Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI


Diajukan guna memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu : Epi Rustiawati S.Kp.,M.Kep,Sp.KMB

Disusun oleh:
Devia Lutfiana

344070180057

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019/2020
A. KONSEP DASAR\
1. PENGERTIAN
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal
dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakitb akan
timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal.
(Potter & perry .Fundamental Keperawatan.edisi 4.hal : 933 – 942:2005)
Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan
tubuh,terutama yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi
metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi(Kamus Saku
Kedokteran Dorland,edisi 25.hal :555:1998)
2. ETIOLOGI
a. Penyebab penyakit dari bakteri (jasad renik atau kuman) contoh : TBC ditularkan
melalui udara. Tetanus dari luka yang kotor, mencret dari lalat, air dan jari yang
kotor, pneumonia dari batuk (udara)
b. Penyebab penyakit dari virus (kuman yang lebih kecil daripada
bakteri). Contoh : Selesma, influensa, campak, gondok : ditularkan melalau udara,
batuk, ataupun lalat. Rabies : melalui gigitan binatang, Penyakit kulit : melalui
sentuhan
c. Penyebab penyakit dari jamur. Contoh: Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan
paha: ditularkan melalu sentuhan atau dari pakaian yang dipakai secara bergantian
d. Parasit internal (hewan yang berbahaya yang hidup di dalam tubuh). Contoh:
Disentri: ditularkan dari kotoran ke mulut. Malaria: melalui gigitan nyamuk
e. Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang hidup pada permukaan
tubuh). Contoh: Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis:
penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian.

3. MANIFESTASI KLINIS PADA LANSIA


a. Demam : seringkali tidak mencolok. Glickman dan Hilbert (1982), seperti dikutip
oleh Yoshikawa mendapatkan bahwa banyak penderita lansia yang jelas
menderita infeksi
tidak menunjukkan gejala demam. Penderita dengan sepsis seringkali suhu juga
tidak meningkat, akan tetapi justru menurun (hipotermi). Tidak adanya demam ini
selain memperlambat diagnosis, juga menurunkn efek fisiologik lekosit dalam
melawan infeksi, sehingga angka kematian penderita lansia dengan infeksi tanpa
demam akan lebih tinggi daripada apabila disertai demam.
b. Gejala tidak khas : gejala seperti yang digambarkan pada penderita muda sering
tidak terdapat bahkan berubah. Gejala nyeri khas pada apendisitis akut, kolesistitis
akut, meningitis, dan lain-lain sering tidak dijumpai. Batuk pada pneumonia
sering tidak dikeluhkan, mungkin oleh penderita dianggap sebagai batuk “biasa”
(Fox, 1998 ; Hadi Martono 1992, 1993
c. Gejala akibat penyakit penyerta (ko-morbid) : sering menutupi, mengacaukan
bahkan menghilangkan gejala khas akibat penyakit utamanya, padahal pada
penderita lansia penyakit ko-morbid ini sering dan banyak terdapat (Hadi
Martono, 1993 ; Yoshikawa, 1986 ; Smith, 1980)
4. PATOFISIOLOGI
Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh
(ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen
intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:
a. Patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan
beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
b. Patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria. Jaringan
yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya
oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang
memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal
maupun sistemik.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Analisis laboratorium yang memberikan informasi ttg pertahanan klien melawan
infeksi
b. Merencanakan terapi pencegahan yang meliputi teknik aseptic

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Kaji nama, tempat tanggal lahir, jenis klamin dsb
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama umur dsb
c. Keluhan utama
Kaji apa yang menyebabkan klien datang ke RS biasanya pada pasien yang
terkena infeksi merasakan demam tinggi dan nyeri
d. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji apa saja yang dirasakan klien, kaji skala nyeri, nyeri timbul dan nyeri
dirasakan pada saat istirahatkah atau beraktivitas
e. Riwayat kesehatan masalalu
Kaji apakah klien mempunyai riwayat penyakit sebelumnnya, apakah pernah
mengalami infeksi atau tidak
f. Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit DM, hioertensi dsb
2. Pengkajian Luka
a. Kondisi luka
b. Warna dasar luka
 Slough (yellow)
 Necrotic tissue (black)
 Infected tissue (green)
 Granulating tissue (red)
 Epithelialising (pink)
c. Lokasi ukuran dan kedalaman luka
d. Eksudat dan bau
e. Tanda-tanda infeksi
f. Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
g. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung

3. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
. keperawatan
1. DS : Adanya luka Resiko Infeksi
- Pasien mengatakan
badan terasa nyeri
- Demam
- Tidak nafsu makan Intake kurang dari
kebutuhan
DO :
- Pasien tampak lemah
- Gelisah
- Suhu 39ºC Daya tahan tubuh lemah

Nyeri

RESIKO INFEKSI

4. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka

5. Intervensi keperawatan
No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
. keperawatan
1. Resiko infeksi Setelah diberikan Pencegahan Infeksi
tindakan keperawatan
berhubungan dengan - Monitor tanda dan
dalam 2x24 jam
adanya luka diharapkan tingkat gejala infeksi
infeksi menurun, dengan
- Berikan perawatan
kriteria hasil:
- Nafsu makan kulit pada daerah
meningkat
edema
- Demam menurun
- Nyeri menurun - Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- Jelaskan tanda dan
gjala infeksi
- Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi dan cairan
- Kolaboras pmberian
imunisasi, jika perlu

KASUS FIKTIF
Tn. A datang ke UGD RSIA mengantar anak perempuannya An.K yang masih
berumur 5th karena anaknya menangis terus-menerus sejak kemarin sore dikarenakan
febris dan disuria. Tn.A juga mengatakan, An.K di rumah dirawat oleh pembantunya
sehingga untuk personal higiennya biasanya dibantu oleh pembantunya. Selain itu
An.K juga mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti diremasremas dan perih saat
mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal buang air
kecilnya lebih sering dari biasanya, oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk
banyak minum. Tn. A mengatakan anaknya mengalami nyeri pada bagian suprapubic
dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada cairan eksudat yang purulen
dan terasa gatal. Karena sakit pada perut bagian bawah, An.K merasa tidak kuat untuk
berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke UGD, An.K digendong oleh
ayahnya. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV : RR : 28x/menit S : 40
ºC N : 108x/menit Saat di UGD An.K dilakukan pemasangan infus RL, 20 tts/mnt
dengan abocat ukuran 24 dan diberikan terapi obat: Ceftriaxone 2x500m dan
Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB

Referensi : https://id.scribd.com/document/364563310/Laporan-Pendahuluan-Pada-
Pasien-Dengan-Luka-Resiko-Infeksi
- Tim pokja SDKI DPP PPNI.(2017) Standar Diagnose Keperawatan Indonesia
. Jakarta : DPP PPNI
- Tim pokja SLKI DPP PPNI.(2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
- Tim pokja SIKI DPP PPNI.(2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai