Anda di halaman 1dari 34

Pertemuan 4

SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL

MANASE SAHAT H SIMARANGKIR, M.KOM


Pertemuan 4

Agenda Hari Ini

1 SIK Nasional 3 Alur Pengembangan SIK Nasional

Tujuan dan Konsep


2 Permasalahan SIK Nasional 4 Pengembngan SIK Nasional
Capaian Topik Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Kebijakan SIK Nasional

2. Mahasiswa mampu menjelaskan permasalahan SIK Nasional

3. Mahasiswa mampu menjelaskan Alur dan Konsep SIK Nasional

4. Mahasiswa mampu menjelaskan Ruang lingkup SIK Nasional


REFERENSI:

1. Barsasella, D. (2012). Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta. Mitra Wacana Medika


2. Departemen Kesehatan RI. (2007). Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS). Jakarta. Depkes RI.
3. Departemen Kesehatan RI. (2006). Standar Tenaga Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI.
4. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Peta Jalan Standarisasi Data dan Informasi Kesehatan.
Jakarta. Pusat Data dan Informasi Depkes RI.
5. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Jakarta.
Pusat Data dan Informasi Depkes RI.
PENDAHULUAN
Menurut WHO (2004) definisi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah Sebuah
sistem yang mengintegrasikan pengumpulan data, pengolahan, pelaporan, dan
penggunaan informasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
kesehatan melalui manajemen yang lebih baik pada semua jenjang kesehatan.

Sedangkan definisi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) menurut Pusat Data dan
Informasi Depkes RI (2006) adalah Suatu sistem yang menyediakan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi
kesehatan, baik di tingkat unit pelaksana upaya kesehatan, di tingkat
Kabupaten/Kota, di tingkat Provinsi, maupun di tingkat Pusat.
Berdasarkan berbagai pengertian atau definisi tersebut,
maka perlu adanya pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) yang terintegrasi dari berbagai tingkat
pelayanan kesehatan dalam bentuk Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) maupun Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA).
PENGERTIAN SIKNAS/SIKDA

SIKNAS adalah Sistem informasi yang berhubungan dengan Sistem-sistem


Informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam kerjasama
yang paling menguntungkan. SIKNAS dibangun dan dikembangkan dari
berbagai jaringan Sistem-Sistem Informasi Kesehatan Propinsi dan Sistem-
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota.

Sedangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) adalah Suatu


Sistem Informasi yang mencakup Sub sistem informasi yang dikembangkan di
unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek Swasta, Apotek,
Laboratorium), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan sistem informasi pada
Dinas Kesehatan Propinsi.
ROADMAP SIKNAS (Tahun 2011 – 2012)

1. Visi
Terwujudnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi yang mampu mendukung proses
manajemen kesehatan untuk menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
2. Misi
a. Memperkuat sumber daya sistem informasi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
b. Menstandarisasi indikator kesehatan agar dapat menggambarkan derajat kesehatan
masyarakat.
c. Memperkuat sumber data dan membangun jejaringnya dengan semua pemangku kepentingan
termasuk swasta dan masyarakat madani.
d. Meningkatkan pengelolaan data kesehatan yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan
analisis data serta desiminasi informasi.
e. Memperkuat kualitas data kesehatan dengan menerapkan jaminan kualitas dan sistem
pengendaliannya.
f. Meningkatkan budaya penggunaan data dan informasi untuk penyelenggaraan upaya
kesehatan yang efektif dan efisien serta untuk mendukung tata kelola kepemerintahan yang
baik.
3. Prinsip
a) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi:
1. Mendukung proses pencatatan data
2. Meningkatkan akurasi data dan kecepatan penyediaan data
3. Meningkatkan efisiensi dalam proses kerja
4. Memperkuat transparansi
5. Berbasis data disagregate dari fasilitas pelayanan kesehatan
b) Keamanan dan Kerahasiaan Data
c) Standarisasi
d) Integrasi
e) Kemudahan Akses.

REFERENSI
Departemen Kesehatan. 2012, Roadmap Sistem Informasi dan Kesehatan tahun 2011-2014. Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta.
Zhou, Rosalina. 2012.’Hasil Diskusi SIKNAS dan SIKDA’. Dari: www.scribd.com. [14 May 2013]
KEBIJAKAN SIKNAS

Berbagai bentuk Kebijakan terkait dengan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasonal (SIKNAS) menurut
Pusat Data dan Informasi Depkes RI 2011 antara lain:
1. Pengembangan kebijakan dan standar dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Sistem Infomasi Kesehatan
(SIK) yang terintegrasi.
2. Pengembangan dan penyelenggaraan SIK dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
termasuk lintas sektor dan masyarakat.
3. Penetapan kebijakan dan standar SIK dilakukan dalam kerangka desentralisasi di bidang kesehatan.
4. Penataan sumber data dan penguatan manajemen SIK pada semua tingkat sistem kesehatan dititik-beratkan
pada ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan dan penguatan kapasitas SDM, dan
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta penguatan advokasi bagipemenuhan anggaran.
5. Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan dengan menjalin kerjasama
dengan perguruan tinggi dan lintas sektor terkait serta terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan
lainnya.
6. Peningkatan penyelenggaraan sistempengumpulan, penyimpanan, desiminasi, dan pemanfaatan data/informasi
dalam kerangka kebijakan manajemen data satu pintu.
7. Pengembangan Bank Data Kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan dari pemangku kepentingan dan
dapat diakses dengan mudah, serta memperhatikan prinsip-prinsip kerahasiaan dan etika yang berlaku
dibidang kesehatan dan kedokteran.
TUJUAN PENGEMBANGAN SIKNAS

Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk menjembatani


permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke depkes pusat
dan memungkinkan aliran data kesehatan dari kabupaten/kota ke
pusdatin karena dampak adanya kebijakan desentralisasi bidang
kesehatan di seluruh Indonesia.
PENGEMBANGAN SIKNAS

Berdasarkan analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan,


maka Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) meliputi:

1. Integrasi Sistem Informasi Kesehatan yang ada.


2. Penyelenggaraan Pengumpulan dan Pemanfaatan Bersama Data
dan Informasi yang Terintegrasi.
3. Fasilitasi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
4. Pemngembangan Pelayanan Data dan Informasi untuk Manajemen
5. Pengembangan Pelayanan Data dan Informasi untuk Masyarakat
6. Pengembangan Teknologidan Sumber Daya Informasi
ALUR SIKNAS dan
INFRASTRUKTUR

Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan


virtual sistem informasi kesehatan elektronik
yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan
hanya bisa diakses bila telah dihubungkan.
Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur
jaringan komunikasi data terintegrasi dengan
menggunakan Wide Area Network (WAN),
jaringan telekomunikasi yang mencakup area
yang luas serta digunakan untuk mengirim data
jarak jauh antara Local Area Network (LAN) yang
berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer
lainnya. Pengembangan jaringan komputer
(SIKNAS) online ditetapkan melalui keputusan
Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun
2007. Model Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Pada Model diatas terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait yaitu:

1.Sumber Data Manual


Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual atau
secara komputerisasi offline. Model SIK Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai
keterbatasan infrastruktur (antara lain, pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet).
Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan melakukan pencatatan,
penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.

Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas kesehatan
kabupaten/ kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan dikirim dalam
bentuk softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi petugas kesehatan
yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum komputerisasi, laporan dikirim dalam bentuk data
rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan bagi yang sudah
komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan penggabungan data di
puskesmas.
2.Sumber Data Komputerisasi
Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan
secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online,
data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah
ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat
langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).

3.Sistem Informasi Dinas Kesehatan


Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota
dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas
kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa
laporan softcopy dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA
generik. Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk
laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal
yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik
provinsi.
4.Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran
data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan
mekanisme yang disepakati.

5.Bank Data Kesehatan Nasional


Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data kesehatan dari sumber data
(fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data
langsung ke sumber data.

6.Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan


Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh
semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-
nya.

7.Pengguna Data .
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem informasi sendiri serta masyarakat
yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data
Kesehatan Nasional melalui website Kementerian Kesehatan.
Kedudukan Sistem Informasi Kesehatan
Gambaran Masalah SIK
STANDAR TENAGA SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
Agar diperoleh data dan informasi yang berkualitas, maka dibutuhkan tenaga SIK yang memiliki
pemahaman mengenai bidang kesehatan, statistik bidang kesehatan dan teknologi informasi. Untuk itu
secara umum kompetensi yang diperlukan pada tenaga SIK adalah:
1. Memahami bidang kesehatan baik aspek klinis maupun program kesehatan:
a) Memahami istilah-istilah kesehatan
b) Memahami kebijakan program kesehatan
c) Memahami epidemiologi penyakit
d) Memahami indikator kesehatan
2. Memahami dan mampu melakukan kegiatan statistik bidang kesehatan:
a) Mampu melakukan teknis pengumpulan data
b) Mampu melakukan validasi data
c) Mampu melakukan pengolahan data secara manual dan elektronik
d) Mampu melakukan pengukuran indikator kesehatan
e) Mampu melakukan analisis data kesehatan
f) Mampu menyajikan data dan informasi secara tepat
3. Memahami dan mampu mengoperasikan komputer dan atau teknologi informasi lainnya:
a) Mampu mengoperasikan software pengelolaan, analisis dan penyajian data
b) Mampu mengoperasikan jaringan, dan lain-lain.
4. Memiliki sifat responsif (terhadap data yang tidak logis dan terhadap kebutuhan manajemen), mampu
berkoordinasi dengan unit terkait ketika mendapatkan informasi yang tidak logis, teliti, sabar dan tekun.
Desain SIK
Fokus Penguatan SIK
Penguatan Aspek Dasar
Optimalisasi Aliran Data & Pengemb BankData
Pembenahan Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
Pembenahan e-Office
Pengelolaan Website Kemkes
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai