Anda di halaman 1dari 19

Nama Kelompok :

E V I D E N C E
Nabilla Mutiara K.P
11181040000045
Syaddad Hibatullah Ihsan
11181040000050
Nurul Ilmi Gunawan
B A S E D 11181040000054
Angittamara Wahyu W.
11181040000055
Muhamad Khanafi
11181040000060
P R A C T I C E

PSIK B 2018
PENGERTIAN DAN TUJUAN

– Menurut Melnyk & Fineout-Overholt (2011) Evidence-Based Practice in Nursing


adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta
manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di
pelayanan kesehatan.
– Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam praktek
keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan
hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu juga,
dengan dimaksimalkannya kualitas perawatan tingkat kesembuhan pasien bisa
lebih cepat dan lama perawatan bisa lebih pendek serta biaya perawatan bisa
ditekan (Madarshahian et al., 2012).
KOMPONEN EBP

Bukti
Bukti Internal
ekternal

Manfaat
dan
keinginan
pasien

Evidence Based Clinical Decision Making


Lanjutan

penelitian, bukti
BUKTI berdasarkan
teori, opini
EKSTER pemimpin, dan
diskusi ahliBukti
NAL Internal

Manfaat
dan
keinginan
pasien

Evidence Based Clinical Decision Making


LANJUTAN

 Penilaian klinis
 Hasil dari proyek peningkatan
kualitas dalam rangka meningkatkan Bukti
kualitas pelayanan klinik Internal
 Hasil dari pengkajian dan evaluasi (Clinical
pasien Expertise)
 Alasan klinis
 Evaluasi dan penggunaan sumber
daya tenaga kesehatan yang
diperlukan untuk melakukan
treatment yang dipilih
 Mencapai hasil yang diharapkan

Evidence Based Clinical


Decision Making
LANJUTAN
Memberikan manfaat terbaik untuk kondisi
pasien saat itu dan meminimalkan pembiayaan

Bukti
Bukti
Internal
ekternal

Manfaat
dan
keinginan
pasien

Evidence Based Clinical Decision Making


MODEL EBP

– Model Settler – Model IOWA Model of Evidence Based


Practice to Promote Quality Care
– Merupakan seperangkat
perlngkapan/media penelitian untuk – Model ini diawali dari pemicu/masalah.
meningkatkan penerapan Evidence Based. 5 Pemicu/masalah ini sebagai focus ataupun
langkah dalam Model Settler focus masalah. Jika masalah mengenai prioritas
dari suatu organisasi. Tim segera dibentuk. Tim
1. Fase 1: Persiapan terdiri dari stakeholders, klinisian, staf
2. Fase 3 : Validasi perawat, dan tenaga kesehatan lain yang
dirasakan penting untuk dilibatkan dalam EBP.
3. Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan
– Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBP.
pengambilan keputusan
Perubahan terjadi dan dilakukan jika terdapat
4. Fase 4 : Translasi dan aplikasi cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya
perubahan. Kemudian dilakukan evaluasi
5. Fase 5 : Evaluasi
LANJUTAN

– Model Konseptual Rosswum & Larrabee


– Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang terdiri dari 6 langkah, yaitu:
1. Tahap 1 : Mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
2. Tahap 2 : Tentukan evidence terbik
3. Tahap 3 : Kritikal analisis evidence
4. Tahap 4 : Design perubahan dalam praktek
5. Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
6. Tahap 6 : Integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek
Model ini menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based Nursing ke lahan praktek harus memperhatikan latar
belakang teori yang ada, kevalidan, dan kereliablitasan merode yang digunakan, serta penggunaan nomenklatur yang
standar (Schneider&Whitehead, 2013).
FAKTOR

– faktor yang akan mendukung penerapan evidence based practice oleh mahasiswa
kepearawatan, diantaranya adalah
1. Intention (niat) mahasiswa keperawatan
2. Pengetahuan mahasiswa keperawatan
3. Sikap mahasiswa keperawatan
4. Perilaku mahasiswa keperawatan.
– Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan EBP dalam mahasiswa keperawatan berkaitan
dengan faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terkait erat dengan intention atau
sikap serta pengetahuan mahasiswa sedangkan faktor ekstrinsik erat kaitannya dengan
organizational atau institutional support seperti kemampuan fasilitator atau mentorship dalam
memberikan arahan guna mentransformasi evidence kedalam praktek, ketersedian fasilitias
yang mendukung serta dukungan lingkungan (E. J. Ryan, 2016).
LANGKAH LANGKAH

1. Menumbuhkan semangat menyelidiki


2. Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format
3. Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang paling relevan dengan
PICO/PICOT
4. Melakukan penilaian critis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)
5. Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelititan) terbaik dengan salah satu ahli di klinik
serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi pasien dalam membuat keputusan
atau perubahan
6. Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan berdasarkan bukti-bukti.
7. Menyebarluaskan hasil dari EBP
LANGKAH 1
INQUIRY
– Elemen kunci dalam membangun budaya EBP adalah semangat untuk
melakukan penyelidikan dimana semua profesional kesehatan didorong untuk
memepertanyakan kualitas praktek yang mereka jalankan pada saat ini, sebuah
pilosofi, misi dan sistem promosi klinis dengan mengintegrasikan evidence
based practice, mentor yang memiliki pemahaman mengenai evidence based
practice, mampu membimbing orang lain, dan mampu mengatasi tantangan
atau hambatan yang mungkin terjadi.
– ketersediaan infrastruktur yang mendukung untuk mencari informasi atau
lieratur seperti komputer dan laptop, dukungan dari administrasi dan
kepemimpinan, serta motivasi dan konsistensi individu itu sendiri dalam
menerapkan evidence based practice.
LANGKAH 2
Pertanyaan Klinik dengan PICO/PICOT
Format
EXAMPLE

– Pada mahasiswa keperawatan (population) bagaimana proses pembelajaran PBL


tutotial (Intervention atau tindakan) dibandingkan dengan small group discussion
(comparison atau intervensi pembanding) berdampak pada peningkatan critical
thinking (outcome) setelah pelaksanaan dalam kurun waktu 1 semester (time
frame).
– Ataupun dalam penggunaan PICOT non intervensi seperti bagaimana seorang ibu
baru (Population) yang payudaranya terkena komplikasi (Issue of interest) terhadap
kemampuannya dalam memberikan ASI (Outcome) pada 3 bulan pertama pada saat
bayi baru lahir. Hasil atau sumber data atau literatur yang dihasilkan akan sangat
berbeda jika kita menggunakan pertanyaan yang tidak tepat makan kita akan
mendapatkan berbagai abstrak yang tidak relevan dengan apa yang kita butuhkan
(Melnyk & Fineout, 2011).
LANGKAH 3
Mencari dan Mengumpulkan Bukti-bukti

 Kata kunci untuk mencari bukti-bukti = kata-kata yang ada dalam PICO/PICOT
 Cari kata-kata lain yang mempunyai makna sama seperti kata-kata yang ada di
PICO/PICOT
 Setiap jenis pertanyaan mempunyai hierarchy of evidence yang berbeda
 Database:
 Pubmed
 CINAHL
 Ovid-medline
 National Guideline Clearing house
 Chochrane Databases
Langkah 4
Melakukan Critical Appraisal Terhadap
Bukti-bukti
1. Evidence quality adalah bagaimana kualitas bukti Kriteria penilaian evidence menurut (Melnyk & Fineout,
jurnal tersebut? (apakah tepat atau rigorous dan 2011) yaitu:
reliable atau handal)
1. Validity.
2. What is magnitude of effect? (seberapa penting
dampaknya?) Evidence atau penelitian tersebut dikatakan valid adalah
jika penelitian tersebut menggunakan metode penelitian
3. How pricise the estimate of yang tepat.
effect? Seberapa tepat perkiraan efeknya?
2. Reliability
4. Apakah evidence memiliki efek samping ataukah
keuntungan? apakah intervensi tersebut dapat dikerjakan serta
seberapa besar dampak dari intervensi yang mungkin
5. Seberapa banyak biaya yang perlu disiapkan untuk didapatkan.
mengaplikasikan bukti?
3. Applicability
6. Apakah bukti tersebut sesuai untuk situasi atau
fakta yang ada di klinis? Hal tersebut bisa dilakukan dengan mempertimbangkan
apakah subjek penelitiannya sama, keuntungan dan resiko
dari intervensi tersebut dan keinginan pasien (patient
preference) dengan intervensi tersebut.
Langkah 5 dan 6

5 6
Mengintegrasikan Bukti-bukti Mengevaluasi Outcome
– Menambahkan penelitian kualitatif – Evaluasi terhadap pelaksanaan
mengenai pengalaman atau perspektif klien evidence based sangat perlu
bisa menjadi dasar untuk mengurangi resiko
kegagalan dalam melakukan intervensi
dilakukan untuk mengetahui
terbaru (Polit & Beck, 2013). seberapa efektif evidence yang telah
diterapkan, apakah perubahan yang
– Setelah mempertimbangkan beberapa hal
tersebut maka langkah selanjutnya adalah terjadi sudah sesuai dengan hasil
menggunakan berbagai informasi tersebut yang diharapkan dan apakah
untuk membuat keputusan klinis yang tepat evidence tersebut berdampak pada
dan efektif untuk pasien. peningkatan kualitas kesehatan
pasien (Melnyk & Fineout, 2011).
LANGKAH 7
Menyebarluaskan Hasil dari EBP

– Langkah terakhir dalam evidence based practice adalah menyebarluaskan hasil. Jika
evidence yang didapatkan terbukti mampu menimbulkan perubahan dan
memberikan hasil yang positif maka hal tersebut tentu sangat perlu dan penting
untuk dibagi (Polit & Beck, 2013)
– Namun selain langkah-langkah yang disebutkan diatas, menurut (Levin & Feldman,
2012) terdapat 5 langkah utama evidence based practicedalam setting
akademikyaitu Framing the question (menyusun pertanyaan klinis), searching for
evidence, appraising the evidence, interpreting the evidence atau membandingkan
antara literatur yang diperoleh dengan nilai yang dianut pasien dan merencanakan
pelaksanaan evidence kedalam praktek, serta evaluating your application of the
evidence atau mengevaluasi sejauh mana evidence tersebut dapat menyelesaikan
masalah klinis.
SELESAI
ALHAMDULILLAH

THANK YOU
ANY QUESTIONS ????

1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai