Anda di halaman 1dari 8

ALEXITIMIA

Karya Tulis Ditulis sebagai Tugas Akhir Dalam Tarbiyatul


Mua’allimin / Mu’allimat Al – Islamiyah
Pondok Pesantren Darunnajah

Oleh :
Nama : Firdaus Fatan Nugraha
Kelas : 6 ( Enam ) A

Tarbiyatul Mu’allimin/at al-islamiyah


Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta
2022

LEMBAR PENGESAHAN
‫بسم ا) الرحمن الرحيم‬

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta


mengadakan pembimbingan, maka kami selaku pembimbing menyatakan bahwa
karya resensi yang disusun oleh:
Nama : Firdaus Fatan Nugraha
Kelas : 6 (Enam) A
Judul : Alexitimia
telah memenuhi persyaratan untuk diterima sebagai tugas pada Program Penulisan
Karya Tulis Ilmiah kelas 6 TMI Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.

Jakarta, 17 Mei 2022

Pembimbing,
Ust. Henry Wibowo

1
KATA PENGANTAR

ٍ‫د‬#‫دِنَا مُحَم‬+‫َنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَي‬4ْ‫َمُ عَلَى أَشْرَفِ ا‬:#‫َةُ وَالس‬:#‫ وَالص‬،َ‫ الْعَالَمِيْن‬+‫اَلْحَمْدُ ِ@ِ رَب‬
َ‫وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْن‬
Alhamdulillah Rabbil Alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Swt, atas karunia dan limpahan rahmat-Nya, proses penulisan karya tulis ilmiah
dapat berjalan dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad Saw, keluarganya serta sahabat-sahabatnya.
Selanjutnya, kami ucapkan ribuan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis
2. Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah, Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si. dan
KH. Hadiyanto Arief, S.H., M.Bs.
3. Kepala Departemen TMI, Drs. H. Aunur Rofiq, M.M.
4. Kepala-Kepala Madrasah
5. Pembimbing, Ust. Henry Wibowo
6. Segenap Asatidz Staf TMI
7. Teman-teman, serta seluruh pihak yang banyak membantu penulis dalam
penulisan dan penyelesaian makalah ini.
Semoga amal baik mereka semua, dibalas dan digandakan oleh Allah Swt.,
amin.
Wassalam,
Darunnajah, 17 Mei 2022
Penulis,

DATA BUKU

Judul : Almond
Pengarang : Sohn Won-Pyung
Penerbit : PT. Grasindo
Tahun terbit beserta cetakan : Maret 2019, Cetakan VI
Tebal buku : 232 Halaman
Harga buku : Rp. 88.000,00.

PENDAHULUAN

Alexitimia atau ketidakmampuan mengungkapkan emosi merupakan penyakit


kejiwaan yang dilaporkan pertama kali pada tahun 1970. Penyakit ini terjadi
ketika si penderita tidak bisa merasakan rasa emosional, atau ketika penderita
mengalami trauma. Selain itu juga bisa terjadi karena penderita dilahirkan dengan
amigdala yang berukuran kecil. Ukuran amigdala yang kecil tidak bisa merasakan
rasa takut. Namun bagian amigdala yang mengolah emosi seperti rasa takut,
cemas, dan lain-lain dapat berkembang bila terus dilatih.
Dalam cerita novel ini akan menggambarkan penderita Alexitimia yang mampu
mengubah dan membalikkan keadaan yang sebelumnya dialami melalui proses
yang panjang dan tentunya dengan sedikit pengorbanan fisik, mampu
mengembangkan amigdala yang ada dikepalanya. Membungkam ocehan dan
cacian lingkungan sekitar yang selalu jadi bahan omongan hanya karena
keterbelakangan jiwanya, bahwa dengan keadaan, manusia bisa berubah
karakternya kapanpun.
4

POINT-POINT BUKU

● Ada beberapa gejala dari Alexitimia, salah satunya adalah tidak bisa
merasakan takut dan cenderung bersifat datar.
● Gejala penyakit ini bisa hilang satu persatu jika penderita mengalami hal-
hal emosional yang teramat sangat.
● Lingkungan tinggal mempengaruhi kita dalam hal pergaulan, rumah tangga,
dan proses belajar.
● Setiap orang punya cara berkembang diri yang berbeda-beda, dengan cara
yang baik mauapun yang buruk.
● Kasih sayang ibu kepada anaknya tak pernah tertandingi walaupun sang
anak memiliki keterbatasan jiwa sekalipun.
● Yang bertanggung jawab atas kemampuan diri kita adalah diri sendiri,
bukan dari aturan orang lain.

ISI RESENSI

Informasi Umum
Novel ini menceritakan seorang anak bernama Yoonjae yang tidak memiliki
rasa takut dan memiliki sifat menonjol dibanding anak-anak seumurannya. Ia
tinggal di keluarga kecil bersama dengan ibunya dan neneknya. Karena sifat
menonjolnya itu, teman-teman sekolahnya, orang-orang sekitar rumahnya,
menganggap “aneh” Yoonjae. Namun Yoonjae berkeinginan seperti anak-anak
lainnya yang biasanya selalu bermain satu sama lain. Beberapa usaha dilakukan
oleh ibunya Yoonjae agar bisa menumbuhkan “almond” yang ada dikepalanya si
Yoonjae.
Salah satu yang akan dikisahkan dalam buku ini adalah bahwa yang akan
menemukan titik terang dalam hidup kita adalah diri kita sendiri, dengan
bagaimana cara kita berproses dalam belajar, entah dari pergaulan atau keadaan
yang memaksa kita untuk berkembang lagi.

Judul Resensi
Sebagaimana yang telah diinformasikan dibab sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan bahwa judul yang akan dibahas pada karya resensi ini adalah
”ALEXITIMIA”.

Ringkasan Buku secara Garis Besar


Alkisah seorang anak yang mempunyai kelainan pada bagian otaknya, sehingga
tidak bisa merasakan rasa sakit walau dipukul atau digigit sekalipun serta tak bisa
mengungkapkan emosi atau tidak dapat menunjukkan ekspresi

6
terhadap lawan bicaranya. Di usianya yang masih belia, anak itu sudah dianggap
memiliki “keanehan” oleh orang-orang disekitarnya. Meskipun dianggap “aneh”
oleh orang banyak, tetapi anak yang bernama Yoonjae itu tetap tak bisa
memberikan reaksi apapun.
Tidak adanya respon dari lingkungan sekitar, sebenarnya sudah terjadi sejak
lahir. Saat Yoonjae lahir, ia sama tidak ketawa hingga beberapa hari masih tidak
tertawa, ibunya yang mulai bingung dengan kondisi anaknya, segera
membawakannya ke dokter. Ketika dibawa ke dokter, barulah sang ibu
mengetahui bahwa anaknya memiliki “keistimewaan” yang tidak dimiliki oleh
anak-anak seusianya. Ketika mendengar hal itu, ibu Yoonjae merasa terpukul,
tetapi ia harus kuat karena kalau bukan dirinya siapa lagi yang harus merawat dan
menjaga Yoonjae.
Bukan hanya “aneh”, tetapi Yoonjae juga dianggap sebagai orang yang
pemberani karena tidak pernah merasa takut. Bagi sebagian orang tidak memiliki
rasa takut ini dianggap sebagai suatu hal yang baik dan berani menghadapi
berbagai macam rintangan. Namun, bagi Yoonjae tidak bisa merasa takut itu
adalah suatu kelainan yang seharusnya tidak dimiliki oleh dirinya karena hal
seperti itu membuat diri Yoonjae akan dianggap seperti orang bodoh. Pada
dasarnya rasa takut yang dimiliki oleh manusia adalah suatu bentuk emosi yang
berasal dari naluri manusia. Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa gejala dari
kelainan alexitimia adalah tidak bisa merasakan takut ketika dihadapkan berbagai
macam hal.
Suatu ketika, karena tidak bisa merasakan takut, Yoonjae memberanikan diri
untuk menghampiri anjing besar berwarna hitam dengan gigi tajam yang terletak
di pinggir taman dan dalam keadaan dirantai. Padahal anjing besar itu pernah
menggigit anak tetangganya hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Yoonjae tidak jadi digigit oleh anjing besar dengan gigi tajam karena sang ibu
berhasil mencegahnya.

7
Sang ibu yang merasa khawatir apabila anaknya berada di luar pengawasannya
membuat suatu catatan yang ditulis di atas kertas berwarna. Catatan-catatan itu,
seperti, ”jika ada mobil harus menghindar atau lari”, “kalau ada yang mendekat
bergeser atau pindah ke sisi lainnya agar tidak tertabrak”, “kalau ada yang tertawa
berikan senyuman”. Pada bagian bawah dari catatan ditulis, seperti berikan raut
wajah yang sama kepada lawan bicaramu agar kau merasa nyaman.
Meskipun Yoonjae memiliki kelainan pada otak ini, ibunya masih sangat
menyayanginya. Ia akan membela anaknya dengan caranya sendiri terutama
ketika Yoonjae terkena bullying di sekolahnya. Pada suatu waktu Yoonjae
menceritakan bahwa ia diberikan beberapa pertanyaan oleh teman-temannya,
tetapi setelah mendengar jawaban dari Yoonjae, mereka semua malah
menertawakannya. Ibunya yang mendengar cerita dari Yoonjae, merasa kesal
karena anaknya diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya, sehingga memberi
pesan kepada Yoonjae bahwa jangan menjadi perhatian mereka.
Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan itu terjadi karena “almond” yang
ada di dalam kepala Yoonjae tidak berubah atau masih berukuran kecil walaupun
ukuran kepalanya menjadi semakin besar. Karena hal itu juga, Yoonjae sulit sekali
berinteraksi dengan orang lain. Yoonjae bersama nenek dan ibunya dalam
kehidupan sehari-harinya selalu berjuang dengan anggapan-anggapan aneh yang
diberikan oleh banyak orang, tetapi mereka selalu kuat menghadapi semuanya
terutama Yoonjae itu sendiri.
Namun, Yoonjae harus menerima suatu kenyataan pahit bahwa pada suatu
peristiwa neneknya harus meninggal dunia dan ibunya harus koma. Yoonjae
merasa kesepian karena di dekatnya sudah tidak ada siapa-siapa lagi yang dapat
diajak bercerita. Yoonjae yang mulai merasa kesepian suatu ketika bertemu
dengan seorang berandalan. Berandalan itu bernama Gon sekaligus teman
sekelasnya Yoonjae. Ketika bertemu dengan Gon, Yoonjae mulai merasa kalau
dirinya ada yang memperhatikan selain nenek yang sudah meninggal dan ibu
yang sedang koma.
8
Awal pertemuan dengan Gon, Yoonjae diperlakukan dengan kasar oleh Gon,
bahkan sudah dipukul dan ditendang hingga babak belur, tetapi Yoonjae tetap
tidak merasakan sakit. Gon yang penasaran dengan perilaku Yoonjae mulai
mencari tahunya sendiri, dari sinilah pertemanan mereka semakin dekat.
Setelah berteman cukup lama dengan Gon, Yoonjae mulai mengetahui bahwa Gon
sering mendapatkan perlakuan kekerasan dari ayahnya. Yoonjae perlahan mulai
mengerti jika Gon berperilaku seperti itu. Pertemanan mereka juga dipenuhi
dengan lika-liku kehidupan yang membuat novel karya Sohn Won-Pyung menjadi
lebih berwarna.
Bukan hanya tentang pesan tentang adanya suatu kelainan alexitimia saja,
pengarang novel ini juga ingin memberikan sebuah pelajaran tentang kehidupan
yang perlu dijalani oleh setiap manusia walaupun tidak sesuai keinginan. Masih
ada banyak cerita lainnya yang akan membuat pembaca cukup terkejut atau sering
dikenal dengan adanya plot twist.

Penilaian Buku
Buku ini cocok dibaca untuk kalangan remaja maupun dewasa sekalipun karena
didalamnya terdapat banyak nilai-nilai psikologi yang terkadang “sedikit”
diremehkan, padahal psikologi merupakan sesuatu hal yang selalu berkaitan
dengan diri kita sehari-hari dari tingkah laku maupun cara bergaul.
Untuk orang dewasa, buku ini disarankan karena terdapat beberapa
pengetahuan tentang gejala alexitimia dan pentingnya memahami karakter sang
anak dan cara pergaulannya.

Manfaat bagi Pembaca


● Pembaca dapat mengetahui gejala-gejala penyakit Alexitimia.
● Pembaca dapat membedakan pergaulan yang cocok baginya.
● Pembaca dapat mengetahui macam-macam proses cara berkembang
dewasanya seseorang.
9
● Pembaca mendapatkan nilai-nilai moral juga seperti pentingnya menghargai
keputusan seseorang dalam menjalani hidupnya.

Kelebihan dan Kekurangan Buku


❖ Kelebihan
1. Banyak nilai psikologi dan moral yang dapat diambil.
2. Penggunaan bahasa yang sederhana.
3. Sudah diakui oleh beberapa penulis dan figur publik tentang
keunggulan bukunya.
4. Harga yang ditawarkan sesuai dengan isi yang didapat.
❖ Kekurangan
1. Sampul buku yang kurang menarik, sehingga membuat yang
melihat kurang tertarik.
2. Maksud dari judul “Almond” membuat pembaca harus
memahami berulang kali untuk paham maksudnya.
3. Tokoh “Ayah” dari Yoonjae tidak dijelaskan kemana ia pergi
dan alasannya.
4. Diakhir cerita, tidak dijelaskan nasib tokoh selain Yoonjae
setelah kejadian terakhir.
5. Terdapat kalimat tersirat yang mana harus dicerna beberapa
lama kemudian untuk memahaminya.

10

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan karya resensi dibab sebelumnya, dapat kita simpulkan bahwa
proses dari pendewasaan seseorang, terlebih lagi remaja, tidak harus selalu sesuai
apa yang kita inginkan. Biarkan semua berjalan, belajar dari pengalaman, lalu
kembangkan apa yang kita telah usahakan. Tentunya dengan prinsip yang kuat
untuk mencapai tujuan yang jelas maka bukan tidak mungkin kita dapat meraih
tujuan yang kita inginkan.
Yang kedua ialah bahwa disekeliling kita pasti ada orang yang saying pada kita,
maka sayangilah orang itu selagi ia masih ada dan selalu saying pada kita. Karena
saat mereka sudah tak ada disamping kita, maka tak ada lagi yang kita harapkan
dari mereka.

Saran
Menurut penulis, yang harus kita lakukan sekarang adalah menghargai apa
yang menjadi keputusan orang lain dalam menjalani hidupnya, karena dalam
berkembang, manusia tidak mengenal baik atau tidak caranya, tetapi sikap lah
yang menentukan jalannya.

11

Anda mungkin juga menyukai