Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KODE ETIK

SURIYATI (IKM B)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. 1
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1. Latar Belakang ......................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................ 3
1. Pengertian Kode Etik .............................................................. 3
2. Kegunaan Kode Etik ............................................................... 4
3. Kode Etik Persakmi ................................................................. 5
4. Uraian Tugas Ahli Kesmas ..................................................... 7
BAB III : PENUTUP ..................................................................................... 11
1. Kesimpulan ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Perkembangan kesehatan masyarakat saat ini telah mengantar kepada


sebuah paradigma baru. Secara mendasar terjadinya pergeseran dari pelayanan
medis (medical care) ke pemeliharaan kesehatan (health care) sehingga setiap
upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan
(promotive) dan pencegahan (preventive) dibanding pengobatan (curative);
pergeseran dari program terpilah-pilah (fragmented program) ke program terpadu
(integrated program) yaitu lebih berpijak pada menyehatkan keluarga dan
masyarakat; pergeseran dari keinginan (need) ke kebutuhan (demand). Kesehatan
masyarakat sebagai ilmu dan seni untuk mencegah penyakit memperpanjang
hidup dan meningkatkan kesehatan melalui upaya bersama masyarakat secara
terorganisir untuk sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit, pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, mengandung makna bahwa
aspek preventif dan promotif adalah lebih penting dari pada kuratif dalam rangka
peningkatan status kesehatan masyarakat.
Secara keilmuan, ilmu kesehatan masyarakat merupakan kombinasi dari
ilmu pengetahuan, keterampilan, moral dan etika, yang diarahkan pada upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat
memperpanjang hidup melalui tindakan kolektif, atau tindakan sosial , untuk
mencegah penyakit dan memenuhi kebutuhan nienyeluruh dalam kesehatan,
dengan menggunakan srategi pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat secara
mandiri.Ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat diantaranya meliputi:
Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan
Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Gizi Masyarakat, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Kesehatan Reproduksi, dan Sistem Informasi Kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak terlepas dalam bentuk intervensi
yang dilakukan untuk pencegahan penyakit. Populasi menjadi fokus yang utama
dalam kesehatan masyarakat dibandingkan dengan individu (kedokteran/medis).

1
Mengingat fokus berbasis pada populasi, bagaimanapun, kesehatan masyarakat
terus menghadapi dilema mengenai tingkat capaian dan sasaran pekerjaan
profesional kesehatan masyarakat.Perspektif kebebasan individu dengan cara-cara
etis sangat menyulitkan dan merepotkan ketika program penganggulan dijalankan
atau diterapkan di populasi.
Oleh karena itu perlu upaya untuk mengartikulasikan etika kesehatan
masyarakat dan menerapkan prinsip bioetika yang relevan bagi kesehatan
masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kode Etik

Ditinjau dari segi etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas dan
dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan fikiran yang berbeda-
beda. Namun pada dasarnya mempunyai pengetian yang sama. Socrates seorang
filosof yang hidup di zaman Romawi, yang dianggap sebagai pencetus pertama
dari etika yang mana dia telah menguaraikan etika secara ilmu tersusun. Malah
sampai sekarang perkembangan etika semakin berkembang, hal ini dapat
dirasakan dengan adanya fenomena-fenomena yang realita dalam masyarakat.
Kode etik guru berasal dari dua kata yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda yang
desetujui dengan maksud tertentu. Sedangkan Etik itu berasal dari bahasa yunani
yaitu “ethos” yang memiliki arti watak, adab, cara hidup. menyatakan bahwa
etikanjabatan adalah tata cara akhlak yang harus diikuti oleh seseorang yang
mengaku suatu jabatan. Sadirman A.M,. mengatakan bahwa etika itu sebagai tata
susila atau hal-hal yang berhubungan dengan ketatasusilaan dalam mengerjakan
suatu pekerjaan.
Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimana
yang dikutip oleh Sudarno, dkk, mengemukakan : Etika berasal dari kata Eticha
yang berarti ilmu kesopanan, ilmu kesusilaan. dan kata Ethica (etika, ethos, adat,
budi pekerti, kemanusiaan). Hal ini juga menjelaskan bahwa guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya sebagai pengajar. Sehingga dapat diartikan
bahwa kode etik guru itu ialah sebagai sejumlah nilai dan norma sebagai satu
kesatuan yang menjadi pedoman sikap dan tingkah laku para pejabat yang
mengaku keahliannya dalam menajalankan tugas atau pekerjaannya sehari-hari.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kode etik guru
pada dasarnya tidak lain dari sejumlah nilai dan norma yang mengatur dan
mengarahkan tentang bagaimana seorang guru mengekspresikan diri dengan
mempertegas kedudukan dan peranannya sekaligus untuk melindungi profesinya

3
2. Kegunaan Kode Etik

Kegunaan dari kode etik yakni agar profesional dalam memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pada pemakai. Sehingga dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan dari tindakan tidak profesional.
Ketaatan dari suatu tenaga profesional terhadap kode etik merupakan
sebuah ketaatan naluriah, tentu bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku dari
tenaga profesional.

Secara umum tujuan adanya kode etik antara lain:

1. Menjunjung Tinggi Martabat Profesi


Hal ini bertujuan untuk menjaga penampilan dari pihak luar atau masyarakat.
Jangan sampai publik tahu dan memandang rendah suatu profesi. Oleh sebab
itu, setiap kode etik suatu profesi melarang berbagai bentuk tindakan yang
dapat mencemari nama baik profesi terhadap dunia luar.

2. Menjaga dan memelihara kesejahteran para anggota


Arti dari kesejahteraan di sini berupa materil dan spiritual. Dalam hal
kesejahteraan materil, kode etik umumnya terdapat larangan-larangan kepada
anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan setiap
anggotanya. Untuk hal spiritual, kode etik umumnya memberi petunjuk untuk
para anggotanya dalam melaksanakan tugas profesi. Tidak hanya itu saja,
kode etik juga melarang anggotanya agar tidak melakukan perbuatan yang
dianggap tercela.

3. Meningkatkan pengabdian para anggota


Kode etik dapat menjadi pengabdian generasi tertentu, sehingga para anggota
profesi dapat mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya
untuk melaksanakan tugas profesinya.

4. Meningkatkan mutu profesi

4
Kode etik memuat norma-norma tentang anjuran agar setiap anggota profesi
selalu berusaha meningkatkan mutu para anggotanya, sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu, kode etik juga mengatur tentang bagaimana cara
memelihara serta meningkatkan mutu organisasi profesi.

3. Kode Etik Persakmi

Bahwa hidup sehat merupakan salah satu hak azasi dan elemen dasar
kehidupan yang senantiasa didambakan oleh umat manusia. Untuk mencapai
hidup sehat diperlukan upaya sistematis dan terencana melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya pemerataan pembangunan di
bidang kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan hendaknya melalui pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat baik secara individu, kelompok dan kelembagaan.
Sarjana Kesehatan Masyarakat dan profesional kesehatan masyarakat
merupakan salah satu komponen utama tenaga kesehatan yang memfokuskan diri
pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kerjasama dan
keterpaduan antar Sarjana Kesehatan Masyarakat dan profesional kesehatan
masyarakat dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologinya menjadi
penentu keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan secara optimal.
Atas dasar itulah dan dengan rahmat Allah SWT dan keinginan luhur bagi
terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas, maka kami Sarjana
Kesehatan Masyarakat dan profesional kesehatan masyarakat yang tergabung
dalam Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia
menghimpun diri dalam suatu wadah organisasi profesi yang memiliki kode etik
organisasi, sebagai berikut :
1. Kewajiban Umum
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, taat dan patuh
kepada UUD 1945 serta setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5
b. Wajib menunjukkan sikap dan perbuatan yang mencerminkan jiwa hidup
sehat, nasionalisme dan patriotisme terhadap kepentingan bangsa dan negara
sendiri serta menjunjung tinggi harkat dan martabat, kodrat, profesi dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Taat dan patuh serta menghormati hukum, peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, senantiasa selalu berupaya untuk menjauhkan diri
dari perbuatan-perbuatan tercela ataupun tindakan yang melanggar norma-
norma hukum.

2. Kewajiban Terhadap Masyarakat


a. Berkewajiban melindungi masyarakat umum dengan mengkampayekan
gerakan masyarakat hidup sehat.
b. Memberikan edukasi, advokasi serta konsultasi dalam bidang kesehatan
masyarakat, baik kepada individu, keluarga dan stake holder masyarakat
atau kelembagaan.

3. Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi Kesehatan Masyarakat Dan Mitra Kerja


a. Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat melakukan pekerjaan sesuai
profesinya
b. Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat menjaga hubungan persahabatan
c. Tenaga Profesi Kesehatan Masyarakat menyebarluaskan informasi dan
pengetahuan terbaru ke teman kerja
d. Memperkuat jejaring kemitraan strategis bidang kesehatan dengan
bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan
e. Menjalin hubungan dengan organisasi sosial, kemasyarakatan, profesi dan
fungsional baik di dalam maupun di luar negeri dalam rangka mencapai visi,
misi dan tujuan Persakmi
4. Kewajiban Terhadap Profesi Dan Diri Sendiri
a. Menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh Organisasi Profesi
b. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian
c. Percaya diri dan rendah hati

6
d. Tidak melakuan perbuatan melawan hokum
e. Tidak boleh dipengaruhi kepentingan pribadi
f. Melayani masyarakat
g. Menjaga nama baik profesi

5. Penetapan Pelanggaran
a. Apabila terbukti melakukan provokasi yang bisa menimbulkan perpecahan
ataupun keretakan sesama anggota dan tidak dapat memenuhi kewajibannya
menjaga nama baik organisasi baik di luar maupun di dalam organisasi,
dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan Kartu Tanda Anggota.
b. Keanggotaan setiap anggota dapat dicabut apabila yang bersangkutan
terbukti, baik secara langsung maupun tidak langsung melakukan suatu
sikap, tindakan ataupun ucapan yang menunjukkan ataupun mengakibatkan
pelecehan terhadap organisasi.
c. Pencabutan Kartu Tanda Anggota dapat dilaksanakan dengan ataupun tanpa
didahului peringatan sebelumnya.
d. Dengan pertimbangan atas berat ringannya sifat pelanggaran kode etik dapat
dikenakan sanksi dengan hukumannya : teguran atau berupa peringatan,
teguran keras, pemberhentian sementara waktu tertentu, atau pemecatan dari
keanggotaan

4. Uraian Tugas Ahli Kesmas

Bidang Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :


1. Penyelenggaraan inventarisasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, tata laksana, standar, Standard
Operating Procedure (SOP), kebijakan, regulasi, perda/ranperda, norma,
kriteria ataupun ketentuan lainnya dalam penanganan urusan bidangnya;

7
2. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan struktural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi
dan indikator kinerja bidangnya;
3. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan study
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait urusan
bidangnya dan pengintegrasian sistem teknologi informasi dalam
penanganan urusan bidangnya berbasis sistem informasi kesehatan;
4. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan
fasilitasi peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian
Kabupaten/Kota dalam penanganan urusan bidangnya;
5. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan jangka menengah dan rencana
tahunan, dan koordinasi penyusunan program, anggaran, penyediaan data,
informasi dan mensinkronisasikan perencanaan Kabupaten/kota terhadap
perencanaan tingkat Provinsi dalam penanganan urusan bidangnya;
6. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelenggaran arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural di
bidangnya;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya serta pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;
8. Pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;

Uraian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat adalah :


1. Pelaksanaan upaya-upaya kesehatan masyarakat dan kesehatan keluarga;
upaya peningkatan kesehatan gizi masyarakat dan gizi keluarga, serta
pengendalian dan penanggulangan penyakit akibat kekurangan dan
kelebihan gizi, penanganan kesehatan usia lanjut, dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat tingkat provinsi;

8
2. Pelaksanaan upaya-upaya peningkatan mutu manajemen Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) berbasis pencegahan penyakit, promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dengan sistem
informasi kesehatan tingkat provinsi.
3. Pelaksanaan promosi kesehatan masyarakat dengan penggunaan metode,
sarana dan teknologi promosi kesehatan, dan pengembangan unit khusus
promosi kesehatan berbasis tekhnologi informasi dan media yang
terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan,
4. Pelaksanaan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan serta peningkatan upaya
fasilitasi, advokasi dan pendampingan masyarakat, Pengembangan Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) tingkat
provinsi;
5. Melaksanakan upaya-upaya peningkatan kesehatan lingkungan, sanitasi
dasar, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan tempat-tempat umum,
penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM), sanitasi makanan dan bahan pangan serta
pengamanan limbah tingkat provinsi;
6. Melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja, pengawasan kualitas lingkungan kerja dan
industri, penyehatan kawasan kerja dan industry, dan penanganan
kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), serta pengembangan kesehatan
olah raga tingkat provinsi;
7. Melaksanakan pengembangan Distric Team Problem Solving (Tim
Pemecah masalah Kabupaten/Kota) Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan
Anak (DTPS KIBBLA) tingkat provinsi;
8. Melaksanakan pengembangan manajemen Puskesmas berbasis akreditasi;
9. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan, dan peningkatan
mutu manajemen institusi kesehatan pemerintah dan swasta terkait dengan

9
upaya-upaya kesehatan masyarakat, sesuai dengan standar mutu
manajemen yang ditetapkan;
10. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
11. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya;

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi kesehatan masyarakat harus dapat meyakinkan masyarakat


terhadap integritas mereka dalam menjalankan profesinya. Begitu juga sebaliknya,
masyarakat harus merasa yakin bahwa profesi kesehatan masyarakat mampu
memberikan solusi, usulan, langkah-langkah dalam pencegahan dan pengendalian
penyakit melaiui cara-promotif dan preventif sesuai kebutuhan, etika, normayang
ada di masyarakat. Palingpenting bahwa profesi kesehatan masyarakat dapat
miliki kepercayaan di masyarakat, pekerjaan yang sedang dilakukan atas nama
sendiri secara professional. Oleh karena itu, profesi kesehatan masyarakat dapat
dipercaya dan dapat membela apa yang mereka percaya, dengan tujuan untuk
mewujudkan keadilan sosial dan meingkatkanderajat kesehatan masyarakat

11
DAFTAR PUSTAKA

http://dinkes.sumutprov.go.id/halaman/tugas-pokok-dan-fungsi-bidang-kesehatan-
masyarakat.
https://haloedukasi.com/kode-etik.
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), (2013) Kode Etik Profesi
Kesehatan Masyarakat Indonesia, Jakarta : PP IAKMI.

12

Anda mungkin juga menyukai