Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah BIOTEKNOLOGI
FARMASI
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS KADIRI
PRODI FARMASI 5B
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita hidayah
dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta
salam dan shalawat kami kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa
ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi
suri tauladan bagi ummat-Nya.
Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan setelah membaca makalah ini. Saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga
dengan manusia sendiri.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Penulis
ii | T e k n i k K l o n i n g
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................1
Tujuan Dan Manfaat............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kloning...................................................................................................3
2.2 Mekanisme Kerja.................................................................................................3
2.3 Contoh Teknik Kloning........................................................................................9
2.4 Fungsi Sediaan.....................................................................................................17
2.5 Manfaat KLoning.................................................................................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
iii | T e k n i k K l o n i n g
BAB I
PENDAHULUAN
Kloning adalah proses pembentukan satu atau sejumlah individu, tanaman, atau hewan
yang mempunyai susunan genetik yang sama. Sebenarnya terbentuknya kloning merupakan
hal yang biasa terjadi pada tanaman, hewan, dan manusia. Pada manusia, dengan
probabilitas satu dari 75 kehamilan, satu zigot dapat berkembang menjadi kembar identik
yang mempunyai susunan gen yang sama. Jadi sebenarnya kembar identik adalah klon yang
terjadi secara alamiah. Proses kloning buatan dapat dilakukan melalui metode pemisahan
embrio (embryo splitting) atau transfer nukleus (nuclear transfer) (Byrne, 2002).
Metode pemisahan embrio merupakan pemisahan embrio pada tahap perkembangan awal
menjadi dua bagian atau lebih. Tahap pertama ialah zigot dipacu untuk membelah secara in
vitro di dalam cawan petri atau tabung menjadi 2,4,8,16 atau sampai 32 sel. Kemudian
dengan menggunakan enzim protease, zona pelusida yang membungkus ke-16 atau ke-32 sel
tadi dihancurkan, sehingga sel-selnya satu sama lain terlepas. Kemudian tiap sel dimasukkan
ke dalam cawan petri dan dibungkus kembali oleh zona pelusida. Setelah itu tiap sel akan
membelah dan berkembang membentuk blastosit, dan dapat ditransfer ke dalam uterus induk
yang siap menerima implantasi blastosit. Blastosit akan mengalami proses perkembangan
berikutnya di dalam uterus induk (Suhana, 2002). Proses ini mirip dengan proses
pembentukan kembar monozigot yang identik secara genetis.
2|Teknik Kloning
BAB II
PEMBAHASAN
Kloning merupakan proses pembentukan satu atau sejumlah individu, tanaman, atau
hewan yang mempunyai susunan genetik yang sama. Sebenarnya terbentuknya kloning
merupakan hal yang biasa terjadi pada tanaman, hewan, dan manusia.
Pada manusia, dengan probabilitas satu dari 75 kehamilan, satu zigot dapat
berkembang menjadi kembar identik yang mempunyai susunan gen yang sama. Jadi
sebenarnya kembar identik adalah klon yang terjadi secara alamiah. Proses kloning
buatan dapat dilakukan melalui metode pemisahan embrio (embryo splitting) atau transfer
nukleus (nuclear transfer) (Byrne, 2002).
Salah satu cara ialah menggunakan teknik fertilisasi in vitro. Namun teknik
tersebut tidak dapat menolong semua pasangan infertil, seperti seorang ibu yang tidak
dapat memproduksi telur atau seorang pria yang tidak dapat menghasilkan sperma.
Teknik kloning merupakan hal yang revolusioner karena seseorang yang tidak dapat
menghasilkan sperma atau telur dapat mempunyai keturunan. Mereka hanya
memerlukan sejumlah sel dari bagian manapun dari tubuh suami atau istri untuk
4|Teknik Kloning
digunakan dalam proses kloning dan mereka dapat mempunyai keturunan yang
mengandung gen-gen dari suami atau istrinya. Meskipun saat ini sebagian besar
masyarakat menentang kloning manusia, para ilmuwan yakin bahwa keadaannya akan
sama dengan persoalan bayi fertilisasi in vitro 20 tahun yang lalu. Sebelum Louise
Brown lahir, 85% rakyat Amerika menentang bayi tabung, namun sekarang sebagian
besar masyarakat tidak lagi menentangnya (Suhana, 2002). Hal yang sama akan
terjadi pula pada persoalan kloning manusia, walaupun pada saat ini masih banyak
yang menentang, namun para ahli yakin jika telah terbukti bahwa teknik kloning
dapat menolong pasangan infertil mempunyai anak yang normal, maka masyarakat
akan dapat menerimanya.
Kloning untuk terapi adalah pembuatan klon blastosit yang identik secara
genetis dengan pasien penderita penyakit degeneratif. Blastosit dikultur menjadi stem
cell line dari embrio. Stem cells adalah selsel yang dapat berploriferasi dan
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel. Untuk menumbuhkan stem cells di
tabung reaksi, peneliti harus membuang lapisan luar dari sel blastosit. Sel-sel dari
lapisan luar tersebut penting untuk perkembangan plasenta. Dengan menghilangkan
lapisan luar tersebut maka inner cells tidak akan berkembang apabila diimplantasikan
ke dalam uterus (Pedersen, 1999). Stem cells yang diperoleh dari blastosit tidak
berdiferensiasi dan dapat diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel prekursor,
yang dapat disuntikkan kepada pasien untuk menyembuhkan gejalagejala penyakit
degeneratif (Byrne, 2002).
5|Teknik Kloning
Gambar 1 Pembuatan stem cells untuk tujuan terapi (AHRP Presents, 1997).
6|Teknik Kloning
Kelompok prolife menyarankan agar penelitian stem cells hanya terbatas pada
penggunaan stem cells orang dewasa dan tidak melibatkan kloning dan perusakan
embrio manusia. Namun stem cells orang dewasa mempunyai kelemahan, yaitu sulit
diisolasi, mempunyai kemampuan berploriferasi yang terbatas, dan hanya
berdiferensiasi menjadi sejumlah sel yang terbatas.
C. Dediferensiasi stem cells secara in vitro
Situasi ideal adalah memdapatkan stem cells embrionik melalui dediferensiasi sel
tubuh normal secara in vitro. Namun penelitian yang mengarah pada hal tersebut belum
menunjukkan hasil yang memuaskan.
Sebenarnya, kloning dan transgenik merupakan merupakan dua hal yang berbeda.
Namun kombinasi teknik transgenik dengan kloning akan menghasilkan klon yang
susunan gennya sesuai dengan keinginan ilmuwan. Organ, jaringan dan darah untuk
transplantasi pada manusia dapat dihasilkan melalui kombinasi teknik transgenik dan
kloning. Sebagai contoh jantung babi banyak persamaan dengan jantung manusia,
sehingga ada kemungkinan ditransplantasikan untuk menggantikan jantung manusia yang
rusak.
Pada tahun 1997, Ian Wilmut dari Roslin Institute dan PPL Therapeutics
Ltd. Edinburgh Scotlandia berhasil membuat klon yang setiap selnya mengandung gen
manusia dengan menggunakan kombinasi teknik transgenik dan kloning. Gen manusia
yang menghasilkan faktor IX, yaitu faktor pembekuan darah, dimasukkan ke dalam
kromosom biri-biri. Biri-biri yang seluruh selnya mengandung gen manusia faktor IX tadi
diharapkan akan menghasilkan susu yang mengandung faktor pembekuan darah
(Worldbook, 2002). Setelah diisolasi dari susu biri-biri, maka faktor pembekuan darah
7|Teknik Kloning
tersebut dapat digunakan oleh para penderita haemofilia yang tidak mempunyai faktor
pembekuan darah. Dalam proses pembuatan klon khusus tersebut, 62 embrio yang
mengandung gen manusia melalui teknik transgenik diimplantasikan ke dalam uterus
induk pengganti dan menghasilkan 6 anak domba. Dari 6 anak domba tersebut hanya 3
yang mengandung gen yang dimaksud, tapi kemudian satu anak domba mati, sehingga
hanya 2 domba (Polly dan Molly) yang sekarang sedang diternakkan supaya menjadi
dewasa dan dapat menghasilkan susu yang diharapkan mengandung faktor pembekuan
darah (Suhana, 2002).
Pada Januari 1998, para ahli bioteknologi dari University of Massachusetts and
Advanced Cell Technology mengumumkan kelahiran tiga anak sapi hasil transgenik yang
dibuat dengan metode yang sama dengan pembuatan Polly dan Molly, namun gen yang
disisipkan tidak memberikan efek pada sapi-sapi tersebut. Dalam waktu dekat, para ahli
tersebut akan membuat klon sapi yang membawa gen untuk produksi serum albumin
manusia (Worldbook, 2002).
Kombinasi teknik kloning dan transgenik yang telah dicobakan pada hewan, juga
dapat dilakukan pada manusia. Ilmuwan melakukan rekayasa genetika dengan cara
menaruh gen baru yang diinginkan ke dalam organisme sebangsa virus yang membawa
gen baru dan menyisipkannya ke dalam sel (ARHP Presents, 1997). Rekayasa genetika
manusia melibatkan dua macam aplikasi
8|Teknik Kloning
Gambar 2. Proposal untuk rekayasa germline (ARHP Presents, 1997).
2.3 Contoh
9|Teknik Kloning
Sebagian besar, metode-metode yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan
pengklonan gen untuk memperoleh DNA rekombinan yang terdiri dari gen yang
diinginkan dalam vektor ekspresi, adalah sama yang digunakan dalam laboratorium-
laboratorium penelitian.
Karena banyak protein yang bernilai komersil hanya terdapat dalam jumlah
kecil dalam sel-sel dan jaringan hewan, dan karena ekspresi gen flon itu sangat
penting, maka banyak pekerjaan komersial itu terpusat pada pengklonan c DNA dari
mRNA-mRNA yang terdapat dalam jumlah sangat kecil didalam sel. Pendekatan lain
yang digunakan untuk memperoleh insulin manusia, adalah sintesis kimia dari suatu
gen.
10 | T e k n i k K l o n i n g
Molekul cDNA yang beruntaian ganda yang diperoleh dengan cara tersebut,
lalu disiapkan untuk disisipkan kedalam pBR 322, dengan jalan pemberi ekor dengan
terminal transferase atau dengan menambahkan tempat-tempat enzim restriksi buatan
pada ujung-ujung cDNA-nya. Tempat-tempat restriksi ini yang kita sebut
‘penyambung” ( “linker”) adalah oligunekloitida-oligunekloitida dari 8 sampai 10
pasangan basa yang dibuat secara kimia.Penyambung-penyambung itu ditambahkan
pada cDNA beruntaian ganda dengan menggunakan DNA ligase, lalu penyambung-
penyambung itu digunting hingga terbuka dengan enzim restriksi, dan cDNA-nya,
yang sekarang mengandung ujung-ujung lekat yang dihasilkan oleh enzim tadi,
dimasukkan ke dalam pBR 322 yang telah di belah dengan enzim yang sama.
Kemudian plasmid rekombinan yang mengandung cDNA yang di hasilkan itu,
dimasukkan ke dalam strain “ E. coli “ yang sesuai dan dikembangbiakkan.
2.3.2 Gen pengklonan : DNA rekombinan
Bakteri merupakan mesin-mesin efesien untuk untuk menciptakan turunuan
identik DNA bacterifogdalam jumlah. Begitu masuk dalam sel imangnya. DNA fag
tersebut berlipat ganda berkali-kali, turunan dikemas kedalam partikel-partikel
berdaya tulang, baru dilepas dari sel inangnya sehingga siap mengulangi daur
infeksitersebut. Jika kita adapat menempelkan gen eukariotik kepada molekul DNA
fag seperti itu, maka dapat direflikasi dengan cara yang sama sekali lagi endonukliase
restriksi memungkinkan musliaht itu. Ekori adalah endonuklease resttriksi yang
dihasilkan oleh “E. koli” . enzim ini membelah DNA hanya ditempat yang meliputi
rangkaiannya.
Setiap utusan pilihan ganda itu dipotong diantara buangin dan adenin. Setiap
kali hal ini terjadi ujung-ujung belahan filman ganda itu membaawa panjang
tambahan emapt nukleotida. DNA yang berpasangan (berhelai tunggal), yang
dinamai ujung “lengket” karena mapu berpasangan basa dengan molekul DNA yang
manapun mengandung ujung lengket pelengkap. Gagasannya adalah memperlakukan
kedua DNA eukariotik dan DNA bakteriopag dengan endonuklease retriksi yang sama
sehingga tercipta ujung-ujung pelengkap pada masing-masing. Dalam keadan yang
sesusai, secara bercampur molekul-molekul DNA eukariotik akan menempel pada
molekul-molekul DNA dengan ujung-ujung lengketnya masingmasing. Kemudian
DNA ligase dapat dipakai untuk mengaitkan secara kovalen molekul-molekul itu
bersama. Beberapa dari hibrid atau molekul-molekul rekombinan ini akan tetap
11 | T e k n i k K l o n i n g
berdaya infeksi pada inang bakteriofognya (ekoli) sebagaimana bakteriofog yang
normal. Hal ini dapat dideteksi dengan membiarkan ekoli terbuka bagi campuran
molekul DNA rekombinan dan selanjutnya menabur selsel pada cawan fetri berisi
agar. Sel-sel bakteri itu mulai berkembang biak, membentuk selaput sel-sel
dipermukaan agar. Akan tetapi, setiap sel yang secara berhasil diinfeksi oelh
molekul-moleku DNA rekombinan akan membentuk banyak turunan baru DNA
rekombinan tersebut sebelum dibunuh dan dilisis.
Kini masalahnya adalah salah satu temuan dari satu atau lebih plag (mungkin
dari beberapa ribu ) yang mengandung gen edukariotik yang menarik perhatian kita.
Untuk ini diperlukan suatu “tolok”. Misalnya kitya mencari DNA kelinci yang
menjadikan lantai-lantai hemoklobinnya. Sebagaimana kita ketahui, RNA pesuruh
untuk rantai-rantai ini dapat diisolasi dari prekursor sel-sel darah merah kelinci.
Pesuruh-pesurh ini dapat diisolasi dari prekursor dan dapat diberi label isotop radio
aktif dan digunakan untuk mencari plak-plak yang mengandung rangkaian DNA
pelengkap, yaitu rangkaian DNA yang dari pada pesuruh-pesuruh hemoglobin ini
ditranskripsi. Inilah prosedurnya, sehelai kertas saring yang dibuat dari nitro selulosa
secara perlahan ditekan pada permukaan lempengan agar yang berplak. Beberapa dari
DNA pada setiap plak diserap oleh kertas saring tadi. DNA yang terserat itu
kemudian diubah sifatnya menjadi pelayan tunggal, dan kertas saring yang dicelupkan
kedalm kedalam larutan yang berisikan molekul-molekul DNA rekombinan yang
12 | T e k n i k K l o n i n g
menyatakan rangkaiannya yang dicari itu. Karena plak-plak asal tidak menjadi rusak
karena prosedur ini, maka molekul-molekul tambahan sampel khusus DNA
rekombianan itu dapat dibiakkan dalam sel-sel “koli” tambahan untuk memproduksi
sebanyak turunan sampelnya yang diinginkan.
Maka inilah satu cara (namun bukan satu-satunya cara) untuk mencapai tujuan
terdekatnya yaitu sampel murni suatu gen eukariotik. Prosesnya mungkin tanpak
rumit, tetapi sungguh sangat langsung dan akhirnya tujuan dapat diacapai.
Maka dari itu semua tehnik yang telah dilukiskan dari itu semua tehnik yang
dilukiskan sebelumnya dapat digunakan untuk menganalisis DNA kromosom X,
memetakan tempat-tempat restriksi, mengidentifikasi rangkaian-rangkaian alu yang
berulang, dan mancari gen-gen yang diketahui akan terbawa pada kromosom X
tersebut. Satu tugas yang sekarang dapat dilakukan adalah mencari polimorpisme
tempat restriksi untuk menentukan adakah yang terapuaut erat dengan salah satu
pemyakit genetik yang terpeta kadar kromos X. jika, misalnya dapat ditunjukkan
bahwa suatu pola tertentu dari tempat-tempat enzim restriksi terpaut erat pada
distropi otot Duchenne dan tidak terdapat pada individu-individu normal, maka da
kemungkinan besar untuk mendiagnosis penyakit, genetik yang umum dan letal ini,
bahkan sebelum kita mengetahui gentermutasi dimana yang bertanggung jawab untuk
hal itu.
13 | T e k n i k K l o n i n g
Sekarang ini 3 onkogen manusia yang diduga telah diklon dengan
menggunakan teknik penyaringan alu dan teknik banntuan tRNA. Sudah emapt
laboratorium yangh berlainan yang cecara sendiri-sendiri telah mengklon gen-gen
kangker kandung kemih. Semua gen ini tampak sama (berukuran mendekati 5,4 kb),
tetapi kesamaan ini mungkin mencerminkan kenyataan, bahwa galur-galur sel yang
dianggap berlainan ini mempunyai sumber yang sama. Gen neuroblastoma sekarang
juga telah diklon secara lengkap dengan menggunakan metode bantuan TRNA yang
memperlihatkan gen mendekati 13,5 kb mengklon gen kangker kolon (paru-paru)
terbukti lebih sukar mencapai, karena ia teralu besar untuk diklon dalam sepotong fag.
