Anda di halaman 1dari 10

BIOETIK

Dosen Pengampu :
Toha, S.Kep.Ns., M.Kep
Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
ANGGOTA :
1. NURIYATAS SYIFAAL AINI (202303102108)
2. IKA NOVELIA (202303102054)
3. NUR AVITA SELLY (202303102103)
4. LAILY QOTURNNADA (202303102064)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“BIOETIK” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Toha, S.Kep.Ns., M.Kep pada mata kuliah Etika Keperawatan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Etika
dalam Keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Toha, S.Kep.Ns., M.Kep
selaku Dosen Pengajar di mata kuliah Etika Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pasuruan, 03 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Etika dan Bioetik
B. Pendekatan Bioetik
1. Pendekatan Teleologik
2. Pendekatan Deontologik
3. Pendekatan Intuitionism
C. Isu Bioetik Dalam Keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. 
Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga profesional, dalam
melaksanakan tugasnya dapat bekerja secara mandiri dan dapat pula
bekerja sama dengan profesi lain.

Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk


pasien/klien baik secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dengan memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang
komperhensif.  Sebagai tenaga yang profesional, dalam melaksanakan
tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas
tersebut dengan baik dan bertanggungjawab secara moral.

Masalah, merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari


segala segi kehidupan.  Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup
yang bersih tanpa masalah, namun ada yang tersembunyi namun ada juga
yang lebih dominan oleh masalahnya.

Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang


bisa jadi merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik
merupakan perbuatan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun
segala hal yang terjadi disebabkan oleh pertimbangan etis.

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai


bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan
bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat
menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian.

Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar


dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan
oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-
prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional.
(Doheny et all, 1982).

Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan


masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi
keperawatan untuk memberikan pelayanan 1 yang dibutuhkan.
Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak
hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai


acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik
dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan
tanggungjawanb moral. (Nila Ismani, 2001).

Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan


(Hudak & Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan
mengacu pada bioetik sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi
keperawatan dan kode etik profesi keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian etik dan Bioetik
2. Pendekatan Teologi
3. Pendekatan Deontologik
4. Pendekatan intuitionism
5. Isu Bioetik dalam Keperawatan

C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian etik dan bioetik.
2. Mengetahui pendekatan bioetik keperawatan.
3. Isue bioetik dalam keperawatan
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek – aspek etik dan bioetik
dalam aplikasi pelayanan keperawatan.
2. Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata kuliah Etika
Keperawatan.

D. Manfaat
Makalah etika ini diharapakan mahasiswa mampu memahami dan
mengaplikasikan mengenai etik dan bioetik keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Etika Dan Bioetik


Bioetika terbentuk dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu
“bios”berati hidup dan “ethos” berati adat istiadat atau moral, yang secara
keseluruhan berarti etika hidup. Bioetika dapat dilukiskan sebagai ilmu
pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan terpusat pada penggunaan
ilmu - ilmu biologis untuk memperbaiki mutu hidup. Dalam arti yang lebih
luas, bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu - ilmu biologis, obat,
pemeliharaan kesehatan dan bidang - bidang terkait.

Bioetika juga dapat dikatakan sebagai kombinasi antara


pengetahuan hayati (biologi) dengan pengetahuan sistem nilai manusia.
Definisi ini sekaligus memberikan pula tujuan bioetika, yaitu membangun
jembatan antara ilmu pengetahuan dan humaniora (kemanusiaan),
membantu “kemanusiaan” untuk tetap selamat dan lestari, serta
menyempurnakan dunia beradab.

Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang


ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran
baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika
mencakup isu - isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik.
Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam
lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan
tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika
memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada
manusia dan hewan percobaan.

B. Pendekatan Bioetik
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat
yang berarti masyarakat memberikan kepercayaan kepada keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan.Konsekuensi dari hal
tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus
mampu dipertanggungjawabkan dan setiap pengambilan keputusan
tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata, tetapi
juga pada pertimbangan etik.
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang biologi dan
kedokteran telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etik
kesehatan yang sebagaian besar belum teratasi (Catalano, 1991).

Tenaga keperawatan memiliki komitmen yang tinggi untuk


memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas berdasarkan standar
perilaku yang etis dalam praktek asuhan professional.

Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat


dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan rekan sejawat
atau teman di lingkungan sekitar baik kampus ataupu lingkungan tempat
tinggal. Dalam hal ini keperawatan seringkali menggunakan tiga
pendekatan yaitu : pendekatan teleologik, deontologik dan intuitionism.

1. Pendekatan Teleologik
Pendekatan Teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan
fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan
pendekatan terhadap etika dihadapkan terhadap konsekuensi dan
keputusan - keputusan etis. Dengan kata lain pendekatan ini
mengemukakan tentang hal - hal yang berkaitan dengan The
Endjustifies The Means (pada akhirnya membenarkan secara hukum
tindakan atau keputusan yang diambil untuk kepentingan medis).
Contoh : Dalam situasi dan kondisi dimana seorang pasien harus
segera dioperasi, sedangkan tidak ada ahli bedah yang berpengalaman
dalam bidang tersebut, dokter ahli bedah yang belum bepenglaman
sekalipun tetap dibenarkan untuk melakukan tindakan pembedahan
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini dilakukan demi
keselamatan pasien tersebut.

2. Pendekatan Deontologik
Pendekatan dentologik merupakan suatu teori atau studi tentang
kewajiban moral. Simplikasi dari pendekatan dalah moralitas dari
suatu keputusan etis yang sepenuhnya terpisah dari konsekuensinya.
Contoh : Seorang perawat yang berkeyakinan bahwa menyampaikan
suatu kebenaran merupakan hal yang sangat penting, dan tetap harus
disampaikan tanpa peduli apakah hal tersebut mengakibatkan orang
lain tersinggung atau tidak.

3. Pendekatan Intiutionism
Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam
mengetahui hal yang benar dan salah. Hal tersebut terlepas dari
pemikiran rasional atau irasionalnya suatu keadaan. Contoh : Seorang
perawat sudah tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien merupakan
tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi
kepada perawat karena sudah mengacu pada etika dari seorang yang
diyakini dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
untuk dilakukan.

C. Isu Bioetik Dalam Keperawatan


Isu bioetik melibatkan perawat dalam pelaksanaan praktik
keperawatan dan berhubungan dengan profesi lain, serta muncul dalam
semua bidang praktik keperawatan.

Contoh isu Bioetik yang terjadi di Indonesia :

Insiden perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau memasang


jarum infus anak-anak kepada Setya Novanto saat diburu Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya tidak perlu terjadi.

Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)


Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Bambang Purwantoro mengatakan,
perawat seharusnya bersikap independen dan bekerja profesional sesuai
dengan kode etik keperawatan. "Kasus semacam itu tidak perlu terjadi.
Harusnya (perawat) menonjolkan sikap independen. Profesionalitas tinggi
harus kita angkat di situ, sesuai dengan kode etik dan keperawatan," kata
Bambang di sela HUT Ke-44 PPNI di Semarang, Jumat (16/3/2018).

Bambang mengungkapkan, sebagian kerja keperawatan merupakan


tindakan kolaboratif dengan dokter. Contoh tindakan medik yang
didelegasikan dokter kepada perawat adalah memasang infus kepada
pasien. Meski demikian, sesuai dengan kode etik keperawatan, seorang
perawat mempunyai hak klarifikasi jika merasa ragu dengan instruksi atau
pendelegasian tindakan medik dari seorang dokter.

Dalam kasus Setya Novanto yang diduga berpura-pura sakit saat di


RS Medika Permata Hijau tersebut, pihaknya memang melihat ada dilema
yang dihadapi perawat. Satu sisi sebagi mitra dokter sehingga perawat
harus melaksanakan instruksi dokter. Namun di sisi lain, tindakan berpura-
pura memasang jarum infus adalah tindakan yang menyalahi kode etik.

Dalam kasus tersebut, perawat melakukan tugas dokter tanpa izin,


itu adalah salah satu bentuk isu bioetik yang bisa saja mengancam nyawa
pasien jika tidak dikoordinasikan bersama dokter maupun tenaga
kesehatan lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioetik merupakan etika yang menyangkut kehidupan dalam
lingkungan tertentu atau etika yang berkaitan dengan pendekatan terhadap
asuhan kesehatan. Etika keperawatan dalam pelaksanaanya mengacu
kepada bioetik yang terdiri dari tiga pendekatan, yaitu pendekatan
teleologik, pendekatan deontologik, dan pendekatan intuitionism.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup
keperawatan mengakibatkan terjadinya konflik antara nilai - nilai yang
dimiliki perawat dengan pelaksanaan praktik keperawatan yang dilakukan
setiap hari. Pihak atasan membutuhkan perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan tertentu, tetapi seorang perawat mempunyai hak
untuk menerima ataupun menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai
yang dianutnya.

Sebagai contoh kasus dalam kehidupan sehari – hari atau dalam


lingkungan kerja kita sering berkaitan dengan kasus etik dn bioetik.
Diantarnya ketika kita bekerja sebagai tenaga keperawatan, kemudian
seorang pasien dianjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit lebih tinggi,
dengan alasan tindakan tidak bisa dilakukan di rumah sakit setempat,
padahal perawat tahu alasan sebenarnya kenapa dokter tersebut merujuk,
misal karena statusnya orang miskin, cerewet dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta.
2. R. Pangaribuan. 2017. Persepsi Perawat Terhadap Prinsip – Prinsip Etika
Keperawatan. Medan. Vol 1 No 2.
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/download/6/6

Anda mungkin juga menyukai