Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

CONTOH HASIL TEKNOLOGI KONVENSIONAL


Dosen Pengampu:
Yokhebed, M.Pd.

DISUSUN
Oleh :
Dayang Taimah
Hafizah
Nur Dwi Handarsiputri
Nurfatimah
Novi Salina
Umi Fathanah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016

DAFTAR ISI
Halaman
Daftar isi ..................................................................................................

Kata pengantar.........................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Tujuan............................................................................................

C. Rumusan Masalah..........................................................................

BAB II ISI...............................................................................................

A. Pengertian Bioteknologi................................................................

B. Perkembangan Bioteknologi..........................................................

C. Bioteknologi Konvensional...........................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................

10

A. Kesimpulan....................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

11

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyalesaikan tugas kelompok kami yang berjudul:
Contoh-Contoh Hasil Teknologi Konvensional.
Sebagai manusia kami mempunyai banyak kesalahan oleh karena itu kami
minta kesediaan ibu/ bapak dosen untuk membantu kami memperbaiki semua
kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini demi kesempurnaan makalah kami.
Harapan kami, semoga makalah kami ini bisa manjadi contoh bagi temanteman, dan bagi orang lain yang membacanya, kami menyadari dalam tugas kami
ini banyak sekali kekurangan dalam penulisan, dan penyusunan kalimatperkalimat. Jika ada kalimat atau kata-kata yang menyimpang dalam makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pontianak, 24 Mei 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terdapat jutaan organisme di bumi dengan bentuk dan struktur yang
beranekaragam. Organisme yang dikira tidak memiliki manfaat ternyata
memiliki potensi yang cukup besar bagi manusia.

Oleh sebab itu manusia

dengan kecerdasan berpikirnya mencoba untuk mengembangkan dan


menggunakannya seluruh organisme di bumi demi kesejahteraan kehidupan
umat manusia. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan
makhluk hidup atau organisme

untuk menghasilkan produk dan jasa guna

kepentingan manusia disebut bioteknologi


Hampir semua orang pasti pernah melakukan bioteknologi dalam
kehidupan sehari-hari, walaupun mereka

kurang mengerti

apa itu

bioteknologi dan istilah bioteknologi terdengar asing bagi mereka. Namun,


apabila mereka diberitahu bahwa pembuatan tempe, tape dan kecap merupakan
beberapa contoh bioteknologi , barulah mereka mulai sedikit mengerti apa
yang dimaksud dengan bioteknologi . Pada mulanya bioteknologi memang
didominasi untuk memproduksi makanan.
Seiring perkembangan zaman, para ahli terus meneliti beberapa organisme
agar dapat memperoleh suatu produk yang bermanfaat. Dan akhirnya pun
mereka

berhasil

menemukan

produk-produk

bioteknologi

baru

dari

pemanfaatan organisme.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi hingga bioteknologi
konvensional.
2. Untuk mengetahui contoh-contoh hasil bioteknologi konvensional.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
perkembangan

bioteknologi

hingga

konvensional?
2. Apasajakah contoh-contoh hasil bioteknologi konvensional?

bioteknologi

BAB II
ISI
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl
Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan
produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai
sumber pakannya (Suwanto, 1998). Beragam batasan dan pengertian
dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang
Bioteknologi. Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai berikut:
1. Menurut Bull et al.(1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas
sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk

pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk


menghasilkan barang dan/atau jasa.
2. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan
bantuan

agen

biologis

untuk

menghasilkan

bahan

dan

jasa

(OECD,1982).
3. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau
bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan
meningkatkan/memperbaiki

sifat

tanaman

atau

hewan

atau

mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US,


1982).
4. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi
merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya
seperti; enzim.
5. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk
hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau
jasa. Dari paduan dua kata tersebut

European Federation of

Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari


ilmu

pengetahuan

alam

dan

ilmu

rekayasa

yang

bertujuan

meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme


hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
6. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan
terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan
bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan
organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan
industri (EFB., 1983)
Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan
sebagai berikut:
a. Bio memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi;
organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel
tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).
b. Tekno memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu
segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk

rancang bangun suatu bioreaktor. Cakupan teknik disini sangat luas


antara lain; teknik industri dan kimia.
c. Logi memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang
mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut
pandang biologi (biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan
(applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika.
Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang
(disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorang pun
yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi (Nurcahyo, 2011).
B. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Sekitar 8000 tahun yang lalu, bangsa Mesir kuno menggunakan
sejenis mikroba Yeast Saccharomyces atau ragi untuk pembuatan roti.
Dalam adonan roti, gelembung gas yang dihasilkan dalam proses
fermentasi, membuat roti jadi empuk sehingga enak dimakan. Ini adalah
penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan
pangan.

Sehingga

ilmu

tua

bioteknologi

(konvensional)

adalah

penggunaan jasad renik atau makhluk hidup secara umum pada tingkat sel
atau disebut seluler ioteknologi modern lahir pada tahun 1970 an dengan
munculnya teknologi DNA rekombinan. Ilmuwan dari Universitas
Kalifornia di San Fransisco (UCSF) bernama Herbert Boyer berhasil
mengembangkan teknologi canggih untuk dapat memotong rantai DNA
lalu menyambungnya lagi. Tetapi karena materi DNA berukuran sangat
kecil, hal ini tidak dapat dibuktikan dengan melihat langsung karena
jumlahnya juga sangat sedikit. Seorang ilmuwan lain dari Universitas
Stanford

bernama

Stanley

Cohen

menemukan

cara

bagaimana

memasukkan materi DNA berbentuk lingkaran atau plasmid ke dalam sel.


Walau tinggal berjarak hanya 60 km saja, keduanya tidak pernah bisa
bertemu sehingga dapat menyatukan teknologi yang dimilikinya itu.
Sampai akhirnya pada tahun 1972, keduanya bertemu di sebuah pertemuan
ilmiah, ribuan kilometer dari tempat mereka tinggal dan bekerja di
Kalifornia, yaitu di Hawaii. DNA yang sudah disambung lagi dengan
teknologi Boyer dapat diperbanyak dengan memasukkan ke dalam sel

bakteri dengan teknologi Cohen . Karena bakteri berkembang biak sangat


cepat, DNA yang telah dimasukkan pun jadi banyak dalam waktu singkat,
sehingga dapat dicek keberadaannya dengan mudah. Inilah inti dari
teknologi DNA rekombinan. DNA adalah salah satu molekul biologi
penyusun sel. Penggunaan molekul biologi itu, bahkan sampai kepada
kemampuan memanipulasi atau merekayasa adalah revolusi teknologi
yang menyebabkan lahirnya bioteknologi modern . Jadi, ada perubahaan
dalam bioteknologi tua menjadi bioteknologi modern yaitu perubahan
penggunaan materi hayati dari tingkat sel atau seluler ke tingkat molekul
atau molekuler.
Hingga sampai saat ini, perkembangan bioteknologi terus
mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga ditemukan teknologi
rekayasa genetika, kultur jaringan bahkan teknologi kloning yang menjadi
kontroversi hingga saat ini. Berbagai bioteknologi ini masih dimungkinkan
akan

terus

berkembang

untuk

memperoleh

produk

baru

yang

menguntungkan bagi kehidupan manusia (Pezzuto, 1993).


C. BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
Bioteknologi dideskripsikan sebagai suatu teknologi

yang

menggunakan dan memanfaatkan sistem hayati untuk mendapatkan barang


dan jasa yang berguna bagi kesejahteraan manusia. Terdapat dua macam
bioteknologi yaitu bioteknologi konvensional atau tradisional dan
bioteknologi modern. Bioteknologi tradisional tanpa rekayasa genetika
fokus pada cara seleksi alam mikroba yang digunakan dalam modifikasi
lingkungan untuk memperoleh produk optimal misal: pembuatan tape,
tempe, roti, bir dan lain-lain. Penggunaan bioteknologi konvensional
digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dan cita rasa suatu bahan pangan, sedangkan bioteknologi modern berperan sebagai salah satu cara
untuk memproduksi suatu bahan pangan dalam jumlah besar, memperbaiki
nilai gizinya menggunakan rekayasa genetika (Widianti dkk, 2014).
Contoh-contoh penerapan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu penerapannya dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan
dan bidang non-pangan:

1. Bioteknologi konvensional dalam pengolahan susu


a. Yogurt terbuat dari hasil fermentasi susu oleh bakteri Streptococcus
thermophillus dan Lactobasilus bulgaricus.
b. Keju dibuat dengan menambahkan bakteri asam laktat pada susu.
Bakteri asam laktat tersebut misalnya Pripioni bacterium (untuk
keju keras) dan Penicilium roqueforti (untuk keju setengah lunak).
Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi sebagai mikrobia yang
dapat mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang
padat dan menggumpal.
c. Mentega dihasilkan dari fermentasi krim susu menggunakan
bakteri Streptococcus lactis. Bakteri ini dapat memisahkan tetesan
mentega yang berlemak dengan cairan yang terkandung di
dalamnya.
2. Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan
a. Tapai atau tape dibuat melalui fermentasi ketan atau singkong
menggunakan jamur Saccharoyces cerevisiae. Jamur ini merubah
glukosa pada bahan menjadi asam asetat, energi, alkohol dan
karbondioksida.
b. Tempe dan oncom, tempe dibuat melalui fermentasi kedelai
menggunakan bantuan jamur Rhizopus sp. yang dapat merubah
protein kompleks dari kedelai menjadi asam amino. Oncom hitam
dibuat dari fermentasi ampas tahu menggunakan jamur Neurospora
crassa.
c. Roti terbuat dari bahan utama berupa tepung terigu. Agar adonan
roti dapat mengembang, para pembuatnya

biasanya

akan

menambahkan ragi roti atau Saccharomyces cerevisiae. Selain


membuat

adonan

roti

lebih

mengembang,

penambahan

mikroorganisme ini juga membuat tekstur roti menjadi lebih lembut


dan tidak bantat.
d. Kecap dan tauco, kecap terbuat dari kedelai yang ditambahkan
dengan jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii, sedangkan
tauco terbuat dari kedelai yang ditambai bakteri Aspergilus oryzae.
Jamur-jamur ini merubah protein kompleks kedelai menjadi asam
amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia.

e. Nata de coco adalah contoh bioteknologi konvensional berupa


camilan sehat dengan tekstur kenyal. Makanan ini terbuat dari air
kelapa yang ditambahi dengan bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri
ini merubah gula dalam air kelapa menjadi selulosa yang lebih
kenyal dan padat. Selain dibuat dari air kelapa, nata juga dapat
diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de
soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain sebagainya.
f. Acar dan asinan, sayuran yang difermentasi menjadi asinan atau
acar juga merupakan contoh bioteknologi konvensional. Bakteribakteri

seperti

Lactobacillus

sp.,

Streptococcus

sp.,

dan

Pediococcus sp., merupakan mikroba penting dalam pembuatan


bahan panganan tersebut. Bakteri-bakteri ini mengubah gula dalam
sayuran menjadi asam asetat yang menghasilkan rasa masam.
g. Minuman berakohol anggur, wine, rum, sake adalah beberapa
contoh produk bioteknologi konvensional yang menggunakan lebih
dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya
dalam produksi alkohol, pati dari ketan atau bahan berkarbohidrat
lainnya diubah menjadi glukosa menggunakan bantuan jamur
Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol
mengunakan bantuan jamur Saccharomyces.
h. Sufu atau keju kedelai, sufu terbuat dari gumpalan protein kedelai
yang dihasilkan dari proses fermentasi jamur Actinomucor elegans.
Meski jamur-jamur lainnya seperti Mucor hiemalis, Mucor
salvaticus, Mucor sufu, dan Mucor substilissimus dapat digunakan
dalam pembuatan bahan pangan satu ini, jamur Actinomucor
elegans lebih banyak dipilih karena lebih ekonomis.
i. Tempe bongkrek adalah hasil sampingan dari produksi minyak
kelapa yang difermentasi menggunakan bakteri Pseudomonas
cocovenenans. Tempe bongkrek bisa bersifat racun jika dalam
proses pembuatannya terjadi kontaminasi bakteri Burkholderia
cocovenenans. Efek dari racun ini bahkan bisa membuat
terganggunya sistem pernafasan dan menyebabkan kematian.
3. Bioteknologi konvensional dalam non-pangan

a. Biogas merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak


bumi yang dihasilkan melalui fermentasi kotoran ternak dan bahan
organik lainnya. Melalui fermentasi ini, bahan-bahan tersebut
diubah menjadi metana yang dapat berfungsi sebagai penghasil
energi yang mirip gas LPG.
b. Pengolahan limbah, sebelum dibuang ke perairan, limbah industri
mengalami serangkaian proses pengolahan untuk menurunkan
tingkat pencemarannya. Pengolahan limbah dewasa ini dilakukan
menggunakan bantuan mikroba pengolah limbah, misalnya
Methanobacterium. Bakteri tersebut menguraikan limbah organik
menjadi karbondioksida, metana, dan hidrogen.
c. Obat-obatan ditemukan dalam produksi obat-obatan. Jamur
Penicillium sp. digunakan sebagai antibiotik penisilin, antibiotik
yang perannya sangat penting di dunia kesehatan untuk mengobati
penyakit-penyakit akibat infeksi patogen (Wusqo, 2014).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bioteknologi konvensional bersifat sederhana dengan menggunakan
organisme yang pada mulanya pemanfaatannya hanya bersifat cobacoba dan belum berdasarkan prinsip ilmiah.
2. Penerapan bioteknologi konvensional mencakup beberapa aspek
kehidupan yaitu pada bidang pengolahan pangan, pengolahan susu
dan pengolahan non-pangan.
3. Contoh bioteknologi konvensional dalam bidang pengolahan pangan
yaitu: tapai atau tape, tempe, oncom, roti, kecap, tauco, nata de coco,
asinan, acar, minuman beralkohol, keju kedelai dan tempe bongkrek.
4. Contoh bioteknologi konvensional dalam bidang pengolahan susu
yaitu: keju, yogurt dan mentega.
5. Contoh bioteknologi konvensional dalam bidang pengolahan nonpangan yaitu: biogas, pengolahan limbah dan obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKA

10

Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Jurusan Pendidikan Biologi:


Yogyakarta.
Pezzuto, John M. 1993. Biotechnology and Pharmacy . New York : Chapman and
Hall.
Suwanto, A. 1998. Bioteknologi molekuler: Mengoptimalkan manfaat keanekaan
hayati melalui teknologi DNA rekombinan (in Indonesian). Bogor: IPB.
Widianti, Tuti., Bintari, S. Harnina dan Iswari, Retno Sri. 2014. Dasar-Dasar
Bioteknologi. Jurusan Biologi: Semarang.
Wusqo, Indah Urwatin. 2014. Upaya Mendorong Kemampuan Berfikir Kreatif
Mahasiswa dalam Inovasi Konservasi Pangan. Indonesian Journal of
Conservation

Vol.

3(1).

(Online)

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/viewFile/3092/3103,
diakses 17 Mei 2016).

Anda mungkin juga menyukai