Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TENTANG ISSUE ETIK

Disusun Oleh :
Akbar Nur Sidik (344070180072)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN AKADEMIK 2019-2022
KATA PENGANTAR

Kebutuhan akan dasar keilmuan sebagai acuan praktik professional keperawatan


telah ditunjukkan melalui banyaknya hasil karya pakar keperawatan, termasuk
diantaranya dengan menjadikan keperawatan sebagai profesi yang dikenal
danmenghasilkan keberhasilan implementasi tindakan keperawatan yang profesional
bagi pasien (Saleem, 2008)
Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu mendapatkan kesehatan
holistik yang berkualitas. Keperawatan sendiri sebagai profesi yang bidang ilmunya
terus menerus mengalami perkembangan juga memiliki paradigma yang merupakan
kerangka acuan atau dasar pemikiran dari teori keperawatan
Keperawatan dalam paradigmanya memandang empat komponen utama yaitu
:manusia, perawat, kesehatan dan lingkungan, sehingga dalam pengembangan teori-
teori keperawatan selalu berpedoman pada empat komponen ini. Telah banyak pakar
yang mengemukakan teori-teori yang mendukung dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan.
Salah satu pakar yang ikut mengembangkan teori keperawatan adalah Anne
Boykin dengan “Nursing As Caring”. Perawat merupakan salah satu profesi yang
mulia.Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan yang tidak
mudah.Tidak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang yang
tengah menderita penyakit.Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu
perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup
ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku
caring atau kasih sayang/cinta (Johnson, 1989).
Sehingga kami tertarik untuk menganalisis teori keperawatan menurut Anne
Boykin yang menjelaskan keperawatan sebagai caring, dan diharapkan perawat
mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring sebagai dasar yang harus
dikuasai oleh perawat.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


2.1 Pengertian Issue Etik ......................................................................... 2
2.2 Pemberian Pelayanan Keehatan ......................................................... 3
2.3 Informed Consent .............................................................................. 5
2.4 Advance Directives And Living Will ................................................ 7
2.5 Rekayasa Genetika ............................................................................ 8
2.6 Operasi Penggantian Kelamin ........................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16


3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16

Soal – Soal ......................................................................................................... 17


Daftar Pustaka .................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
harinya.Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah
etika.Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.Sehingga
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk
didalamnya prinsip etik dan kode etik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian issue etik?
2. Mengetahui issue pemberian pelayanan kesehatan?
3. Mengetahui informed consent, advance directives and living will?
4. Mengetahui rekayasa genetika dan operasi penggantian kelamin?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian issue etik
2. Untuk mengetahui issue pemberian pelayanan kesehatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ISSUE ETIK


Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke
arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani,
yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”.
”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.(Mimin. 2002).
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan
bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan
seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika
mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku,
kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik
atau yang buruk (Ismaini, 2001).

2
2.2 ISSUE PEMBERIAN PELAYANAN KEEHATAN
Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara
umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu: a. Pelayanan kesehatan
perseorangan (medical service) Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan
oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care) atau
kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan 5 Veronika komalawati. Op,Cit. hlm. 77 9 kesehatan
perseorangan dan keluarga.Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan
pada institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin,
praktik mandiri. b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayanan masyarakat
tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan masyarakat tertentu seperti
puskesmas. Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal
52 ayat (2) UU Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu :
a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. 10

3
Berdasarkan uraian di atas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
puskesmas, klinik, dan rumah sakit diatur secara umum dalam UU
Kesehatan, dalam Pasal 54 ayat (1) UU Kesehatan berbunyi bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung
jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini
setiap orang atau pasien dapat memperoleh kegiatan pelayanan kesehatan
secara professional, aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif serta lebih
mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding
kepentingan lainnya.
1. Sistem pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan yaitu Amerika
Serikat. Berbagai lembaga pelayanan kesehatan berusaha memberi
solusi yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan dengan biaya
minimum.Klien juga menginginkan supaya lembaga pelayanan
kesehatan bisa memberi pelayanan berkualitas serta mampu
menunjukkan pengaruh interaksi dengan kehidupan dan status
kesehatan klien.
. Kompetensi Pemberi Pelayanan Kesehatan, dalam hal ini perawat
sebagai pemberi layanan kesehatan harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilanuntuk menciptakan hubungan yang baik dengan klien dan
keluarganya sehingga mereka bisa berpartisipasi aktif dalam memenuhi
rencana perawatan.
2. Gerakan Masyarakat dan Konsumen, keinginan konsumen mengenai
obat-obtan, peningkatan, dan penanganan kesehatan yang menyebabkan
perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan.Masyarakat memberi
berbagai program dengan rentang yang luas ustuk pemeliharaan dan
peningkatan program secara reguler.
3. Pengetahuan dan Teknologi Baru, merupakan sebuah peluang untuk
klien mendapatkan tindakan pengobatan paling canggih seperti bentuk
transpalasi organ, rekayasa genetika, dan bedah laser.

4
4. Isu Legal dan Etik, klien memiliki hak legal dimana segala hak seseorang
diakui secara hukum untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkompeten dan aman.Etik merupakan suatu prinsip atau standar tindakan
yang dilakukan secara cepat.

2.3 INFORMED CONSENT


Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu
tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan
pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat
penolakan.Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara
pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang dimengerti
oleh klien sehingga klien dapat membuat pilihan.Persetujuan ini harus diperoleh
pada saat klien tidak berada dalam pengaruh obat seperti narkotika.
Tidak meratanya penyebaran tenaga dokter di pedesaan mengakibatkan
tenaga keperawatan melakukan intervensi medik bukan intervensi
perawatan.Mengingat perawat sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat, Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor HK.02/Menkes/148/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.Pasal 8 ayat (3) Permenkes menyebutkan
praktik keperawatan meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan
upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat dan
pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.dari pasal tersebut
menunjukkan aktivitas perawat dilaksanakan secara mandiri (independent)
berdasar pada ilmu dan asuhan keperawatan, dimana tugas utama adalah
merawat (care) dengan cara memberikan asuhan keperawatan (nurturing) untuk
memuaskan kebutuhan fisiologis dan psikologis pasien. Dengan kata lain,
perawat memiliki hubungan langsung dengan pasien secara mandiri. Hubungan
langsung antara perawat dengan pasien utamanya terjadi di rumah atau

5
puskesmas yang mendapatkan rawat inap atau pasien yang mendapatkan
perawatan di rumah, home care.
Sementara perawat yang melakukan keperawatan mandiri menurut
ketentuan Pasal 22 ayat (1) PP No.32 Tahun 1996 jo. Pasal 12 ayat (1)
Permenkes Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010 memimiliki kewajiban
diantaranya menghormati hak pasien, memberi informasi, meminta persetujuan
terhadap tindakan yang akan dilakukan dan memberikan pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar profesi dan kode etik keperawatan. Sehingga kewajiban
perawat tersebut menjadi hak bagi pasien.Dengan begitu, hubungan antara
perawat dan pasien merupakan hubungan hukum (perjanjian) yang menimbulkan
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak.Oleh karena itu, aspek
keperdataan dalam pelayanan keperawatan berpokok pangkal pada hubungan
pasien.
Hingga saat ini perjanjian keperawatan atau informed consent keperawatan
belum diatur secara tertulis dan baru mengatur informed consent tindakan
kedokteran sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008.
Sehingga tindakan medik yang dilakukan perawat pada prinsipnya berdasar
delegasi secara tertulis dari dokter.Kecuali dalam keadaan darurat, perawat
diizinkan melakukan tindakan medik tanpa delegasi dokter sesuai Pasal 10 ayat
(1) Permenkes No.HK. 02.02/Menkes/148/2010, dan aturan Permenkes ini pada
dasarnya mirip dengan rumusan yang dikeluarkan oleh American Nurse
Association (ANA) di tahun 1970. Perluasan tugas yang diberikan pada perawat
di Amerika sejak tahun 1970 tentu tidak berarti peranan perawat yang diperluas
dapat ditafsirkan seluas-luasnya.Artinya, tidak semua tindakan medik dan
wewenang profesi kedokteran dapat dilakukan oleh perawat.
Permasalahan ini tentu saja tidak hanya berimplikasi pada upaya preventif
dan kuratif, namun juga pada aspek etika dan hukum.Sebab tindakan medik yang
dilakukan oleh perawat dalam kondisi darurat dalam praktik belum menunjukan
batas-batas yang jelas. Dalam konteks ini perlu dirumuskan secara yuridis

6
terhadap tindakan medik tersebut, sehingga tindakan medik yang dilakukan oleh
perawat akan lebih terlindungi. "Aturan yang memadai mutlak diperlukan dalam
menegakkan hak dan kewajiban. Perawat perlu perlindungan dan kepastian
hukum, sebagaimana pasal 28D ayat (1) UUD NKRI 1945 yang menyebut,
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakukan yang sama di hadapan hukum.

2.4 ADVANCE DIRECTIVES AND LIVING WILL


Advance directive (wasiat hidup) adalah dokumen tertulis di mana
seseorang dengan jelas menentukan bagaimana keputusan medis yang
mempengaruhi dirinya harus diambil jika dia tidak mampu untuk melakukannya,
atau untuk mengizinkan orang tertentu untuk membuat keputusan tersebut untuk
dirinya.
Advance Directive adalah Instruksi spesifik yang dipersiapkan
pada penyakit serius yang sudah lanjut. Dimaksudkan untuk menuntun
pelayan kesehatan berdasarkan keinginan pasien jika pada suatu saat mereka
tidak dapat menyatakan pilihan perawatan kesehatan yang mereka inginkan
untuk masa depan.
Advance Directive adalah dokumen tertulis di mana seseorang dengan
jelas menentukan bagaimana keputusan medis yang mempengaruhi dirinya
harus diambil jika dia tidak mampu untuk melakukannya, atau untuk
mengizinkan orang tertentu untuk membuat keputusan tersebut untuk dirinya.
Advance directive dibuat pada saat pasien masih sadar penuh dan dapat
mengambil keputusan secara rasional. Sedapat mungkin instruksi tersebut di
dokumentasikan secara tertulis.
Manfaat Advance Directive adalah :
 Menghargai otonomi pasien
 Menghindari keluarga pasien untuk mengambil keputusan yang sulit

7
 Sebagai arahan dan pegangan bagi dokter dan prawat untuk melakukan
terapi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien. Untuk
mengambil keputusan sebelumnya pasien harus diberikan suatu pengarahan
atau informasi.

Living Will (Surat Wasiat)


Dokumen legal yang ditandatangani oleh pasien yang dilakukan dihadapan
saksi, berisikan instruksi tentang intervensi pelayanan kesehatan yang diinginkan
dan yang tidak diinginkan ketika pasien dalam kondisi terminal atau irreversible
dan ia sudah tidak dapat berkomunikasi dan menyampaikan tentang
keinginannya mengenai perawatan kesehatan

2.5 REKAYASA GENETIKA


Teknologi rekayasa genetika telah menarik banyak perhatian masyarakat
dalam beberapa tahun terakhir dengan munculnya pelbagai pemberitaan di
media.Umumnya dalam banyak laporan kita menemukan gambaran besar
manfaat positif dari rekayasa gentik.
Namun, di sisi lain, sebagian besar masyarakat juga tidak menyadari apa
sebenarnya rekayasa gentik itu, atau apa kelebihan dan kekurangan yang
ditawarkan oleh teknologi ini, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan
manusia (Key, Ma, & Drake, 2008).
Sampai hari ini, dalam perkembangannya proses rekayasa gentik telah
menimbulkan perdebatan yang terus menerus di antara para ahli dari
pelbagai rumpun keilmuan oleh karena dampak yang ditimbulkan (Yang, &
Chen, 2016).
1. Apa itu gen dan rekayasa gentika?
Dalam buku The Selfish Gene, Dawkins (1976) mengakui bahwa
tidak ada definisi 'gen' yang disepakati secara universal. Kita sekarang
tahu bahwa cetak biru untuk membentuk manusia dikodekan dalam 23

