Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KLONING DNA

Dosen :
Susi, STP, MSi

Oleh

1. Siti Aisyah (1710516120005)


2. Rinna Agustina (1710516120004)
3. Ahmad Riyan Maulana (1710516210001)

Kelompok 2

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk mau
pun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh Karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru,Oktober 2018

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kloning DNA .............................................................................. 4
2.2 Tahapan-tahapan mengkloning DNA ............................................................ 6
2.3 Mekanisme Penyisipan Kloning DNA .......................................................... 7
BAB III ................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................... 8
3.1Kesimpulan ..................................................................................................... 8
3.2 Saran .............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam alam DNA tersusun sangat panjang dimana satu molekul tunggal
menyandang banyak gen. Untuk organisme multisel gen menempati hanya
sebagian kecil dari DNA kromosom; sisanya merupakan sekuensnukleotid yang
berulang dan noncoding. Sebagai contoh, gen manusia menyusun 1/100.000
molekul DNA dimana ia terdapat. Kloning DNA bertujuan menghasilkan
sejumlah besar DNA yang identik, termasuk gen, promotor, sekuensnoncoding,
dan fragmen DNA, untuk penelitian lanjut atau menggunakan DNA pada
organisme yang intak untuk menghasilkan protein yang bermanfaat baik bagi
penelitian maupun aplikasi bagi kesehatan manusia. Kloning dilakukan dengan
menggunakan bakteri dan plasmid. Plasmid merupakan molekul DNA sirkular
berukuran kecil, tetapi mempunyai ukuran sama atau bahkan lebih besar dari
ukuran bahan genetik utamanya (kromosom bakteri), dan bereplikasi di dalam sel
bakteri.
Kloning merupakan salah satu bioteknologi mutakhir yang sangat
bermanfaat untuk memultiplikasi genotip hewan yang memiliki keunggulan
tertentu dan preservasi hewan yang hampir punah. Walaupun keberhasilan
produksi hewan kloning lewat transfer inti sel somatik telah dicapai pada berbagai
spesies, seperti domba, sapi, mencit, kambing babi, kucing, dan kelinci,
efisiensinya sampai sekarang masih sangat rendah yakni kurang dari 1 persen,
dengan sekitar 10% yang lahir hidup (Han et al., 2003 dalam Hine, T. M, 2004).
Dalam hal melakukan kloning gen atau potongan DNA, plasmid asal
(cloningvector) diisolasi dari sel bakteri. Gen sel tertentu disisipkan ke dalam
plasmid, sehingga terbentuk plasmid dengan DNA rekombinan. Plasmid yang
baru dimasukkan ke dalam sel bakteri, dan terbentuk bakteri rekombinan yang
akan membentuk sel klon. Gen yang disisipkan akan terikut pada bakteri yang
bermitosis. Klon bakteri ini akan menghasilkan protein yang sesuai dengan gen
yang disisipkan. Produk protein yang dihasilkan dapat digunakan untuk penelitian
lanjut atau diaplikasikan bagi kesehatan manusia ataupun bidang lainnya. Sebagai
contoh perusahaan farmasi menghasilkan berbagai jenis hormon dengan
2

menggunakan bakteri yang menyandang gen manusia. Gen yang resisten terhadap
hama dari satu spesies dapat diklon dan disisipkan ke spesies yang lain.
Transfer inti melibatkan suatu seri prosedur yang kompleks termasuk
kultur sel donor, maturasi oosit in vitro, enukleasi, injeksi sel atau inti, fusi,
aktivasi, kultur in vitro reconstructed embryo, dan transfer embrio. Jika salah satu
dari tahap-tahap ini kurang optimal, produksi embrio atau hewan kloning dapat
terpengaruh. Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak awal tahun 1900,
tetapi contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al.
(1997), dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada
hewan mamalia dewasa. Hewan kloning itu dihasilkan dari inti sel epitel ambing
domba dewasa yang dikultur dalam suatu medium, lalu ditransfer ke dalam ovum
domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang pada akhirnya menghasilkan
anak domba kloning yang diberi nama Dolly (Hine, T. M, 2004).
Kloning sel bertujuan menghasilkan suatu populasi sel dari satu sel
tunggal. Pada organisme unisel seperti bakteri dan jamur, proses ini relatif mudah
dan hanya memerlukan inokulasi pada media yang sesuai. Pada kultur sel dari
organisme multisel, baik sel dewasa maupun sel punca, kloning sel merupakan hal
yang cukup rumit karena sel-sel ini tidak dapat tumbuh pada media standar.
Tehnik yang diperkenalkan adalah dengan menggunakan cincin kloning. Suspensi
sel tunggal yang telah dipapar dengan agen mutagenik atau obat tertentu
ditempatkan pada pengenceran tinggi untuk menghasilkan koloni-koloni yang
terisolasi. Setiap koloni tumbuh dari satu sel tunggal. Sel-sel klon dikumpulkan
dari dalam cincin dan dipindahkan untuk pertumbuhan lanjut.
Ada beberapa faktor yang turut menentukan perkembangan teknologi
DNA rekombinan adalah teknik memotong dan menyambung DNA secara invitro,
sehingga memungkinkan untuk memasukkan DNA asing yang berasal dari
organisme lain pada host. DNA asing ini dapat diwariskan sehingga didapatkan
klon E. coli rekombinan. Teknologi ini menjadi dasar pembuatan jutaan klon E.
coli yang berisi pecahan fragmen DNA untuk proyek genom manusia dan ribuan
klon untuk proyek genom mikroba (Heliyanti, 2005).
Penelitian-penelitian yang melibatkan spesies-spesies lain terus dilakukan,
dan dari informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa berbagai spesies hewan
dapat dikloning lewat transplantasi inti. Walaupun hewan kloning yang dihasilkan
3

lewat transplantasi inti sangat tidak efisien, akan tetapi fakta bahwa
perkembangan kloning akan besar sekali dampaknya terhadap kehidupan manusia
menyebabkan percobaan-percobaan terkait kloning masih dilakukan. Terlepas dari
pro dan kontra terhadap proses kloning, pada dasarnya kloning tetap memiliki
beberapa manfaat yang dapat diperoleh manusia misalnya dalam melestarikan
keanekaragaman hayati yang terancam punah. Untuk itu, perkembangan
pengetahuan tentang kloning seperti proses kloning, teknik kloning, serta manfaat
kloning harus dipahami secara benar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat kita angkat beberapa


permasalahan yaitu:
1. Apa itu kloning DNA?
2. Apa saja tahapan-tahapanmengkloning DNA?
3. Bagaimanakah mekanisme penyisipan kloning DNA?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat kita simpulkan beberapa


tujuan yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Rekayasa Bioproses.
2. Untuk mengetahui teori kloning.
3. Untuk mengetahui apa saja tahapan-tahapan kloning DNA.
4. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kloning DNA.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kloning DNA

Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu


sel bakteri. DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi (memperbanyak diri) dan
diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut membelah. Gen asing ini tetap
melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada dalam sel bakteri.
Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika. Perekayasaan
genetika terhadap satu sel dapat dilakukan dengan hanya menghilangkan,
menyisipkan atau menularkan satu atau beberapa pasang basa nukleotida
penyusun molekul DNA tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan
enzim untuk memotong DNA, serta enzim untuk menyambungkan gen yang
disisipkan itu ke plasmid.
Beberapa jenis bakteri mempunyai sejumlah molekul DNA melingkar
yang ukurannya kecil sekali, hanya mengandung beberapa ribu pasang basa,
selain mempunyai kromosom utama dengan 4 juta pasang basa. Kromosom mini
ini dinamakan juga plasmid. Plasmid dapat bereplikasi secara otonom. Plasmid ini
merupakan elemen genetis yang tidak berhubungan dengan kromosom utama dan
mengandung gen-gen yang resisten terhadap antibiotik, antara lain yaitu antibiotik
tetrasiklin dan ampisilin). Keresistenan terhadap antibiotik memerlukan sejumlah
enzim yang secara kimiawi dapat menetralisir antibiotik tersebut.
Kloning merupakan suatu prosedur untuk memperoleh replika yang dapat
sama dari sel atau organisme tunggal. Kloning dilakukan dengan
mentransformasikan atau memasukkan fragmen DNA rekombinan dari
penggabungan fragmen DNA dengan vektor, biasanya adalah plasmid, ke dalam
sel kompeten atau sel bakteri. Sel bakteri yang banyak digunakan sebagai sel
kompeten dalam kloning adalah E. coli DH5α yang merupakan salah satu jenis E.
coli yang telah mengalami rekayasa sehingga mampu mengenali gen (β-
laktamase) sebagai penanda resistensi ampisilin.
Dengan menempatkan gen pada plasmid, masing-masing gen ada dalam
salinan (copy) sejumlah plasmid tertentu yang dinamakan episom. Plasmid ini
mampu bergerak mendekati dan menjauhi elemen kromosom utama. Hal ini
5

menunjukkan bahwa plasmid memiliki elemen-elemen genetis yang bergerak,


yang dilakukan melalui fusi secara bebas dari dua unit DNA replikasi (replikon).
Plasmid dapat diintegrasikan (dimasukkan) ke dalam kromosom bakteri dan dapat
dipindahkan dari satu sel bakteri ke bakteri yang lain melalui transformasi, jika
kromosom sel-sel tersebut merupakan pasangannya.
Transformasi adalah pemindahan satu sifat mikroba melalui bagian DNA
tertentu dari mikroba. Oleh karena DNA plasmid sangat kecil daripada fragmen
DNA kromosom, maka dapat dengan mudah dipisahkan dan dimurnikan. Di
dalam laboratorium, jika plasmid dicampurkan dengan bakteri, dengan adanya ion
Ca++, DNA plasmid tersedot ke dalam sel bakteri, sehingga bakteri mengandung
plasmid yang tersedot tersebut. Sel bakteri mempunyai satu bentuk plasmid.
Kenyataannya bahwa enzim Eco Ri menghasilkan potongan ujung khusus yang
kohesif yang selanjutnya merupakan metode praktis untuk kloning fragmen DNA.
Cara yang penting adalah memasukkan suatu fragmen DNA yang telah dipotong
dengan enzim restriksi Eco Ri ke dalam plasmid hibrid yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi bakteri. Masing-masing sel bakteri memperoleh satu sel
plasmid rekombinan yang mengandung fragmen DNA asing yang dimasukkan.
Penggunaan antibiotik secara ekstensif dan penyalahgunaan antibiotik
dalam pengobatan manusia dan hewan ternak menyebabkan strain bakteri alami
menjadi resisten terhadap kebanyakan antibiotik yang bersifat umum. Biasanya
keresistenan ini tergantung pada respon (tanggapan) plasmid bakteri yang
mempunyai enzim khusus yang dapat menguraikan antibiotik. Jika digunakan
plasmid yang resisten antibiotik bersama-sama dengan sel bakteri yang
plasmidnya sensitive terhadap antibiotik, dengan memasukkan plasmid resisten
terhadap antibiotik yang mengandung gen rekombinan, plasmid ini dapat
dideteksi dengan mudah. Plasmid pbR 322 adalah salah satu contoh plasmid yang
mengandung gen resisten terhadap dua jenis antibiotik yaitu ampisilin dan
tetrasiklin. Selain itu tempat untuk enzim restriksi bekerja berada di antara gen-
gen yang resisten terhadap antibiotik tersebut. Dengan demikian, jika sepotong
DNA asing dikombinasikan ke dalam satu atau lebih gen resisten antibiotik, gen
tersebut tidak akan aktif. Hal ini berarti bahwa keberhasilan pemotongan DNA
asing ke dalam satu gen resisten antibiotik dengan mudah dideteksi. Potensi
genetis untuk resisten tersebut dieleminir. Jika plasmid dimasukkan ke dalam sel
6

bakteri (hos), bakteri akan memperoleh keresistenan khusus yang kedua karena
gen tersebut utuh.
Plasmid yang membawa gen resisten antibiotik itu tersebar luas di alam
dan plasmid tersebut dimutasikan agar tidak dapat bergerak secara spontan dari
satu sel ke sel yang lain. Dengan menggunakan strain bakteri tertentu, percobaan
dengan menggunakan plasmid yang resisten obat sangat berguna tanpa
menimbulkan resiko yang berarti. Plasmid yang pertama kali dipakai sebagai
vektor untuk rekombinan DNA adalah plasmid dari sel bakteriEscherichia coli.
Plasmid ragi Saccharomyces cerevisiae, dan plasmid bakteri Bacillus subtilis dan
virus saat ini juga digunakan sebagai vektor untuk rekombinan DNA.
Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang
diinginkan atau DNA sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut.
1. DNA plasmid vektor harus dimurnikan dan dipotong dengan enzim yang sesuai
sehingga terbuka.
2. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk rekombinan
buatan harus dipotong dengan enzim yang sama.
3. Reaksi pemotongan dan penggabungan harus dipantau dengan menggunakan
elektroforesis gel.
4. Rekombinan buatan harus ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya.

2.2 Tahapan-tahapan mengkloning DNA

Tahapan-tahapan dalam mengkloning suatu gen adalah sebagai berikut :


1. Suatu fragmen DNA yang mengandung gen yang akan dikloning pertama-tama
diinsersikan dulu pada molekul DNA sirkular yang disebut sector untuk
menghasilkan molekul DNA rekombinan atau chimoera.
2. Vektor kemudian bertindak sebagai pembawa DNA rekombinan tersebut untuk
masuk ke dalam tuan rumah biasanya berupa bakteri, maupun sel-sel jenis
lainnya yang bisa digunakan. Kemudian vector mengadakan replikasi dalam sel
tuan rumah yang menghasilkan banyak turunan-turunan identik, baik vektornya
sendiri, maupun gen yang dia bawa.
3. Ketika sel tuan rumah membelah, kopi molekul DNA rekombinan diwariskan
pada progeny dan terjadi replikasi vektro selanjutnya. Setelah terjadi sejumlah
besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni atau sel kloningan yang identik.
7

Tiap-tiap sel dalam klon mengandung satu atau lebih kopian molekul DNA
rekombinasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, gen yang dibawa oleh
molekul rekombinasi telah diklon.

2.3 Mekanisme Penyisipan Kloning DNA

Kloning DNA umumnya adalah perbanyakan DNA rekombinan, yaitu


DNA yang sudah direkayasa dengan teknik penggabungan/penyisipan gen (DNA)
dari organisme satu ke dalam genom organisme lain (transplantasi gen/teknologi
plasmid). Contohnya : kloning gen penghasil insulin dari kelenjar pankreas
manusia, disisipkan ke dalam plasmid bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri
dapat mengekspresikan gen tersebut dan menghasilkan insulin manusia dalam
jumlah yang banyak, mengingat bakteri sangat cepat membelah diri dan
bertambah banyak dengan cepat.
Mekanisme penyisipan kloning DNA :
1. DNA yang ingin disisipkan, diisolasi dan dipotong oleh enzim endonuklease
restriksi, ditempat yang urutan nukleotidanya spesifik.
2. DNA yang akan digunakan sebagai inang, misalnya plasmid bakteri E. coli,
diisolasi dan dipotong pula oleh enzim yang sama. Plasmid ini biasanya
disebut sebagai vektor pengklon.
3. Fragmen DNA kemudian disisipkan ke dalam vektor dan disatukan oleh
enzim endonuklease ligase.
4. Plasmid yang telah disisipi, dimasukkan kembali ke dalam bakteri, kemudian
bakteri tersebut dikembangbiakan menjadi banyak, sehingga rekombinan pun
ikut bertambah banyak, demikian pula hasil ekspresi gennya
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid suatu sel
bakteri. DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi (memperbanyak diri) dan
diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut membelah. Gen asing ini tetap
melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada dalam sel bakteri.
Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga rekayasa genetika.
Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang
diinginkan atau DNA sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut.
1. DNA plasmid vektor harus dimurnikan dan dipotong dengan enzim yang sesuai
sehingga terbuka.
2. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor untuk membentuk rekombinan
buatan harus dipotong dengan enzim yang sama.
3. Reaksi pemotongan dan penggabungan harus dipantau dengan menggunakan
elektroforesis gel.
4. Rekombinan buatan harus ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya.

3.2 Saran

Sebaiknya kita manusia sebagai makhluk hidup yang mampu berpikir


dengan baik agar pada saat penerapan kloning DNA tidak berlebihan, atau
kelewatan batas yang standar. Selain itu kami sarankan kepada pembaca agar
nantinya dapat membandingkan makalah ini dengan literatur lain dan buku untuk
dapat mengembangkan pengetahuan menjadi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. DNA technology. In: Biology 5th ed.
California: AddisonWesleyLongmanInc, 1999; p. 364-70.

Heliyanti, I. 2005. Inovasi Teknologi di Balik Proyek Pembacaan Genom. Inovasi 4


(17). Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bioindustri.

http://kazebarabiologi.blogspot.co.id/2011/01/ Kloning DNA. html

http://evakurniatiaja.blogspot.co.id/2013/06/ Makalah DNA. html

http://budakbiologi.blogspot.co.id/2011/02/ Kloning DNA. html

http://bie06.blogspot.co.id/2011/02/ Kloning DNA. html

http://kliksma.com/2015/03/ Definisi dan Proses Kloning DNA.Html

Mizawarti. 2003. Penerapan Teknik-Teknik Kloning Gen dalam Kehidupan


Manusia. Perpustakaan Digital Universitas Sumatra Utara.

Yuwono T. Organisasi biologis jasad hidup. Dalam: Biologi Molekular. Jakarta:


Erlangga, 2008; p. 10.

Anda mungkin juga menyukai