35 macam fag, yang masing-masing mengandung rangkaianrangkaian varsail yang
tumpang tindih, mula-mula diisolasi lalu dianalisis dengan menggunakan tehnik-
tehnik penyaring Alu dan homologi pada rangkaian gen ras virus sarcoma Kirsten,
prosedur gen ini berkembang yang kemudian digunakan untuk menentukan struktur
gen 45 kb.
15 | T e k n i k K l o n i n g
Dalam masa dekat hanya terdapat kemungkinan kecil bahwa transplantasi
nukleus dicoba pada spesies mamalia lain. Jika efisiensi dan reproduksibilitasnya
dapat ditingkatkan, maka mungkin metode itu akan mendapat tempat di bidang
penangkaran hewan. Dalam teori ia dapat dicoba pada telur-telur sel embrio manusia,
tetapi untuk alasan apa? Tidak ada penerapan praktis. Dan perlu ditekankan bahwa
belum terbukti ada kemungkinan bahwa dengan katak sekalipun untuk menghasilkan
suatu individu dewasa yang diklon melalui pencangkokan nukleus sel dewasa ke
dalam sebuah telur. Komplotan jutawan tua golongan gothik yang membujuk para
dokter untuk mengklon beberapa kopi dari dirinya sendiri dengan pencangkokan
nukleus-nukleus selnya kedalam telur-telur yang dibuahi dan kemudian
menanamkannya pada wanita, tetapi merupakan fantasi murni, untuk katak tua sekali
pun, hal itu tidak dapat dilakukan.
Penelitian tentang kloning pada katak pertama kali dilakukan oleh John
Gordon pada tahun 1970. Teknik ini dilakukan dengan mengambil sel telur katak
yang belum dibuahi dan menghancurkan nukleusnya dengan radiasi. Kemudian inti
sel telur diganti dengan inti dari sel-sel tubuh. Dalam percobaan, inti sel diambil dari
nukleus sel-sel usus dari katak betina dari jenis yang sama, setelah itu individu-
individu baru terbentuk. Zigot ini nanti akan dipelihara dalam medium pembiakan,
yaitu benih katak betina.
Kloning dapat dilakukan dari sel-sel tumbuhan, baik dari akar, daun dan
batangnya. Sel yang dikloning dapat ditempatkan pada media yang sesuai dapat
ditumbuhan menjadi individu baru yang sempurna. Proses yang dilakukan adalah
pemotongan organ tumbuhan yang diinginkan. Kemudian kita mencari kultur jaringan
(eksplan), mengambil sel dan memindahkan ke media yang mengandung nutrisi
sehingga mereka tumbuh dengan cepat. Eksplan ini akan menggumpal menjadi
gumpalan yang disebut kalus. Kalus adalah cikal bakal dari akar, batang dan daun.
Kalus kemudian ditanam di media tanah dan menjadi tanaman baru.
2.5 Manfaat
Kloning memberi banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut ini beberapa
manfaat kloning, diantaranya :
17 | T e k n i k K l o n i n g
2.5.2 Mengembangkan dan Memperbanyak Bibit Unggul
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20 | T e k n i k K l o n i n g
DAFTAR PUSTAKA
Normile, D. 2000. Human Cloning Ban Allows Some Research. Science vol.
290(5498):1872.
Pedersen, R.A. 1999. Embryonic Stem Cells for Medicine. Scientific American vol. 280
(4):44-49.
Pickrell, J. 2001. Experts Assail Plan to Help Childless Couples. Science vol.
291(5511):2061-2063.
Cibelli, J.B., Lanza, R.P. & West, M.D. 2001. The First Human Cloned Embryo.
August Gribbin, "Senate to debate cloning penalties," Washington Times, at:
http://www.washingtontimes.com/national/ "Cloning Proponent 'clearly unhinged, '
scientist says", Reuters News Agency, 1998-JAN-7
David Brody, "Cloning Ban Vote Delayed, Perhaps Permanently," Family News in Focus,
at: http://www.farnily.org/cforum/
21 | T e k n i k K l o n i n g