Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

BIOETIK

Disusun Oleh: Kelompok 2 TK 1B

1.Bunga Sri Yuliza (233311338) 8.Olif Ratu Avrilia (233311361)


2. Annisa Fadila (233311336) 9. Mutia Rivani (233311356)
3.Cindi Riskia K. N.(233311339) 10. Vaulin Syafira (23311369)
4. Dhea Ade Rezky (233311340) 11. Monica Putri Antoni (233311354)
5. Viora Maisa Fadlia (233311370) 12. Rezka syahputra (233113366)
6. Hanifa Khairatunnisa (233311348) 13. Feby Ananda Putri (233311346)
7. Mardhatillah ( 233311352) 14. Nabila Handavi (233311357)

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Idri Ramadini, S.Kep, M.Kep

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah Swt atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersesun sampai selesai. Tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 10 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i.

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 3.


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3.
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioetik ......................................................................................... 4.


B. Faktor Dalam Bioetik .................................................................................... 4.
C. Prinsip-prinsip Bioetik................................................................................... 6.
D. Pendekatan Bioetik ........................................................................................ 9.
E. Contoh Kasus dalam Bioetik ......................................................................... 11.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 15.


B. Saran .............................................................................................................. 15.

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian diartikan sebagai proses investigasi sistematik yang dirancang untuk


menghasilkan ilmu pengetahuan (generalizable knowledge). Dalam kaitannya dengan klinikal
maka penelitian (clinical research) diartikan sebagai sebuah investigasi ilmiah (scientific
investigation); mencakup etiologi, pencegahan terhadap penyakit, diagnosis dan terapi dengan
menggunakan subjek manusia (human subject), populasi atau material yang berasal dari tubuh
manusia. Termasuk dalam penelitian tersebut adalah penggunaan jaringan atau kuman-kuman
patogen yang berkaitan dengan pasien.
Sadar bahwa ilmu pengetahuan bukanlah apa-apa sampai la bermanfaat bagi kehidupan
umat manusia maka para ahli kemudian berupaya mengembangkannya sehingga dihasilkan
teknologi, Jadi, teknologi diartikan sebagai aplikasi ilmu pengetahuan untuk memudahkan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan upaya kesehatan maka
teknologi bisa berarti obatobatan, alat, mesin, metode, atau sistem.
Pada perkembangannya di Indonesia, bioetika sudah diatur dan dikendalikan oleh
pemerintah dimana telah terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur penelitian-
penelitian para ilmuwan dengan mengutamakan perlindungan nilai-nilai dan norma-norma
agama, masyarakat, dan lingkungan serta biodiversitas yang menjamin eksistensi manusia
dibumilstilah sel (bahasa Yunani: Kytos - sel; bahasa Latin: cella-ruang kosong) pertama kali
digunakan oleh Robert Hooke (1635-1703). Sel adalah unit dasar kehidupan. Semua tumbuhan
dan hewan dibangun atas sel-sel (M. Schleiden dan T. Schwann). Suatu sel harus memperoleh
energi dari luar untuk digunakan dalam proses vital, seperti pertumbuhan, perbaikan, dan
reproduksi Pada bab ini yang kami bahas yaitu mengenai isu isu bioetika mengenai teknologi
senjata biologi dan isu isu lain terkait senjata biologi
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bioetik?


2. Faktor apa saja yang terdapat dalm bioetik?
3. Apa saja prinsip-prinsip bioetik?
4. Jelaskan pendekatan bioetik!
5. Apa contoh kasus dari bioetik?
C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui lebih kembang mengenai bioetik dalam proses pembelajaran dan
praktek dalam keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOETIK

Menurut Ismani Nila (2001 ) Bioetik adalah studi tentang isu etik dalam pelayanan
kesehatan ( saddam-damchin.blogspot.com). Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan
dalam lingkungan tertentu atau etika yang sberkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan
kesehatan Bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi,
dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi
semua tindakan yang berhubungan dengan tindakan pengobatan dan biologi. Dapat
disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan
modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan dalam kaitannya dengan pengobatan. Lebih lanjut bioetik
difokuskan kepada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan,politik, hukum dan theologi.Isu bioetik yang muncul antara lain
peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pmberian pelayananan kesehatan Etika berasal
dari bahasa Yunani yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan

David ( 1978 ) berarti “ kebiasaan “, “model perilaku” atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis
tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata
dan berfokus kepada prinsip-prinsip dan konep yang membimbing manusia berfikir dan
bertindak dalam kehidupan yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.

B. faktor dalam bioetika

Dalam bioetika, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pertimbangan etika. Beberapa
faktor utama dalam bioetika meliputi:

1. Prinsip-prinsip Etika: Prinsip-prinsip etika seperti otonomi (hak untuk membuat


keputusan sendiri), keadilan (distribusi yang adil dari sumber daya medis), dan kebaikan

4
(mengutamakan kesejahteraan pasien) menjadi dasar pertimbangan etika dalam
kedokteran dan ilmu biologi.
2. Hak Asasi Manusia: Pertimbangan etika seringkali terkait dengan hak asasi manusia,
termasuk hak privasi medis, hak untuk tidak disiksa, dan hak atas perawatan medis yang
layak.
3. Teknologi Medis: Kemajuan dalam teknologi medis, seperti pemetaan genetik, terapi
gen, dan kecerdasan buatan, memunculkan pertanyaan etika tentang penggunaan
teknologi ini, termasuk masalah privasi data medis.
4. Isu-isu Kesehatan Masyarakat: Bioetika juga melibatkan pertimbangan isu-isu kesehatan
masyarakat, seperti vaksinasi, manajemen wabah penyakit, dan akses yang setara
terhadap perawatan medis.
5. Lingkungan: Perlindungan lingkungan dan dampak aktivitas manusia pada ekosistem
menjadi perhatian etika dalam konteks bioetika.
6. Eksperimen pada Manusia: Penelitian medis pada manusia memerlukan persetujuan
informiran dan perlindungan terhadap risiko yang tidak diperlukan.
7. Budaya dan Nilai: Faktor budaya, norma-norma sosial, dan nilai-nilai masyarakat
berperan penting dalam membentuk pertimbangan etika dalam bioetika.
8. Hak Hewan: Perlindungan hak hewan juga menjadi perhatian dalam bioetika, terutama
dalam konteks penelitian pada hewan dan praktik-praktik pertanian.
9. Kemajuan Ilmiah: Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terus menghadirkan
tantangan etika baru dalam bioetika.
10. Kebijakan Hukum: Kerangka hukum dan kebijakan juga memengaruhi pertimbangan
etika, seperti undang-undang tentang eutanasia, aborsi, atau penggunaan embrio manusia
dalam penelitian.

Faktor-faktor ini bekerja sama untuk membentuk kerangka kerja yang kompleks dalam
pertimbangan etika dalam ilmu biologi, kedokteran, dan teknologi medis. Bioetika membantu
memandu keputusan dan tindakan yang menghormati nilai-nilai etika dan kebaikan individu
serta masyarakat secara keseluruhan.

5
C. Prinsip-Prinsip Dasar Bioetik

Di dalam kaidah dasar bioetik terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus selalu
diperhatikan. Empat prinsip etik, beneficence, non-maleficence, auotonomy, dan justice, dapat
diterima di seluruh budaya, tetapi prinsip etik ini dapat bervariasi antara satu kebudayaan
dengan kebudayaan yang lainnya

Bioetika secara umum mengenal 3 prinsip utama yaitu

• Respek terhadap hidup dan kehidupan,


• Perlunya keseimbangan antara risiko dan manfaat,
• Prinsip berkaitan dengan bioetik yang harus selalu dipegang oleh seorang dokter.

Terdapat empat prinsip bioetik yaitu :

1. Beneficence

Beneficence adalah prinsip bioetik di mana seorang dokter melakukan suatu tindakan
untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau menghilangkan
bahaya atau hanya sekadar mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien.

Lebih khusus, beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter harus berbuat baik,
menghormati martabat manusia, dan harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam
kondisi sehat. Poin utama dari prinsip beneficence sebenarnya lebih menegaskan bahwa
seorang dokter harus mengambil langkah atau tindakan yang lebih bayak dampak baiknya
daripada buruknya sehingga pasien memperoleh kepuasan tertinggi.

Jika seorang misalnya bertugas sebuah Puskesmas hanya didampingi seorang mantri.
Di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Dokter menjalankan tugasnya mulai dari pagi
sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien di malam hari.
Suatu hari ada 5 orang pasien yang sudah mengantre. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan
demam 2 hari lalu disertai batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh
dokter. Setelah memeriksa pasien tersebut, dokter kemudian memberikan beberapa macam
obat dan vitamin serta nasihat agar istirahat cukup. Prinsip bioetik yang terkandung dalam
kasus ini adalah:

• Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa pamrih): bersedia bekerja di desa terpencil


dan melayani masyarakat di sana hingga malam hari.

