Anda di halaman 1dari 9

Pengawasan dan

Pengendalian Mutu
Good Transporting Practices
(GTP)
Dosen Pengampu : Ir. Hj. Tanwirul Millati M.P

Siti Turana
1710516220019
Good Transporting Practices (GTP)

Good Transporting Practices merupakan suatu cara pengiriman atau


pendistribusian yang baik yang mampu menjaga agar produk tetap aman
hingga ketangan konsumen. Menurut UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan,
pengangkutan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
dalam rangka memindahkan pangan dari satu tempat ke tempat lain dengan
cara atau sarana angkutan yang digunakan dalam rangka produksi,
peredaran, dan atau perdagangan pangan.

Pedoman cara distribusi pangan yang baik seperti yang dimaksud dalam PP
No. 28 tahun 2004 Pasal 7 adalah cara distribusi yang memperhatikan aspek
keamanan pangan, antara lain dengan cara:
1) Melakukan cara bongkar muat pangan yang tidak menyebabkan
kerusakan pangan;
2) Mengendalikan kondisi lingkungan, distribusi dan penyimpanan pangan
khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan
udara; dan
3) Mengendalikan sistem pencatatan yang menjamin penelusuran kembali
pangan yang didistribusikan.
Penerapan GTP Pada Industri Yoghurt
Adapun yang ditinjau dalam pelaksanaan Good Transporting Practices menurut New Zealand Food
Safety Authhority (2007) adalah :

1 2 3 4 5 6

Desain dan Higienitas Prosedur Verifikasi


konstruksi unit dan operasional
transportasi dan kesehatan penerapan Good
perlengkapannya karyawan Operating
Pembersihan Practices pada
Dokumen
dan perawatan tahap
kontrol dan
unit Loading/unloading,
record
transportasi transfer dan
keeping
handling produk,
serta distribusi
produk
1. Desain dan Konstruksi Unit Transportasi dan Perlengkapannya

1 Desain dan Konstruksi Alat Transportasi


Peternak mengangkut susu dari kandang menuju TPK menggunakan milk
can dengan berjalan kaki. Koperasi menggunakan 7 unit truk tangki susu
untuk TPK, Truk tangki susu yang digunakan terbuat dari bahan dasar
stainless dan fiber. Sedangkan kendaraan pendistribusian yoghurt yang
digunakan adalah mobil kijang yang didesain seperti kendaraan pribadi

Peralatan Pendingin
2 Koperasi belum memiliki unit transportasi yang dilengkapi dengan
peralatan pendingin seperti kendaraan mobil box. Alat yang digunakan
selama transportasi adalah cool box yang merupakan wadah yang tidak
dilengkapi dengan peralatan pengontrol suhu dan kelembaban. Cool box
digunakan sebagai wadah agar menahan suhu produk tidak meningkat
dengan cepat selama transportasi. Koperasi menyediakan refrigerator
pada setiap agen penjualan yang dilengkapi dengan pengatur suhu agar
produk bisa segera didinginkan.
2. Pembersihan dan Perawatan Peralatan dan Unit Transportasi

Pembersihan dan Sanitasi


1 Alat transportasi dijaga dalam kondisi baik dan higienis. Manajemen
pembersihan milk can yang dilakukan oleh koperasi yaitu milk can segera
di cuci setelah digunakan dengan cara membersihkan dengan sikat dan
deterjen kemudian dibilas dengan air bersih dan dibilas dengan air yang
telah mendidih. Pembersihan cool box selalu dilakukan sebelum cool box
digunakan maupun sesudah, dengan cara mencuci bagian dalam cool box
dengan spons menggunakan sabun yang telah dicampur dengan air dan
dibilas dengan air.

Perbaikan dan Perawatan


2 Perbaikan dan perawatan dilakukan pada alat atau perlengkapan yang
berhubungan dengan transportasi yoghurt. Pada bagian cool box yang
perlu diperhatikan adalah pegangan, penutup serta lubang saluran air
yang berada di dasar wadah. Salah satu tidak berfungsi maka akan
dapat menimbulkan bahaya fisik maupun mikrobiologi. Pada refrigerator
yang perlu diperhatikan adalah kemampuan refrigerator menyediakan
suhu yang diinginkan serta penutup refrigerator agar suhu didalam
refrigerator tetap terjaga.
3. Higien dan Kesehatan Karyawan

Kesehatan Pekerja

Pengemudi dan pekerja yang menangani produk ketika mengalami


penyakit diare atau gangguan pernapasan serta penyakit yang
didiagnosa dapat ditularkan melalui makanan (seperti penyakit
yang disebabkan oleh Salmonella, Shigella spp, E. coli spp,
Campylobacter, Hepatitis A) maka karyawan harus dihentikan dari
penanganan produk. Koperasi telah menerapkan prosedur
tersebut. Karyawan yang sakit diizinkan untuk tidak bekerja.

Pelatihan dan Praktek Higien


Supir atau pekerja berkewajiban meminimalisir peluang terjadinya
kontaminasi pada produk dengan selalu melaksanakan personal
higiene sebelum bersentuhan dengan produk. Sebaiknya KPSBU
juga menyediakan sarana sanitasi yang lengkap seperti wastafel
lengkap dengan sabun dan pengering, tersedianya sabun untuk
pembersihan cool box serta cairan pembersih semprot yang
mudah dibawa dan kain lap untuk menjaga kebersihan
refrigerator yang berada pada agen penjualan yoghurt untuk
mendukung praktek higiene.
4. Prosedur Operasional

Penanganan & Transportasi Mendata Peralatan & Kontrol Wadah


Perlengkapan Pendingin Suhu
Bahan baku serta produk Pendistribusian
akhir ditangani dan dikirim Pengecekan temperatur harus
dengan selalu meminimalkan Memperbaharui data, jumlah selalu dilakukan dan dicatat pada
resiko kontaminasi dan dan keadaan peralatan serta awal pendistribusian dan akhir
kerusakan, perlengkapan distribusi yang distribusi, serta pada kondisi –
perkembangbiakan bakteri ada secara berkala sehingga kondisi yang diperkirakan
patogen, dan pembentukan mempermudah perawatan terjadinya kenaikan suhu didalam
racun. peralatan tersebut oleh wadah pendingin juga harus
petugas operator. dicatat.

Tindakan Saat Terjadi Kondisi-


Pencatatan
Kondisi Tidak Terduga
Koperasi telah menetapkan Pencatatan dilakukan
prosedur tindakan yang harus terhadap seluruh tahap
dilakukan pada saat kondisi tak prosedur agar
terduga. Pengemudi mengetahui memudahkan dalam
pihak yang dapat dihubungi pengontrolan.
segera guna mengambil
keputusan jika terjadi kondisi yang
tidak diduga selama distribusi,
seperti kerusakan atau kehilangan
produk, gagal mempertahankan
suhu sesuai dengan yang
ditetapkan, kerusakan kendaraan
dan produk jatuh dari kendaraan
pengangkut.
5. Dokumen Kontrol dan Penyimpanan Catatan
Setiap kegiatan selama proses distribusi selalu dicatat untuk
memudahkan dalam pengontrolan dan tindakan koreksi yang
dapat dilakukan. Dokumen pencatat dibuat oleh setiap karyawan
yang bersangkutan dengan kegiatan distribusi dan pihak yang
diberi wewenang untuk menjaga agar proses pendistribusian
berjalan dengan benar serta menunjukkan situasi atau keadaan
yang terjadi sebenarnya.

6. Verifikasi
Tindakan verifikasi dilakukan oleh orang yang memiliki tanggung
jawab penuh serta mampu menguasai pelaksanakan GTP
dengan baik. Tindakan verifikasi yang dilakukan adalah
mengkoreksi dokumentasi yang ada, disesuaikan dengan
keadaan yang terjadi secara nyata, menganalisis bahaya baru
yang mungkin timbul, dan memecahkan masalah yang terjadi.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai