Anda di halaman 1dari 33

PENGANTAR PERKULIAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Bioteknologi

Dosen Pengampu: Dr. Irdawati, M.Si.

Oleh kelompok 5:

NATASYA TIARA KINANTI 19031150

NIKE DELIA 19031034

NURULITA SPAHIRA 19031097

RESI SEFRIYANI 19031158

RISDA HAYATI 19031041

SYAHIRA UMMIAH 19031162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 6

C. TUJUAN MASALAH ...................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 7

A. ARTI DAN SEJARAH BIOTEKNOLOGI ...................................................................................... 7

B. BIOTEKNOLOGI SEBAGAI MULTIDISIPLIN .......................................................................... 13

C. BIOTEKNOLOGI TRADISIONAL, KONVENSIONAL, DAN MODERN ................................ 20

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 32

A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 33

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang , 22 Agustus 2021

Penulis

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bioteknologi, rekayasa genetika merupakan salah satu dari sekian banyak variable sains dan
teknologi yang tetap memiliki banyak ambivalensi dalam aplikasinya terhadap kehidupan
manusia. Di satu sisi dia menawarkan kemudahan dan di sisi lain, ia menyimpan potensi bagi
ketimpangan dan kekhawatiran sosial. Absurdnya hukum dan norma, juga potensi akan
nampaknya pelecehan etis dan degradasi moral. Di Bidang Ilmu dan Teknologi Kedokteran,
belakangan ini makin banyak diperkenalkan penemuan baru. Hal ini layaknya merupakan
sesuatu yang cukup menggembirakan, karena merupakan wujud nyata dari upaya pembangunan
kesehatan bagi seluruh umat manusia.

Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan konsekuensi dari fitrah manusia sebagai
pemburu sesuatu yang baru. Serta konsekwensi konsep ilmu dalam Al-Qur‟an, yang menyatakan
bahwa hakekat ilmu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat. Namun, di balik itu
semua, tanpa mengurangi arti pentingnya serta fungsi sosial penemuan baru itu bagi dunia
kesehatan, disadari bahwa tidak setiap penemuan baru dapat diterapkan langsung begitu saja
tanpa menimbulkan dampak masalah terhadap bidang kehidupan yang lain. Menangkap sesuatu
yang baru (discovery) dan menemukan sesuatu yangmasih gelap dan samar bagi orang lain
(reaching the unknown) merupakan prinsip keilmuan di dalam Al-Qur‟an.

Adalah seorang Dr. Jerri Leborn Hall dari pusat Medik George Washington University (AS)
yang berhasil membelah embrio manusia menjadi beberapa embrio duplikat. Tehnik Duplikasi
yang diperkenalkan Dr. Jerri L. Hall itu adalah tekhnologi kedokteran yang mengupayakan cara
mendapatkan “beberapa“ orang anak kembar identik di luar cara hamil alami sebanyak yang
diinginkan oleh orangtuanya. Metode yang digunakan adalah dengan Kloning Embrio, hasil
penggabungan sel sperma dan sel telur di luar tubuh manusia, sehingga didapatkan beberapa
duplikat embrio yang merupakan calon-calon manusia duplikat yang setiap saat siap dimasukkan
ke dalam rahim ibu.
4
Embrio tersebut dibenamkan di larutan berisi nutrisi dan hormon lengkap, diberi larutan
ekstra natrium alginat, serta dimasukkan ke dalam tabung yang mengandung CO2 6% dan
bersuhu 37 derajat Celsius. Setelah beberapa hari, dari 17 buah yang '”disemai'”, Dr. Hall
mendapatkan 48 embrio. Naik tiga kali lipat. Ia mendapat gambaran pula bahwa embrio duplikat
itu secara fisik dan genetis sama dengan aslinya.

Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang penggunaan teknik atau
cara pemanfaatan mahkluk hidup serta komponenkomponennya dalam hal meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Bioteknologi dikenal sebagai ilmu yang bersifat multidispliner dan
aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan konsep-konsep dasar yang cukup, dan
perkembangannya sangat pesat karena manfaat Bioteknologi bersentuhan langsung dengan
peningkatan taraf hidup manusia (Purwaningsih, 2009). Salah satu perkembangannya yaitu
dengan penemuan PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai teknik atau alat perbanyakan
segmen DNA yang menghasilkan ratusan bahkan jutaan kali segmen DNA yang dapat
diperbanyak bahkan dimodifikasi sesuai yang diinginkan. Pengetahuan mengenai penggunaan
PCR serta penerapannya menjadi kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa dalam mempelajari
materi Isolasi, Amplifikasi dan Visualisasi DNA pada mata kuliah Bioteknologi.

Di negara maju, sebagian besar penelitian yang dilakukan berfokus pada pengembangan dan
penerapan ilmu Bioteknologi. Dapat dilihat pada situs Scimago Journal & Country Rank, jumlah
jurnal Indonesia yang terpublikasi dalam bidang Bioteknologi dari tahun 1996-2016 berjumlah
869 dan tertinggal jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura (3538),
Malaysia (3.258), Thailand (2.952) dan Philipina (1.072). Bahkan tertinggal sangat jauh dengan
negara-negara lain seperti Amerika, China, Jepang, India dan Jerman yang telah mempublikasi
lebih dari puluhan ribu jurnal (US: 113.677, China: 59.949, Jepang: 39.952, India: 33.220,
Jerman: 30.563). Rendahnya publikasi Indonesia pada bidang bioteknologi tidak terlepas dengan
minimnya pengetahuan dan aktivitas riset oleh orang yang ahli di bidang tersebut terutama
mahasiswanya. Hal tersebut mengindikasi pentingnya pembelajaran bioteknologi yang diiringi
dengan riset maupun berbasis riset di perguruan tinggi untukmeningkatkan pengetahuan dasar
mahasiswa pada riset bioteknologi, terutama bioteknologi modern yang pengaplikasiannya
sangat dibutuhkan.
5
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah arid an sejarah dari Bioteknologi?

2) Mengapa Bioteknologi sebagai ilmu yang multidisiplin?

3) Apa konsep dari bioteknologi tradisional, konvensional dan modern?

C. TUJUAN MASALAH
1) Agar mahasiswa mengetahui apa arti dan bagaimana sejarah dari bioteknologi

2) Agar mahasiswa mengetahui mengapa bioteknologi disebut sebagai ilmu yang


multidisiplin

3) Agar mahasiswa mengetahui apa konsep dari bioteknologi tradisional, konvensional dan
modern

6
BAB II PEMBAHASAN

A. ARTI DAN SEJARAH BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi merupakan pemanfaatan sistem kehidupan dan organisme untuk


mengembangkan dan menciptakan produk baru untuk menghasilkan atau memodifikasi produk
atau proses dengan tujuan memperoleh produk yang lebih baik dari segi kualitas maupun
kuantitas serta singkat dalam waktu produksi. Bioteknologi berasal dari kata Bios yang artinya
hidup, teuchos yang artinya alat, dan logos yang artinya hidup sehingga bioteknologi dapat
diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatkan mahluk hidup maupun produk
dari mahluk hidup dalam proses produksi barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.

Pengguaan istilah bioteknologi pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan asal Hungaria,
Karl Ereky, pada tahun 1917 untuk menggambarkan interaksi biologi dan teknologi manusia
dengan memanfaatkan sistem biologi serta organisme untuk mengubah bahan baku menjadi
suatu produk yang berguna bagi masyarakat (Smith, 1993)

Didalam (Stephenson, 1989) Bioteknologi telah dimulai sejak manusia mulai


meningkatkan kualitas hidupnya dengan memanfaatkan agen-agen biologi. Sejarah bioteknologi
sebelum era teknologi maju diawali dengan ditemukannya proses fermentasi bir dan pembuatan
keju oleh masyarakat Mesir dan Sumeria pada sekitar tahun 2000 SM, kemudian berkembang
pada tahun 500 SM ditemukannya jamur penghasil antibiotik pada kedelai untuk menangani
infeksi. Masyarakat mesir kuno telah mengenal pemanfaatan mikroorganisme untuk pembuatan
bir, anggur, cuka, yogurt, dan lain-lain.

Bahkan bangsa yunani kuno telah melakukan proses bioteknologi dengan melakukan
pemuliaan pada tanaman-tanaman dengan kualitas baik serta melakukan ternak hewan-hewan
yang potensial untuk dimanfaatkan oleh manusia. Perkembangan bioteknologi kemudian
semakin berkembang sejak ditemukannya mikroskop oleh ilmuwan Belanda, Zacharias Jansshen,

7
pada abad 16 dan ditemukannya sel oleh Robert Hooke dan bakteri oleh Antonii van
Leeuwenhoek pada abad 17.

Penemuan vaksinasi small pox oleh Edward Jenner menjadi tonggak sejarah
perkembangan bioteknologi di bidang kesehatan. Pada abad 19, enzim dan protein mulai
ditemukan dan pada saat yang sama, salah satu bakteri penting dalam proses pengembangan
antibiotik secara bioteknologi, Escherichia coli, ditemukan. Suharto menemukan membagi Era
perkembagan bioteknologi ke dalam 5 era yaitu:

a. Era Pra Pasteur, sebelum tahun 1865, penggunaan teknik fermentasi


menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan produk.

b. Era Pasteur (1986-1940), pengembangan industri fermentasi untuk membuat


etanol, butanol, asam organik serta pengolahan limbah secara aerob.

c. Era Antibiotik (1940-1960), pembuatan penisilin yang digunakan pada saat


tentara Amerika di Normandy melakukan perang dunia kedua, vaksin virus, teknologi
kultur sel hewan, teknologi fermentasi media cair, dan transformasi steorid.

d. Era Pasca Antibiotik (1960-1975), isolasi asam-asam amino, eludasi struktur


DNA, protein sel tunggal, enzim, protein sel tunggal, biogas, dan teknologi DNA
rekombinan.

e. Era Bioteknologi Modern (1975-sekarang), penggunaan rekayasa genetika, zat


antibodi monoklonal, produksi hormon, dan lain-lain.

Perkembangan dan kemajuan bioteknologi tidak dapat dilepaskan dari kemajuan ilmu-
ilmu lainnya seperti mikrobiologi, biokimia, biologi molekuler, dan genetika.Verma et al. 2011
membagi tahapan perkembangan bioteknologi ke dalam tiga tahapan atau kategori yang berbeda
yaitu bioteknologi kuno, bioteknologi klasik, dan bioteknologi modern.

a. Bioteknologi Kuno (sebelum – 1800)

8
Sebagian besar perkembangan bioteknologi dimasa kuno terjadi sebelum tahun 1800.
Jika melihat semua perkembangan bioteknologi di masa kuno, sebagian besar penemuan
diperoleh berdasarkan pengamatan umum tentang alam yang dapat digunakan untuk kehidupan
manusia pada saat itu.

b. Bioteknologi Klasik

Tahapan kedua perkembangan bioteknologi disebut dengan bioteknologi klasik. Tahapan


ini terjadi dari tahun 1800 hingga hampir pertengahan abad ke dua puluh. Selama periode ini,
berbagai variasi hasil observasi dengan bukti-bukti ilmiah mulai bermunculan dan sangat
membantu untuk memecahkan pertanyaan- pertanyaan bioteknologi. Masing-masing penemuan
membuka jalan bagi penemuan-penemuan baru.

Dasar-dasar transfer informasi genetik merupakan inti dari bioteknologi. Penemuan ini
pertama kalinya dikemukakan oleh Gregor john Mendel (1822- 1884), biarawan Augustinian
Austria, pada tumbuhan Pisum sativum. Namun pada masa itu, para ilmuwan kurang tertarik
dengan hasil penelitian yang diuraikan oleh Mendel hingga 34 tahun setelah kematiannya,
ilmuwan lain seperti Hugo de Vries, Erich Von Tschermak, dan Carl Correns memvalidasi karya
mendel pada tahun 1900.

Pada masa yang sama, Robert Brown menemukan inti sel, sementara pada tahun 1868,
Fredich Miescher, ilmuwan asal Swiss menemukan nukein, yaitu senyawa yang terdiri dari asam
nukleat yang diekstrak dari sel nanah yaitu sel darah putih. Pada tahun 1881, Robert Koch,
seorang dokter asal Jerman menggambarkan koloni bakteri yang tumbuh dari irisan kentang
(medium pada mikroba pertama).

Pada tahun 1888, Heinrich Wilhem Gottfried Von Waldeyer-Hart, ilmuwan Jerman,
menetapkan istilah kromosom, sebagai struktur yang terorganisir dari DNA dan protein yang ada
di dalam sel.

Pada tahun 1928, Alexander Fleming, seorang dokter berkebangsaan inggris, menemukan
senyawa antibiotik ketika mengamati satu mikroorganisme dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme yang lain.
9
c. Bioteknologi Modern

Perang dunia kedua menjadi faktor penghambat utama berkembangnya ilmu


pengetahuan. Setelah berakhirnya perang dunia kedua, beberapa penemuan yang sangat penting
dilaporkan dan membuka jalan bagi bioteknologi modern. Pada tahun 1953, Watson & Crick
untuk pertama kalinya melaporkan model struktur DNA yang dikenal dengan model rantai ganda
DNA. Pada tahun 1961, Jacob dan Monad memperkenalkan konsep operon, sementara Kohler
dan Milestein pada tahun 1975 memperkenalkan prinsip hibridisasi sitoplasma dan menghasilkan
antibodi monoklonal pertama yang telah merevolusi prosedur diagnostic.

Dr. Hargobind Khorana mampu mensintesis DNA pertama di dalam tabung reaksi
sementara Karl Mullis mampu memperkuat temuan Khorana dengan mengamplifikasi DNA
hingga ribuan kali lebih banyak daripada jumlah DNA template yang tersedia. Dengan
memanfaatkan penemuan ini, para ilmuwan mampu memasukkan DNA asing ke sel inang lain
dan bahkan mampu memantau introduksi DNA dari generasi ke generasi berikutnya. Ian Wilmut,
seorang ilmuwan Irlandia berhasil mengkloning mamalia dengan menggunakan domba sebagai
model dan menamai domba hasil kloning tersebut dengan nama “Dolly”. Craig Venter pada
tahun 2000 mampu menskuensing genom manusia dan genom manusia pertama yang dianalisis
adalah genom Watson dan Graig Venter. Penemuan ini memiliki implikasi dan aplikasi yang
tidak terbatas. Pada tahun 2010, Craig Venter menemukan bahwa genom sintetis dapat
bereplikasi secara otonom.

Bioteknologi mengalami perkembangan yang tidak terlepas dari pertumbuhan ruang


lingkup kebudayaan. Kemampuan bertahan terhadap kebudayaan luar yang ada pada berbagai
pola kebudayaan kita tidaklah sama, sehingga proses penyesuaian tidak pula serupa. Dari teknik
yang hanya menggunakan fermentasi hingga menggunakan rekayasa genetik

Primrose (1987) mengartikan bioteknologi sebagai suatu penerapan prinsip-prinsip


biologi , biokimia dan rekayasa dalam mengolah suatu bahan dengan memanfaatkan organisme
hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia. OTA-US (1982) mengartikan bioteknologi sebagai suatu teknik pendayagunaan
organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan
10
meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan (mengembangkan mikroorganisme untuk
penggunaan khusus).

EFB (European Federation of Biotechnology) mengartikan bioteknologi sebagai integrasi


(perpaduan) dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk meningkatkan
aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup dan/atau analog molekuler untuk
menghasilkan barang dan jasa. Definisi EFB ini berlaku untuk jenis bioteknologi yaitu:
„tradisional‟ dan bioteknologi „baru atau modern‟.

Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban manusia.


Bioteknologi telah dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk menghasilkan minuman
beralkohol dan makanan yang difermentasikan. Bioteknologi mengalami perkembangan secara
bertahap. Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-
mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa
makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis
Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil
kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi antara
lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti, 2008:114).

Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai
digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin. Fermentasi
juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat, dan asam asetat dengan
menggunakan jasa bakteri.

Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnya penesilin dari
jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemapuan
mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-zat lain seperti steroid, vitamin,
enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu

Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di bidang


biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa
11
genetika yang akhirnya mengantarkan kita ke suatu era modern. Kini bioteknologi telah benar-
benar digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan manusia.

Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:

1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.

2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.

3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.

4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.

5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur, 1876.

6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard Buchner, 1897.

7. Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol, 1910.

8. Struktur rantai DNA terungkap, 1928.

9. Penemuan bakteri antibiotik baru (streptomycin, spalosporin, dll), 1953.

10. Mikroba untuk menambang uranium di Kanada, 1950-an.

11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil, 1973.

12. Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal, 1973.

13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981.

14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa, pertengahan
1980-an.

15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir 1980-an.

16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.

(Stephenson, 1989)

12
B. BIOTEKNOLOGI SEBAGAI MULTIDISIPLIN

Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu yang lain
seperti biokimia, genetika, mikrobiologi, fisika, dan matematika, sehingga untuk mengajarkan
meteri bioteknologi memerlukan pemahaman yang mendasar dari beberapa bidang ilmu yang
terkait, hal ini membuat bioteknologi menjadi sangat kompleks untuk dipelajari. Selain itu
beberapa sub materi yang dikaji dalam bioteknologi masih bersifat abstrak karena mengkaji
sesuatu yang sifatnya molekuler (Lubis, 2012)

Sebagai suatu ilmu, bioteknologi mempunyai beberapa karakteristik diantaranya:


merupakan ilmu yang bersifat multidisipliner, lebih banyak bersifat aplikatif sehingga
membutuhkan penguasaan konsep-konsep dasar yang cukup banyak menimbulkan kontroversi
(terutama produk-produk bioteknologi yang bersifat transgenik) serta berkembang sangat pesat
karena manfaatnya bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup manusia Bioteknologi
sesungguhnya merupakan topik yang menarik karena aplikasinya sangat terkait dengan
kehidupan sehari-hari. Namun dilain pihak, bioteknologi juga merupakan topik yang relatif sulit
karena untuk mendapatkan pemahaman yang baik diperlukan dukungan pemahaman terhadap
ilmu-ilmu dasar yang bersifat abstrak. Karakteristik ini menyebabkan bioteknologi merupakan
materi yang dianggap sulit baik oleh guru maupun peserta didik(Nurainun, 2014)

Berdasarkan beberapa penelitian (Rothhaar, et al. 2006; Bal, et al. 2007 dan
Diefes-Dux, et al. 2007) penguasaan dalam konsep bioteknologi baik pada siswa maupun
masyarakat umum, saat ini masih rendah, sehingga mempengaruhi pada penerimaan mereka
pada teknologi ini. Polkinghorne (Tood & Murphy, 2003) menyatakan bahwa bioteknologi
merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat sulit tetapi juga merupakan ilmu yang
berkembang sangat kompleks dan menimbulkan perdebatan di berbagai area seperti etika,
politik, moral. Bioteknologi untuk peserta didik di SMA (Sekolah Menengah Atas) diharapkan
dapat memiliki nilai pengetahuan karena dapat mengatasi permasalahan umat manusia seperti
menyangkut pangan, sandang, papan, kesehatan maka dalam hal ini terkait dengan standart

13
kurikulum prinsipnya peserta didik dapat mengimplikasi sains maka dituntut memahami prinsip-
prinsip

dasar bioteknologi tersebut. Dalam melakukan kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil,
seringkali ada hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa. Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu mengaitkan
antara pengetahuan baru dan pengetahuan lamanya sehingga menimbulkan ketidak pahaman atau
ketidak jelasan terhadap suatu pelajaran. Demikian pula halnya materi bioteknologi, gejala
kesulitan akan tampak diantaranya ketika siswa tidak lagi mampu berkonsentrasi, sebagian siswa
memperoleh nilai yang rendah, siswa menunjukkan kelesuan, dan sebagian besar siswa tidak
menguasai bahan yang telah guru sampaikan. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan karena
intelegensi yang rendah tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi.

Bioteknologi tumbuh menjadi ilmu yang kajiannya bersifat multidisipliner, artinya dikaji
dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan (Abidin, 1985)

Perkembangan ilmu biologi sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu dasar,


salah satunya seperti perkembangan mikrobiologi, genetik dan biokimia. Mikrobiologi
mempunyai peranan sangat penting, karena studi awal mengenai manipulasi genetik dilakukan
terhadap kelompok mikroorganisme. Mengapa menggunakan mikroorganisme dalam
memanipulasi? Hal ini dikarenakan, kelompok mikroorganisme mudah ditumbuhkan,
pertumbuhannya realtif cepat, mudah dilakukan persilangan, analisis genetik , fisiologi dan
biokimia. Semakin berkembangnya kajian bioteknologi didukung oleh penelitian awal mengenai
makhluk hidup transgenik hasil persilangan gen dilakukan terhadap mikroorganisme.

Mikrobiologi bukan satu-satunya ilmu dasar yang berperan penting dalam perkembangan
bioteknologi. Genetika dan biokimia pun berperan penting dalam perkembangan bioteknologi.
Genetika mengenai pola pewarisan sifat dan substansi genetik menjadi dasar dalam teknologi
DNA rekombinan, persilangan, dan mutasi. Biokimia memberikan dasar pemahaman mengenai
struktur genetik dan makromolekul lain, misalnya enzim. Pada akhirnya, mikrobiologi, genetika
dan biokimia berkembang secara simultan dan saling mempengaruhi, sehingga mendorong
perkembangan bioteknologi.
14
Ketiga ilmu dasar tersebut pada akhirnya mendukung perkembangan biologi molekular
sebagai disiplin ilmu baru yang melandasi pengetahuan mengenai makhluk hidup dilihat dari
molekul pembentuknya. Lahirnya biologi molekular menjadi ilmu yang mendasari
perkembangan bioteknologi modern. Ilmu-ilmu dasar dan teknologi lain juga mempunyai
peranan penting dalam perkembangan bioteknologi. Perkembangan bioteknologi saat ini sudah
sedemikian luas, sehingga batasan antar disiplin ilmu dan teknologi semakin tipis dan sulit
dibedakan.

A. Penerapan bioteknologi di bidang lingkungan

Pada masalah pengelolaan sampah, sebagai contoh bioteknologi digunakan untuk menghasilkan
material yang dapat di daur ulang secara biologis (biodegradable). Salah satu bahan tersebut
berasal dari asam laktat yang dihasilkan bakteri selama fermentasi batang-batang jagung yang
terbuang. Kemudian molekul-molekul asam laktat bergabung secara kimia membentuk plastik
yang dapat terurai dan ramah lingkungan. Bioteknologi ini memerlukan disiplin ilmu biologi dan
ilmu kimia yang tinggi. Penyebarluasan produk plastik dari bahan batang jagung ini diharapkan
mampu bernilai ekonomis yang berkelanjutan di masa depan.

B. Penerapan bioteknologi dalam bidang pertambangan

Bioteknologi juga telah diterapkan dalam industri pertambangan. Contoh yaitu secara alami
tembaga ditemukan berikatan dengan unsur lain dalam bentuk mineral chalcopyrite. Sementara
itu, bakteri Thiobacillus ferrooxidans dapat menggunakan molekul-molekul tembaga yang
ditemukan dalam mineral chalcopyrite (kakopirit), untuk membentuk senyawa copper sulfat
(CuSO4), yang selanjutnya dapat diberi perlakuan secara kimia untuk mendapatkan tembaga
murni. Proses industri mikrobiologi ini baru digunakan dengan nilai bijih yang rendah, hanya
mendapat sekitar 10% dari produksi di Amerika. Prosentase ini akan naik jika cadangan industri
tambang konvensional sudah kehabisan bahan. Cara ini juga telah dikembangkan untuk
menggunakan bakteri dalam menambang mineral seng, timah, dan logam-logam lainnya.

C. Penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian dan perkebunan


15
 Kultur Jaringan

Menggunakan teknik kultur jaringan sangat membantu dalam bidang pebibit unggul untuk
pertanian dan perkebunan. Teknik ini sangat menguntungkan karena dapat menghasilkan bibit
unggul dalam jumlah yang banyak, waktu yang relatif singkat, dan kualitas yang baik.

 Teknik bertanam lahan terbatas

Teknik bertanam hidroponik atau bertanam dengan media tanpa tanah merupakan salah satu
biotek yang baik untuk meningkatkan produksi pangan. Teknik ini cocok dikembangkan di
daerah perkotaan yang lahan pertaniannya semakin sempit. Namun, lahan pertanian yang sempit
tetap dapat menghasilkan dengan bantuan teknologi ini. Sistem dari cara hidroponik ini sangat
bervariasi, misalnya Drip, NFT dan Aeroponik.

 Pembuatan bibit unggul dengan rekayasa genetika

Menciptakan bibit unggul dari hewan dan tumbuhan untuk meningkatkan hasil produktifitas,
sekarang sudah banyak dilakukan. DNA dari jenis tumbuhan dirubah strukturnya dilaboratorium
melalui proses radiasi nuklir. Tanaman seperti jagung, gandum, tomat, padi, dan semangka yang
sudah direkayasa diharapkan mampu lebih tahan penyakit, tahan kekeringan, buahnya tahan
lama, tidak berbiji, tidak mudah membusuk, dan hasil panennya lebih banyak. Salah satu
perusahaan yang bernama BATAN juga sudah memproduksi bibit padi unggul yang bernama
Atomita dan berbagai varietas kedelai unggul guna meningkatkan produktivitas pangan.

D. Penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian dan peternakan

 Imunisasi Hewan Ternak

Imunisasi adalah usaha untuk mereproduksi secara masal, sehingga dapat dihasilkan anak hewan
ternak yang unggul secara serempak. Usaha ini juga dapat dilakukan pada hewan seperti unggas,
kambing, domba, biri-biri, kuda, dan sapi. Teknologi yang satu ini merupakan perkembangan
dari sistem perkawinan silang secara tradisional.

16
 Organisme Transgenik

Organisme transgenik adalah hewan atau tumbuhan yang susunan gennya telah diberi tambahan
(ditransfusi) berupa gen dari hewan atau tumbuhan lain untuk tujuan peningkatan kualitas dan
produksi. Contoh : produksi pada sapi perah telah berhasil ditingkatkan dengan menyisipkan gen
penghasil susu, sehingga susu yang dihasilkan semakin banyak dan meningkat kualitasnya.

E. Penerapan bioteknologi dalam bidang pengolahan makanan.

 Pembuatan tempe dengan memanfaatkan jamur tempe (Rhizopus sp)

Makanan berbahan dasar biji kedelai yang betprotein tinggi merupakan hasil dari proses
fermentasi, misalnya dilakukan pada proses pembuatan tempe harus dilakukan dalam kondisi
lingkungan yang anaerob.

Cara pembuatannya adalah biji kedelai yang sudah dibersihkan, direbus terlebih dahulu sebelum
diberi jamur tempe. Setelah waktunya cukup, jamur tempe akan tumbuh dan mengubah struktur
serta tekstur biji kedelai. Perubahan ini disertai dengan perubahan kandungan zat kimia di dalam
biji kedelai. Kandungan zat gizi dalam tempe sangat baik untuk memenuhi kebutuhan protein
nabati bagi tubuh manusia.

 Pembuatan tape dengan memanfaatkan jamur tape (Sacharomyces Cerevisae)

Selain tempe, tape juga merupakan hasil dari proses fermentasi. Bahan tape yang akan
difermentasi adalah bahan yang banyak mengandung karbohidrat. Biasanya tape dibuat dari ubi
ketela pohon tapi ada juga yang berbahan beras ketan. Pada proses fermentasi, tape akan
menghasilkan zat gula karena mikroba telah mengurai senyawa karbohidrat yang kompleks
menjadi senyawa gula yang sederhana. Sehingga rasa dari tape akan menjadi manis.

 Pembuatan kecap dengan memanfaatkan jamur kecap (Aspergillus Wenti)

Bahan dasar dari kecap kedelai adalah gula, kedelai hitam, air, dan garam. Proses fermentasi
kecap adalah memanfaatkan aktivitas dari jamur aspergillus wenti. Pembuatan kecap dianggap
mampu meningkatkan nilai gizi dari bahan-bahan asalnya serta praktis dalam penggunaannya. Di

17
zaman sekarang ini kecap sudah diproduksi dalam bentuk kemasan yang mudah dalam
penyimpanannya. Rasanya yang manis dan penuh cita rasa, membuat kecap menjadi salah satu
komponen penting dari banyaknya jenis masakan ibu-ibu rumah tangga.

 Pembuatan roti dengan memanfaatkan jamur roti (yeast)

Yeast atau ragi adalah jamur yang digunakan untuk membuat roti yang biasanya dari jenis
sacharomyces. Terigu yang banyak mengandung karbohidrat merupakan media tumbuh yang
baik untuk jamur Saccaromyces. Jamur ini melakukan respirasi secara anaerob tanpa
memerlukan oksigen dan pada proses ini, dihasilkanlah gas karbondioksida. Karbondioksida
inilah yang sebenarnya adalah hasil sampingan dari proses pernafasan (respirasi) jamur roti.
Kemudian gas CO2 ini digunakan untuk proses pengembangan roti. Aktivitas pernafasan
anaerob jamur ini menyebabkan bahan roti mengembang dan memperlembut teksturnya.

 Pembuatan keju menggunakan bakteri Streptococus Thermophillus

Jika bakteri ini hidup dalam susu, maka terjadi perubahan zat kimia di dalamnya, juga
kandungan gula susu akan berubah menjadi asam susu. Keju yang dimanfaatkan adalah
endapannya, sementara bagian yang cair hasil proses fermentasi. Keju dalam bentuk padat lebih
praktis dan awet dalam penyimpanan, serta mampu mempertahankan cita rasanya.

 Pembuatan yoghurt menggunakan bantuan bakteri asam susu

Yoghurt merupakan salah satu olahan susu dengan menggunakan bantuan bakteri yang
mengubah gula susu menjadi asam laktat. Rasa yoghurt sendiri sedikit asam dan biasanya
dijadikan minuman kemasan yang siap dikonsumsi. Menurut penelitian para ahli, mengkonsumsi
yoghurt secara teratur dapat membantu proses pencernaan makanan pada manusia.

F. Penerapan bioteknologi dalam bidang kesehatan.

 Pembuatan alkohol menggunakan bantuan jamur Sacharomyces Cerevisae\

Bila proses dari fermentasi tape dilanjutkan, maka gula yang merupakan hasil penguraian
karbohidrat akan merubah lagi struktur kimianya menjadi alkohol. Alkohol adalah hasil senyawa

18
kimia karbon yang mudah terbakar. Bila alkohol ini masuk kedalam tubuh dapat menimbulkan
rasa mabuk, atau termasuk zat yang dapat mempengaruhi kerja system saraf.

Alkohol dapat digunakan sebagai antiseptic, sterilisasi alat-alat kesehatan dan berbagai fungsi
dalam bidang kedokteran. Pada masyarakat dan budaya tertentu, banyak jenis minuman yang
mengandung alkohol. Secara medis, mengkonsumsi alkohol akan berakibat buruk bagi kesehatan
jantung dan paru-paru karena alkohol termasuk dalam zat adiktif yang berbahaya.

 Pembuatan zat antibiotik

Zat antibiotik dihasilkan dari mikroba jamur atau bakteri yang berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri. Alexander Fleming adalah orang yang pertama kali mengisolasi tentang
antibiotik dari jamur Penicillium, yang kemudian dikenal dengan sebutan penicilin. Sekarang
sudah banyak jenis antibiotik berbagai macam penyakit, terutama penyakit infeksi bakteri dan
jamur. Penicilin dan Ampisilin merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh jamur, sedangkan
Basitrosin, Entrosin, dan Tetrasiklin adalah antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri.

 Pembuatan antibodi monoklonal

Antibodi monoklonal adalah penggabungan dari tipe-tipe sel yang berbeda untuk memproduksi
obat yang bermanfaat untuk menyerang organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Hormon
dan enzim yang diperlukan tubuh dapat diproduksi menggunakan jenis bakteri tertentu.
Contohnya insulin sekarang sudah dapat dibuat menggunakan bantuan bakteri. Gen yang
memproduksi insulin dimasukan dalam bakteri dan akan memproduksi insulin. Selain itu,
protein sel tunggal (PST) adalah jenis protein yang juga dihasilkan melalui kerja bakteri.

 Organisme transgenik

Pada tahun 1986 diproduksi faktor VIII yang pertama. Faktor VIII adalah faktor yang mengatur
penggumpalan protein darah. Faktor ini tidak diproduksi oleh tubuh yang menderita hemofilia,
atau jika diproduksipun telah sangat berkurang aktivitasnya. Kondisi ini menyebabkan penderita
hemofilia sangat beresiko mengalami kematian karena pendarahan setelah mendapat luka kecil.

19
Dalam prosedur bioteknologi ini, gen manusia yang mengatur penggumpalan darah dan
menyalurkannya ke sel hamster (sejenis tikus) yang ditumbuhkan melalui kultur jaringan. Sel
hamster tersebut kemudian memproduksi faktor VIII untuk digunakan oleh penderita hemofilia.
Faktor VIII telah diproduksi secara komersial pada tahun 1992 (Purwianingsih, 2009)

C. BIOTEKNOLOGI TRADISIONAL, KONVENSIONAL, DAN MODERN

Bioteknologi dapat dikelompokkan menjadi bioteknologi konvensional dan modern.


Rekayasa yang masih dalam tingkat terbatas dan mudah diaplikaskan dalam masyarakat umum
(misalnya di bidang pangan: tempe, tape, roti, bir) merupakan bioteknologi konvensional.
Sedangkan bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan memiliki
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia (Abdurrahman, 2008).

Abdurrahman, D. 2008. Biologi untuk SMK Pertanian dan Kesehatan Kelas XII.
Bandung: Grafindo Media Pratama.

Bioteknologi tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikrobia (organisme)


untuk memodifikasi bahan dan dan lingkungan untuk memperoleh produk optimal. Misalnya
pembuatan tempe, tape, roti, pengomposan sampah. Sedangkan bioteknologi modern dilakukan
melalui pemanfaatan ketrampilan manusia dalam melakukan manipulasi makhluk hidup agar
dapat digunakan untuk menghasilkan produk sesuai yang diinginkan manusia. Misalnya melalui
teknik rekayasa genetik. (Sutarno, 2016)

Bioteknologi tradisional dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah dan pada


dasarnya dilakukan hanya didasarkan atas pengalaman yang turun temurun. Dalam bioteknologi
konvensional, biasanya dilakukan secara sederhana, tidak diproduksi dalam jumlah besar, dan
tidak menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.Penggunaan bioteknologi secara konvensional
(tradisional) hanya menghasilkan produksi barang dan jasa dalam jumlah yang masih sedikit
(terbatas) karena alat yang digunakan masih sangat sederhana dan belum berkembangnya ilmu
pengetahuan waktu itu.
20
Bioteknologi konvensional disebut juga bioteknologi tradisional, yaitu bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme dan proses biokimia dengan menggunakan peralatan dan metode
yang sederhana. Prinsip dasar proses bioteknologi konvensional adalah melibatkan proses
fermentasi dalam menghasilkan produk. Mikroorganisme berperan dalam proses fermentasi
untuk mengubah bahan mentah atau makanan menjadi produk baru dengan kandungan nutrisi
yang lebih baik. Kelemahan dari bioteknologi konvensional adalah prosesnya yang relatif belum
steril (bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan), sehingga kualitasnya belum terjamin.
Contoh produk bioteknologi konvensional dan telah digunakan dalam menghasilkan produk,
baik dalam skala kecil maupun industri besar antara lain roti, tempe, tapai, keju, yoghurt, dan
lain-lain. Fermentasi adalah proses pengubahan bahan organik menjadi bentuk lain yang lebih
bermanfaat dengan bantuan mikroorganisme secara terkontrol. Mikroorganisme yang
dimanfaatkan dalam bioteknologi berasal dari kelompok bakteri, alga, jamur dan ragi atau yeast.
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi antara lain untuk menghasilkan: makanan dan
minuman, zat-zat gizi, obatobatan, sumber energi alternatif, pemecahan masalah lingkungan,
industri, dan lain-lain.

Contoh bioteknologi konvensional di bidang pangan diantaranya adalah pembuatan:

1) Tempe dengan mikroba Rhizopus oryzae


2) Kecap dengan mikroba Aspergilus wentii
3) Yoghurt dengan mikroba Lactobacillus bulgaricus & Steptococcus thermophillus
4) Nata de coco dengan mikroba Acetobacter xylinum
5) Bir dengan mikroba Saccharomyces cerevisae
6) Oncom dengan mikroba Monila sitophyla

Contoh bahan makanan dan zat organik lainnya

1. Protein Sel Tunggal (PST) dengan mikroorganisme seperti alga (Chlorella dan
Spirulina), jamur (Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis), dan bakteri
(Methylophilus methylotrophus)
2. Mikoprotein dengan mikroorganisme Fusarium venenatum dan Fusarium graminearum
3. Asam sitrat dengan mikroorganisme Aspergillus niger
21
4. Enzim penisilinase dengan mikroorganisme Bacillus subtilis
5. Asam glutamat dengan mikroorganisme Corynebacterium glutamicum dan
Brevibacterium flavum

yoghurt

nata de coco

oncom

PST dari Spirulina

Contoh Obat-obatan Bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk pembuatan antibiotik, vaksin, dan
interferon.

1. Penisilin dengan bantuan mikroorganisme Penicillium notatum


2. Sefalosporin dengan mikroorganisme Cephalosporium
3. Streptomisin dengan mikroorganisme Streptomyces griseus
4. Tetrasiklin dengan mikroorganisme Streptomyces aureofaciens dan Streptomyces rimosus

22
5. Vaksin :Virus, mikroorganisme, atau bagian dari mikroorganisme yang telah dilemahkan

Vaksin

Penisilin

Bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sumber energi alternatif

1. Bahan bakar alkohol dengan mikroorganisme Zymomonas mobilis, Clostridium


thermocellum, dan mutan petite dari Saccharomyces cerevisiae
2. Biogas, misalnya gas metana dengan mikroorganisme Methanobacterium sp.,
Methanohalobium sp. Methanococcus sp.

Bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah atau bioremediasi, yaitu proses
pembersihan zat pencemar lingkungan dengan menggunakan mikroorganisme.

1. Mengolah limbah organik berupa limbah cair dari industri alkohol dengan
mikroorganisme
Clostridium butyrium
2. Pembersih limbah minyak dengan mikroorganisme Bakteri Pseudomonas putida dan
jamur Cladosporium resinae
3. Bioplastik (plastik yang mudah terurai) dengan mikroorganisme Bakteri Axaligenes
eutrophus dan jamur Aureobasidium pullulans
4. Bioinsektisida untuk membasmi hama dengan mikroorganisme Baculovirus

23
Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah
sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik yang sering digunakan adalah
dengan melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga
diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Dalam prosesnya, bioteknologi modern dapat
berlangsung hingga merubah susunan gen (mutasi gen) yang disebut dengan rekayasa
genetika. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mengembangkan
bioteknologi modern dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar
secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih. Dalam bioteknologi
modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat menggunakan bagian-bagian tubuh
mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. Berbeda dengan bioteknologi konvensional,
bioteknologi modern telah memanfaatkan metode-metode terkini dari bioteknologi, antara
lain: kultur jaringan, kloning, teknologi hibridoma, rekombinasi DNA, dan teknik bayi
tabung.

Beberapa contoh penerapan bioteknologi modern adalah sebagai berikut:

1) Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan mahluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika
disebut juga pencakokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat mahluk hidup. Hal itu karena DNA dari
setiap mahluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat mahluk hidup
secara turun temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan dengan beberapa
cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid dan rekombinasi
DNA.
2) Kloning/cangkok inti
Teknik cangkok inti bertujuan untuk membuat individu yang memiliki sifat yang
mirip dengan induknya tanpa melalui proses perkawinan. Kloning merupakan teknik
membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya. Contoh hewan

24
hasil kloning yang sudah dipublikasikan adalah domba Dolly. Kloning domba Dolly
merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Pada tahun 1996, Dolly
direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel
kelenjar susu yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam proses ini, Dr. Ian
Willmut menggunakan sel kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel dan
sel telur domba blackface sebagi resepien (Melia, 2016)

Contoh Penerapan Bioteknologi Modern

Kultur Jaringan

Kultur jaringan merupakan teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif


memanfaatkan sifat totipotensi tumbuhan. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan
untuk tumbuh menjadi individu baru dengan sifat yang sama dengan induknya. Prinsip kultur
jaringan adalah menumbuhkan jaringan maupun sel tumbuhan dalam media buatan secara
aseptik (bebas dari mikroorganisme) sehingga tumbuh menjadi tanaman lengkap.

Media kultur jaringan yang biasa digunakan berupa agar-agar yang ditambah dengan unsur hara,
vitamin, dan hormon pertumbuhan. Ada beberapa manfaat dan keuntungan dari kultur jaringan
antara lain untuk:

a. memperbanyak tanaman atau individu baru dari satu jenis tumbuhan dalam jumlah besar dan
waktu relatif singkat, khususnya tanaman unggul dan tanaman langka;

b. menghasilkan tanaman yang sama persis dengan induknya, sehingga sifat tanaman induk dapat
dilestarikan;

c. menghasilkan tanaman bebas virus;

d. bebas memilih bagian tubuh tumbuhan yang akan dikembangkan sebagai bagian yang
dikultur;

e. waktu yang diperlukan relatif singkat;

f. dapat dilakukan dalam ruangan yang relatif sempit;


25
Kloning

Kloning adalah teknik memperbanyak individu untuk menghasilkan individu baru yang
identik atau memiliki sifat yang sama dengan induknya tanpa melalui perkawinan. Kloning
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kloning embrio dan kloning transfer inti.

a. Kloning Embrio
Kloning embrio adalah teknik kloning dengan menggunakan sel telur yang telah
dibuahi dan mengalami proses pembentukan embrio agar diperoleh individu baru
dengan sifat yang sama dengan kedua induknya tanpa melalui perkawinan. Tahapan
kloning embrio adalah sebagai berikut:
1) Sel telur difertilisasi dengan sel sperma secara in vitro (di luar tubuh).
2) Zigot hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio.
3) Embrio kemudian ditanamkan dengan cara disuntikkan ke dalam rahim hewan
betina dewasa lainnya.
4) Embrio di dalam rahim hewan betina akan tumbuh hingga akhirnya dilahirkan.
Kloning embrio pada manusia dikenal dengan istilah bayi tabung.
Bayi tabung adalah salah satu metode dalam bioteknologi modern yang berguna
untuk mengatasi masalah pasangan yang memiliki hambatan dalam menghasilkan
keturunan (infertilitas). Biasanya metode ini di lakukan ketika metode lainnya tidak
berhasil.. Prosedur bayi tabung dilakukan dengan cara mengambil sel telur dan
sperma dari dalam tubuh kemudian dilakukan pembuahan di media khusus di luar
tubuh wanita, tepatnya di dalam sebuah tabung pembuahan. Setelah sel telur berhasil
dibuahi dan ada dalam fase siap maka akan dipindahkan ke dalam rahim. Secara
medis, proses bayi tabung disebut dengan in vitro fertilization (IVF)

26
b. Kloning Transfer Inti (Transplantasi Inti) adalah teknik kloning dengan memindahkan
inti dari sel donor ke sel lain agar diperoleh individu dengan sifat dan jenis kelamin
yang sama dengan induknya. Pada tahun 1997, para peneliti dari Scotlandia (Ian
Wilmut dan rekan-rekannya) berhasil menghasilkan seekor domba yang kemudian
diberi nama Dolly. Pada penelitiannya, kloning transfer inti domba Dolly yang
mereka lakukan melalui tahapan berikut:
1) mengambil sel telur dari satu domba dan menghilangkan nukleusnya;
2) sel telur tanpa nukleus tersebut digabungkan dengan sel kelenjar susu (am bing)
dari domba lainnya menggunakan aliran arus listrik;
3) setelah 6 hari ditumbuhkan dalam kultur, terbentuk embrio dan ditanam di dalam
uterus domba lainnya (domba ke-3 yang mirip dengan pendonor sel telur)
4) Akhirnya, domba tersebut melahirkan anak yang identik dengan domba pendonor
sel kambing.
Dolly hasil kloning tidak berumur panjang. Para ahli menemukan kelemahan kloning
yaitu hewan hasil kloning tidak sesehat hewan yang berkembangbiak secara alami.
Rekayasa Genetika

27
Rekayasa genetika adalah usaha memanipulasi sifat makhluk hidup untuk menghasilkan
makhluk hidup dengan sifat baru yang diinginkan. Jenis rekayasa genetika antara lain teknologi
hibridoma dan rekombinasi DNA.

a. Teknologi Hibridoma (Fusi Sel) Teknologi Hibridoma adalah proses penyatuan (fusi)
dua sel yang berasal dari organisme yang sama atau berbeda sehingga dihasilkan sel hibrid yang
mengandung campuran gen dari kedua sel tersebut. Selanjutnya, sel ini dikembangkan atau
ditumbuhkan sehingga dihasilkan triliunan sel yang mengandung satu sel gen yang komplit dari
dua sel asal. Dalam tubuh manusia terdapat sel yang tugasnya khusus menghasilkan zat tertentu,
misalnya hormon atau antibodi. Mekanisme pengaturan dalam tubuh yang terjadi zat-zat tersebut
hanya sedikit diproduksi. Bila sel yang dilebur dengan sel kanker yang tidak punya pengendalian
normal terhadap pengendalian dan sistem protein maka produksi hormon atau antigen dapat
meningkat. Leburan antara sel normal dengan sel kanker ini dikenal dengan hibridoma. Salah
satu pemanfaatan teknologi hibridoma adalah pembuatan antibodi monoklonal. Antibodi adalah
protein yang dihasilkan oleh sel limfosit B atau sel T yang bertugas melawan setiap benda asing
(anti gen) yang masuk kedalam tubuh. Anti bodi tertentu akan melawan antigen tertentu pula.
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang hanya mengenali dan melawan satu jenis antigen.
Antibodi monoklonal berasal dari penge-klonan satu sel hibridoma.

Tahapan pembuatan antibodi monoklonal dijelaskan sebagai berikut

1) Hewan dari kelompok Mamalia (misalnya tikus dan kelinci) disuntik dengan antigen
(misalnya bibit penyakit pada manusia).

2) Sel limfosit B yang mampu menghasilkan antibodi diambil dari hewan tersebut.

3) Sel limfosit B disatukan dengan sel mieloma sehingga dihasilkan sel hibridoma.

4) Sel hibridoma diklon dan diseleksi untuk memperoleh satu sel hibridoma penghasil
antibodi monoklonal.

5) Sel hibridoma yang dipilih dikembangbiakan untuk menghasilkan antibodi


monoklonal yang sesuai bagi manusia dan sebagian disimpan untuk dimanfaatkan kembali.

28
Antibodi monoklonal antara lain berguna untuk:

1) Mendiagnosis jenis penyakit yang diderita pasien;

2) meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kanker dan penyakit lainnya;

3) vaksin hepatitis, sebagai hasil rekayasa genetika;

4) pemanfaatan mikroba dalam industri pangan, kimia dan pengolahan limbah/ polutan.

b. Rekombinasi DNA

Rekombinasi DNA adalah proses penyambungan dua atau lebih untaian DNA yang
berbeda sehingga dihasilkan DNA rekombinan. Rekombinasi DNA dapat terjadi secara alami
melalui pindah silang, transduksi, dan transformasi. Selain itu rekombinasi DNA dapat diperoleh
secara buatan melalui pemotongan dan penyambungan DNA secara in vitro. Rekombinasi DNA
dapat dilakukan dengan teknologi plasmid. Plasmid diambil dari bakteri kemudian dipotong.
Selanjutnya disisipi potongan DNA dari organisme lain yang dikehendaki. DNA rekombinan
dimasukkan kembali ke sel bakteri lainnya agar jumlahnya meningkat. Salah satu contoh

29
pemanfaatan rekombinasi DNA melalui teknologi plasmid adalah pembuatan hormon insulin.
Tahapan pembuatan hormon insulin adalah sebagai berikut:

1. Mengambil sebuah plasmid bakteri dan DNA yang mengandung gen insulin dari sel
pankreas kemudian dipotong dengan enzim endonuklease restriksi.
2. Fragmen (potongan) DNA gen insulin disambungkan pada plasmid menggunakan enzim
ligase sehingga terbentuk plasmid rekombinan.
3. Plasmid rekombinan dimasukkan ke dalam sel bakteri sehingga diperoleh bakteri
rekombinan yang mempunyai gen kromosom asli dan juga gen insulin.
4. Bakteri rekombinan dikembangbiakkan sehingga diperoleh populasi bakteri yang mampu
menghasilkan insulin dalam jumlah banyak.
5. Hormon insulin yang dihasilkan oleh bakteri rekombinan dikumpulkan dan disuntikkan
pada penderita diabetes melitus yang memerlukan.
Pemanfaatan teknologi rekayasa genetika antara lain pembuatan organisme transgenik,
pembuatan vaksin baru, dan terapi gen.

1. Pembuatan Organisme Transgenik


Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan gen-gen dari organisme lain,
bakteri, atau virus melalui proses rekombinasi DNA. Transgenik dimanfaatkan untuk
memperoleh organisme dengan sifat unggul atau sesuai dengan sifat yang diinginkan.
Tanaman transgenik yang telah dikembangkan diantaranya memiliki sifat tahan hama,
mengandung gizi tambahan, tahan pestisida, tahan perubahan cuaca, memiliki variasi
bentuk buah, dan mampu menghasilkan cahaya.

Semangka kotak
Hewan transgenik yang telah dikembangkan diantaranya hewan ternak seperti sapi yang
memiliki produksi daging dan susu lebih banyak, domba yang menghasilkan rambut
(wol) lebih banyak dan rontok dengan sendirinya, dan hewan yang mampu menghasilkan
30
cahaya.

Sapi transgenik
2. Pembuatan Vaksin Baru ,Pengembangan vaksin semakin maju dengan adanya rekayasa
genetika. Salah satunya adalah vaksin sub unit, yaitu vaksin yang terbuat dari bagian
tertentu dari organisme yang bersifat imunogenik (mampu menimbulkan respon imun
pada tubuh).
3. Terapi Gen adalah usaha perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki susunan basa
nitrogen, mengganti gen yang rusak, atau gen mutan yang merugikan dengan
memanfaatkan teknik rekombinasi DNA.
Beberapa dampak negatif bioteknologi antara lain: menyebabkan gangguan terhadap
kelestarian alam, gangguan kesehatan dan bidang lainnya (Baharuddin, H., & Idrus, 2020).

31
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bioteknologi merupakan pemanfaatan sistem kehidupan dan organisme untuk


mengembangkan dan menciptakan produk baru untuk menghasilkan atau memodifikasi produk
atau proses dengan tujuan memperoleh produk yang lebih baik dari segi kualitas maupun
kuantitas serta singkat dalam waktu produksi. Bioteknologi berasal dari kata Bios yang artinya
hidup, teuchos yang artinya alat, dan logos yang artinya hidup sehingga bioteknologi dapat
diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatkan mahluk hidup maupun produk
dari mahluk hidup dalam proses produksi barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.

Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu yang lain seperti
biokimia, genetika, mikrobiologi, fisika, dan matematika, sehingga untuk mengajarkan meteri
bioteknologi memerlukan pemahaman yang mendasar dari beberapa bidang ilmu yang terkait,
hal ini membuat bioteknologi menjadi sangat kompleks untuk dipelajari. Selain itu beberapa sub
materi yang dikaji dalam bioteknologi masih bersifat abstrak karena mengkaji sesuatu yang
sifatnya molekuler

Bioteknologi dapat dikelompokkan menjadi bioteknologi konvensional dan modern.


Rekayasa yang masih dalam tingkat terbatas dan mudah diaplikaskan dalam masyarakat umum
(misalnya di bidang pangan: tempe, tape, roti, bir) merupakan bioteknologi konvensional.
Sedangkan bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan memiliki
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia

32
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S. (1985). Induksi Kalus Embriogenik Pada Wortel (Daucus Carota L.) Menggunakan
2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D). 13.

Baharuddin, H., & Idrus, I. K. (2020). Modul Tema 17 Bioteknologi Untuk Hidup Yang Lebih
Baik. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Lubis. (2012). Teknik Kultur Jaringan. kanisius.

Melia, S. (2016). Bioteknologi Sederhana. DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.

Nurainun. (2014). Embriogenesis somatik dari eksplan daun Phalaenopsis sp L. J. Argon.


IIdonesia, 37(7), 240–248.

Purwianingsih, M. (2009). Zat pengatur tumbuh pada tanaman. Laboratorium Kultur Pusat
Antar Universitas Bioteknologi IPB.

Smith, J. E. (1993). Prinsip Bioteknologi. cetakan kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Stephenson, J. R. (1989). Introduction to modern virology: NJ Dimmock and SB Primrose,(Basic


Microbiology Series, Volume 2, series editor JF Wilkinson), Blackwell Scientific
Publications, Oxford, 1987, pp. ix+ 349, price£ 14.95. ISBN 0‐632‐01597‐7. Wiley Online
Library.

Sutarno. (2016). Rekayasa Genetik dan Perkembangan Bioteknologi diBidang Peternakan.


Proceeding Biology Education Conference, 23.

33

Anda mungkin juga menyukai