Anda di halaman 1dari 13

Makalah Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH ONLINE (SIKDA ONLINE)

Dosen Pengampu : Ivan Tinarbudi G ,S.Pd.MT.

Disusun Oleh :

Ai Imas Rohayati 14.15.3943

Ashma Lathifah 14.15.3947

Eni Pupitasari 14.15.3952

Ismi Rodhotul L 14.15.3957

Marlina Agustina 14.15.3963

Nida Fitri Ulfiana 14.15.3967

Nurul Hasanah 14.15.3971

Tri Wahyuningsih 14.15.3977

Zaqiyatul Fatihah 14.15.3982

Defita Irmantha 14.15.4088

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PROGRAM STUDI KESEHATA MASYARAKAT

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2017
PEMBAHASAN SISTEM INFORMASI DAERAH ONLINE (SIKDA ONLINE)

A. Pengertian SIK
Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku “Design and
implementation of health information system”eneva (2000),adalah suatu sistem informasi
kesehatan yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem
kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi
sebagai proses pengambilan keputusan di segala jenjang. Untuk mendukung pelaksanaan
sistem informasi kesehatan tersebut pada tahun 2002 pemerintah melalui Menteri
Kesehatan pengembangan sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA)”
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur
dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk
mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam
kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat (SIK Kota Semarang)
Pengertian sistem informasi kesehatan menurut Hartono (2002) adalah suatu
system yang menyediakan dukungan informasi untuk proses pengambilan keputusan
pada setiap jenjang administrasi kesehatan, baik itu di tingkat unit pelaksanaan upaya
kesehatan, tingkat kabupaten atau kota, tingkat provinsi, maupun tingkat pusat.

B. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Daerah Online (SIKDA)


SIKDA Generik adalah Aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang berlaku
secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas,
dinas kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan serta
meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen kesehatan melalui
pemanfaatan teknologi informasi.

SIKDA Generik (SIP Elektronik) adalah upaya dari Kementerian Kesehatan dalam
menerapkan standarisasi Sistem Informasi Kesehatan sehingga dapat tersedia data dan
informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat dalam pengambilan kebijakan di bidang
kesehatan (baik Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Kesehatan) dengan mendaya
gunakan Teknologi Informasi Komputer. Aplikasi ini diberikan secara gratis dari
Kementerian Kesehatan dan dapat dikostumisasi sendiri sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas, serta sudah terintegrasi dengan aplikasi yang lain seperti pCare. Untuk saat
ini Sikda Generik modul Puskesmas ini masih dalam taraf uji coba di cloud.
Aplikasi “SIKDA Generik” merupakan penerapan standarisasi Sistem Informasi
Kesehatan , sehingga diharapkan dapat tersedia data dan informasi kesehatan yang cepat,
tepat dan akurat dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan daerah (SIKDA) mencakup sub sistem informasi yang
dikembangkan di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek Swasta,
Apotek, Laboratorium), sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Propinsi.

Aplikasi ini diberikan secara gratis dan bersifat open source

Aplikasi ini dirancang agar dapat dikustomisasi sendiri, berinteroperabilitas, dan


terintegrasi dengan aplikasi yang lain

Saat ini SIKDA Generik dalam uji coba di cloud agar dapat mewujudkan SaaS
(Sofware as a Service) memudahkan pengguna dalam maintenance (pemeliharaan) sistem

SIKDA Generik merupakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang dirancang untuk
dapat memenuhi berbagai persyaratan minimum yang dibutuhkan dalam pengelolaan
informasi kesehatan daerah, dari proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, sampai
dengan diseminasi informasi kesehatan.

SIKDA Generik dirancang untuk menjadi standar bagi pemerintah daerah dalam
pengelolaan informasi kesehatan di wilayahnya.

Kewajiban Pengelola SIK Provinsi dan Kabupaten


Pada PP no 46 tahun 2014 menyebutkan kewajiban pengelola Sistem Informasi
Kesehatan, kewajiban pengelola SIK adalah :
1. Melakukan konsolidasi data (data clearing) sebelum penyebarluasan Data dan
Informasi Kesehatan kepada pengguna
2. Memberikan Data dan Informasi (laporan) Kesehatan yang diminta oleh Kementerian
Kesehatan selaku pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional
3. Menyediakan akses pengiriman Data dan Informasi Kesehatan kepada Kementerian
Kesehatan selaku pengelola Sistem Informasi Kesehatan nasional
4. Menyediakan akses pengambilan Data dan Informasi Kesehatan bagi pengelola Sistem
Informasi Kesehatan nasional
5. Menyediakan akses keterbukaan Informasi Kesehatan bagi masyarakat untuk
Informasi Kesehatan yang bersifat terbuka.

C. Dasar Hukum
1. UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi (Saat ini Proses
Launching Permenkes SP2TP)
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk teknis
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Daerah (SIKDA);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
transaksi Elektronik

D. Manfaat SIKDA
1. Manfaat SIKDA elektronik dalam hal adminisntrasi, manfaat tersebut dapat dirasakan
baik oleh masyarakat secara langsung maupun oleh petugas sebagai penyelenggara
kesehatan, karena waktu tunggu pasien berkurang, alur lebih jelas, dan mengurangi beban
administrasi petugas kesehatan sehingga pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya, dalam hal medis, SIKDA elektronik mampu meminimalisasi terjadinya
kesalahan medis, dan secara tidak langsung meningkatkan penggunaan obat generik di
masyarakat
2. Pada kesempatan tersebut, disebutkan pula bahwa beberapa daerah di Indonesia telah
lebih dulu berinovasi dan merasakan manfaat atas penggunaan e-health, yaitu penerapan
teknologi informasi komunikasi untuk sistem informasi kesehatan, antara lain beberapa
Kabupaten di Indonesia juga di hampir seluruh RS tipe A, RS vertikal dan RS swasta.
E. Ruang Lingkup SIKDA Generik
F. Fokus Penguatan SIK

G. Model SIKDA Generik


Berdasarkan ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah, maka SIKDA Generik
dirancang mengikuti komponen pelaksana kesehatan yang ada didalamnya yaitu
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi. Sehingga SIKDA Generik terbagi
menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIM Puskesmas)
2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM Dinkes)
3. Sistem Informasi Eksekutif ( EIS )
4. Sistem Komunikasi Data

H. Tahapan Implementasi SIKDA Generik

I. Strategi Pelaksanaan Sikda Generik Modular


J. Metode Integrasi SIKDA Modular dengan service APP (Service Bus)

K. Implementasi SIKDA Tahun 2015

PROVINSI KABUPATEN PUSKESMAS

• 25 • 69 • 193

Berdasarkan data permohonan aplikasi Sikda generik tahun 2015 terdapat 25 provinsi
dan 69 Kabupaten yang telah melakukan instalasi, beberapa daerah diantaranya
Lamongan dan Kab. Situbondo telah diinstal dan digunakan secara online.

L. Komunikasi Data
Sesuai dengan tujuan dikembangkannya SIKDA Generik, yaitu untuk membangun
suatu data base kesehatan Indonesia yang komprehensif, SIKDA Generik harus mampu
menghimpun, mengolah dan mendistribusikan semua data kesehatan dari berbagai
pelaksana kesehatan di Indonesia, baik pelaksana kesehatan yang telah memiliki sistem
informasi elektronik maupun masih paper based. Dengan berbagai sistem pengelolaan
informasi yang berbeda-beda, maka SIKDA Generik dituntut untuk dapat berkomunikasi
secara interaktif, memiliki kemampuan interoperabilitas yang tinggi, sehingga dapat
berkomunikasi dan melakukan pertukaran data kesehatan dengan sistem lainnya yang
sudah berjalan.Kemampuan interoperabilitas adalah kemampuan sistem untuk saling
tukar menukar data atau informasi dan saling dapat mempergunakan data atau informasi
tersebut. Interoperabilitas bukan berarti penentuan atau penyamaan penggunaan platform
perangkat keras, atau perangkat lunak semisal operating system tertentu, bukan pula
berarti penentuan atau penyeragaman data base. Namun berupa penyamaan format
pertukaran data yang digunakan, misalnya dengan menggunakan format data dalam
bentuk data base SQL, Access, Excell, maupun dalam format XML.

M. Format Data
Ada beberapa bentuk format standar yang dapat digunakan untuk melakukan
pertukaran data, yang umum digunakan adalah XML. XML atau eXtensible Markup
Language merupakan format data yang sering digunakan dalam dunia world wide web.
XML terdiri atas sekumpulan tag yang terdiri dari data. Satu set data dalam XML dimulai
dengan tag pembuka dan diakhiri dengan tag penutup. XML adalah sebuah format
dokumen yang mampu menjelaskan struktur dan semantik (makna) dari data yang
dikandung oleh dokumen tersebut. Berbeda dengan HTML yang lebih berorientasi pada
tampilan (appearance), XML lebih fokus pada substansi data, sehingga lebih cocok
digunakan sebagai media pertukaran data. Kelebihan XML dibandingkan format teks
biasa adalah struktur data yang ditransfer tidak “hilang”, demikian juga deskripsi tentang
semantik datanya. Dengan karakteristik demikian XML telah menjadi standar de-
factobagi pertukaran data antar aplikasi komputer. Spesifikasi format telah distandarkan
untuk menjadi referensi yang sama bagi tiap aplikasi komputer yang memerlukan.

N. Konten Data
Selain format data, konten data yang dipertukarkan juga harus seragam, misalnya
dalam penulisan kode dan penamaan variabel data dan definisi operasionalnya, sehingga
pada saat proses import dan eksport data, semua data dapat tersinkronisasi dengan baik
dan lengkap serta sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya dalam proses sinkronisasi
data individu pasien puskesmas, mulai dari penomoran rekam medik pasien, kode jenis
kunjungan, nama poliklinik, kode dan penamaan penyakit, kode obat dan atributnya,
sampai dengan jenis tenaga kesehatan yang menangani pasien tersebut, harus mengikuti
aturan yang telah ditetapkan.

O. Desain Sistem
Berdasarkan ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah, maka SIKDA Generik
dirancang mengikuti komponen pelaksana kesehatan yang ada didalamnya, yaitu
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi sehingga SIKDA Generik terbagi
menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIM Puskesmas)
2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM Dinkes)
3. Sistem Informasi Eksekutif
4. Sitem Komunikasi Data
P. Contoh SIKDA
Referensi

Gavinov, Ivan Tinarbudi & Soemantri, J.F Nervan. Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta.
Parama Publishing. 2016

sikda.go.id
(di akses pada Rabu, 13 September 2017 pukul 14.20)

sikdagenerik.depkes.go.id
(di akses pada Rabu, 13 September 2017 pukul 14.20)

https://syifasalsabyla.wordpress.com/2016/06/30/makalah-sistem-informasi-kesehatan/
(di akses pada Rabu, 13 September 2017 pukul 14.24)

sikda.semarangkota.go.id
(di akses pada Rabu, 13 September 2017 pukul 14.27)

http://sikda.kemkes.go.id
(di akses pada Kamis, 14 September 2017 pukul 15.37)

http://sikda.depkes.go.id/page_id=7
(di akses pada Kamis, 14 September 2017 pukul 15.49)

http://dinkesbondowoso.id/index.php?option=com_content&view=article&id=37:paparan-
kebijakan-sistem-informasi-kesehatan-dan-sistem-informasi-
puskesmas&catid=1:berita&Itemid=11
(di akses pada Senin, 18 September 2017 pukul 18..57)

Anda mungkin juga menyukai