Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANDIRI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Nursing Informatics And
Technology

Dosen Pengampu Bu N. Nina Putri Calistanie, S. Kep., Ners, M. Kep

Di susun oleh:

Nama : Benarti P. Hutasoit


NIM : 221084
Kelas : 3C_S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2023-2024
1. UNDANG-UNDANG RI NO 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN BAB
01 PASAL 01 NO 18-22:
ayat (18) Teknologi Kesehatan adalah segala bentuk alat, produk,dan/ atau metode
yang ditunjukan untuk membantu menegakkan diagnosis, pencegahan, dan
penanganan permasalahan Kesehatan manusia.
Ayat (19) Sistem Informasi Kesehatan adalah sistem yang mengintegrasikan
berbagai tahapan pemrosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi yang
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan Kesehatan
serta mengarahkan tindakan atau keputusan yang bergu.na dalam mendukung
pembangunan Kesehatan.
Ayat (20) Sistem Informasi Kesehatan Nasional adalah Sistem Informasi Kesehatan
yang dikelola oleh kementerian yang urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang
mengintegrasikan dan menstandardisasi seluruh Sistem Informasi Kesehatan dalam
mendukung pembangunan Kesehatan.
Ayat (21) Telekesehatan adalah pemberian dan fasilitasi layananKesehatan,
termasuk Kesehatan masyarakat, layanan informasi Kesehatan, dan layanan mandiri,
melalui telekomunikasi dan teknologi komunikasi digital. Ayat
Ayat (22) Telemedisin adalah pemberian dan fasilitasi layananklinis melalui
telekomunikasi dan teknologi komunikasi digital.

2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46


TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN:
Peraturan yang mengatur tentang pengelolaan sistem informasi kesehatan di
Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting dari Peraturan Pemerintah tersebut
yakni Peraturan ini bertujuan untuk mengatur pengelolaan sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi, akurat, dan dapat diandalkan, sehingga dapat
mendukung perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan program-program
kesehatan. Kewenangan Pengelolaan Peraturan ini memberikan kewenangan kepada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mengatur, mengembangkan, dan
mengelola sistem informasi kesehatan nasional. Sistem Informasi Kesehatan dalam
Peraturan ini mengatur tentang berbagai aspek sistem informasi kesehatan, termasuk
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan pengelolaan data kesehatan. Data
kesehatan yang dikumpulkan dalam sistem informasi kesehatan dianggap sebagai
milik negara dan harus dijaga kerahasiaannya. Peraturan ini menetapkan standar data
kesehatan yang harus diikuti dalam pengumpulan dan pelaporan data kesehatan dan
mengatur tentang pelaporan data kesehatan kepada pihak yang berwenang dan
penggunaan data kesehatan untuk berbagai keperluan, termasuk perencanaan
kebijakan kesehatan.

3. PERMENKES NO 1144/MENKES/PER/VII/2010 TENTANG ORGANISASI


DAN TATA KERJA KEMENTRIAN:
(Pasal 111) Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, dan
pengelolaan data dan informasi, serta evaluasi dan penyusunan laporan.
(Pasal 112) Dalam melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 111, Bagian Program
dan Informasi menyelenggarakan fungsi penyiapan bahan koordinasi dan
pelaksanaan penyusunan rencana, program, dan anggaran; pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data dan informasi; dan evaluasi dan penyusunan laporan.
(Pasal 113) Bagian Program dan Informasi terdiri atas Subbagian Program;
Subbagian Data dan Informasi; dan Subbagian Evaluasi dan Pelaporan.
(Pasal 114)
(1) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
dan penyusunan rencana, program, dan anggaran.
(2) Subbagian Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan,
pengolahan, serta penyajian data dan informasi.
(3) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan pemantauan,
evaluasi, dan penyusunan laporan.

4. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NO. 511 TAHUN 2002


TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN NASIONAL (SIKNAS):
Melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang kebijakan
strategi pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di kabupaten/kota
dikembangkan berbagai strategi, yaitu
(1) Integrasi dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan ada;
(2) Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatandan pelaporan;
(3) Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasikesehatan daerah;
(4) Pengembangan teknologi dan sumber daya;
(5) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk managemen dan
pengambilan keputusan.
(6) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.

5. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO.


932/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN SISTEM LAPORAN INFORMASI KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA:
Beberapa poin penting dalam keputusan ini meliputi:
(1) Menetapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan untuk pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
(2) Menjelaskan langkah-langkah dan prosedur yang harus diikuti oleh
kabupaten/kota dalam mengembangkan sistem laporan informasi kesehatan.
(3) Menetapkan standar data kesehatan yang harus diikuti dalam pengumpulan dan
pelaporan data kesehatan.
(4) Menjelaskan tentang cara pengumpulan data kesehatan di tingkat
kabupaten/kota, panduan tentang pelaporan data kesehatan ke pihak yang
berwenang, dan kerjasama antara kabupaten/kota dengan berbagai pihak terkait
dalam pengembangan sistem laporan informasi kesehatan.

6. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 837 TAHUN 2007


TENTANG PENGEMBANGAN JARINGANCOMPUTER ONLINE SIKNAS:
Di rencanakan beberapa dalam setiap tahunnya; yaitu
(1) Terselenggaranya jaringan komunikasi data terintegrasiantara 80 % dinas
kesehatan kabupaten/kota dan 100 %dinas provinsi dengan kementerian kesehatan
pada tahun2007.
(2) Terselenggaranya jaringan komunikasi data onlineterintegrasi antara 90 % dinas
kesehatan kabupaten/kota, 100 % dinas kesehatan provinsi, 100 % rumah sakit
pusat, 100 % unit pelaksana teknis (UPT) pusat dengankementerian kesehatan tahun
209.
(3) Terselenggaranya jaringan komunikasi data onlineterintegrasi antara seluruh
dinas kesehatankabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, rumah sakitpusat, dan
UPT pusat kementeri an kesehatan pada tahun 2010.

7. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 932 TAHUN 2002


TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN DAERAH DIKABUPATEN/KOTA:
Dikembangkan berbagai strategi, yaitu
(1) Integrasi dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan ada.
(2) Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan.
(3) Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasi kesehatan daerah.
(4) Pengembangan teknologi dan sumber daya;
(5) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk managemen dan
pengambilan keputusan.
(6) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.

8. KEPMENKES NOMOR 004/MENKES/SK/1/2003 TENTANG KEBIJAKAN


DAN STRATEGI DESENTRALISASI BIDANG KESEHATAN:
Pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan didasarkan kepada otonomi luas, nyata
dan bertanggung jawab. Dalam hal ini maka:
(1) Daerah diberi kewenangan seluas-luasnya untuk menyelenggarakan upaya dan
pelayanan kesehatan dengan Standar Pelayanan Minimal yang pedomannya dibuat
oleh Pemerintah Pusat.
(2) Daerah bertanggung jawab mengelola sumber daya kesehatan yangtersedia di
wilayahnya secara optimal guna mewujudkan kinerja SistemKesehatan Wilayah
sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional.

9. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008


TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Pasal 7 AYAT (2):
Ayat (1)Yaitu Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat,
benar, dan tidak menyesatkan. DAN AYAT
(3) yaitu Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan
dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga
dapat diakses dengan mudah.
(4) Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang
diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.
(5) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat
pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, danj atau pertahanan dan keamanan
negara.
(6) Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana danj atau media
elektronik dan nonelektronik.

10. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 932 TAHUN 2002


TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN DAERAH DIKABUPATEN/KOTA:
Melalui keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang kebijakan
strategi pengembangan SIKNAS dan Nomor 932 tahun 2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah di kabupaten/kota
dikembangkan berbagai strategi, yaitu :
(1) Integrasi dan simplifkasi pencatatan dan pelaporan yan ada;
(2) Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatandan pelaporan;
(3) Fasilitasi pengembangan sistem-sistem informasikesehatan daerah;
(4) Pengembangan teknologi dan sumber daya;
(5) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk managemen dan
pengambilan keputusan.
(6) Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.

11. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


128/MENKES/SK/II/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT;
KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
(PUSKESMAS)
BAB I
Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan
program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar tewujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing
manusia Indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
Fungsi
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan


Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:

1. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai


Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.

3. Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai Unit


Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata


pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter,
praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu,
polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai
sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai
pembina.

Anda mungkin juga menyukai