Anda di halaman 1dari 11

2

KONSEP
EVIDENCE BASED
PRACTICE
Model-model evidence based practice
Implikasi dan pentingnya evidence based practice
Prinsip dan langkah-langkah dalam evidence based practice
Hambatan dalam penerapan evidence based practice

MARNI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan ini , mahasiswa mampu menguasai


• Model-model evidence based practice
• Implikasi dan pentingnya evidence based practice
• Prinsip dan langkah-langkah dalam evidence based practice
• Hambatan dalam penerapan evidence based practice
MODEL IMPLMENTASI EVIDENCE
BASED PRACTICE
1. Model Settler

Merupakan seperangkat perlengkapan/media penelitian untuk meningkatkan penerapan


Evidence based. 5 langkah dalam Model Settler:
• Fase 1 : Persiapan
• Fase 2 :Validasi
• Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
• Fase 4 : Translasi dan aplikasi
• Fase 5 : Evaluasi
2. Model IOWA, Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care
• Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN,
• Model IOWA diawali dari pemicu/masalah.
• Pemicu/masalah ini sebagai focus ataupun focus masalah.
• Jika masalah mengenai prioritas dari suatu organisasi, tim segera dibentuk.
• Tim terdiri dari stakeholders, klinisian, staf perawat, dan tenaga kesehatan lain yang dirasakan
penting untuk dilibatkan dalam EBP.
• Langkah selanjutkan adalah mensistesis EBP.
• Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdapat cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya
perubahan .
• Kemudian dilakukan evaluasi dan diikuti dengan diseminasi

(Jones & Bartlett, 2004; Bernadette Mazurek Melnyk, 2011).


3. Model konseptual Rosswurm & Larrabee
• Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang terdiri dari 6
langkah yaitu :
• Tahap 1 :mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
• Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
• Tahap 3 : kritikal analisis evidence
• Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
• Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
• Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based Practice ke lahan paktek harus memperhatikan latar
belakang teori yang ada, kevalidan dan kereliabilitasan metode yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur
yang standar.
IMPLIKASI DAN PENTINGNYA EBP
DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
Kerangka kerja dalam menjelaskan mengapa orang mengadopsi atau tidak mengadopsi EBP
sebagai fungsi dari kemampuan, motivasi dan peluang untuk terlibat dalam aktivitas terkait EBP.
Menurut Hughes, 2007 dan Pretty & Cacioppo, 1986 ada 3 hal penting dalam implikasi EBP , yaitu
mencakup:
1. Kemampuan untuk berlatih
2. Motivasi untuk berlatih
3. Kesempatan untuk berlatih
PENGKAJIAN DAN ALAT DALAM EBP
Terdapat beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga kesehatan professional untuk
dapat menerapkan praktek klinis berbasis bukti, yaitu :
• Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek
• Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,
• Melakukan pencarian literature yang efisien,
• Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari bukti tersebut untuk
menentukan tingkat validitasnya
• Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan
• Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien dapat mempengaruhi
keseimbangan antara potensial keuntungan dan kerugian dari pilihan manajemen/terapi

(Jette et al., 2003).


PRINSIP DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM EBP

• Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian.


• Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT.
• Langkah 3: Cari bukti terbaik
• Langkah 4: Kritis menilai bukti
• Langkah 5: Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan nilai-nilai
• Langkah 6: Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti
• Langkah 7: Menyebarluaskan hasil EBP
HAMBATAN PELAKSANAAN EBP PADA
KEBIDANAN
• Berkaitan dengan penggunaan waktu.
• Akses terhadap jurnal dan artikel.
• Keterampilan untuk mencari.
• Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
• Kurang paham atau kurang mengerti.
• Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset.
• Salah pengertian tentang proses.
• Kualitas dari fakta yang ditemukan.
• Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literatur hasil
penemuan untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan pada klien.
KESIMPULAN
• Seacara garis besar menenentukan tercapainya pelaksanaan praktek yang lebih baik yaitu,
penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi di kaitkan dengan teori yang telah
ada, pengalaman klinis terhadap suatu kasus, dan pengalaman pribadi yang bersumber dari pasien.
• Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka di harapkan pelaksanaan pemberian
pelayanan kesehatan khususnya pemberian asuhan kebidanan dapat di tingkatkan terutama dalam
hal peningkatan pelayanan kesehatan atau kebidanan, pengurangan biaya (cost effective) dan
peningkatan kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.
• Namun dalam pelaksanaan penerapan Evidence Based Practice ini sendiri tidaklah mudah,
hambatan utama dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya pemahaman dan kurangnya referensi yang
dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penerapan EBP itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai