan ruang udara, pengelolaanya diatur dengan
undang-undang tersendiri”. Khusus untuk ruang laut yang dimaksud dalam Undang-
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun
Tahun 2014 merupakan Leg Specialis dari UU Nomor 26 Tahun 2007, Indonesia
mengenal asas Leg Spesialis Derogat Leg Generalis, hal-hal yang sifatnya khusus lebih
diutamakan dari hal yang sifatnya umum. Ruang lingkup pengaturan UU Nomor 27
Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2014, meliputi ke
arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 mil
UU Nomor 1 Tahun 2014, terdapat 3 (tiga) struktur yang menyusun pengelolaan pesisir
28
(keruangan) yaitu Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang
telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2014 tidak secara eksplisit menyebut tata
ruang laut, namun perencanaan spasial tersebut diistilahkan dengan rencana zonasi
Nomor 1 Tahun 2014 pada Bab I Pasal 1 disebutkan, “Rencana Zonasi adalah rencana
yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai
dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat
kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat
dilakukan setelah memperoleh izin”. Pengertian ini mirip dengan definisi tata ruang
yang tersurat dan tersirat pada Bab 1 Pasal 1 dalam UU Nomor 26 Tahun 2007.
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di dalam pasal 7 ayat
memuat isu, visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program;
K), yang memuat tujuan, sasaran, anggaran, dan jadwal untuk satu atau
Pembangunan Jangka Panjang; (b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah; dan (c)
daerah dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran daerah pada akhir periode rencana,
dan sekaligus menjadi dasar dalam penganggaran (pembiayaan) program dan kegiatan
sudah disusun, maka hasil tersebut perlu menjadi bagian dari proses perencanaan
jangka menengah, dan tahunan yang telah memasukkan pengelolaan wilayah pesisir
yang akan dipakai sebagai referensi kebijakan dan program kegiatan dalam
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sampai dengan beberapa tahun ke
depan oleh pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka dokumen RSWP-3-K haruslah: (a) sejalan dan menjadi bagian dari
sistem dan dokumen perencanaan pembangunan daerah, serta (b) dilaksanakan secara
konsisten oleh masing-masing sektor, baik daerah maupun pusat (Pedoman Teknis
3) Sebagai instrumen penataan ruang di perairan laut wilayah pesisir, dan pulau-
pulau kecil
6) Sebagai acuan dalam rujukan konflik di perairan laut wilayah pesisir, dan
pulau-pulau kecil
7) Sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang di perairan laut wilayah pesisir, dan
pulau-pulau kecil
pulau kecil
yang efisien
kehidupan habitat pesisir dan pulau-pulau kecil dan mengurangi konflik dengan
pemanfaatan ekonomi
konservasi alam
sosial budaya masyarakat seperti untuk upacara adat, wilayah ulayat, wilayah
suci laut
2.4.3 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Sebagai Amanat UU No. 27 Tahun 2007
pulau-pulau kecil Bab 1, pasal 1: Zonasi dalah suatu bentuk rekayasa teknik
sumberdaya dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai
satu kesatuan dalam ekosistem pesisir. Rencana Zonasi adalah rencana menentukan
struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan seteh
mendapat izin.
dimensi teknologi dan social budaya, serta fungsi pertahanan dan keamanan.
sosial dan ekonomi. Jangka waktu berlakunya RZWP-3-K selama 20 Tahun dan
Daerah.
Pasal 11, (1) RZWP-3-K Kabupaten/Kota berisi arahan tentang alokasi ruang
dengan memperhatikan kawasan, zona, dan atau alur laut yang telah ditetapkan
Tenggara meliputi bagian utara Pulau Buton dan Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang
tersebar disekitarnya yang berjumlah 237 buah dengan kategori 22 buah pulau berpenghuni,
10 buah pulau berpenghuni sementara dan 205 buah pulau tidak berpenghuni. Secara geografis
Kabupaten Muna terletak di bagian Selatan Khatulistiwa pada garis lintang 4006’ sampai 5015’
Lintang Selatan dan 12208’ Bujur Timur sampai dengan 123015’ Bujur Timur. Kabupaten
Muna berbatasan pada sebelah utara dengan Selat Tiworo dan Kabupaten Konawe Selatan,
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan
wilayah pesisir. Selain itu, penerapan zonasi wilayah pesisir juga merupakan
dan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau – pulau
kecil. Tujuan penerapan zonasi wilayah pesisir dikabupaten muna yaitu untuk membagi
wilayah pesisir dalam zona-zona yang sesuai dengan peruntukan dan kegiatan yang
bertentangan (incompatible).
pemulihan, pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil antar
35
sektor, antar pemerintah, dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk
optimal berkelanjutan
Buton yang dibagi menjadi empat kawasan, yaitu 1) Kawasan Pemanfaatan Umum
yang didalamnya terdapat beberapa zona antara lain zona perikanan tangkap, Zona
Konservasi yang terdiri atas Taman Wisata Alam Laut, Kawasan Konservasi Perairan
perairan selat Buton. 3) Rencana Aluar Transportasi Laut yang terdiri atas Aluar
Pelayaran dan Alur Kabel/Pipa Bawah Laut. 4) Kawasan Strategis Nasional, ini terkait
dengan pulau-pulau kecil terluar, kawasan lindung serta ketahanan dan pertahanan
menentukan arah pembangunan khusunya wilayah pesisir. Sebagai suatu rencana yang
Salah satu bentuk rencana Zonasi wilayah pesisir Kabupaten Muna yang
disesuaikan dengan rencana penataan wilayah yang diatur di dalam RTRW adalah
perencanaan pemanfaatan lahan dan kawasan. Sesuai dengan hal tersebut, rencana
pemanfaatan lahan dan penataan kawasan di Kabupaten Muna terbagi ke dalam dua
36
kawasan, yaitu kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kepatuhan pelaksanaan
penggunaan lahan terhadap rencana tersebut baru mencapai 80% yang diakibatkan oleh
metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini
KTP sedangkan analisis publik lebih pada bagaimana respon dan partisipasi
kualitatif.
Objek penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu model perencanaan
kualitatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam pnelitian ini yaitu metode penelitian
seperti lingkaran, sehingga proses tahap yang terjadi saling berkaitan satu
dengan lainnya dan merupakan sebuah proses yang berulang dan komunikasi
penelitian kualitatif. Selain itu Objek penelitian yang dilakukan Welly Wirman
adalah model perencaan komunikasi, sama dengan objek penelitian yang akan
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Wirman (2017) dan penelitian
yang akan dilakukan oleh Penulis yaitu terletak pada Subjek Penelitian.
39
sebuah porses pelaksanaan yang dilaksanakan tidak luput dari berbagai rintangan atau
rencana zonasi wilayah pesisir kepada masyarakat sehingga sosialisasi yang dilakukan
komunikasi Cutlip dan Center,pada model perencanaan komunikasi Cutlip dan Center
sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi.
2. Perencanaan (Planning)
keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan
40
tujuan program. Langkah kedua ini menjawab, “Kita telah mempelajari situasi ini
3. Komunikasi (communication)
yang tekah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk
mncapai sasaran program atau rencana. Pertanyaan pada langkah ini, “Siapa yang
akan melakukan dan memberitahukan program atau rencana ini, serta kapan,
4. Evaluasi (evaluation)
Tahap terakhir pada proses ini melibatkan kesiapan penilaian, implementasi dan
indicator, yaitu:
1. Penemuan fakta. Maksud dari penemuan fakta dalam penelitian ini adalah adanya
pesisir.
Untuk memudahkan dalam memahami kerangka piker dalam penelitian ini, penulis
Kerangka Pikir