Kelompok 2
1. Luh Eka Desriana Putri (07)
2. Indah Cantika Wahadi (08)
3. Ni Putu Ayu Sucita Dewi (09)
4. Ni Putu Indah Prastika Dewi (10)
5. Ni Putu Natiya Giyanti (11)
6. Fendy Anugrah Pratama (12)
KEPERAWATAN
kritis
POKOK BAHASAN
1. Definisi
Evidence Based Practice atau EBP merupakan suatu pendekatan
pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan dalam organisasi
pelayanan kesehatan yang terintegrasi di dalamnya adalah ilmu
pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman dan bukti-bukti
nyata yang baik (pasien dan praktisi). EBP dapat dipengaruh oleh faktor
internal dan external serta memaksa untuk berpikir kritis dalam penerapan
pelayanan secara bijaksana terhadadap pelayanan pasien individu,
kelompok atau system (newhouse, dearholt, poe, pough, & white, 2005).
2. Tingkatan dan Hierarki dalam penerapan EBP
1) Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan berdasarkan fakta
terbaik akan meningkatkan hasil perawatan klien.
2) Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung “pemberian
perawatan berdasarkan fakta”.
3) Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan EBP.
4) Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan.
5) Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek, penggunaan
biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
6) Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi yang
berkelanjutan.
7) Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi, observasi pada klien
dan bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam tindakan diharapkan
perawat memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan.
8. Hambatan Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan
a. Kriteria Struktur
1) Terdapat kebijakan pimpinan rumah sakit tentang penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
10 kasus kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian serta 10 masalah utama keperawatan
gawat darurat.
2) Terdapat kebijakan pimpinan rumah sakit tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) gawat
darurat sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan keperawatan gawat darurat.
3) Terdapat standar asuhan keperawatan gawat darurat meliputi pengkajian, diagnosa/ masalah
keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi, minimal pada sepuluh (10) masalah utama
keperawatan gawat darurat.
4) Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) kegawat daruratan klinis yang ditetapkan oleh
pimpinan rumah sakit
5) Terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) manajerial yang berisikan alur pelayanan gawat
darurat sehari-hari, bencana internal dan eksternal yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
6) Memiliki metode penugasan perawat yang ditetapkan (manajemen kasus/ primer) di pelayanan
gawat darurat.
b. Kriteria Proses
c. Kriteria Hasil
3) Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian,
dan visi. Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria
yang relevan.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 16
1) Konseptualisasi
3. Karakteristik 2) Rasional dan beralasan.
Berpikir Kritis 3) Reflektif
4) Bagian dari suatu sikap.
5) Kemandirian berpikir
6) Berpikir adil dan terbuka
7) Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
– Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang
sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk
pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi
keadaan kritis.
– Tindakan yang dilakukan adalah resusitasi dan stabilisasi sambil memantau
setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang diperlukan. Triage,