8
pasang kromosom, satu dari setiap pasangan diwariskan dari masing-
masing orang tua.
Kode di dalam kromosom ditulis dalam molekul DNA, 'Double
Helix' yang oleh Dawkins disebut sebagai 'Immortal Coil’.
Sementara, rekayasa genetika yang sering disebut juga dengan
modifikasi genetika adalah tindakan memanipulasi langsung gen suatu
organisme dengan menggunakan bioteknologi. Proses ini dilakukan
dengan mengubah susunan genetik dari sel, termasuk mentransfer gen-
gen yang lebih bagus kualitasnya untuk menghasilkan organisme baru
yang lebih sehat, kuat, atau lebih berguna (Dictionary Cambridge).
Untuk mengubah susunan gen, terlebih dahulu dibentuk DNA
(deoxyribonucleic acid) sebagai molekul dasar gen dengan mengisolasi
dan menyalin materi genetik dari induk menggunakan metode DNA
rekombinan atau sintesa DNA buatan.Sebuah vektor biasanya diciptakan
dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang.
Molekul DNA rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada
tahun 1972 dengan menggabungkan DNA virus monyet SV40 dengan
virus lambda.Selain memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk
menghapus gen. DNA baru dapat dimasukkan secara acak, atau
ditargetkan ke bagian tertentu dari genom (keseluruhan informasi
genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme).
Dalam catatan Dawkins (1976), molekul DNA disebut dengan
replikator.Mereka berplikasi dan memproduksi protein, bahan
pembangun dasar kehidupan seperti yang kita ketahui. Molekul DNA ini
ketika mereproduksi atau mereplikasi akan bersaing satu sama lain
untuk bertahan hidup. Seleksi alam akan menentukan mana yang
bertahan dan mana yang mati.

9
2. Rekayasa genatika dan kesehatan
Sudah lama rekayasa genetika dikembangkan untuk mengatasi
penyebaran penyakit. Dengan munculnya rekayasa genetika, para
ilmuwan dapat mengubah bentuk genom untuk menghentikan penyakit
tertentu yang terjadi sebagai akibat dari mutasi genetik (Patra &
Andrew, 2015).
Saat ini dalam bidang kesehatan rekayasa genetika digunakan dalam
memerangi penyakit seperti cystic fibrosis (Alton et al., 2015), diabetes
(Li, 2015), penyakit paru obstruktif (Kim, 2016), kanker (Leisegang,
2016) dan beberapa penyakit lainnya. Penyakit mematikan lainnya yang
sekarang sedang dirawat dengan rekayasa genetika adalah penyakit
gangguan sistim kekebalan tubuh serius (Severe Combined
Immunodeficiency) (Ravin et al., 2016).
3. Manfaat rekayasa genetik untuk pengobatan pelbagai penyakit tengah
menunjukan bahwa rekayasa genetika memiliki potensi dan manfaat
penting untuk meningkatkan kualitas dan rentang hidup yang lebih lama
dari para penderita.
Dibalik manfaat yang ditunjukan terhadap kesehatan seperti diatas,
ternyata tidak sedikit resiko yang juga dihasilkan oleh rekayasa genetik. Ada
beberapa dampak bagi kesehatan yang perlu untuk dilihat berkaitan dengan
rekayasa gentika.

Efek kesehatan lingkungan


Meskipun dampak positif dari bidang rekayasa gentik bisa sangat besar
namun, organisme baru yang diciptakan oleh rekayasa genetika diyakini
dapat menghadirkan masalah ekologis. Seseorang tidak dapat memprediksi
dengan mudah setiap perubahan yang akan terjadi pada spesies yang
direkayasa secara genetis terhadap lingkungannya.

10
Pelepasan spesies baru yang direkayasa secara genetika akan memiliki
kemungkinan untuk menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekologi suatu
wilayah. Kecelakaan dalam rekayasa genetika virus atau bakteri misalnya
dapat menghasilkanvirus atau bakteri jenis baru yang lebih kuat dan dapat
menyebabkan masalah epidemi serius (Mercer et al., 1999; Paoletti &
Pimentel, 2000).

Efek pada manusia


Fakta bahwa rekayasa genetika menggunakan vektor virus yang
membawa gen fungsional di dalam tubuh manusia sampai saat ini
dampaknya masih terus diperdebatkan. Tidak ada petunjuk pasti di mana gen
fungsional ini mampu menjadi pengganti.
Gen hasil rekayasa dicurigai justru dapat menggantikan gen penting,
bukan gen yang bermasalah dalam tubuh manusia. Dengan demikian, hal ini
dapat menyebabkan kondisi kesehatan atau penyakit lain pada manusia.
Juga, karena gen yang cacat diganti dengan gen fungsional, maka
kemungkinan akan terjadi pengurangan keragaman genetic. Hal ini jelas
berbahaya karena, jika manusia memiliki genom yang identik, populasi
secara keseluruhan akan rentan terhadap virus atau segala bentuk penyakit
(Fleischmann, 1996).
Selain itu, rekayasa genetika juga dapat menciptakan efek samping yang
tidak diketahui. Perubahan tertentu pada tanaman atau hewan dapat
menyebabkan reaksi alergi dan toksisitas suatu organisme terhadap manusia
yang mengkonsumsinya (Pusztai, 2001; Verma et al., 2011).

Resistensi antibiotic
Rekayasa genetika sering menggunakan gen yang resisten antibiotik
sebagai penanda yang membantu mengidentifikasi sel hasil rekayasa.
Masalahnya, meskipun tidak lagi digunakan, gen yang resisten akan terus

11
berada dalam jaringan tanaman sehingga sebagian besar makanan nabati
yang direkayasa secara genetika membawa gen yang resisten terhadap
antibiotik.
Kehadiran gen resistensi antibiotik dalam makanan bisa memiliki efek
mematikan. Karena makanan ini bisa mengurangi efektivitas antibiotik untuk
melawan penyakit, ketika antibiotik dikonsumsi oleh manusia bersamaan
dengan makanan yang telah resisten antibiotik.
Lebih dari itu, gen resisten antibiotik dapat ditransfer ke dalam tubuh
manusia yang membuat manusia kebal terhadap antibiotik. Jika pemindahan
itu terjadi, maka dapat menghasilkan masalah kesehatan yang lebih serius
(Mepham, 2000).

Kesimpulan
Terlepas dari semua dampak yang timbul, potensi rekayasa genetika
sungguh luar biasa.Namun, pengujian dan penelitian lebih lanjut harus terus
dilakukan untuk mendidik masyarakat tentang keuntungan maupun kerugian
dari upaya rekaya genetika.
Dalam kolom theguardian, Wallace mengungkapkan bahwa rekayasa
genetika terkadang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan, tetapi
setiap proses yang mengubah susunan genetik (somatic gene therapy) akan
melibatkan risiko yang sangat besar, karena sebagian besar kondisi manusia
tidak semata-mata dipengaruhi oleh bawaan gen, tetapi juga oleh interaksi
yang kompleks antara kondisi biologis tubuh dengan lingkungan hidupnya

2.6 OPERASI PENGGANTIAN KELAMIN


Operasi kelamin adalah tindakan bedah plastik yang dilakukan untuk
mengubah organ genital seseorang.
Artinya, seseorang dapat mengubah jenis kelamin dari laki-laki menjadi
perempuan, pun sebaliknya, perempuan menjadi laki-laki. Operasi ganti kelamin

12
juga dilakukan pada mereka yang terlahir dengan kondisi kelamin
ganda (ambiguous genitalia) atau disebut sebagai ‘interseksual’.
Di Indonesia, belum ada aturan jelas perihal legalitas operasi kelamin.
Undang-undang Kesehatan No. 36 Pasal 69 ayat 1 hanya menyebutkan jika
operasi bedah plastik harus dilakukan oleh tenaga medis dengan keahlian dan
wewenang untuk itu. Pun, pasal 2 menyatakan bahwa operasi plastik tidak boleh
melanggar norma masyarakat.
Ada dua alasan utama mengapa kebanyakan dokter memberikan lampu
hijau untuk pasiennya menjalani operasi ganti kelamin.Pertama, untuk bayi baru
lahir yang didiagnosis memiliki penis dan vagina alias interseksual.Kelamin
ganda adalah sebuah kondisi cacat lahir yang dapat memengaruhi tumbuh
kembang ke depannya, maka bayi yang berkelamin ganda harus sesegera
mungkin ‘diberikan’ salah satu jenis kelamin.
Rapporteur on Torture menyatakan bahwa pelaksanaan operasi ganti
kelamin tanpa persetujuan pemilik tubuh adalah ilegal. Jadi pada bayi yang
terlahir dengan dua kelamin berbeda, operasi kelamin harus dan baru bisa
dilakukan setelah ia berusia 18 tahun. Di usia tersebut, anak sudah memiliki
kebebasan dan tanggung jawab untuk bisa memilih sendiri jenis kelamin apa
yang sesuai dengan keyakinan dirinya.

Prosedur operasi ganti kelamin :


 Dari pria ke wanita
Operasi ganti kelamin dari pria ke wanita melibatkan prosedur
pengangkatan penis dan testis, dan pemotongan uretra menjadi lebih
pendek. Sebagian sisa kulit akan digunakan untuk cangkok jaringan
pendukung vagina dan membentuk vagina utuh yang fungsional. Sebuah
“neoklitoris” yang memungkinkan wanita transgender bisa merasakan

13
sensasi orgasme bisa dibuat dari bagian penis. Wanita transgender akan
tetap mempertahankan prostat mereka.
Setelah prosedur usai, pasien akan melanjutkan penggunaan hormon
untuk membentuk kembali kontur tubuh dan merangsang pertumbuhan
payudara atau melakukan pembesaran payudara. Operasi plastik untuk
‘mempercantik’ wajah, seperti mengubah bentuk mata, tulang pipi, hidung,
alis, dagu, rambut, dan menghilangkan jakun juga bisa dilakukan.

 Dari wanita ke pria


Pada operasi ganti kelamin wanita ke pria terbagi dalam tiga tahap.
Pertama, akan dilakukan mastektomi subkutan. Kemudian, rahim dan
indung telur akan diangkat, dalam dua prosedur terpisah. Prosedur terakhir
melibatkan transformasi genital, scrotoplasty, dan pembuatan penis
menggunakan jaringan dari klitoris atau vulva atau jaringan tubuh lainnya
yang memungkinkan sensasi seksual.
Wanita yang ingin mengganti identitas menjadi laki-laki juga mungkin
menjalani pengangkatan vagina sekaligus pemanjangan uretra
(vaginectomy) untuk memungkinkan ia bisa kencing berdiri. Pemanjangan
uretra adalah prosedur tersulit dari keseluruhan proses. Setelah satu
tahun, penis (ereksi) dan testis buatan dapat dicangkokkan saat sensasi
seksual telah kembali ke ujung penis.
Selain prosedur pembuatan kelamin, operasi plastik akan dilakukan
untuk membuat tampilan dada menjadi lebih maskulin — tidak lagi tampak
seperti payudara.
Walaupun begitu, tingkat kesuksesan operasi ganti kelamin dari wanita
ke pria termasuk rendah.Pasalnya, prosedur pembuatan penis baru yang
berfungsi optimal terbilang cukup sulit ketika hanya dibangun dari jaringan
klitoris yang jauh lebih sedikit.

14
Resiko penggantian kelamin
Layaknya prosedur medis lainnya, operasi ganti kelamin membawa
risiko infeksi, perdarahan, dan mungkin pemeriksaan medis lainnya untuk
memperbaiki kerusakan.Operasi ganti kelamin adalah hal yang permanen
dan tidak bisa diubah kembali.Maka Anda harus benar-benar yakin sebelum
menjalani operasi ini.Meski begitu, banyak orang yang merasa puas
terhadap hasil yang telah mereka dapatkan.
Komplikasi yang paling umum dari operasi ganti kelamin pria ke
wanita adalah penyempitan jalur vagina baru.Namun, hal ini dapat ditangani
dengan dilasi (pelebaran) atau menggunakan sebagian jaringan usus besar
untuk membuat vagina.Sementara itu, komplikasi dari prosedur wanita ke
pria adalah disfungsi penis. Cangkok penis buatan adalah prosedur yang
sulit dan tidak akan menghasilkan rupa yang seragam.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke
arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani,
yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”.
”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.(Mimin. 2002).
Sistem pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan yaitu Amerika
Serikat.Berbagai lembaga pelayanan kesehatan berusaha memberi solusi yang
lebih baik terhadap pelayanan kesehatan dengan biaya minimum. Klien juga
menginginkan supaya lembaga pelayanan kesehatan bisa memberi pelayanan
berkualitas serta mampu menunjukkan pengaruh interaksi dengan kehidupan dan
status kesehatan klien.
Advance directive (wasiat hidup) adalah dokumen tertulis di mana
seseorang dengan jelas menentukan bagaimana keputusan medis yang
mempengaruhi dirinya harus diambil jika dia tidak mampu untuk melakukannya,
atau untuk mengizinkan orang tertentu untuk membuat keputusan tersebut untuk
dirinya.
Teknologi rekayasa genetika telah menarik banyak perhatian masyarakat
dalam beberapa tahun terakhir dengan munculnya pelbagai pemberitaan di
media.Umumnya dalam banyak laporan kita menemukan gambaran besar
manfaat positif dari rekayasa gentik.

16
SOAL PILIHAN GANDA

1) Euthanasia, penyalahgunaan transplantasi dan malpraktek termasuk dalam ?


a. Issue etik keperawatan
b. Etika keperawatan
c. Issue keperawatan
d. Penyalahan hukum

2) Pengertian dari Euthanasia adalah ?


a. Memperpanjang hidup pasien
b. Dapat memperpanjang dan memperpendek hidup pasien
c. Dapat memperpendek atau mengakhiri hiudp pasien
d. Membantu dan memperpanjang hidup pasien

3) Menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang sedang


berlangsung untuk mempertahankan hidup pasien merupakan euthanasia jenis ?
a. Euthnasia aktif
b. Euthanasia pasif
c. Euthanasia agresif
d. Euthanasia sukarela
4) Pemindahan suatu organ atau jaringan manusia tertentu dari suatu tempat
ketempat lain pada tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain dengan
persyaratan dan kondiis tertentu adalah definisi dari ?
a. Transplantasi
b. Euthnasia
c. Malpraktek
d. Donor hidup

17
5) Apa yang dimakasud keeping promise atau komitmen ?
a. Kewajiban untuk setia dan bertanggung jawab terhadap tanggung jawab
yang diemban
b. Kewajiban untuk mengatakan sesuatu yang benar
c. Berlaku adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral
d. Melakukan yang terbaik dan tindak merugikan orang lain

6) Menghargai keyakinan klien menurut budayanya merupakan point dari ?


a. Konsep dan prinsip norma dalam keperawatan
b. Konsep dan prinsip budaya dalam keperawatan
c. Pemenuhan rasa aman
d. Prinsip etika keperawatan

7) Perawat harus bisa menjaga kerahasiaan terhadap permasalahan yang dimiliki


klien. Pernyataan tersebut termasuk konsep dan prinsip dalam hal ?
a. Konsep dan prinsip dalam keperawatan
b. Konsep dan prinsip budaya dalam keperawatan
c. Konsep dan prinsip Norma dalam keperawatan
d. Prinsip etika keperawatan

8) Kebutuhan dasar manusia yang harus di penuhi dalam asuhan keperawatan


adalah ?
a. Bahaya fisik
b. Keamanan lingkungan
c. Nutrisi
d. Keamanan lingkungan, nutrisi dan pengurangan transmisi patoghen

18
9) Suatu proses belajar dan praktek keperawatan yang berfokus pada perbedaan dan
kesamaan antar budaya merupakan definisi dari ?
a. Konsep Berubah
b. Transcultural Nursing
c. Teori Berubah
d. Etika keperawatan

10) Cara yang digunakan dalam Pengimplementasian transcultural nursing


adalah dengan ?
a. Mempertahankan budaya
b. Negoisasi budaya
c. Restrukturisasi budaya
d. Mempertahankan, Negoisasi dan Restrukturisasi budaya

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.qureta.com/post/rekayasa-genetika-dan-kesehatan-manusia
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-wasiat-hidup-atau-advance-
directives/5357/2
http://digilib.unila.ac.id/10047/11/BAB%20II.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai