Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FILSAFAT IPA DAN BIOETIKA

“Bioetika Rekayasa Genetika”

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Laras Sukma (93220004)
2. Tini Apriani (93220008)

Dosen Pengampu:
1. Dr. Bonita Hirza, M.Pd
2. Dr. Sri Wardhani, M.Si
3. Dr. Astrid Sri Wahyuni Sumah, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Bioetika Rekayasa Genetika ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Saya berterima kasih juga kepada Ibu Dr. Bonita Hirza, M.Pd,
Ibu Dr. Sri Wardhani, M.Si, dan ibu Dr. Astrid Sri Wahyuni Sumah, M.Si selaku Dosen
Filsafat IPA dan Bioetika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna  dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Bioetika Rekayasa Genetika. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Palembang, 22 Januari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................4
B. Rumusan masalah...........................................................................................5
C. Tujuan penulisan............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Bioetika .........................................................................................................6
B. Rekayasa Genetika ........................................................................................10
C. Bioetika Rekayasa Genetika .........................................................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................17

2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biologi merupakan cabang ilmu yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan.
Perkembangan biologi saat ini memberikan sumbangsi dan manfaat yang besar dalam
berbagai bidang kehidupan. Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam atau natural
science yang mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains,
yaitu mempelajari gejala alam, kumpulan konsep prinsip dan teori, cara kerja atau
metode ilmiah, dan terkandung sejumlah nilai dan sikap. Menurut sahin aksoy bioetika
ialah ilmu pengetahuan yang menawarkan pemecahan masalah bagi konflik moral yang
timbul dalam tindakan, praktek kedokteran dan ilmu hayati (Muchtadi, 2007). Bioetika
bertitik tolak dari analisis tentang data-data ilmiah, biologis, dan medis. Nilai
transendental manusia disoroti dalam kaitan dengan Sang Pencipta sebagai nilai mutlak.
bioetika mempelajari moralitas tentang perilaku manusia dalam bidang ilmu
pengetahuan tentang hidup yang mencakup etika medis, namun dari sisi lain melampaui
masalah-masalah moral klasik dalam bidang pengobatan dan masalah-masalah etis
tentang ilmu biologi.
Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin)
yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul. Secara “etimologi” artinya asal mula
kejadian. Namun, genetika bukan merupakan ilmu tentang asal mula kejadian meskipun
pada batas – batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu. Genetika adalah ilmu
yang mempelajari tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi.
Perkembangan genetika ini dimulai sejak perkembangan bioteknologi berkembang, hal
ini dengan di temukannya teknologi DNA rekombinan. Oleh sebab itu, perkembangan
genetika semakin maju melalui rekayasa genetika. Secara tradisional, pemuliaan
tanaman, dan rekayasa genetika sebenarnya telah dilakukan oleh para petani melalui
proses penyilangan dan perbaikan tanaman. Bioetika dan rekayasa genetika memiliki
hubungan satu sama lain. Bioetika diperlukan dalam rekayasa genetika agar dilakukan
sesuai dengan prosedur dalam rekayasa genetika. Bioetika memungkinkan rekayasa
genetika memnimalisir dampak negative yang akan diakibatkan saat praktik rekayasa
genetika.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bioektika dalam kehidupan?
2. Apa yang dimaksud dengan Rekayasa Genetika dalam Kehidupan?
3. Bagaimana keterkaitan Bioetika dan Rekayasa Genetika?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bioetika dalam kehidupan masyarakat.
2. Untuk mengetahui Rekayasa Genetika dalam kehidupan masyarakat.
3. Untuk mengetahui keterkaitan Bioetika dan Rekayasa Genetika.
1.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOETIKA
1. Pengertian Bioetika
Istilah Bioetika berasal dari dua kata Yunani yaitu, “Bios” dan “Ethos”. “Bios”
artinya hidup, sedangkan “Ethos” artinya adat istiadat atau moral. Secara harfiah
berarti etika hidup (Seprianto., 2017). Bioetika adalah ketika yang mempelajari
aspek etika dalam manipulasi atau campur tangan manusia pada kehidupan, pada
semua mahluk hidup, mulai dari kehidupan virus sampai dengan kehidupan
manusia dan berusaha menjawab pertanyaan: apakah manipulasi ini membangun
atau menghancurkan (Maramis, 2013). Bioetika dilukiskan sebagai sebuah disiplin
baru yang bertanggung jawab atas tugas pengolahan sebuah metodelogi yang
membantu para pakar medis dan mereka yang terjun dalam bidang ilmu
pengetahuan untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik dan benar dari
tinjauan sosiologis, psikologis dan sejarah. Bioetika awalnya hanya berupa wacana,
berkembang menjadi cara untuk mengatur Batasan-batasan suatu penelitian dan
perkembangan teknologi dan pada masa sekarang ini telah berkembang menjadi
sangat pesat dengan terbentuknya Lembaga-lembaga yang turut serta mengatur
bidang-bidang yang berkaitan dengan eksistensi manusia.
Bioetika atau bioethics atau etika biologi didefinisikan oleh Samuel Gorovitz
sebagai penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari pengambilan
keputusan dalam konteks berkaitan dengan kesehatan dan dalam konteks yang
melibatkan ilmu-ilmu biologis. Oxford University memberikan definisi bioetika
sebagai The study of moral and social implications of techniques resulting from
advances in the biological sciences. Sedangkan filosof Van Rasselar Potter
memberikan definisi bioetika sebagai A new discipline which combines biological
knowledge with a knowledge of human value systems, which would build a bridge
between the sciences and the humanities, help humanity to survive and sustain, and
improve the civilized world (Mepham, 2005). Bioetika ialah kajian mengenai
pengaruh moral dan sosial dari teknik-teknik yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu-
ilmu hayati (Tien, 2007). Sedangkan Bioetika menurut F. Abel dalam Bertens
(2009) adalah studi interdisipliner tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh

6
perkembangan di bidang biologi dan dampaknya pada masyarakat luas serta sistem
nilai saat ini dan masa mendatang. Kesimpulannya adalah bioetika tidak hanya
mencakup hubungan antara seorang individu dengan individu lainnya, tetapi
mencakup perhatian pada penelitian biomedis dan perilaku manusia yang dapat
berhubungan dengan masyarakat, lingkungan kerja, dan kependudukan.
Dan menurut Shannon (1995), etika yang berkaitan dengan masalah biologi
dikenal dengan nama bioetika (Sugianto, 2017). Bioetika di Indonesia bertujuan
untuk memberikan pedoman umum etika bagi pengelola dan pengguna sumber
daya hayati dalam rangka menjaga keanekaragaman dan pemanfaatannya secara
berkelanjutan. Pengambilan keputusan dalam meneliti, mengembangkan, dan
memanfaatkan sumber daya hayati harus/wajib menghindari konflik moral dan
seluas-luasnya digunakan untuk kepentingan manusia, komunitas tertentu, dan
masyarakat luas, serta lingkungan hidupnya, dilakukan oleh individu, kelompok
profesi, dan institusi publik atau swasta.
2. Sejarah Bioetika
Bioetika dicetuskan pada tahun 70’an, sedangkan bioetika sebagai konsep
sudah merupakan kekayaan umat manusia ribuan tahun yang lalu. Orang yang
pertama kali menciptakan istilah “bioethics” adalah Van Resselaer Potter, seorang
peneliti biologi dibidang kanker dan professor di Universitas Wisconsin. Awal
tahun 1971, ia meneribitkan bukunya Bioethics: Bridge to The Future. Ia
memaksudkan bioetika sebagai suatu ilmu baru yang menggabungkan pengetahuan
ilmu hayati dengan pengetahuan tentang system-sistem nilai manusiawi dari etika.
Pada tahun 1953, Watson dan Crick memenangkan hadiah Nobel bidang biokimia,
atas keberhasilan penelitian mereka dalam menyingkap struktur molekul dari DNA,
yaitu suatu materi genetik. Banyak issue-issue bioetika yang mengemuka atau
muncul sehubungan dengan majunya riset dan pengembangan, serta aplikasi ilmu-
ilmu hayati modern, utamanya yang berbasiskan kepada biologi molekul
(molecular biology), termasuk rekayasa genetika (genetic engineering). Beberapa
Issue yang muncul antara lain sebagai berikut:
a. Synthetic Biology
b. Microbial Bioethics
c. Biobanks

7
d. Dtem Cells Research and Therapy
e. Human Cloning
f. Traditional Medicine and its Implication.
g. Bioetika Hewan.
Bioetika di Indonesia bertujuan untuk memberikan pedoman umum etika bagi
pengelola dan pengguna sumber daya hayati dalam rangka menjaga keaneragaman
dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Pengambilan keputusan dalam meneliti,
mengembangkan, dan memanfaatkan sumber daya hayati harus/wajib menghindari
konflik moral dan seluas-luasnya digunakan untuk kepentingan manusia, komunitas
tertentu dan masyarakat luas, serta lingkungan hidupnya, dilakukan oleh individu,
kelompok profesi dan institusi publik atau swasta. Pemanfaatan sumber daya hayati
tidak boleh menimbulkan dampak negative terhadap harkat manusia, perlindungan
dan penghargaan hak-hak asasi manusia, serta lingkungan hidup. Penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya hayati harus memberikan
keuntungan maksimal bagi kepentingan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta
meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi .
3. Kegiatan Bioetika
Menurut K. Bertens (2009) (Bertens, 2009) dapat dibedakan tiga bagian yakni:
a. Pertama, masalah yang menyangkut hubungan antara para penyedia layanan
kesehatan dan para pasien. Di sini termasuk banyak tema dari etika
kedokteran tradisional. Namun, konteksnya sering berbeda juga karena
dalam suasana modern, diberi tekanan besar pada otonomi pasien. Etika
keperawatan bisa mendapat juga tempatnya di sini.
b. Kedua, masalah keadilan dalam alokasi layanan kesehatan. Bagi orang sakit,
layanan kesehatan merupakan suatu hak asasi manusia. Kalau di Indonesia
kita menganggap serius keadilan sosial (last but not least dalam urutan
Pancasila), wilayah permasalahan yang kedua ini menjadi sangat penting.
c. Ketiga, wilayah paling luas adalah topik-topik etika yang ditimbulkan oleh
kemajuan dramatis dalam ilmu dan teknologi biomedis. Di sini pertama-
tama etika penelitian mendapat tempatnya. Di antara topik- Pertama,
masalah yang menyangkut hubungan antara para penyedia layanan
kesehatan dan para pasien. Di sini termasuk banyak tema dari etika

8
kedokteran tradisional. Namun, konteksnya sering berbeda juga karena
dalam suasana modern, diberi tekanan besar pada otonomi pasien. Etika
keperawatan bisa mendapat juga tempatnya di sini.
4. Sumber atau Dasar Hukum Bioetika
Berdasarkan Pasal 19 Kep. Menristek No.112 Tahun 2009, harus dibentuk
suatu Komite Etik Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber daya Hayati
yang bersifat independen, multidisiplin dan berpandangan plural. Keanggotaan
Komite Etik Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber daya Hayati
harus terdiri dari para ahli dari berbagai departemen dan institusi yang relevan.
Tindak lanjut dan implementasi prinsip-prinsip bioetika penelitian, pengembangan,
dan pemanfaatan sumber daya hayati dilakukan oleh Komite Bioetika Nasional
yang dibentuk oleh pemerintah. Perkembangan bioetika di Indonesia ditunjukkan
dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penelitian.
Bioetika di Indonesia dalam perkembangannya ditunjukkan dengan beberapa
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penelitian, sebagai berikut:
a. Perubahan keempat UUD 1945 Pasal 31 ayat (5) yang menyatakan bahwa
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dcengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia”.
b. Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan IPTEK Pada pasal 22 yang mengamanatkan
bahwa pemerintah menjamin kepentingan masyarakat, bangsa dan negara serta
keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan
hidup.
c. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Pasal 13 yang mengantisipasi produk
pangan yang dihasilkan melalui rekayasa genetika.
d. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman yang memberikan Batasan-batasan perlindungan.
e. Keputusan Bersama Menristek, Menkes dan Mentan Tahun 2004 tentang
Pembentukan Komisi Bioetika Nasional.
f. UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan IPTEK (RPP Penelitian Beresiko Tinggi).

9
B. REKAYASA GENETIKA
1. Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk
mengkombinasikan gen yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga
susunan gennya menjadi berubah. Gen yang telah direkayasa susunannya tersebut
dapat menyebabkan suatu makhluk hidup menghasilkan suatu senyawa/produk
tertentu yang diinginkan kita. Melalui rekayasa genetika manusia “menciptakan”
tanaman, hewan dan mikroorganisme baru. Para ilmuwan telah berhasil
mengungkapkan kode genetis yang menentukan sifat-sifat khusus semua makhluk
hidup dan kini telah mampu mengkombinasikan gen-gen yang kalau secara alami,
tidak akan pernah berkombinasi. Perubahan genetis bukan sesuatu yang baru,
karena secara alami dapat terjadi melalui peristiwa yang disebut mutasi. Teknik
yang paling dikenal untuk mengubah makhluk hidup secara genetic adalah DNA
rekombinan (rDNA). DNA adalah singkatan dari Deoksiribonukleat Acid, suatu
molekul yang mengkoda intruksi biologis. Pada tahun 1978 beberapa ahli seperti
Werner Arber, Hamilton Smith, dan Daniel mendapatkan hadiah nobel untuk
penemuannya tentang Endonuklease restriksi, yaitu enzim yang dapat memotong
DNA. Paul Berg untuk hybrid SU-40-I (Simin Virus-40 bakteriofage I) dalam
Teknik DNA rekombinan.
Perlengkapan yang diperlukan untuk rekayasa genetika adalah :
a. Enzim pemotong gen yaitu Endonuklease retriksi,
b. Enzim penyambung gen yang dikehendaki yaitu Ligase,
c. Vektor yang membawa gen yang akan disisipi/dititipkan dapat berupa plasmid
bakteri (gen diluar kromosom bakteri) atau virus, dan
d. Inang.
Adapun tahap-tahap rekayasa genetika adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan gen yang diinginkan (gen yang diinginkan dari suatu indifidu
dipotong dengan enzim endonuclease restriksi),
b. Gen dengan enzim ligase,
c. Vektor yang sudah membawa gen titipan dimasukkan ke dalam inang,
d. Vektor dalam sel inang ditumbuhkan,
e. Isolasi produk dari inang,
f. Penyempurnaan produk.

10
2. Sejarah Rekayasa Genetika
Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson
pada tahun 1953. Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian metode yang
canggih dalam perincian akan tetapi sederhana dalam hal prinsip yang
memungkinkan untuk dilakukan pengambilan gen atau sekelompok gen dari sebuah
sel dan mencangkokkan gen atau sekelompok gen tersebut pada sel lain dimana gen
atau sekelompok gen tersebut mengikat diri mereka dengan gen atau sekelompok
gen yang sudah ada dan bersama-sama menaggung reaksi biokimia penerima.
Secara sederhana, proses rekayasa genetika tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Setiap makhluk hidup terdiri atas jutaan sel individu yang masing-masing
sel tersebut mengandung satu set gen yang identik. Gen-gen tersebut berfungsi
memberikan perintah-perintah biologi yang hanya mengeluarkan satu dari ribuan
perintah yang diperlukan untuk membangun dan menjaga kelangsungan suatu
makhluk hidup serta menentukan penampakan yang dimunculkan dalam bentuk
fisik suatu makhluk hidup.
Perkembangan rekayasa genetika sebagai bagian dari perkembangan
bioteknologi. Bioteknologi ini semakin mencapai puncaknya ketika diciptakannya
“rekayasa genetika‟ sekitar tahun 70-an, dengan ditemukannya cara pencangkokan
sepotong „informasi‟ genetika asing ke dalam mikroba. Penemuan ini memberikan
sentuhan baru terhadap pandangan Haldane yaitu; apabila tidak dapat menemukan
mikroorganisme yang dapat membuat apa yang Anda inginkan maka ciptakanlah
makhluk tersebut dengan cara perekayasaan genetika. Teknologi rekayasa genetika
merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana dapat
bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Rakayasa genetika juga diartikan
sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke bakteri
Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang besar
(RAHMADINA, 2011).
3. Prinsip dan Teknik Dasar Rekayasa Genetika
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika
meliputi pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan
seleksi, screening, serta analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari
rekombinasi genetik meliputi:
a. Identifikasi gen yang diharapkan

11
b. Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan
c. Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
d. Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.
Memodifikasi materi genetik hewan telah banyak dilakukan dengan tujuan
memiliki berbagai macam manfaat yang bisa diambil, antara lain:
a. Bidang Sains dan Kedokteran Hewan yang secara genetika sudah
dimodifikasi atau dikenal dengan istilah Genetically Modified Animal
(GMA) seperti pada hewan uji yakni mencit dapat digunakan untuk
penelitian bagaimana fungsi yang ada pada hewan. Disamping itu juga
digunakan untuk memahami dan mengembangkan perlakuan pada penyakit
baik pada manusia mapun hewan.
b. Pengobatan Penyakit. Beberapa penelitian telah menggunakan protein pada
manusia untuk mengobati penyakit tertentu dengan cara mentransfer gen
manusia ke dalam gen hewan, misalnya domba atau sapi. Selanjutnya
hewan tersebut akan menghasilkan susu yang memiliki protein dari gen
manusia yang akan digunakan untuk penyembuhan pada manusia.
c. Modifikasi Hasil Produksi Hewan. Beberapa negara melakukan rekayasa
genetik pada hewan ternak yang diharapkan akan menghasilkan hewan
ternak yang cepat pertumbuhanya, tahan terhadap penyakit, bahkan
menghasilkan protein atau susu yang sangat bermanfaat bagi manusia
(Sutarno, 2016).
Berikut ini ada beberapa penerapan Rekayasa Genetika pada beberapa jenis
hewan. Unsur-unsur yang esensial diperlukan dalam kloning DNA adalah:
a. Enzim retraksi (enzim pemotong DNA)
b. Kloning vektor (pembawa)
c. Enzim ligase yang berfungsi menyambung rantai DNA. Adapun proses-
proses dasar dalam kloning DNA meliputi :
1) Pemotongan DNA (DNA organisme yang diteliti dan DNA vektor)
2) Penyambungan potongan-potongan (fragmen) DNA organisme dengan
DNA vektor menggunakan enzim ligase
3) Transformasi rekombinan DNA (vektor + DNA sisipan) ke dalam sel
bakteri Eschericia coli.

12
4) Seleksi (screening) untuk mendapatkan klon DNA yang diinginkan.
4. Manfaat Rekayasa Genetika Terhadap Kehidupan
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai
dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-
tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang
yang relatif baru ini.
Rekayasa genetika ini memiliki manfaat bagi kehidupan yaitu:
a. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai
hormone manusia seperti insulin dan hormone pertumbuhan.
b. Tresedianya bahan makanan yang lebih melimpah.
c. Tersedianya sumber energy yang terbaharui.
d. Proses industry yang lebih murah.
e. Berkurangnya polusi.
f. Manfaat dari rekayasa genetika ini terdapat dalam bidang tertentu seperti:
1) Rekayasa Genetik dibidang Pertanian
2) Rekayasa Genetic Dibidang Hewan
3) Rekayasa Gentik Pada Mamalia
5. Dampak Genetika Terhadap Kehidupan
Rekayasa tidak semuanya berdampak positif bagi kehidupan manusia maupun
bagi makhluk hidup lain dan lingkungan. Teknologi yang diciptakan dengan tujuan
untuk memakmurkan umat manusia bisa saja menghancurkan manusia itu sendiri
jika tidak diikuti dengan keimanan dan ketaqwaan.
a. Dampak positif rekayasa genetik sebagai berikut:
1) Menciptakan bibit unggul
2) Meningkatkan gizi masyarakat.
3) Melestarikan plasma nutfah.
4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan keinginan
manusia.
5) Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan anak dengan jalan pintas
yaitu bayi tabung.
b. Dampak negatif rekayasa reproduksi sebagai berikut:

13
1) Pada perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang memiliki materi
genetis yang sama akan mudah terkena penyakit.
2) Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan reproduksi
secara alami.
3) Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi reproduksi untuk
kepentingan pribadi yang merugikan orang lain. Misalnya misi sebuah
negara yang hendak menguasai dunia dengan menciptakan prajurit
Tangguh dengan teknik pengkloningan.
4) Mengganggu proses seleksi alam.
C. BIOETIKA REKAYASA GENETIKA
Dari penjelasan dua sub-bab diatas dapat dilihat bahwa bioetika dan rekayasa
genetika merupakan dua hal yang bisa sangat berkaitan. Dimana bioetika adalah hal
yang berkaitan dengan etika atau moral dalam kajiannya terkait biologi atau makhluk
hidup atau sering dikaitkan dengan kesehatan, sedangkan rekayasa genetika berkaitan
dengan teknik merubah suatu gen yang ada dalam makhluk hidup sesuai denga napa
yang manusia perlukan. Oleh karena itu, dalam rekayasa genetika ini memerlukan suatu
etika/moral sehingga praktik rekayasa genetika dapat dilakukan dengan baik dan sesuai
prosedur, bukan praktik yang bisa dilakukan tanpa prosedur.
Rekayasa genetika ini akan menghasilkan suatu produk yang diharapkan sesuai
keinginan si pelaksana rekayasa genetika seperti peningkatan kualitas, kuantitas,
memiliki keturunan, dan meningkatkan gizi pada tanaman dan dapat dalam jangka
waktu yang relatif cepat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa
rekayasa genetika ini juga akan menghasilkan dampak negative apabila tidak dilakukan
sesuai prosedur yang berlaku melalui bioetika. Sesuai dengan ketentuannya bahwa
segala hal membutuhkan yang Namanya etika atau tata cara dan moral apalagi dalam
hal penelitian. Bioetika ini diperlukan agar pelaksanaan rekayasa genetika dapat
berjalan dengan baik dan meminimalisir dampak negative dari pelaksanaan rekayasa
genetika.
Sekitar 4000 kelainan genetik telah diketahui, ada yang degeneratif maupun laten
dan kebanyakan resesif serta dipacu ekpresinya oleh faktor lingkungan dan diturunkan
dari orang tua pada keturunannya. Pada beberapa kasus kerusakan sekuens DNA
memberi ketahanan terhadap lingkungan seperti gen hemoglobin dengan kerusakan

14
sickle cel merupakan imunitas bagi penderita malaria (Leivin and Suzuki, 1993, pp 35-
38
Kebanyakan kesalahan pada replikasi DNA menghasilkan kesalahan pada produksi
protein. Sel somatik DNA adalah kode penting bagi protein yang dimetabolisme
langsung secara seluler seluruhnya pada organisme untuk mengontrol produksi dari
protein penting yang langsung terus menerus pada setiap organ tubuh karena
mekanisme jaringan yang berbeda, juga bagian dari instruksi set DNA. Perbedaan tipe
sel tubuh menghasilkan tipe protein yang berbeda.
Berikut ini merupakan isu-isu yang muncul terkait etika dalam rekayasa genetika:
1. Pandangan rekayasa genetika sebagai sesuatu yang salah
Dari sudut pandang agama, rekayasa genetik dianggap sebagai mempermainkan
ciptaan Tuhan, hal ini dikarenakan pandangan masyarakat yang menganggap bahwa
ciptaan Tuhan itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Kemudian ditemukan alasan
lain dari prinsip sekuler, yang secara terang-terangan mengklaim bahwa
pelanggaran yang menyangkut martabat adalah dengan mengubah bentuk
kehidupan lain dan mengubah DNA dibawah beberapa keadaan.
2. Manfaat dan kekurangan rekayasa genetika
Pada dasarnya rekayasa genetika akan memberikan hasil yang meringankan
penderitaan, membersihkan lingkungan, dan meningkatkan hasil tanaman pangan.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa rekayasa genetika juga memberikan
sisi negatif. Adapun kekurangan dari rekayasa genetika ini adalah, punahnya
beberapa spesies diakibatkan rekayasa genetik yang menghasilkan bibit unggul
yang kemudian meningkatkan minat konsumen, sehingga spesies asli akan mulai
hilang.
3. Hukum dan keadilan
Besarnya resiko yang akan dihadapi ketika sebuah ujicoba rekayasa genetika,
tentunya akan menyebabkan sebuah lingkaran dengan dunia hukum dan politik.
Ketika sebuah percobaan rekayasa genetik gagal, maka akan ada beberapa pihak
yang nantinya akan menyebarkan isu-isu politik terkait hal tersebut dan tentunya
akan melibatkan jalur huku. Kemudian pada awal rekayasa gentika, ada perhatian
khusus kepada campur tangan genetika, khususnya dalam perbaikan genetika,

15
kelainan genetika dengan sengaja dapat membuat ketidakadilan terjadi terhadap
seseorang.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioetika menurut F. Abel dalam Bertens (2009) adalah studi interdisipliner tentang
problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan
dampaknya pada masyarakat luas serta sistem nilai saat ini dan masa mendatang.
Kesimpulannya adalah bioetika tidak hanya mencakup hubungan antara seorang
individu dengan individu lainnya, tetapi mencakup perhatian pada penelitian biomedis
dan perilaku manusia yang dapat berhubungan dengan masyarakat, lingkungan kerja,
dan kependudukan. Sedangkan Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang
dilakukan untuk mengkombinasikan gen yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup
sehingga susunan gennya menjadi berubah. Bioetika dan rekayasa genetika merupakan
dua hal yang berkaitan satu sama lain. Bioetika berkaitan dengan etika atau moral dalam
khususnya penelitian sedangkan rekayasa genetika adalah teknik merubah suatu gen
dalam makhluk hidup agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kehidupan. dan
Bioetika ini diperlukan agar pelaksanaan rekayasa genetika dapat berjalan dengan baik
dan meminimalisir dampak negative dari pelaksanaan rekayasa genetika.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini,  tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. (2009). Perspektif Etika Baru, 55 Esai tentang Masalah Aktual.


Yogyakarta: Kanisius.
Maramis, W. F. (2013). BIOETIKA DAN BIOTEKNOLOGI DALAM DUNIA
MODERN. Jurnal Widya Medika Surabaya , 141-150 (Vol.1:2).
Mepham, B. (2005). Bioethics – An Introduction for the Biosciences. Oxford University
Press.
RAHMADINA. (2011). Rekayasa genetika dalam bioetika. Medan: Slideshare.
Seprianto., T. N. (2017). MODUL MATA KULIAH BIOETIKA. Bandung: Universitas
Esa Unggul.
Sugianto. (2017). KAJIAN BIOETIKA TANAMAN TRANSGENIK. MANGIFERA
EDU: Jurnal Biologi and Pendidikan Biologi, 25-34, Vol. 1:(2) .
Sutarno. (2016). REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN
BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN. Proceeding Biology
Education Conference, 23-27, Vol. 13(1).
Tien, R. M. (2007). Perkembangan Bioetika Nasional. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai