Disusun Oleh :
Kelompok
Nama Anggota : 1. Devia Lutfiana
2. Akbar Nursidik
3. Kurnia Adha
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019-1020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami
ambil, selain itu makalah ini kami susun supaya dapat memberikan manfaat untuk pembaca
dalam memahami dan mempelajari Asuhan Keperawatan pada Meningitis dan Encephalitis
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ns. Tuti
Sulastri, S.Kep., M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca. Namun kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
JANGAN LUPA
BIKIN DAFTAR
ISI!!!!!!!
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada meningitis dan
enchepalitis
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengkaji penyakit meningitis dan encephalitis
2. Mahasiswa dapat melakuakan pemerikasaan fisik pada penyakit meningitis dan
encephalitis
3. Mahasiswa dapat melakukan intervensi, dan evaluasi pada penyakit meningitis dan
encephalitis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Etiologi
Meningitis
Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme:
haemophilus influenza, Neisseria meningitis (meningococus), diplococus
pneumonia, streptococcus grup A, pseudomonas, staphylococcus aureus,
Escherichia coli, klebsiella, proteus. Paling sering klien memiliki kondisi
predisposisi seperti : Fraktur tengkorak, infeksi, pembedahan otak, dimana akan
meningkatkan terjadi meningitis
Encephalitis
Pada umumnya penyebab encephalitis adalah :
1. Sifilis
2. Racun yang terhirup seperti karbon monoksida atau arsenik
3. Reaksi toksin yang dihasilkan karena infeksi seperti demam typoid, measles,
cacar air
4. Reaksi vaksinasi
5. Berbagai macam virus, termasuk arbovirus ( virus yang dipindahkan melalui
gigitan serangga kepada manusia, seperti : rabies, st. Louis, rocky mountain
fever, equine )
2.1.3 Faktor predisposisi
Meningitis
Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terserang
meningitis
1. Genetik
Beberapa orang mungkin mewarisi manfaat untuk meningitis, jika mereka terkait
dengan hubungan yang dapat menyebabkan infeksi, mereka akan mudah
melepaskannya
2. Pria
Lebih banyak pria yang menderita meningitis dibandingkan wanita
untuk terkena meningitis
3. Tidak mendapatkan imunisasi
4. Orang orang yang tidak mendapatkan suntikan untuk gondok, penyakit HIB, atau
infeksi pneumokokus sebelum usia 2 tahun lebih mungkin untuk terkena
meningitis kondisi hidup yang penuh keterbatasan. Orang orang dikampung,
tempat mengurus anak, sekolah dan asrama perguruan tinggi lebih mungkin untuk
terkena meningitis
5. Terkena gigitan serangga atau hewan pengerat
Orang orang yang tinggal atau mengunjungi daerah tempat serangga atau tikus
membawa kuman maka lebih mudah
6. Orang yang suka untuk melanjutkan dan belum juga mendapatkan vaksin
pneumokokus lebih mungkin untuk terkena meningitis
7. Tidak memiliki limpa yang merupakan sistem kekebalan tubuh dan yang bekerja
dengan baik membuat seseorang rentan terkena meningitis
Encephalitis
1. Usia
Kelompok usia anak kecil dan lansia lebih rentan mengalami radang otak,
kondisi ini juga mempengaruhi kelompok orang tertentu dengan usia diantara 20-
40 tahun
2. Sistem kekebalan tubuh lemah
Orang dengan HIV/AIDS atau menggunakan obat yang beresiko melemahkan
sistem imun dapat mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh
3. Wilayah geografis
Tinggal didaerah dengan populasi nyamuk atau kutu pembawa virus yang
meningkatkan resiko untuk mengalami radang otak
2.1.4 Patofisiologi
Meningitis
Encephalitis
2.1.5 Manifestasi
Meningitis
Manifestasi klinis klien meningitis meliputi : Sakit kepala, mual, muntah, demam, sakit
dan nyeri secara umum, perubahann tingkat kesadaran, bingung, perubahan pola nafas,
ataksida, kaku kuduk, ptechialrash, kejang (fokal, umum), opistotonus, nistagmus,
ptosis, gangguan pendengaran, tanda brudzinski’s dan kerniq’s positif, fotophobia
1. Nyeri kepala.
2. Rasa nyeri ini dapat menyebar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku.
Kakukuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat,
terjadiopistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung
dalamsikap hiperekstensi, kesadaran menurun.
3. Panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernapasan, kejang, nafsu makan
berkurang,minum sangat berkurang.
4. Konstipasi diare, biasanya disertai septicemia dan pneumonitis.
5. Kejang terjadi pada lebih kurang 44% anak dengan penyebab hemofilus influenza,
25%streptokok pneumonia, 78% oleh streptokok dan 10% oleh infeksi meningokok.
6. Gangguan kesadaran berupa apati, letargi, renjatan, koma. Selain itu dapat
terjadikoagulasi intravaskularis diseminata.
7. Tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig brudzinski
danfontanela menonjol untuk sementara waktu belum timbul. Pada anak yang lebih
besar dan orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas, nyeri
kepalayang bisa hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot dan nyeri
punggung.
Encephalitis
Manifestasi klinis spesifik klien encephalitis meliputi :Perubahan tingkat kesadaran,
aphasia, hemiparesis, ataksia, nistagmus, paralisis ocular, dan kelemahan pada wajah
Pemeriksaan darah dan urine bisa menjadi pilihan lain untuk membantu
mengidentifikasi virus yang mengakibatkan radang otak. Tes laboratorium ini
jarang dilakukan sendirian, agar hasilnya lebih optimal pemeriksaan biasanya juga
digabung dengan pross test lainnya
B. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breath/pernafasan) : Peningkatan kerja pernapasan pada fase awal apakah
ada suara nafas tambahan atau tidak
2. B2 (Blood/jantung dan pembulu darah) : TD meningkat, nadi menurun, tekanan
nadi berat berhubungan dengan
peningkatan TIK (Tekanan Intrakranial adalah nilai tekanan didalamrongga
kepala,tekanan ini berada didalam tulang tengkorak yang artinyameliputi jaringan
otak, cairan serebrospinal dan pembuluh darah) dan pengaruh pada pusat
vasomotor, takikardia, disritmia
(pada fase akut) seperti disritmia sinus
3. B3 (Brain/susunan saraf pusat) : afasia atau kesulitan dalam berbicara, mata
(ukuran atau reaksi pupil), unisokor
atau tidak berespon terhadap cahaya (peningkatan TIK) nistagmus (bola
mata bergerak-gerak terus menerus), kejang lobus temporal, otot
mengalami hipotonia atau flaksid paralysis (pada fase akut meningitis),
hemiparese atau hemiplegi, tanda Brudzinski (+) dan atau tanda kernig (+)
merupakan indikasi adanya iritasi meningeal (fase akut), refleks tendon
dalam terganggu, babinski (+), refleks abdominal menurun atau tidak ada,
refleks kremastetik hilang pada laki-laki
4. B4 (Bladder/saluran kemih) : Adanya inkontinensia atau retensi urine
5. B5 (Bowel/saluran cerna) : Muntah, anoreksia, kesulitan menelan
6. B6 (Bone/tulang kerangka) : Turgor kulit jelek atau kering,adanya fraktur atau
tidak
7. Persepsi kesehatan penatalaksanaan kesehatan
Mengkaji pengetahuan klien untuk mengatasi penyakitnya
Kaji upaya klien untuk mengatasi penyakitnya
8. Pola nutrisi metabolic
Nafsu makan klien menurun
9. Pola eliminasi
Kaji frekuensi eliminasi urine
Kaji karakteristik urine kline
10. Pola aktivitas dan latihan
Kaji rasa nyeri/nafas pendek saat aktivitas/latihan
Kaji keterbatasan aktivitas sehari-hari (keluhan lemah, letih sulit bergerak)
Kaji penurunan kekuatan otot
11. Pola tidur dan istirahat
Kaji pola tidur klien pada meningitis biasanya sulit untuk istirahat dan
sulit tidur
12. Pola kognitif/perceptual
Kaji fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu
dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.
13. Pola persepsi diri/konsep diri
Kaji tanyakan perasaan klien tentang dirinya saat sedang mengalami sakit.
Kaji dampak sakit terhadap klien
Kaji keinginan klien untuk berubah (misal : melakukan diet sehat dan
latihan).
14. Pola peran/hubungan
Kaji peengaruh sakit yang diderita klien terhadap pekerjaannya
Kaji keefektifan hubungan klien dengan orang terdekatnya.
15. Pola seksualitas/reproduksi
Kaji dampak sakit terhadap seksualitas.
Kaji perubahan perhatian terhadap aktivitas seksualitas.
16. Pola koping/toleransi stress
Kaji metode kopping yang digunakan klien untuk menghidari stress
System pendukung dalam mengatasi stress
17. Pola nilai/kepercayaan
Klien tetap melaksanakan keagamaan dengan tetap sembahyang setiap
ada kesempatan.
18. Tanda tanda vital
Peningkatan suhu lebih normal, 38-41C dimulai dari fase sistemik, kemerahan,
panas, kulit kering, berkeringat. Keadaan tersebut dihubungkan dengan proses
inflamasi dan iritasi meningen yang sudah mengganggu pusat peraturan suhu
tubuh
1. Penurunan denyut nadi, berhubungan dengan tanda peningkatan
intracranial
2. Peningkatan frekuensi pernafasan berhubungan dengan laju metabolism
umum dan adanya infeksi pada sistem pernafasan sebelum mengalami
meningitis
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah
putih meningkat, glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri
b. Kadar glukosa darah normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai
serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun
c. LDH ( Laknat dehidrgenase adalah enzim yang dimiliki hampir semua sel di dalam
tubuh, termasuk sel darah, otot, otak, ginjal, pankreas, jantung, dan hati. Dokter
biasanya menganjurkan pasien untuk melakukan tes darah LDH untuk: Mengetahui
apakah terdapat kerusakan jaringan dan seberapa banyak kerusakan itu terjadi)
serum meningkat
d. Sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (adalah bagian sel
darah putih dari kelompok granulosit. Neutrofil berhubungan dengan pertahanan
tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses inflamasi lainnya, serta menjadi sel yang
pertama hadir ketika terjadi infeksi di suatu tempat)
e. Elektrolit darah abnormal
f. ESR/LED (Laju Endap Darah ( LED) Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sel - sel darah merah mengendap di dalam tabung uji dengan
satuan mm/jam. Uji LED umumnya dilakukan menggunakan metode Westergren
dan bertujuan untuk memantau keberadaan radang atau infeksi di dalam tubuh)
meningkat
g. Kultur darah/hidung/tenggorokan/urine dapat mengindikasikan daerah “pusat”
infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
h. Rongent dada, kepala, dan sinus mungkin ada indikasi infeksi atau sumber infeksi
intracranial
i. Diagnosa
1. Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan dan edema pada
otak dan selaput otak.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
3. Hipetermia berhubungan dengan proses inflamasi
BAB III
KASUS FIKTIF
Pasien datang ke UGD RSDP bersama keluarganya pada tanggal 15 februari 2020 pukul 22.00
WIB.Ny. A ibu dari An. B (4tahun) mengeluh mengatakan bahwa anaknya mengalami demam
tinggi disertai dan kejang. Sebelum dibawa ke RS Ny. A mengatakan bahwa anaknya sudah
demam semenjak ±4hari, muntah dan An. B selalu menyentuh dibagian kepala menunjukan
adanya nyeri dibagian kepala, ketika menyentuh kepala selalu nangis, rewel dan gelisah ketika
melihat cahaya terang nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan suhu mencapai 39C, nadi
105x/menit , pernafasan mencapai 28x/menit, tingkat kesadaran letargi.
3.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : An. B
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 4 tahun
Status Kesehatan : Sakit
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Jln.Taktakan
No. Register : 00.39.30.01
Ruang/Kamar : flamboyan 1
Golongan Darah : AB
Tanggal Masuk : 15 februari 2020
Tanggal Pengkajian : 16 februari 2020
Diagnosa Medis : Meningitis
Penanggung Jawab Pasien / Keluarga Terdekat
Nama : Ny. A
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Ibu Pasien
Alamat : Jln. Taktakan
B. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya demam tinggi
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya demam tinggi, rewel, nangis dan selalu
mengeluarkan ekspresi marah, cemas dan gelisah ibu pasien mengatakan melihat anaknya
seperti merasakan ketidak nyamanan karena selalu nangis dan rewel ketika melihat
cahaya terang. An. B selalu sulit tidur, tidak mau makan sudah hamper seminggu
anaknya selalu rewel, tidak nafsu makan dan demam tinggi ±4 hari yang lalu. An. B
selalu menyentuh kepalanya, ketika ibu pasien mengatakan nyerinya hanya dibagian
kepala dan tidak menjalar ketika Ny. A menyentuk kepala pasien meringgis kesakitan
dan nangis, ibu pasien mengatakan pasien rewel dan merasa kesakitan saat siang hari dan
saat malam hari ketika hendak tidur
c. Hidung / Penciuman
Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Fungsi penciuman : Baik
Lubang hidung : Simetris
Polip : Tidak ada
Sinusitis : Tidak ada
Pernah mengalami flu : Pernah
d. Telinga / Pendegaran
Bentuk : Normal
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Fungsi pendegaran : Baik
Alat bantu pendengaran : Tidak
g. Thorax
Bentuk rongga : Simetris
Bunyi nafas : Tidak ada
Irama pernafasan : Tidak ada
Nyeri dada : Tidak ada
h. Abdomen
Bentuk : Simetris
Turgor kulit : Jelek
Massa / cairan : Tidak ada
Hepar : Baik
Ginjal : Normal
Bising usus : Normal
i. Perineum / Genetalia
Kebersihan perineum : Bersih
Perdarahan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Haemoroid : Tidak ada
Alat genetalia : Bersih
j. Sirkulasi
Suara jantung : Normal
Suara jantung tambahan : Tidak ada
Palpitasi : Normal
Perubahan warna kulit, kuku, bibir : Ada
Edema jaringan : Tidak ada
Nadi : tidak Normal
k. Neurologis
Memori saat ini : Normal
Memori yang lalu : Normal
Keluhan pusing : ada
Lama tidur : 4 jam
Gangguan tidur : (+)
Genggaman tangan kiri/kanan : melemah
l. Muskuloskletal
Pergerakan ekstremitas : lemah
Kekuatan otot : menurun
Fraktur : tidak ada
Kelainan tulang belakang : tidak ada
Traksi / spalk/ gips : tidak ada
m. Pencernaan
Mulut : kotor dan kering
Tenggorokan : nyeri
Abdomen : normal
Nafsu makan : menurun
n. Eliminasi
Pola BAB : 2 kali/Hari
Konstipasi : tidak ada
Riwayat perdarahan : tidak ada
Pola BAK : 5 kali/hari
Jumlah urin : 900 cc
Inkontinensia : mampu
Karakter urin : bau ke kuning-kuningan
Hematuria : tidak ada
Peradangan : tidak ada
Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : ada
o. Integumen
Turgor kulit : jelek
Tekstur kulit : kering
Kelembapan : kering
Lesi : (+)
Jaringan parut : tidak ada
Suhu : 390C
Edema : tidak ada
Eritema : Kemerahan
N
O POLA SEBELUM SESUDAH
MASUK RS MASUK RS
1 Nutrisi :
a. Makanan yang disukai Coklat Tidak ada
b. Diet Nasi Bubur
c. Nafsu makan Menurun Normal
d. Lain-lain Tidak ada Tidak ada
2 Minum :
a. Pola minum 4 gelas 6 gelas
b. Jenis minuman Air putih Teh, air putih
c. Banyaknya 900ml 1,4L/hari
d. Minuman yang disukai Susu putih
3 Pola istirahat/tidur :
a. Waktu tidur
Siang Tidak ada 13.00-
Malam 21.00 - 07.30 wib 14.00WIB
b. Lama tidur 7 Jam/harn bi 23.40-
c. Kebiasaan tidur malam Tidak terganggu 03.30WIB
d. Kebiasaan tidur siang Tidak terganggu ±4 jam/hari
e. Kesulitan tidur Tidak terganggu Terganggu
f. Cara mengatasinya Diusap kepala oleh Terganggu
ibunya Terganggu
Diusap kepala
oleh ibunya
4 Pola eliminasi fekal/BAB:
a. Frekuensi 2 kali/ hari 1 kali/ 2hari
b. Konsistensi Cair Padat
c. Warna Kuning Kuning
kecoklatan
d. Waktu (pagi,siang,malam) Pagi dan siang Pagi
H. Data Psikologis
a. Status emosi
Emosi pasien tampak stabil namun tampak gelisah karena menahan nyeri yang
dirasakan dan selalu rewel
b. Kecemasan
Tingkat kecemasan pasien tinggi karena selalu menangis
c. Konsep diri
a) Citra tubuh
Tidak dikaji
d. Identitas Diri
a) Peran
Pasien adalah seorang anak dan masih suka bermain layaknya anak kecil
b) Ideal diri
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya selalu rewel karena sakit yang
dideritanya dan ingin melihat anaknya segera sembuh dan bermain seperti
biasa
c) Harga diri
Tidak dikaji
e. Koping mekanisme yang digunakan
Pola koping pasien baik tetapi kurang kooperatif dengan perawat dan tenaga medis
saat dilakukan tindakan
I. Data Sosial
a. Komunikasi
Klien berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia tetapi masih tidak lancar
berbicara
b. Pola interaksi
a) Dengan Perawat
Klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik pada petugas kesehatan karena
selalu nangis, dan rewel ketika diajak bicara ataupun disentuh
b) Dengan Keluarga
Klien berkomunikasi sedikit baik dengan keluarganya walaupun belum lancar dan
selalu rewel
c) Dengan Klien yang lain
Klien tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain
J. Data Spiritual
a. Motivasi religi klien
Tidak dikaji
b. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Tidak dikaji
c. Pelaksanaan Ibadah sebelum dan sesudah sakit
Tidak dikaji
K. Data Penunjang
Tidak dikaji
1. Analisa Data
No
.
Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS : Proses inflamasi Resiko perfusi serebral
tidak efektif
- Ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya demam .
tinggi, nyeri dibagian kepala
ketika kepala disentuh Nyeri dibagian kepala
DO :
Lemah
Nyeri akut
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis
3. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN
4. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
NO Tanggal dan Waktu Tindakan Keperawatan dan Respon Pasien Nama dan Paraf
Perawat
Enchepalitis adalah peradangan pada parenkim otak akibat infeksi dari bakteri dan virus
enchepalatis bateri biasanya akibat fraktur tulang dari tengkorak kepala langsung masuk
kedalam atau alat alat penetrasi yang tekontaminasi. Enchepalitis virus umumnya akibat dari
gigitan serangga yang terinfeksi atau akibat dari virus. Pengontrolan lingkungan dan
imunisasi porfilaksis dapat menurunkan angka kejadian enchepalitis
3.3 SARAN
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga sebab dengan kondisi fisik yang
sehat seseorang mampu menjalankan aktivitas sehari harinya tanpa mengalami hambatan
apapun. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat
penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan
hidup serta aktivitas sesoranguntuk itu selalu jagalah kebersihan dimanapun dan kapanpun
DAFTAR PUSTAKA
Suddart&Brunner.,2016.Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:EGC
https://www.academia.edu/19072550/Askep_Meningitis_Anak