Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

KLONING SEL, JARINGAN, DAN ORGANISME

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si.

Oleh:
Nadia Handayani ; 2213091007
I Gusti Era Adnyani ; 2213091011
Choiriah Rizka Utami ; 2213091021

Kelas: 4A Biologi

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kloning Sel, Jaringan, dan Organisme ........................................................... 3
2.2 Tujuan Kloning Pada Hewan ........................................................................................... 5
2.3 Tujuan Kloning Pada Tumbuhan ..................................................................................... 8
2.4 Masalah Yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Kloning ............................................. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kloning Jaringan, Sel, dan Organisme” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioteknologi yang diampu
oleh Ibu Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si. Selain itu, penulisan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan penulis mengenai kloning jaringan, sel, dan organisme,
mengingat penulisan makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang bersifat resmi.

Dalam proses pembuatannya, tentu kami mengalami beberapa hambatan dan kendala
dalam penyusunan makalah ini, namun dengan kerja keras dari berbagai pihak, kerjasama
dan koordinasi semua anggota kelompok, kendala dan hambatan tersebut dapat diatasi.
Walaupun demikian, penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik dari berbagai pihak yang bersifat membagun, agar kedepannya bisa diperbaiki lagi.

Dalam hal ini, besar harapan kami dengan terselesaikannya makalah ini dapat
diambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Singaraja, 24 Maret 2024

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi telah menjadi salah satu bidang yang mendominasi perhatian dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan menggunakan prinsip-
prinsip biologi molekuler dan rekayasa genetika, bioteknologi memungkinkan manusia
untuk memanfaatkan potensi mikroorganisme, jaringan, dan sel-sel hidup untuk tujuan
tertentu, mulai dari produksi obat-obatan dan vaksin hingga rekayasa lingkungan dan
pertanian modern.
Salah satu teknik utama dalam ranah bioteknologi adalah kloning, yang melibatkan
reproduksi akseleratif dari jaringan, sel, atau organisme secara identik. Kloning memiliki
potensi besar dalam berbagai bidang aplikasi, termasuk produksi tanaman dan hewan
yang tahan terhadap penyakit, pengembangan terapi gen, regenerasi jaringan untuk tujuan
medis, dan konservasi spesies langka.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam tentang kloning jaringan, sel, dan
organisme, serta penerapannya dalam berbagai bidang bioteknologi. Dengan mempelajari
materi mengenai kloning ini, diharapkan membantu mahasiswa untuk dapat memahami
potensi dan tantangan dalam penggunaan bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia dan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat disusun
adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian kloning?
b. Apa tujuan kloning tumbuhan?
c. Apa tujuan kloning hewan?
d. Apa saja masalah yang perlu diperhatikan dalam proses kloning?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian kloning
b. Untuk mengetahui tujuan kloning tumbuhan
c. Untuk mengetahui tujuan kloning hewan
d. Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan dalam proses kloning
1.4 Manfaat Penulisan
1
Manfaat makalah ini bagi penulis dan pembaca adalah sebagai berikut:
a. Bagi pembaca: Untuk menambah pengetahuan mengenai kloning jaringan, sel dan
organisme serta tujuannya pada hewan dan tumbuhan.
b. Bagi penulis: Memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai kloning jaringan,
sel dan organisme serta meningkatkan kemampuan penulis dalam mengembangkan ide
dan gagasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kloning
Kloning merupakan satu kata yang sering dikaitkan dengan pelanggaran norma agama,
terutama terkain dengan penciptaan individu baru yang sama persis dengan induknya.
Kloning individu yang pertama kali dilaporkan berhasil adalah penciptaan Domba Dolly
(Dolly the Sheep) oleh ilmuwan dari University of Edinburg. Tim kloning Dolly dipimpin
oleh Ian Wilmut yang berhasil melakukan kloning mamalia pertama kali dengan teknik
somatic cell nuclear transfer (SNCT). Dolly lahir pada 5 Juli 1996 dan menjadi ikon
keberhasilan kloning hingga sekarang. Keberhasilan kloning Dolly ini dipublikasikan pada
27 Februari 1997 di Nature. Hingga saat ini, masih media yang sesekali memberitakan
temuan ilmuwan-ilmuwan dunia terkait dengan kloning.
Terlepas dari pro dan kontra yang seringkali menyertai berita-berita tentang
keberhasilan kloning, penelitian tentang kloning justru semakin masif setelah keberhasilan
yang pertama pada Dolly. Keberhasilan kloning pada hewan mencetuskan penelitian untuk
mengkloning manusia. Pada tahun 2002, sebuah persahaan berbasis bioteknologi di
Bahama yang bernama Cloneaid mengklaim telah berhasil menciptakan manusia pertama
hasil kloning di dunia pada tanggal 26 Desember 2002. Bayi hasil kloning ini memiliki
berat lahir 3.500 gram, berjeniskelamin perempuan dan diberi nama Eve. Bayi Eve
merupakan hasil kloning dari seorang wanita di Amerika Serikat berusia 31 tahun yang
pasangannya infertil.
Kloning sendiri sebenarnya merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu
cloning. Namun, ada pula yang berpendapat kloning berawal dari bahasa Yunani klon yang
berarti tangkai. Klon berarti suatu individu yang dihasilkan secara aseksual yang berasal
dari sel somatik tunggal orang tuanya dan secara genetik memiliki sifat identik. Teknologi
kloning menunjukkan hasrat manusia untuk dapat mengontrol masa depan. Namun, tentu
saja persoalan kloning ini bukanlah hal yang sederhana. Perlu adanya pemahaman
mendasar dan mendalam kaitannya dengan bioetika yang menyertai penelitian-penelitian
terkait kloning, terutama dalam kloning manusia.
Seiring perkembangan penelitian di bidang bioteknologi, istilah kloning tidak lagi
hanya terbatas pada penciptaan individu baru, namun berkembang menjadi istilah yang
lebih dapat diterima oleh keilmuan yang berdasarkan etika dan norma agama yang dianut.
Kloning didefinisikan ulang menjadi suatu proses yang dilakukan untuk menduplikasi, baik
gen, sel, maupun organisme secara aseksual. Hasil kloning tersebut secara genetik
3
merupakan replika identik dari gen, sel, maupun organisme yang dikloning. Kloning pada
organisme berupa tanaman melalui kultur jaringan tanaman menjadi klon yang legal dan
dapat diterima oleh masyarakat.
Berdasarkan perkembangan keilmuan tersebut, maka jenis kloning dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu kloning molekul, kloning sel, dan kloning organisme.
1. Kloning molekul
DNA tersusun dalam molekul yang sangat panjang, di mana setiap molekul
tunggal membawa banyak gen. Pada organisme multisel, gen hanya menempati
sebagian kecil dari DNA kromosom, sedangkan sebagian besar sisanya adalah
sekuensi nukleotida yang berulang dan tidak mengode protein. Kloning DNA
memiliki tujuan untuk menghasilkan sejumlah besar DNA yang identik dengan
DNA asal, termasuk gen, promotor, sekuensi non-coding, dan fragmen DNA
lainnya. DNA yang dihasilkan dapat digunakan untuk penelitian lanjut atau
untuk menghasilkan protein yang berguna bagi penelitian atau aplikasi
kesehatan manusia. Proses kloning dilakukan dengan menggunakan bakteri dan
plasmid. Plasmid adalah molekul DNA sirkular kecil yang memiliki ukuran
serupa atau bahkan lebih besar dari kromosom bakteri, dan dapat mereplikasi
diri di dalam sel bakteri. Dalam proses kloning gen atau potongan DNA,
plasmid asal diisolasi dari sel bakteri, dan gen yang diinginkan kemudian
disisipkan ke dalam plasmid tersebut, membentuk plasmid dengan DNA
rekombinan. Plasmid yang dihasilkan kemudian dimasukkan kembali ke dalam
sel bakteri, dan bakteri rekombinan ini akan menghasilkan protein sesuai
dengan gen yang disisipkan. Kloning fragmen DNA umumnya melibatkan lima
langkah strategi kloning, yaitu isolasi dan pemurnian DNA dari sampel sel,
fragmentasi DNA menggunakan enzim restriksi yang memotong untaian DNA,
serta langkah-langkah lainnya yang diperlukan untuk memasukkan dan
mereplikasi fragmen DNA dalam sel bakteri.
2. Kloning sel
Kloning sel merupakan proses yang bertujuan untuk menghasilkan sel punca
(stem cells) yang dapat digunakan dalam studi perkembangan manusia dan
penyembuhan penyakit. Para ilmuwan berharap bahwa teknik ini akan
bermanfaat dalam pengobatan penyakit pada manusia dan hewan dengan
menghasilkan organ untuk transplantasi. Tujuan utama dari kloning sel adalah
untuk memperoleh stem cells embrionik. Ada 2 jenis sel punca (stem cells),
4
yaitu sel punca embrional yang berasal dari embrio yang tumbuh dari ovum
yang telah dibuahi secara in vitro dan sel punca dewasa yang berasal dari sel-
sel yang belum mengalami diferensiasi dan ditemukan di antara sel-sel yang
sudah berdiferensiasi dalam jaringan atau organ.
3. Kloning organisme
Kloning individu memiliki tujuan utama untuk menciptakan organisme
baru yang secara genetik memiliki sifat yang identik dengan induknya. Proses
ini merupakan reproduksi aseksual di mana tidak ada fertilisasi yang terjadi.
Transfer inti dilakukan dari sel dewasa donor ke dalam sel telur tanpa inti.
Setelah sel telur membelah secara normal, akan dipindahkan ke dalam rahim
inang pengganti. Organisme klon yang dihasilkan tidak sepenuhnya identik
karena sel somatik dapat mengandung mutasi DNA inti. Selain itu, mitokondria
dalam sitoplasma juga mengandung DNA, dan selama proses kloning, DNA ini
sepenuhnya berasal dari sel telur donor, sehingga genom mitokondria tidak
serupa dengan sel telur donor.

2.2 Tujuan Kloning Tumbuhan


Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk
mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
sempurna kembali. Ada dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang
pertama adalah teori bahwa sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya,
sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut. Yang kedua adalah
teori totipotensi sel atau Total Genetic Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki potensi
genetik mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.

5
Gambar 1. Tahapan dari proses kloning tumbuhan
Kloning tumbuhan memiliki beberapa tujuan yang beragam, di antaranya:
- Memperbanyak Tanaman Pilihan: Kloning tumbuhan sering digunakan untuk
menggandakan tanaman dengan karakteristik yang diinginkan, seperti tanaman hias
langka, tanaman buah yang berkualitas tinggi, atau tanaman pertanian yang tahan
terhadap serangan hama dan penyakit.
- Pelestarian Keragaman Genetik: Kloning tumbuhan digunakan untuk menjaga
keanekaragaman genetik, terutama pada tanaman yang hampir punah atau memiliki
nilai genetik yang penting.
- Produksi Tanaman Hibrida yang Stabil: Kloning memastikan bahwa tanaman hasil
persilangan tetap konsisten dalam karakteristiknya dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
- Pengembangan Tanaman Transgenik: Kloning bisa menjadi langkah awal dalam
menciptakan tanaman transgenik, di mana gen-gen tertentu dimasukkan ke dalam
tanaman untuk memberikan sifat-sifat baru, seperti ketahanan terhadap serangga
atau herbisida.

6
- Reproduksi Tanaman yang Sulit Diperbanyak Secara Alami: Beberapa tanaman
sulit untuk diperbanyak secara alami, dan kloning memberikan solusi untuk
menggandakannya secara efisien dan massal.

2.3 Tujuan Kloning Sel Hewan


Kloning hewan adalah proses di mana sel tunggal diambil dari hewan tertentu untuk
membentuk organisme baru yang identik secara genetik dengan hewan tersebut. Ini berarti
hewan kloningnya adalah salinan yang sama persis seperti hewan induknya, baik dalam
sifat maupun penampilan, karena memiliki DNA yang sama. Di alam, kloning bisa terjadi
melalui reproduksi aseksual pada beberapa jenis organisme, atau dengan munculnya sel
kembar dalam satu telur.
Dengan kemajuan bioteknologi saat ini, kloning hewan dapat dilakukan lebih lanjut.
Awalnya, ilmuwan menghadapi kesulitan dalam menciptakan sel kloning pada hewan dan
mengkloning hewan secara sukses. Namun, terobosan pertama terjadi ketika seekor kecebong
berhasil dikloning dari sel embrio dalam tubuh katak dewasa. Meskipun demikian, kecebong
tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa. Ilmuwan kemudian mulai
menggunakan teknik transfer nukleus dalam sel embrio untuk mengkloning hewan mamalia.
Namun, hewan-hewan tersebut juga tidak pernah mencapai umur yang panjang.
Pada tahun 1996, Ian Wilmut melakukan kloning domba. Proses kloning ini melibatkan
penggunaan sel dari kelenjar susu domba finn dorset sebagai donor inti dan sel telur domba
blackface sebagai tempat penanaman inti. Untuk mempersiapkan sel telur domba blackface,
intinya dihilangkan dengan menggunakan pipet mikro. Selanjutnya, sel kelenjar susu domba
finn dorset digabungkan dengan sel telur blackface yang telah kehilangan intinya. Proses
penggabungan ini dibantu oleh sengatan listrik untuk membentuk fusi antara sel telur domba
blackface tanpa inti dengan sel kelenjar susu domba finn dorset. Hasil fusi ini kemudian
berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke dalam
rahim domba blackface. Embrio ini kemudian berkembang dan lahir dengan ciri-ciri yang
sama dengan domba finn dorset.

7
Gambar 2. Teknik Kloning yang Dilakukan untuk Menghasilkan Domba Dolly

Adapaun tujuan dari kloning hewan adalah sebagai berikut:


- Reproduksi Identik: Kloning hewan bertujuan untuk menciptakan organisme baru
yang sama secara genetik dengan hewan induknya. Ini menghasilkan duplikat
hewan dengan sifat dan karakteristik yang serupa dengan induknya.
- Perlindungan Spesies: Kloning digunakan untuk melindungi populasi hewan yang
langka atau terancam punah dengan menciptakan kembali salinan genetik dari
individu langka tersebut.
- Studi Ilmiah: Kloning hewan memberikan peluang bagi ilmuwan untuk
mempelajari proses biologi yang terkait dengan perkembangan embrio,
pertumbuhan, dan interaksi gen dalam organisme.
- Pengembangan Model Penyakit: Hewan kloning dapat digunakan sebagai model
untuk mempelajari penyakit genetik atau spesifik pada manusia dan hewan lainnya,
membantu dalam pengembangan terapi dan obat-obatan baru.
- Pengujian Obat dan Terapi: Hewan kloning berguna dalam uji coba obat-obatan dan
terapi baru sebelum diujikan pada manusia atau hewan lainnya, memastikan
keamanan dan efektivitas pengobatan sebelum digunakan secara luas.

8
- Pengembangan Hewan Transgenik: Kloning dapat menjadi langkah awal dalam
pengembangan hewan transgenik, di mana gen-gen spesifik dimasukkan ke dalam
genom hewan untuk memberikan sifat-sifat baru atau mempelajari fungsi gen
tertentu.

2.4 Masalah yang Perlu Diperhatikan Selama Proses Kloning


Beberapa masalah yang perlu diperhatikan dalam proses kloning meliputi:
- Mutasi Genetik: Ada risiko terjadinya perubahan pada genetika organisme hasil
kloning yang dapat mengubah karakteristiknya.
- Kesehatan Hewan dan Kesejahteraan: Proses kloning dapat menimbulkan masalah
kesehatan dan kesejahteraan pada hewan, terutama jika tidak memperhatikan
kondisi dan kebutuhan hewan dengan baik.
- Efisiensi Reproduksi: Tidak semua percobaan kloning berhasil, sehingga efisiensi
reproduksi organisme hasil kloning seringkali rendah.
- Penyalinan Mutasi Genetik: Jika organisme induk memiliki mutasi genetik,
organisme hasil kloning juga dapat mewarisi mutasi tersebut, yang dapat memiliki
dampak yang tidak diinginkan.
- Penuaan Dini: Organisme hasil kloning biasanya mengalami penuaan lebih cepat
daripada organisme yang bereproduksi secara alami.
- Kesesuaian dengan Lingkungan: Organisme hasil kloning mungkin tidak selalu
cocok dengan lingkungan tempat mereka ditempatkan, yang dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem alami.
- Masalah Kesejahteraan Reproduksi: Proses kloning sering melibatkan manipulasi
hormon dan prosedur invasif pada hewan donor, yang dapat memengaruhi
kesejahteraan reproduksi hewan tersebut.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kloning merupakan proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang sepenuhnya
identik dengan sel atau molekul aslinya. Teknik kloning bertujuan untuk menciptakan
keturunan yang memiliki kode genetik yang serupa dengan induknya pada berbagai jenis
makhluk hidup, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia. Ada tiga jenis kloning yang
umum dilakukan, yakni kloning sel, kloning molekul, dan kloning organisme. Kloning
memiliki manfaat penting bagi kehidupan manusia, seperti dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang biologi, terutama dalam penelitian tentang
reproduksi embriologi dan diferensiasi. Selain itu, kloning juga berguna dalam
pengembangan dan penyebaran bibit unggul pada berbagai makhluk hidup, serta
digunakan untuk tujuan diagnostik dan terapi dalam konteks medis. Dalam bidang
reproduksi, pengobatan, dan konservasi, kloning juga memiliki peran yang signifikan.
3.2 Saran
Dari Penulisan dan penelitian makalah ini penulis menyadari terdapat banyakkekurangan.
Oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I.R.S., Widyastuti, D.A., & Nurwahyunani, A. (2021). "Buku Ajar Bioteknologi.”
Penerbit Press Universitas PGRI Semarang.
Wangko Sunny, Kristanto Erwin . 2010. Kloning Manfaat Versus Masalah. Jurnal Biomedik.
Simbolon, H. 1994. Biologi Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wasilah, U., Rohimah, S., & Su’udi, M. (2019). Perkembangan bioteknologi di Indonesia.
Rekayasa: Journal of Science and Technology.

11

Anda mungkin juga menyukai