DI SUSUN OLEH
KELOMPOK II
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini puji syukur tepat pada waktunya yang berjudul “Etika
Legal Keperawatan”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di
harapkan demi kesempurnaan makalah ini..
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui segala usaha kita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Secara global populasi penuaan merupakan tantangan penting dan
kesempatan yang dihadapi oleh semua negara. Di negara-negara
berkembang, populasi penuaan mengubah sifat tuntutan pada sistem
perawatan kesehatan yang harus mengakomodasi kebutuhan populasi yang
lebih tua sambil terus untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas lain
seperti kesehatan ibu dan anak (WHO, 2013). Peningkatan usia harapan
hidup menimbulkan peningkatan jumlah lanjut usia (Lansia) di dunia.
Lanjut usia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (WHO
1998, dalam Nugroho 2000). Jumlah lansia usia 60 tahun secara global
diprediksikan pada tahun 2025 akan mencapai ± 1200 individu lanjut usia
dan angka sebaran lansia terbanyak diseluruh dunia terdapat dinegara
Cina, India, Amerika Serikat, dan Indonesia (Kuliah Pakar: Hendri
Purwadi, 2013).
Transisi demografi pada kelompok lansia terkait dengan status
kesehatan lansia yang lebih terjamin, sehingga usia harapan hidup lansia
lebih tinggi dibanding masa-masa sebelumnya. Pertambahan jumlah lansia
di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 – 2025, tergolong tercepat di
dunia. Sedangkan umur harapan hidup berdasarkan sensus BPS tahun
1998 masing-masing untuk pria 63 tahun dan perempuan 67 tahun. Angka
di atas berbeda dengan kajian WHO (1999), dimana usia harapan hidup
orang Indonesia rata-rata adalah 59,7 tahun dan menempati urutan ke-103
dunia (Bondan Palestin, 2011). Berdasarkan data BPS, Proyeksi Penduduk
Indonesia per Propinsi 1995 – 2005, Jakarta 1988, menerangkan bahwa
distribusi usia lanjut di Indonesia meliputi 13.75 % berada di D.I.
Yogyakarta, 10.54 % berada di Jawa Timur, 9.72 % berada di Bali, 9.55 %
berada di Jawa Tengah, 9.08 % berada di Sumatra Barat, dan 7.63 %
berada di Sulawesi Selatan (Kuliah Pakar: Bondan Paleestin, 2013).
Terlepas dari permasalahan peningkatan harapan hidup di negara
maju telah memimpin peningkatan jumlah orang tua dirawat di panti
jompo berdampak pula pada otonomi dan masalah legal etik lansia.
Mengingat kelemahan fisik dan kerusakan kapasitas mental di banyak
penduduk ini, pertanyaan muncul sebagai otonomi mereka dan untuk
perlindungan mereka dari bahaya. Pada tahun 2005, salah satu pengadilan
Jerman tertinggi, Bundesgerichtshof (BGH) mengeluarkan putusan mani
yang berurusan dengan kewajiban panti jompo dan dengan melestarikan
otonomi dan privasi dalam penghuni panti jompo (Artikel Global Medical
Ethic oleh Kai Sammet, 2007).
Isu - isu legal dan etik yang memengaruhi lansia telah mengalami
peningkatan angka kejadian di pengadilan pada masa sekarang ini.
Perawat yang merawat lansia mengalami isu etis yang unik pada golongan
usia ini. Sekelompok pertanyaan muncul pada tingkat individu yang
berkaitan dengan permasalahan penuaan dan arti manusia. Kelompok
pertanyaan kedua berkaitan dengan pengalaman subjektif dari kecacatan
dan penyakit sebagai yang dirasakan dan ditafsirkan oleh lansia dan
respons yang diberikan oleh perawat, dokter, atau tenaga kesehatan yang
lain. Serta yang terakhir kelompok ketiga masalah berpusat pada proses
pengambilan keputusan medis yang mengikutsertakan pasien, anggota
keluarga, para tenaga kesehatan, petugas lapangan, dan administrator
rumah sakit. Akhirnya, masalah etis yang berhubungan dengan lansia
sebagai suatu kelompok muncul dalam konteks masyarakat yang lebih
besar (Mickey & Patricia, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa Pengertian Etik Keperawatan Lansia ?
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip Etik Keperawatan ?
4. Bagaimana Inform Concent pada Etik Keperawatan ?
5. Bagaimana Peraturan yang Berkaitan dengan Kesejahteran Lansia ?
1.3 Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui Pengertian Etik keperawatan lansia.
3. Untuk mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip Etik Keperawatan.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Inform Concent pada Etik
Keperawatan.
5. Untuk mengetahui Bagaimana Peraturan yang Berkaitan dengan
Kesejahteran Lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku,
karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik
dan berharga bagi semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral
adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawatan. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk
merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosial-spritual dan kultural yang holistic yang ditujukan kepada klien lanjut
usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etik keperawatan
adalah istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang
lain khususnya dalam memberikan suatu pelayanan profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosial-spritual dan kultural yang holistic yang ditujukan kepada klien lanjut
usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu (Darmojo, 2013)
2.2 Prinsip Etik
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada penderita
usia lanjut adalah (Kane et al, 1994, Reuben et al, 1996 dalam Nugroho,
(2015):
1. Empati : istilah empati menyangkut pengertian : ”simpati atas dasar
pengertian yang dalam”. Dalam istilah ini diharapkan upaya pelayanan
geriatri harus memandang seorang lansia yang sakit denagn pengertian,
kasih sayang dan memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita
tersebut. Tindakan empati harus dilaksanakan dengan wajar, tidak
berlebihan, sehingga tidak memberi kesan over-protective dan belas-
kasihan. Oleh karena itu semua petugas geriatrik harus memahami peroses
fisiologis dan patologik dari penderita lansia.
2. Non-maleficence dan beneficence. Pelayanan geriatri selalu didasarkan
pada keharusan untuka mngerjakan yang baik untuk pnderita dan harus
menghindari tindakan yang menambah penderita (harm) bagi penderita.
Terdapat adagium primum non nocere (”yang penting jangan membuat
seseorang menderita”). Dalam pengertian ini, upaya pemberian posisi
baring yang tepat untuk menghindari rasa nyeri, pemberian analgesik
(kalau perlu dengan derivat morfina) yang cukup, pengucapan kata-kata
hiburan merupakan contoh berbagai hal yang mungkin mudah dan praktis
untuk dikerjakan.
3. Otonomi : yaitu suatu prinsip bahwa seorang inidividu mempunyai hak
untuk menentukan nasibnya, dan mengemukakan keinginannya sendiri.
Tentu saja hak tersebut mempunyai batasan, akan tetapi di bidang geriatri
hal tersebut berdasar pada keadaan, apakah penderita dapat membuat
putusan secara mandiri dan bebas. Dalam etika ketimuran, seringakali hal
ini dibantu (atau menjadi semakin rumit ?) oleh pendapat keluarga dekat.
Jadi secara hakiki, prinsip otonomi berupaya untuk melindungi penderita
yang fungsional masih kapabel (sedanagkan non-maleficence dan
beneficence lebih bersifat melindungi penderita yang inkapabel). Dalam
berbagai hal aspek etik ini seolah-olah memakai prinsip paternalisme,
dimana seseorang menjadi wakil dari orang lain untuk membuat suatu
keputusan (mis. Seorang ayah membuat keuitusan bagi anaknya yang
belum dewasa).
4. Justice/Keadilan : yaitu prinsip pelayanan geriatri harus memberikan
perlakuan yang sama bagi semua penderita. Kewajiban untuk
memperlakukan seorang penderita secara wajar dan tidak mengadakan
pembedaan atas dasar karakteristik yang tidak relevan.
5. Veracity : yaitu suatu prinsip untuk selalu memenuhi semua janji yang
diberikan pada seorang penderita.
Block Geriatric Nursing. 2013. Kampus Alma Ata. (2013). Kesehatan Usia
Lanjut dan Permasalahannya: proses kulia pakar. Bondan Palestin.
Yogyakarta.
Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut), Edisi 2. 2013. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ma'rifatul Lilik A.. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Lise – Lotte Jonasson., Per – Erik Liss., Björn Westerlind., & Carina Berterö.
(2010). Ethical Values in Caring Encounters on a Geriatric Ward from
the Next of Kin’s Perspective: An Interview Study. International
Journal of Nursing Practice (16). 20 – 26.
S. van der Dam., T. A. Abma., M. J. M. Kardol. G. A. M. Widdershoven. (2011).
“Here’s My Dilemma” Moral Case Deliberation as a Platform for
Discussing Everyday Ethics in Elderly Care. Health Care Ana.l (20:
250 – 267.
Nugroho, Wahjudi. 2015. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
R, Rully. 2014. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di RSU dalam
Perspektif HAM. Jakarta: Harian Suara Pembaharuan.
SKM, Hardiwinoto, Stiabudi, Tony. 2015. Pandaun Gerontologi. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.