Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH : TEHNOLOGI INFORMASI KEBIDANAN ( SISTEM INFORMASI KESEHTAN )

NAMA DOSEN : BAPAK BADERI S.Kom.MM

NAMA MAHASISWA: RANI WIDYANINGRUM

NIM : 212110035 /NON REGULER

TUGAS MANDIRI 3

1. Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


JAWAB : Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Setiap orang
berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang
sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

MAKNA : Pasal 190 ayat (1) menentukan bahwa “Pimpinan fasilitas


pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan
pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ...

2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.

JAWAB : Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan kesehatan.

MAKNA : Data dan informasi kesehatan menjadi sebuah acuan penting dalam menentukan
keputusan ke arah pembangunan kesehatan, sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat dalam
menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses memperoleh informasi kesehatan. Maka dari itu,
dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan dalam membangun kerjasama, kordinasi, dan integrasi dalam upaya pembangunan
kesehatan yang berkesinambungan. Informasi kesehatan terdiri atas upaya kesehatan,
penelitian dan pengembangan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan, manajemen dan regulasi kesehatan, serta
pemberdayaan masyarakat. Pada poin pembiayaan kesehatan memuat informasi terkait dengan
sumber dana, pengalokasian dana, dan pembelanjaan. Tentu dengan adanya kontrol terhadap
informasi kesehatan khususnya pada pembiayaan kesehatan ini dapat mendukung proses
perencanaan dan penganggaran yang lebih terarah baik di level pusat maupun daerah.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata


Kerja Kementerian
JAWAB : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian
Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Kesehatan;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Kesehatan di daerah; dan
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasiona

MAKNA : Peraturan yang mengatur organisasi dan tata cara kerja kementerian kesehatan
Mulai dariperencanaan,perumusan kebijakan ,pelaksanaan tugas ,bimtek ,supervise di
lingkungan kemetrian kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 511 Tahun 2002 tentang KeBijakan Strategi Pengemangan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS )

JAWAB : bahwa dalam rangka pelaksanaan desentralisasi menuju Otonomi Daerah di bidang
kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) memegang peran penting bagi upaya
pencapaian Kabupaten/Kota Sehat, Provinsi Sehat, dan Indonesia Sehat; bahwa dalam rangka
membangun Sistem Informasi KesehatanNasional (SIKNAS) dalam tatanan Otonomi Daerah di
Bidang Kesehatan, perlu ditetapkan Kebijakan dan Strategi yang tepat.

MAKNA : Untuk mewujudkan Otonomi Daerah di bidang kesehatan guna mencapai Indonesia
Sehat 2010, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). SIKNAS bukanlah
suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan, yang
dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan Provinsi. Sistem
Informasi Kesehatan Provinsi itu sendiri dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem
Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota.

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pengemangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kaupaten/Kota.

JAWAB : Dalam rangka desentralisasi upaya pencapaian visi Indonesia Sehat di tentukan oleh
upaya kecamatan sehata,Kabupaten Sehat dan Privinsi Sehat

MAKNA : Visi Indonesia Sehat hanya bias di capai dengan di mulai nya dari kelompo masyarakat
terkecil terlebih dahulu
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan
Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional6 strategi yang dirumuskan dalam
pengembangan SIKNAS di era otonomi

JAWAB : Ada 6 strategi yang di rumuskan dalam pengembangan SIKNAS di Era Otonomi Daerah

MAKNA : Intergrasi dan Simplifikasi Pencatatan dan Pelaporan Informasi yang ada
Penetapan dan Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Fasilitas Pengemangan Sistem-Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Pengemangan Teknologi dan Sumer Daya
Pengbemangan Pelayanan Data dan Informasi untuk Manajemen dan Pengambilan Keputusan
Pengembangan Pelayanan Data dan Informasi untuk Masyarakat.

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi


Desentralisasi Bidang Kesehatn.

JAWAB : Tugas Pokok Unit Desentralisasi adalah :


a. Melakukan telaah kritis terhadap penerapan desentralisasi kesehatan
di semua tingkat administrasi, khususnya di Kabupaten/kota.
b. Menyusun policy paper tentang berbagai aspek penerapan
desentralisasi kesehatan sebagai bahan masukan bagi pengambilan
keputusan.
c. Mengembangkan konsep untuk peningkatan kapasitas institusi di
Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
desentralisasi kesehatan.
d. Memfasilitasi berbagai kegiatan untuk menjawab tantangan dan
kebutuhan sumber daya dalam rangka penerapan desentralisasi
kesehatan.
e. Memfasilitasi pelaksanaan langkah-langlah kunci dan kegiatan dalam
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehata

MAKNA : Unit Desentralisasi dibentuk dengan tujuan untuk membantu Menteri Kesehatan
dalam melakukan analisis dan memberikan alternatif saran tentang kebijakan
desentralisasi kesehatan sehingga dapat menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan masyarakat terutama bagi kelompok rentan dan miskin.
Tugas pokok :
1. Melakukan telaah kritis terhadap penerapan desentralisasi kesehatan di semua
tingkat administrasi, khususnya di Kabupaten/Kota.
2. Menyusun policy paper tentang berbagai aspek penerapan desentralisasi
kesehatan sebagai bahan masukan bagi pengambilan keputusan.
3. Mengembangkan konsep untuk peningkatan kapasitas institusi di Pusat,
Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan desentralisasi kesehatan.
4. Memfasilitasi berbagai kegiatan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan
sumber daya dalam rangka penerapan desentralisasi kesehatan.
5. Memfasilitasi pelaksanaan langkah-langkah kunci dan kegiatan dalam
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterukaan Informasi Pulic (KIP)

JAWAB: Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik


menegaskan sebagaimana dalam Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa setiap Orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya erta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.

MAKNA : Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik


menggarisbawahi dengan tebal bahwa salah satu elemen penting dalam mewujudkan
penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

9. Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan


Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota

JAWAB : Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) merupakan sistem pendataan


kesehatan terpadu yang berpusat pada sebuah bank data sebagai pintu pengiriman
dan akses, dimana berisi data individu dan agregat yang berasal dari setiap fasilitas
pelayanan kesehatan. Sistem ini secara bertahap akan dikembangkan menjadi suatu
pusat informasi kesehatan berbasis web, dengan kabupaten/ kota sebagai “p

MAKNA : Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional Online


(SIKNAS Online) agar komunikasi data antara pusat dan daerah menjadi lancar. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan akan data kesehatan, berbagai sistem informasi
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diantaranya dengan meningkatkan
fasilitas jaringan dan pengembangan model sistem informasi kesehatan, seperti SIKDA generic

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.

JAWAB : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila
di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah
kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

MAKNA :
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran
masayarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan,
yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung


tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yakni pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan
dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta
lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup
pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

TERIMA KASIH …………

Anda mungkin juga menyukai