6
• Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter: memberikan obat dan
vitamin yang tidak berlebihan karena ia merasa beberapa macam obat saja sudah cukup
untuk menyembuhkan pasien. Ia tidak mengambil keuntungan dari menjual obat.
• Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang: melayani si Ibu yang sudah
datang mengantre ke tempatnya bekerja.
• Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan: ia tidak hanya memberikan obat, tapi juga
vitamin dan bahkan memberi nasihat agar si ibu beristirahat dengan cukup.
• Kewajiban menolong pasien gawat darurat: siap melayani masyarakat yang sakit dari
pagi hingga malam hari.

Suatu tindakan dapat dikategorikan pelanggaran beneficence karena, tidak mengutamakan


alturisme (menolong tanpa pamrih), memandang pasien hanya sejauh menguntungkan dokter,
tidak bertanggung jawab.

2. Non-maleficence

Non-malficence adalah suatu prinsip di mana seorang dokter tidak melakukan suatu
perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien. Dokter haruslah memilih tindakan
yang paling kecil risikonya. "Do no harm" merupakan poin penting dalam prinsip non-
maleficence. Prinsip ini dapat diterapkan pada kasus-kasus yang bersifat gawat atau darurat.

Seorang laki-laki menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut


pernah melakukan pembedahan di rumah sakit, namun keluarga pasien menghentikan
pengobatan. Orang tua pasien bukanlah orang kaya sehingga tidak mampu membeli obat-
obatan kemoterapeutik (berkaitan dengan pengobatan dengan obat untuk membunuh sel
kanker) yang mahal, tetapi orang tua pasien ini ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih
lanjut. Dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan
kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Dokter Bagus memutuskan untuk memberi obat-
obatan penunjang agar anak tersebut tidak menderita.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:

a. Pasien dalam keadaan darurat


b. Mengobati pasien yang luka
c. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan eutanasia)
d. Tidak menghina / mencaci maki / memanfaatkan pasien.

7
Pelanggaran non-malefience jika dalam memberikan pelayanan terkesan memanfaatkan
pasien, melakukan white collar crime yang merugikan pasien: melakukan rujukan agar
mendapat keuntungan.

3. Autonomy

Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia,
terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berpikir secara logis
dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiri. Autonomy pasien harus
dihormati secara etik, dan di sebagian besar negara dihormati secara legal. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah
dewasa untuk dapat menyetujui atau menolak tindakan medis

Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis.
Informed consent mensyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan memahami
informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, risiko,
dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut. Tidak menjaga hubungan (kontrak): langsung
merujuk begitu saja.

4. Justice atau keadilan

Adalah prinsip berikutnya yang terkandung dalam bioetik. Justice adalah suatu prinsip
di mana seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya.
Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan tingkat ekonomi,
agama, suku, kedudukan sosial dan sebagainya

Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan medis dengan adil agar
ada kesamaan dalam perlakuan kepada pasien'. Contoh dari justice misalnya saja: dokter yang
harus menyesuaikan diri dengan sumber penghasilan seseorang untuk merawat orang tersebut.

Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk kelayakan minimal
dalam memberikan pelayanan medis, harus dinilai juga dar seberapa penting masalah yang
sedang dihadapi oleh pasien. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dari pasien,
diharapkan seorang dokter dapat berlaku adil.

Seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa
anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter Bagus
menyarankan agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si

8
ibu menolak. Akhirnya Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta berencana untuk
mampir ke rumah si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja. Pelanggaran
justice jika tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama:
bandingkan dengan pasien-pasien sebelumnya dan melakukan penyalahgunaan wewenang.

Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik sebagaimana


tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.

D. Pendekatan Bioetik
1. Pendekatan teleologik

Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan fenomena dan akibatnya,
di mana seseorang yang melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada konsekuensi
dan keputusan - keputusan etis. Secara singkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang
hal- hal yang berkaitan dengan the end justifies the means (pada akhirnya, yang
membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan
medis.

Pendekatan teleologik membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang


diambil untuk keputusan medis, Pendekatan ini selalu digunakan untuk menghadapi masalah
medis. Dalam situasi dan kondisi di mana seorang pasien harus segera dioperasi, sedangkan
tidak ada ahli bedah yang berpengalaman dalam bidang tersebut, dokter ahli bedah yang
belum berpengalaman sekalipun tetap dibenarkan untuk melakukan tindakan pembedahan
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Seorang perawat bisa menolong persalinan bila
tidak ada bidan / dokter obgin.

Seorang perawat yang harus menghadapi suatu tindakan medik karena tidak ada dokter
dalam keadaan darurat dan jarak untuk rujukan terlalu jauh, dapat memberikan pertolongan
sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya demi keselamatan pasien.
Contoh lain, seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit. Tindakan
ini baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar
hukum sehingga pendekatan teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya
suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.

2. Pendekatan Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani 'deon' yang berarti kewajiban. 'Mengapa
perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk, deontologi menjawab:

9
'karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang.
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber- sumber, dan eutanasia. Yang menjadi dasar
baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam
konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.

Seorang dokter termasuk tenaga kesehatan lain misalnya dihadapkan pada kondisi yang
sulit, di mana seorang pasien didiagnosis kanker darah putih (leukemia) stadium akhir. Dan
harus segara diberi tahukan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita
pasien. Dokter mengatakan hal itu, agar pasien dan keluarganya bisa mengambil tindakan
selanjutnya.

a. Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas maka itu
dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
b. Kewajiban seseorang yang memiliki dan mempercayai agamanya, maka orang
tersebut harus beribadah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Seorang perawat yang berkeyakinan bahwa menyampaikan suatu kebenaran merupakan


hal yang sangat penting dan tetap harus disampaikan tanpa peduli apakah hal tersebut
mengakibatkan orang lain tersinggung atau tidak misalnya pasien terkena penyakit AIDS atau
isu etis Aborsi mungkin mempertimbangkan bahwa tujuan kehidupan ini, hal yang
dibenarkan dalam tindakan aborsi.

3. Pendekatan Intiutionisme

Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam mengetahui hal yang
benar dan salah. Hal tersebut terlepas dari pemikiran rasional atau irasionalnya suatu
keadaan. Seorang doktersudah tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien merupakan
tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi kepada perawat karena
sudah mengacu pada etika dari seorang perawat yang diyakini dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk untuk dilakukan.

Bahwa pandangan manusia dalam mengetahui hal yang benar dan salah. Keyakinan
akan etika keperawatan yang akan dilakukan dan meyakini baik dan benar misalnya seorang
perawat tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien merupakan tindakan yang tidak benar,
karena mengacu pada etika seorang perawat yang dapat membedakan mana yang benar dan
buruk untuk dilakukan.

10
E. Contoh kasus Issue Bioetik keperawatan :
1. Keperawatan maternitas :
- Aborsi
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah "aborsi", berarti
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan. Aborsi provocatus merupakan istilah lain yang secara resmi dipakai dalam
kalangan kedokteran dan hukum. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum
diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Abortus merupakan suatu masalah kontroversi yang sudah ada sejak sejarah di tulis orang.
Kontroversi karena di satu pihak abortus ada di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya jamu dan obat-obat peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat bulan. Di
pihak lain abortus tidak dibenarkan oleh agama. Bahkan dicaci, dimaki dan dikutuk sebagai
perbuatan tidak bermoral. Pembicaraan tentang abortus dianggap tabu. Sulit ditemukan seorang
wanita yang secara sukarela mengaku bahwa ia pernah di abortus, karena malu. Istilah abortus
dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan,
mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang
dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus dianggap
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan
kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara alamiah atau buatan.
Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan atau
dengan tindakan medik.
1.) Aborsi menurut Isu Etik Medis
Wewenang dokter dalam menjalankan praktek aborsi adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjalankan profesinya seorang dokter terkait dengan kode etik profesi,
dalam hal ini Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki). Dalam Kodeki tersebut
tercakup hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban seorang dokter ketika menjalankan
profesi kedokteran: yakni kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban
terhadap teman sejawat, dan kewajiban terhadap diri sendiri. Jadi, Kodeki merupakan
pedoman tingkah laku bagi para dokter Indonesia ketika melaksanakan profesinya atau
tegasnya pedoman dalam melaksanakan kewajiban sebagai dokter Indonesia.
2. Bahwa dalam penjelasan pasal 10 Kodeki antara lain Dokter Indonesia harus
berusaha mempertahankaan hidup makhluk insani. Berarti bahwa baik menurut agama
dan undang-undang negara maupun menurut Etik kedokteran seorang dokter tidak
dibolehkan:
3. Menggugurkan kandungan (abortus provocatus);
4. Mengakhiri hidup seorang penderita, yang menurut ilmu pengetahuan tidak mungkin
akan sembuh (eutanasia).
5. Bahwa pada bagian lain penjelasan pasal 10 Kodeki ditegaskan antara lain bahwa
abortus provocatus dapat dibenarkan sebagai tindakan pengobatan, apabila merupakan

11
satu-satunya jalan untuk menolong jiwa ibu dari bahaya maut (abortus provocatus
therapeuticus).
6. Dikatakan bahwa Kodeki membenarkan aborsi dengan beberapa syarat dan
menyelamatkan jiwa ibu adalah indikasi yang diperkenankan menurut Kodeki.
7. Bahwa, dalam penjelasan pasal 15 ayat (1) UU Kesehatan disebutkan bahwa
"Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun dilarang
karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan norma
kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan
atau janin yang dikandungnya, dapat diambil tindakan medis tertentu." Jadi satu-
satunya indikasi yang diperkenankan menurut UU Kesehatan ialah menyelamatkan
jiwa si ibu hamil.
8. Bahwa, pihak-pihak yang diperbolehkan melakukan aborsi adalah dokter ahli
kebidanan dan penyakit kandungan, sesudah meminta pertimbangan dari tim ahli yang
terdiri dari pelbagai bidang keilmuan. Dengan demikian menurut UU Kesehatan, tidak
semua dokter boleh melakukan tindakan aborsi.
9. Sarana yang dipakai dalam praktek aborsi (tindakan pengguguran kandungan) hanya
dapat dilakukan di sarana kesehatan tertentu, yakni sarana kesehatan yang memiliki
tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk oleh
pemerintah.
-Kehamilan remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada perempuan dibawah usia 20 tahun pada
waktu kehamilannya berakhir. Seorang gadis dapat menjadi hamil dari hubungan seksual
setelah ia mulai ovulasi yang dapat terjadi sebelum periode menstrual pertama (menarche),
namun biasanya terjadi setelah periode-periode tersebut.
Berikut beberapa risiko hamil di usia remaja atau di bawah usia 20 tahun yang dipaparkan oleh
dr Uf. Risikonya tidak hanya berdampak pada ibu, Bun, namun juga pada calon bayi.
1. Keguguran
Keguguran dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja. Tapi,
keguguran pada wanita yang hamil di usia remaja umumnya lebih tinggi mengingat
masih belum matangnya organ-organ reproduksi si perempuan.
2. Gangguan Kesehatan
Organ reproduksi remaja belum siap untuk mengandung bayi selama 9 bulan.
Sehingga, hamil di usia remaja bukan nggak mungkin menyebabkan robekan di vagina
dengan saluran cerna atau saluran kencing dengan vagina. Akibatnya, di kemudian hari
akan menimbulkan infeksi yang berulang dan dapat menurunkan kualitas hidup remaja
tersebut.
3. Bayi Lahir Prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari ibu. Ya, karena
pemahaman remaja terhadap gizi masih sangat minim nih. Prinsip mereka, yang penting

12
makan enak dan kenyang, berat badan nggak turun. Padahal mencukupi gizi ketika
hamil nggak semudah itu ya, Bun. Selain itu, perempuan yang hamil di usia remaja
biasanya jarang memeriksakan kondisinya secara rutin. Ini terkait dengan kesiapan
mereka mengandung si kecil.
4. Anemia
"Kekurangan zat besi ketika hamil juga berhubungan dengan makanan yang
dikonsumsi ibu. Ketika tidak banyak mengonsumsi sayuran dan makanan yang
mengandung zat besi, ibu akan kekurangan zat besi dan berisiko anemia," jelas dr Uf.
5. Pendarahan
Pendarahan menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu. Rahim perempuan
yang hamil di usia remaja masih terlalu kecil dan menyebabkan kontraksi terganggu.
Akibatnya, risiko pendarahan ketika persalinan meningkat. Pendarahan, baik berupa
gumpalan yang keluar atau tetap ada di dalam rahim bisa memicu infeksi, Bun.
6. Bayi Masuk NICU
Normalnya, bayi berada di kandungan ibu selama 37 minggu. Makanan yang
dikonsumsi ibu akan masuk ke tubuh bayi melalui plasenta. Saat hamil di usia remaja,
risiko bayi lahir. prematur tinggi. Jika bayi lahir kurang dari 37 minggu, asupan oksigen
ke tubuh bayi akan menurun karena otak bayi tidak bisa berkembang dengan
semestinya. Paru-paru bayi yang lahir kurang dari 37 minggu tidak bisa berfungsi
dengan sempurna. Sehingga, bayi harus dirawat di Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) yang biayanya sangat mahal dan harapan hidupnya juga tidak tinggi.
7. Cacat Bawaan
Kasus cacat bawaan yang ditemui dr Uf biasanya disebabkan oleh obat-obatan
atau makanan. Jadi si ibu sengaja mengonsumsi obat-obatan yang memang berpotensi
menggugurkan kandungan atau mengonsumsi makanan yang berbahaya bagi janin.
Tapi, karena janin bertahan, maka saat lahir mengalami cacat bawaan. -Penanganan
Bayi berisiko tinggi bayi berisiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk mengalami hambatan dalam tumbuh kembang selanjutnya dibanding
bayi lainnya. Bahkan, pada beberapa bayi berisiko tinggi terdapat gangguan yang saling
memperberat. Misalnya bayi berat lahir 1800 gram yang disertai asfiksia berat dan
perdarahan intracranial. Gabungan beberapa faktor risiko tersebut bisa kian
memperparah proses tumbuh kembang bayi.
Akibat adanya gangguan selama kehamilan, proses persalinan, maupun setelah
persalinan, gangguan tumbuh kembang yang sering menyertai bayi berisiko tinggi
antara lain:
• Terhambat peningkatan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
• Terganggu perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
• Hidrosefalus (ukuran kepala yang makin membesar) atau mikrosefali (ukuran kepala
mengecil).
• Gangguan penglihatan atau adanya korioretinitis.
• Gangguan pendengaran atau bicara.

13
• Kejang demam atau epilepsi.
• Gangguan psikososial seperti hiperaktif atau retardasi mental.
2. Keperawatan gerontologi
1) Penganiayaan lanjut usia
2) Eutanasia
3) Penanganan pasien HIV/AIDS

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bioetik merupakan etika yang menyangkut kehidupan dalam lingkungan tertentu atau etika
yang berkaitan dengan pendekatan terhadap asuhan kesehatan. Etika keperawatan dalam
pelaksanaanya mengacu kepada bioetik yang terdiri dari tiga pendekatan, yaitu pendekatan
teleologik, pendekatan deontologik, dan pendekatan intuitionism. Perkembangan dan
perubahan yang terjadi padaruang lingkup keperawatan mengakibatkan terjadinya konflik
antara nilai-nilai yang dimiliki perawat dengan pelaksanaan praktik keperawatan yang
dilakukan sifn. Pihak atasan membutuhkan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
tertentu, tetapi seorang perawat mempunyai hak untuk menerima ataupun menolak tugas
tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya.
Sebagai contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari atau dalam lingkungan kerja kita sering
berkaitan dengan kasus etik dn bioetik. Diantarnya ketika kita bekerja sebagai tenaga
keperawatan, kemudian seorang pasien dianjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit lebih tinggi.
dengan alasan tindakan tidak bisa dilakukan di rumah sakit setempat, padahal perawat tahu
alasan sebenarnya kenapa dokter tersebut merujuk, misal karena statusnya orang miskin,
cerewet dan sebagainya.
Kaidah dasar bioetik merupakan hal yang penting sebagai seorang dokter dalam menangani
kasus-kasus yang ada di Indonesia pada pasien. Dimana KDB dapat membantu para dokter
memutuskan apa yang harus dilakukan sekaligus mengingatkan para dokter bahwa ada hal-hal
yang harus dilakukan pada pasien sebelum bertindak dan jika hal yang itu tak kita lakukan
maka akan berakibat fatal bagi dokter itu sendiri. Dan kita juga para calon dokter dididik
tentang hal ini agar dapat mengerti bahwa dokter bukan hanya mengobati tapi juga
menghormati pasien.

B. Saran
Kami berharap kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat lebih menyempurnakan
makalah ini, serta dengan adanya makalah ini dapat membantu mengetahui lebih lanjut tentang
trend issue dalam keperawatan anak

15
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Y. (2017, September 09). MAKALAH-BIOETIK. Retrieved from www.scribd.com:


https://www.scribd.com/document/358430242/MAKALAH-BIOETIK

Febrianto, R. (2020, Januari 27). Isu-Bioetik-Dalam-Keperawatan. Retrieved from www.scribd.com:


https://www.scribd.com/document/444476082/Isu-Bioetik-Dalam-Keperawatan-docx

Yosef Andrian Beo, H. A. ( 2022 ). Etika Keperawatan. Padang: Global Eksekutif Teknologi .

Anda mungkin juga menyukai