Disusun Oleh :
Akbar Nur Sidik (344070180072)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 ISSUE PEMBERIAN PELAYANAN KEEHATAN
Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara
umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu: a. Pelayanan kesehatan
perseorangan (medical service) Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan
oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care) atau
kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan 5 Veronika komalawati. Op,Cit. hlm. 77 9 kesehatan
perseorangan dan keluarga.Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan
pada institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin,
praktik mandiri. b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayanan masyarakat
tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan masyarakat tertentu seperti
puskesmas. Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal
52 ayat (2) UU Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu :
a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. 10
3
Berdasarkan uraian di atas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
puskesmas, klinik, dan rumah sakit diatur secara umum dalam UU
Kesehatan, dalam Pasal 54 ayat (1) UU Kesehatan berbunyi bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung
jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini
setiap orang atau pasien dapat memperoleh kegiatan pelayanan kesehatan
secara professional, aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif serta lebih
mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding
kepentingan lainnya.
1. Sistem pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan yaitu Amerika
Serikat. Berbagai lembaga pelayanan kesehatan berusaha memberi
solusi yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan dengan biaya
minimum.Klien juga menginginkan supaya lembaga pelayanan
kesehatan bisa memberi pelayanan berkualitas serta mampu
menunjukkan pengaruh interaksi dengan kehidupan dan status
kesehatan klien.
. Kompetensi Pemberi Pelayanan Kesehatan, dalam hal ini perawat
sebagai pemberi layanan kesehatan harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilanuntuk menciptakan hubungan yang baik dengan klien dan
keluarganya sehingga mereka bisa berpartisipasi aktif dalam memenuhi
rencana perawatan.
2. Gerakan Masyarakat dan Konsumen, keinginan konsumen mengenai
obat-obtan, peningkatan, dan penanganan kesehatan yang menyebabkan
perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan.Masyarakat memberi
berbagai program dengan rentang yang luas ustuk pemeliharaan dan
peningkatan program secara reguler.
3. Pengetahuan dan Teknologi Baru, merupakan sebuah peluang untuk
klien mendapatkan tindakan pengobatan paling canggih seperti bentuk
transpalasi organ, rekayasa genetika, dan bedah laser.
4
4. Isu Legal dan Etik, klien memiliki hak legal dimana segala hak seseorang
diakui secara hukum untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkompeten dan aman.Etik merupakan suatu prinsip atau standar tindakan
yang dilakukan secara cepat.
5
puskesmas yang mendapatkan rawat inap atau pasien yang mendapatkan
perawatan di rumah, home care.
Sementara perawat yang melakukan keperawatan mandiri menurut
ketentuan Pasal 22 ayat (1) PP No.32 Tahun 1996 jo. Pasal 12 ayat (1)
Permenkes Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010 memimiliki kewajiban
diantaranya menghormati hak pasien, memberi informasi, meminta persetujuan
terhadap tindakan yang akan dilakukan dan memberikan pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar profesi dan kode etik keperawatan. Sehingga kewajiban
perawat tersebut menjadi hak bagi pasien.Dengan begitu, hubungan antara
perawat dan pasien merupakan hubungan hukum (perjanjian) yang menimbulkan
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak.Oleh karena itu, aspek
keperdataan dalam pelayanan keperawatan berpokok pangkal pada hubungan
pasien.
Hingga saat ini perjanjian keperawatan atau informed consent keperawatan
belum diatur secara tertulis dan baru mengatur informed consent tindakan
kedokteran sebagaimana diatur dalam Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008.
Sehingga tindakan medik yang dilakukan perawat pada prinsipnya berdasar
delegasi secara tertulis dari dokter.Kecuali dalam keadaan darurat, perawat
diizinkan melakukan tindakan medik tanpa delegasi dokter sesuai Pasal 10 ayat
(1) Permenkes No.HK. 02.02/Menkes/148/2010, dan aturan Permenkes ini pada
dasarnya mirip dengan rumusan yang dikeluarkan oleh American Nurse
Association (ANA) di tahun 1970. Perluasan tugas yang diberikan pada perawat
di Amerika sejak tahun 1970 tentu tidak berarti peranan perawat yang diperluas
dapat ditafsirkan seluas-luasnya.Artinya, tidak semua tindakan medik dan
wewenang profesi kedokteran dapat dilakukan oleh perawat.
Permasalahan ini tentu saja tidak hanya berimplikasi pada upaya preventif
dan kuratif, namun juga pada aspek etika dan hukum.Sebab tindakan medik yang
dilakukan oleh perawat dalam kondisi darurat dalam praktik belum menunjukan
batas-batas yang jelas. Dalam konteks ini perlu dirumuskan secara yuridis
6
terhadap tindakan medik tersebut, sehingga tindakan medik yang dilakukan oleh
perawat akan lebih terlindungi. "Aturan yang memadai mutlak diperlukan dalam
menegakkan hak dan kewajiban. Perawat perlu perlindungan dan kepastian
hukum, sebagaimana pasal 28D ayat (1) UUD NKRI 1945 yang menyebut,
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakukan yang sama di hadapan hukum.
7
Sebagai arahan dan pegangan bagi dokter dan prawat untuk melakukan
terapi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien. Untuk
mengambil keputusan sebelumnya pasien harus diberikan suatu pengarahan
atau informasi.
8
pasang kromosom, satu dari setiap pasangan diwariskan dari masing-
masing orang tua.
Kode di dalam kromosom ditulis dalam molekul DNA, 'Double
Helix' yang oleh Dawkins disebut sebagai 'Immortal Coil’.
Sementara, rekayasa genetika yang sering disebut juga dengan
modifikasi genetika adalah tindakan memanipulasi langsung gen suatu
organisme dengan menggunakan bioteknologi. Proses ini dilakukan
dengan mengubah susunan genetik dari sel, termasuk mentransfer gen-
gen yang lebih bagus kualitasnya untuk menghasilkan organisme baru
yang lebih sehat, kuat, atau lebih berguna (Dictionary Cambridge).
Untuk mengubah susunan gen, terlebih dahulu dibentuk DNA
(deoxyribonucleic acid) sebagai molekul dasar gen dengan mengisolasi
dan menyalin materi genetik dari induk menggunakan metode DNA
rekombinan atau sintesa DNA buatan.Sebuah vektor biasanya diciptakan
dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang.
Molekul DNA rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada
tahun 1972 dengan menggabungkan DNA virus monyet SV40 dengan
virus lambda.Selain memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk
menghapus gen. DNA baru dapat dimasukkan secara acak, atau
ditargetkan ke bagian tertentu dari genom (keseluruhan informasi
genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme).
Dalam catatan Dawkins (1976), molekul DNA disebut dengan
replikator.Mereka berplikasi dan memproduksi protein, bahan
pembangun dasar kehidupan seperti yang kita ketahui. Molekul DNA ini
ketika mereproduksi atau mereplikasi akan bersaing satu sama lain
untuk bertahan hidup. Seleksi alam akan menentukan mana yang
bertahan dan mana yang mati.
9
2. Rekayasa genatika dan kesehatan
Sudah lama rekayasa genetika dikembangkan untuk mengatasi
penyebaran penyakit. Dengan munculnya rekayasa genetika, para
ilmuwan dapat mengubah bentuk genom untuk menghentikan penyakit
tertentu yang terjadi sebagai akibat dari mutasi genetik (Patra &
Andrew, 2015).
Saat ini dalam bidang kesehatan rekayasa genetika digunakan dalam
memerangi penyakit seperti cystic fibrosis (Alton et al., 2015), diabetes
(Li, 2015), penyakit paru obstruktif (Kim, 2016), kanker (Leisegang,
2016) dan beberapa penyakit lainnya. Penyakit mematikan lainnya yang
sekarang sedang dirawat dengan rekayasa genetika adalah penyakit
gangguan sistim kekebalan tubuh serius (Severe Combined
Immunodeficiency) (Ravin et al., 2016).
3. Manfaat rekayasa genetik untuk pengobatan pelbagai penyakit tengah
menunjukan bahwa rekayasa genetika memiliki potensi dan manfaat
penting untuk meningkatkan kualitas dan rentang hidup yang lebih lama
dari para penderita.
Dibalik manfaat yang ditunjukan terhadap kesehatan seperti diatas,
ternyata tidak sedikit resiko yang juga dihasilkan oleh rekayasa genetik. Ada
beberapa dampak bagi kesehatan yang perlu untuk dilihat berkaitan dengan
rekayasa gentika.
10
Pelepasan spesies baru yang direkayasa secara genetika akan memiliki
kemungkinan untuk menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekologi suatu
wilayah. Kecelakaan dalam rekayasa genetika virus atau bakteri misalnya
dapat menghasilkanvirus atau bakteri jenis baru yang lebih kuat dan dapat
menyebabkan masalah epidemi serius (Mercer et al., 1999; Paoletti &
Pimentel, 2000).
Resistensi antibiotic
Rekayasa genetika sering menggunakan gen yang resisten antibiotik
sebagai penanda yang membantu mengidentifikasi sel hasil rekayasa.
Masalahnya, meskipun tidak lagi digunakan, gen yang resisten akan terus
11
berada dalam jaringan tanaman sehingga sebagian besar makanan nabati
yang direkayasa secara genetika membawa gen yang resisten terhadap
antibiotik.
Kehadiran gen resistensi antibiotik dalam makanan bisa memiliki efek
mematikan. Karena makanan ini bisa mengurangi efektivitas antibiotik untuk
melawan penyakit, ketika antibiotik dikonsumsi oleh manusia bersamaan
dengan makanan yang telah resisten antibiotik.
Lebih dari itu, gen resisten antibiotik dapat ditransfer ke dalam tubuh
manusia yang membuat manusia kebal terhadap antibiotik. Jika pemindahan
itu terjadi, maka dapat menghasilkan masalah kesehatan yang lebih serius
(Mepham, 2000).
Kesimpulan
Terlepas dari semua dampak yang timbul, potensi rekayasa genetika
sungguh luar biasa.Namun, pengujian dan penelitian lebih lanjut harus terus
dilakukan untuk mendidik masyarakat tentang keuntungan maupun kerugian
dari upaya rekaya genetika.
Dalam kolom theguardian, Wallace mengungkapkan bahwa rekayasa
genetika terkadang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan, tetapi
setiap proses yang mengubah susunan genetik (somatic gene therapy) akan
melibatkan risiko yang sangat besar, karena sebagian besar kondisi manusia
tidak semata-mata dipengaruhi oleh bawaan gen, tetapi juga oleh interaksi
yang kompleks antara kondisi biologis tubuh dengan lingkungan hidupnya
12
juga dilakukan pada mereka yang terlahir dengan kondisi kelamin
ganda (ambiguous genitalia) atau disebut sebagai ‘interseksual’.
Di Indonesia, belum ada aturan jelas perihal legalitas operasi kelamin.
Undang-undang Kesehatan No. 36 Pasal 69 ayat 1 hanya menyebutkan jika
operasi bedah plastik harus dilakukan oleh tenaga medis dengan keahlian dan
wewenang untuk itu. Pun, pasal 2 menyatakan bahwa operasi plastik tidak boleh
melanggar norma masyarakat.
Ada dua alasan utama mengapa kebanyakan dokter memberikan lampu
hijau untuk pasiennya menjalani operasi ganti kelamin.Pertama, untuk bayi baru
lahir yang didiagnosis memiliki penis dan vagina alias interseksual.Kelamin
ganda adalah sebuah kondisi cacat lahir yang dapat memengaruhi tumbuh
kembang ke depannya, maka bayi yang berkelamin ganda harus sesegera
mungkin ‘diberikan’ salah satu jenis kelamin.
Rapporteur on Torture menyatakan bahwa pelaksanaan operasi ganti
kelamin tanpa persetujuan pemilik tubuh adalah ilegal. Jadi pada bayi yang
terlahir dengan dua kelamin berbeda, operasi kelamin harus dan baru bisa
dilakukan setelah ia berusia 18 tahun. Di usia tersebut, anak sudah memiliki
kebebasan dan tanggung jawab untuk bisa memilih sendiri jenis kelamin apa
yang sesuai dengan keyakinan dirinya.
13
sensasi orgasme bisa dibuat dari bagian penis. Wanita transgender akan
tetap mempertahankan prostat mereka.
Setelah prosedur usai, pasien akan melanjutkan penggunaan hormon
untuk membentuk kembali kontur tubuh dan merangsang pertumbuhan
payudara atau melakukan pembesaran payudara. Operasi plastik untuk
‘mempercantik’ wajah, seperti mengubah bentuk mata, tulang pipi, hidung,
alis, dagu, rambut, dan menghilangkan jakun juga bisa dilakukan.
14
Resiko penggantian kelamin
Layaknya prosedur medis lainnya, operasi ganti kelamin membawa
risiko infeksi, perdarahan, dan mungkin pemeriksaan medis lainnya untuk
memperbaiki kerusakan.Operasi ganti kelamin adalah hal yang permanen
dan tidak bisa diubah kembali.Maka Anda harus benar-benar yakin sebelum
menjalani operasi ini.Meski begitu, banyak orang yang merasa puas
terhadap hasil yang telah mereka dapatkan.
Komplikasi yang paling umum dari operasi ganti kelamin pria ke
wanita adalah penyempitan jalur vagina baru.Namun, hal ini dapat ditangani
dengan dilasi (pelebaran) atau menggunakan sebagian jaringan usus besar
untuk membuat vagina.Sementara itu, komplikasi dari prosedur wanita ke
pria adalah disfungsi penis. Cangkok penis buatan adalah prosedur yang
sulit dan tidak akan menghasilkan rupa yang seragam.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke
arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani,
yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”.
”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.(Mimin. 2002).
Sistem pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan yaitu Amerika
Serikat.Berbagai lembaga pelayanan kesehatan berusaha memberi solusi yang
lebih baik terhadap pelayanan kesehatan dengan biaya minimum. Klien juga
menginginkan supaya lembaga pelayanan kesehatan bisa memberi pelayanan
berkualitas serta mampu menunjukkan pengaruh interaksi dengan kehidupan dan
status kesehatan klien.
Advance directive (wasiat hidup) adalah dokumen tertulis di mana
seseorang dengan jelas menentukan bagaimana keputusan medis yang
mempengaruhi dirinya harus diambil jika dia tidak mampu untuk melakukannya,
atau untuk mengizinkan orang tertentu untuk membuat keputusan tersebut untuk
dirinya.
Teknologi rekayasa genetika telah menarik banyak perhatian masyarakat
dalam beberapa tahun terakhir dengan munculnya pelbagai pemberitaan di
media.Umumnya dalam banyak laporan kita menemukan gambaran besar
manfaat positif dari rekayasa gentik.
16
SOAL PILIHAN GANDA
17
5) Apa yang dimakasud keeping promise atau komitmen ?
a. Kewajiban untuk setia dan bertanggung jawab terhadap tanggung jawab
yang diemban
b. Kewajiban untuk mengatakan sesuatu yang benar
c. Berlaku adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral
d. Melakukan yang terbaik dan tindak merugikan orang lain
18
9) Suatu proses belajar dan praktek keperawatan yang berfokus pada perbedaan dan
kesamaan antar budaya merupakan definisi dari ?
a. Konsep Berubah
b. Transcultural Nursing
c. Teori Berubah
d. Etika keperawatan
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.qureta.com/post/rekayasa-genetika-dan-kesehatan-manusia
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-wasiat-hidup-atau-advance-
directives/5357/2
http://digilib.unila.ac.id/10047/11/BAB%20II.pdf
20