PENDAHULUAN
Empati dan kecerdasan merupakan hal penting dalam tubuh kembang anak. Oleh
karena itu seorang anak membutuhkan nutrisi dan teladan dari orang tua. Sebagai
orang tua, kecerdasan dan empati anak perlu dibentuk sejak kecil.Tidak sulit untuk
Dongeng salah satunya. Dengan dongeng anak, anak bisa merasa tenang dan
pendongeng (khususnya orang tua) dituntut untuk senantiasa bisa memiliki wawasan
yang kreatif, edukatif dan imajinatif, sehingga sajian dongeng bisa menjadi sebuah
media edukasi sekaligus media hiburan yang bermanfaat bagi anaknya. Dongeng
mampu merangsang kepekaan anak pada usia 0-12 tahun terhadap berbagai situas
sosial. Mereka akan belajar untuk lebih berempati pada lingkungan sekitarnya.
Stimulasi akan lebih baik jika dilakukan dengan merangsang indera pendengaran
dibandingkan visual. Stimulasi visual seperti melalui televisi, majalah, dan koran
kepekaan perasaan dan empati anak. Dengan pendengaran, dan cerita-cerita yang
mendidik, anak akan lebih mudah menyerap nilai-nilai positif dan berempati dengan
orang lain.
Penulis karya tulis akan menerangkan tentang MANFAAT DONGENG
Adapun rumusan dan pembatasan masalah yang akan penulis utarakan dalam
4. Bagaimana cara mendongeng bagi orangtua kepada anak yang baik dan benar?
Dalam penyusunan karya tulis ini, tentulah penulis mempunyai maksud dan tujuan.
Adapun diadakannya pembuatan karya tulis ini dimaksudkan untuk beberapa hal
berikut, diantaranya :
dogeng
Untuk mengetahui cara mendongeng yang baik dan benae bagi orangtua
kepada anak
1.4 Manfaat Penelitian
diantaranya :
Penulis
bagi penulis yakni lebih memahami makna dan manfaat dari dongeng, serta
Pembaca
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi kepada orang
tua bahwa dongeng bermanfaat bagi kecerdasan dan empati anak, serta
mengajak orang tua yang memiliki anak usia dini untuk membiasakan
membacakan dongeng kepada anaknya, serta menyadarkan para orang tua akan
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif yang meneliti hal hal yang sedang terjadi di
(HALAMAN AWAL)
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
(HALAMAN ISI)
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada BAB I yang berisi Pendahuluan, memuat beberapa sub bab yaitu:
Pada BAB II ini berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian, biasanya memuat
beberapa sub bab antara lain:
Pada BAB III ini berisi pembahasan dari hasil penelitian deskriptif yakni studi pustaka
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran-saran
(BAGIAN AKHIR)
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian
zaman dulu yang aneh-aneh), perkataan (berita dan sebagainya) yang bukan-bukan atau
tidak benar (Arti ata dongeng – Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,
https://kbbi.web.id/dongeng).
Menurut (James Danandjaja, 2007: 83) dongeng adalah cerita pendek yang
disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap
Menurut (Kamisa, 1997: 144) secara umum dongeng adalah cerita yang dituturkan
atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam
kehidupan . Dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-
benar tejadi/ fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung
terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Pendapat lain mengenai dongeng
adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang
mengatakan bahwa “Le conte est un court récit d’aventures imaginaires mettant en scène
des situations et des personnages surnaturels” Arti dari pengertian dongeng tersebut
adalah cerita pendek tentang petualangan khayal dengan situasi dan tokoh-tokoh yang
Menurut Agus Triyanto (2007: 46) dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak
benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga
menghibur. Jadi, dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya
Empati merupakan bagian penting dari social competency. Empati terinci dan
penyelarasan, ketepatan empatik dan pengertian sosial. Empati dasar yakni memiliki
perasaan tertentu dengan orang lain atau merasakan 3 isyarat-isyarat emosi non verbal.
seseorang. Ketepatan empatik yakni memahami pikiran, perasaan dan maksud orang
lain dan pengertian sosial adalah mengetahui tentang bagaimana kondisi dunia sosial di
Reaksi empati terhadap orang lain seringkali berdasarkan pada pengalaman masa lalu.
Seseorang biasanya akan merespon pengalaman orang lain secara lebih empatik apabila
keterampilan memproses semua informasi yang ada dalam proses sosial. Ciri sifat
empati dalam diri seseorang akan menentukan perilakunya dalam merespon suatu
membuktikan bahwa empati memiliki peranan yang besar dalam menggerakkan perilaku
Empati pada dasarnya telah ada dalam diri anak, tetapi jika tidak diasah maka
kemampuan ini akan hilang (Faridah, 2005). Oleh karena itu, empati sangat baik jika
ditanamkan sejak dini. Dengan empati yang terasah, diharapkan anak mampu
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan belajar bahwa tidak setiap
1. Tahap 1 : Empati Umum (bulan-bulan pertama kelahiran) Pada tahap awal anak
belum dapat membedakan dengan tegas antara dirinya dan lingkungannya, sehingga
anak tidak dapat memahami penderitaan orang lain karena menganggap bahwa
reaksi seorang anak kepada anak lain yang sedang menderita perlahan-lahan mulai
dirinya.
3. Tahap 3 : Empati Emosional (usia 2 – 6 tahun) Pada saat usia dua atau tiga
tahun, seorang anak mulai mengembangkan kemampuan memerankan orang lain. Anak
mengenali bahwa perasaan seseorang mungkin berbeda dari perasaannya, dapat sangat
Tahap 4 : Empati Kognitif (usia 6-11 tahun) Pada tahap ini seorang anak dapat
memahami persoalan dari sudut pandang orang lain, sehingga ada peningkatan
Tahap 5 : Empati Abstrak (mulai usia 12) Pada tahap ini anak dapat memperluas
empatinya melampaui hal-hal yang diketahui secara pribadi dan mengamati langsung
yaitu:
anak-anak secara bertahap belajar mengenali tanda-tanda kesedihan orang lain dan
b. Faktor bawaan. Anak laki-laki sama sosialnya dengan anak perempuan tetapi
anak cenderung lebih suka memberikan bantuan fisik atau bertindak sebagai pelindung.
d. Keluarga. Penerapan peraturan keluarga yang jelas, konsisten dan tidak mudah
memberikan memberikan keringanan kepada anak serta tuntutan akan tanggung jawab
kepada anak tanpa adanya imbalan apapun akan mempengaruhi serta menghasilkan
mempengaruhi hidup manusia. Pelaksanaan kebaikan secara acak dan melibatkan diri
dalam kegiatan bermasyarakat akan mengajari anak akan pengalaman untuk melakukan
melakukan empati. Kemampuan dasar tersebut merupakan suatu proses yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dan selalu berjalan bersama-sama.
segala sesuatu yang berhubungan dengannya, maka orang tersebut pertama kali harus
memperhatikan orang lain dan mendengarkan secara hati-hati pada apa yang akan
dikatakan. Apa yang ingin dicapai ini bukanlah kemampuan seseorang untuk mengulangi
kata-kata orang lain. Attending membawah pada kehadiran seseorang secara utuh
sangat diharapkan, artinya adalah kehadiran baik secara fisik maupun secara sosial
perilaku attending secara khusus banyak terdapat dalam komunikasi non verbal.
pada orang lain dan mencakup isi-isi yang penting untuk hubungan yang bertujuan
membantu orang lain (helping relationship). Hal ini dapat mengekspresikan pada orang
lain sebuah tingkatan yang saling menerima, membuktikan suatu persetujuan, penolakan
dan perbedaan dari seseorang dan secara sederhana merefleksikan kemampuan dasar
interpersonal yang baik dalam setiap aspek kehidupan manusia. Attending yang baik
menampilkan seseorang untuk mendengarkan secara penuh atau pada apa yang
dikatakan oleh orang lain baik secara verbal maupun non verbal. Sebuah
1) Kontak mata. Seseorang yang sedang berbicara memandang pada mata tetapi
hal ini bukanlah pandangan utama dan satu-satunya yang akan menimbulkan suatu
tekanan pada penerima. Hal ini dapat dipertahankan untuk beberapa waktu yang agak
ketidakpercayaan seseorang pada orang lain. Kepercayaan terhadap orang lain dapat
timbul ketika seseorang tidak memandang pada mata sehingga akan menimbulkan
keadaan yang tidak nyaman bagi dirinya, namun dengan penghindaran kontak mata
dapat pula berarti suatu penghargaan terhadap orang tersebut. Hal ini tergantung dan
pengaruh dari kebudayaan. Kontak mata dalam sebuah percakapan merupakan isi dasar
2) Posisi tubuh yang bergerak maju. Mengindikasikan pengaruh yang utuh dari
dalam attending mungkin dapat membantu orang lain untuk mendengarkan secara
efektif;
3). Posisi tubuh yang terbuka. Posisi tubuh yang baik seharusnya tidak dengan
menyilangkan tangan atau kaki karena dapat mengindikasikan berpegang teguh pada
keputusan tentang orang lain maupun masalah yang dihadapi oleh orang lain; 7)
harus sadar dan mengurangi gangguan yang berhubungan dengan hal-hal fisik sesedikit
mungkin;
mendengarkan secara hati-hati pada apa yang dikatakan oleh orang lain baik secara
verbal maupun non verbal (Egan,1986). Hal ini disebabkan karena attending dan active
dikatakan, melihat keluar tujuan yang berhubungan, melihat tema-tema utama dan
merupakan kunci dari masalah yang ada, menciptakan nemonik mental untuk daftar-
2.3 Pengaruh dan Manfaat Dongeng terhadap Kecerdasan Intelektual (IQ) Anak
Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum yang membedakan
kualitas orang yang satu dengan orang yang lain Joseph (1978). Kecerdasan intelektual
lazim disebut dengan inteligensi. Istilah ini dipopulerkan kembali pertama kali oleh
Francis Galton, seorang ilmuwan dan ahli matematika yang terkemuka dari Inggris
Joseph (1978). Inteligensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk
menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah
serta dipengaruhi oleh factor genetik Galton dalam Joseph (1978). Menurut Moustafa dan
meneliti kecerdasan dengan menggunakan alat tes kecerdasan yang diambil darites
inteligensi yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukuran besarnya
kemauan dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard Pauli, khusus menyangkut
c. Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan dengan angka biasa
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam optimalisasi tumbuh
kembang anak. Dari banyak cara tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
melalui pemberian dongeng sejak dini pada anak-anak. Menurut Bawono (2012) dongeng
merupakan tradisi lisan yang sejak dulu sudah ada dan diwariskan oleh para pendahulu.
cerita maupun tokoh dongeng yang diberikan pendongeng kepada anak-anak, banyak
manfaat yang bisa dipetik. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa saat ini tradisi
mendongeng atau membacakan cerita untuk anak-anak seolaholah sudah mulai digeser
oleh aktivitas yang lain. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Bawono (2006) yang
mengatakan bahwa Peran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Melalui
Pemberian Dongeng Sejak Dini | 183 Bawono, Y. [hal.177-186] jika orang tua sudah tidak
memiliki waktu lagi untuk mendongeng, maka orang tua akan cenderung menyuguhkan
beragam acara televisi, menyediakan komputer (untuk main games atau akses internet),
banyak diantaranya yang inginnya didongengi dengan cerita-cerita yang itu-itu saja.
Seolah-olah tidak ada kata bosan di benaknya. Baik itu cerita-cerita lokal semacam
Bawang Merah Bawang Putih, Si Kancil, Timun Emas, maupun cerita-cerita dongeng
mancanegara macam Cinderella atau Putri Salju. Maka tidak terlalu mengherankan
apabila hampir sebagian besar orang dewasa memiliki kenangan akan dongeng pada
Menurut Prasetyaningrum (dalam Bawono, 2006) sebagian dari para orang tua
anakanaknya. Bila hal ini dialami maka kondisi ini dapat diatasi dengan membelikan
bukubuku cerita (bila si anak sudah bisa membaca), atau dibelikan atau dipinjamkan
cassette video yang berisi dongeng anakanak, atau melalui tayangan acara dongeng
anak di radio atau televisi, meskipun efeknya tidak sebaik bila orang tua atau orang
1985) dongeng yang disampaikan secara langsung akan lebih mempererat hubungan
batin antara orang tua dan anak-anak. Secara tidak langsung mendongeng merupakan
suatu kesempatan baik untuk mengajarkan sesuatu kepada anak-anak. Dongeng akan
membuat anak-anak mengerti hal-hal yang baik dan yang buruk. Artinya adalah hal-hal
mana yang boleh diperbuat dan mana yang tidak boleh diperbuat. Melalui dongeng, anak
akan dapat mempelajari, memahami dan menghayati segala bentuk nilai-nilai, norma-
adalah tulisan Sudarmoyo (dalam Sukada, 1987) yang mengatakan bahwa dongeng
dapat meningkatkan IQ seorang anak. Melalui dongeng, seorang anak akan dihinggapi
(need for achievement) yang akan menentukan cara berpikir dan tindakannya lebih jauh
secara efisien, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Ia mempunyai
kebutuhan untuk selalu meraih prestasi 184 | Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013
Dongeng, selain berpengaruh pada inteligensi anak, juga diyakini bisa secara sehat
Pada saat mendengarkan dongeng, emosi anak dalam keadaan tergerak dan
yang didukung oleh kelucuan si pendongeng, maka emosi anak akan tergerak untuk
merasa senang. Yang keluar dari wajahnya adalah keadaan hati yang tampak dalam
gejala muka riang. Sebaliknya, manakala pendongeng mengisahkan hal-hal yang sedih
dan menakutkan, emosi anak akan tergerak ke hal itu pula dengan tanda-tanda tingkah
laku yang ketakutan dan keadaan hati yang cemas (Sugihastuti, 1996). Melalui dongeng,
selain emosi anak perlu disalurkan juga perlu dilatih untuk dapat diajak mengarungi
kemalangan, derita, dan nestapa. Anak dapat pula diajak untuk berbagi kegembiraan,
kebahagiaan, keberuntungan, dan keceriaan. Melalui dongeng pula perasaan atau emosi
anak dapat dilatih untuk merasakan dan menghayati berbagai lakon kehidupan manusia
(Handayu, 2001). Dongeng yang akan diberikan tersebut akan menjadi lebih menarik lagi
jika ada medianya. Menurut Priyono (2001) beberapa media yang dapat digunakan pada
saat mendongeng kepada anak-anak, antara lain yaitu dengan menggunakan alat peraga
boneka, alat peraga buku (dengan membacakan cerita atau dengan gambar), alat peraga
kertas karton di papan panel, maupun mendongeng dengan gaya teater. Meskipun
demikian, sebenarnya tanpa media apapun, asalkan dongeng yang disampaikan tersebut
memiliki cerita yang menarik dengan pendongeng yang ekspresif, maka anak-anak akan
tetap menyukainya.
Menurut Sayy (dalam Bawono, 2006) agar seorang pendongeng bisa dianggap
berhasil dengan baik jika ia dapat “menghidupkan” cerita. Untuk itu pendongeng perlu
mempersiapkan diri dengan : menguasai materi cerita, menguasai olah suara (volume,
artikulasi, intonasi, diksi), menguasai berbagai macam karakter (tokoh), luwes dalam
berolah tubuh, dan menjaga daya tahan tubuh. Bertolak pada paparan tentang
dijadikan sebagai salah satu bentuk dari peran aktif orang tua dalam
(2001) yang menyatakan bahwa mendongeng merupakan salah satu cara paling efektif
Pembahasan
dongeng??
pengaruh yang akan didapatkan ketika anak dibacakan dongeng dibagi berdasarkan
usia, yakni ;
Manfaat dongeng pada rentang usia ini, disebut juga sebagai fase pembentukan
dimana konsep yang harus dipelajari anak pada masa ini, adalah memulai
mempelajari kehidupan dengan konkrit (nyata), itulah sebabnya tingkah laku orangtua
dan orang disekelilingnya akan mempengaruhi kehidupan anak karena pada usia ini,
anak sudah pandai meniru serta berfantasi yang mencapai puncaknya pada usia 4
tahun.
Perlu kita ketahui bahwa dunia anak adalah dunia imajinasi. Jadi anak mempunya
dunianya sendiri dan tak jarang mereka berbicaradengan teman khayalannya. Dengan
daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, maka kita sebagai orang tua harus bisa
mengarahkannya kearah yang positif dan tetap terkontrol. Melalui dongeng, adalah cara
terbaik untuk mengarahkan anak-anak kearah yang baik. Diyakini para ahli, mendongeng
pada anak usia 2-4 tahun akan merangsang daya imajinasinya dan serba mungkin
berfantasu (magic) sehingga masa ini cukup ideal untuk mendongeng dengan cerita yang
agak panjang (fairy tale), seperti kisah-kisah Cinderella, pangeran yang baik hati, putri
Pada usia ini anak juga mulai mengagumi dan suka membayangkan dirinya
sebagai tokoh tertentu yang berada di dalam dongeng. Maka dipercaya bahwa dongeng-
dongeng yang terdapat di seluruh dunia mempunyai alur cerita yang hampir sama
akan membawa kesuksesan. Hampir semua dongeng mempunyai karakter dengan tipe
tokoh yang mirip-mirip yaitu ; ada tokoh yang kuat dan lemah serta tokoh yang baik dan
jahat.
berbahasa pada anak-anak. Perlu kita ketahui bahwa cerita dongeng anak-anak mamapu
Hal ini dikarenakan anak perempuan lebih fokus dan konsentrasi daripada anak
laki-laki. Kemapuan verbal adalah kemampuan awal yang dimiliki anak-anak dan inilah
mengapa otak kanan mereka lebih berkembang dan ini juga yang menyebabkan mereka
lebih terlatih dalam berbahasa. Kisah-kisah dongeng yang mengandung cerita positif
tentang petilaku dan sebgainya membuat anak-anak menjadi lebih mudah dalam
Jika ingin memiliki anak yang mempunyai minat baca yang baik, maka
mendongeng adalah jalan menuju hasil tersebut. Dengan memberikan cerita dongeng
anak-anak maka anak-anak akan tertarik dan rasa penasaran ini membuat mereka ingin
mencari tahu. Inilah dimana keinginan untuk membaca menjadi semakin meningkat.
Dengan membacakan buku cerita yang menarik kepada anak adalah cara paling mudah
dan ini juga sarana hebat yang mampu merekatkan hubungan ibu dan anak maupun guru
dengan murid. Seperti yang kita ketahui bahwa belajar nilai-nilai morah tidaklah mudah
mempelajari nilai-nilai moral dalam kehidupan. Dengan dongeng maka kita bisa
memberikan contoh melalui tokoh dalam cerita yang kita dongengkan. Dongeng pada
anak-anak akan membantu dalam menyerap nilai-nilai social emosional pada sesame
karena tidak bisa dipungkiri bahwa kecerdasan emosional juga penting disamping
mereka kelak
Dongeng bagi anak usia 5-7 tahun akan mempengaruhi alam bawah sadar anak
dan meningkatkan daya fantasi anak. Orangtua dapat memperkenalkan kepada anak
dengan doingeng yang lebih kompleks ceritanya karena anak mulai menyukai cerita
a. Mendorong Minat
Pada tahap ini, dorongan minat anak untuk mengetahui terhadap apa yang terjadi
disekitarnya sangat besar. Maka orangtua maupun guru dapat menciptakan intetaksi
dengan anak melalui dongeng tentang terciptanya sebuah sepda, radio, televisi,
Pada tahap inilah, kita dapat memulai mengenalkan dan membangun rasa kasih
sayang terhadap anak dengan dongeng melalui tokoh-tokoh dalam cerita dan ini dapat
membekas begitu dfalam disanubarinya dan ini merupakan modal bagi kebahagiannya
di masa mendatang.
c. Menambah Kosakata
mendengarkan lebih banyak kata-kata baru. Kemampuan otaknya yang seperti spons,
Melalui stimulasi dongeng terhadap anak, maka kepekaan anak pada usia ini akan
dirangsang mengenai situasi sosial disekitar mereka. Dengan metode dongeng untuk
anak maka mereka akan belajar berempati terhadap lingkungan sekitar. Stimulasi yang
akan lebih berhasil adalah dengan merangsang indera pendengarannya. Penting bagi
kita memberikan stimulasi ini sebagai bekal yang baik untuk amsa depannya. Dengan
dongeng yang mendidik, maka anak akan dengan mudah menyerap nilai positif yang
Pada usia 7 tahun, sebaiknya orangtua maupun guru, mulai menganjurkan anak
Kegiatan mendongeng dapat diteruskan dengan tema atau peristiwa yang dialami
anak sehari-hari, misalnya bagaukana kunjungan ke dokter gigi atau meminta anak untuk
menceritakan sebuah buku yang sudah dibacanya. Topik lain yang menarik untuk
dicemaskannya.
Anak pada usia ini, lebih menyukai cerita tentang sejarah orangtuanya atau
keluarganya dan anak akan menikmati sekali tentang momen-momen yang dihadapi
orangtua dan tak dapat dilupakan karena anak tertarik dengan masa-masa sedih.
Gembira ataupun perjuangan orangtuanya di masa lalu. Semua itu akan mendorong anak
Dan pada anak usia ini, orangtua maupun guru dapat menanamkan budi pekerti
dan nilai-nilai moral luhur melalui tokoh-tokoh dalam dongeng serta dapat melatih anak
untuk berpikir rasional dan praktis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan
dapat mengambil keputusan Karakter anakpun sudah sangat kompleks dan mulai suka
dengan intrik-intrik
kisah petualangan yang sedikit berbau roman karena sudah bisa diberikan kepada anak.
Adapaun manfaat yang dapat diperoleh anak dari mendongeng, saat usia 8-12 tahun,
yaitu :
a. Menjalin Bonding
Saat membacakan cerita atau mendongeng untuk anak, tentu kita tidak bersikap
seperti pembawa acara berita di televisi yang betul di televisi yang betul-betul ‘hanya
membaca, bukan? Namun lebih dari itu, ada pelukan, belaian, senyuman, intonasi suara
yang menunjukan kepedulian dan kasih sayang. Nah kesemua ‘atribut’ dongeng itu bisa
b. Mengoptimalkan kecerdasan
Seperti dikemukakan oleh Psikolog Efnie Indfriani, M.Psi bahwa “dongeng akan
merangsang pembentukan lipatan pada otak anak (girus) yang berfungsi menyimpan
informasi lebih banyak sehingga mereka bisa jadi lebih pintar”. Disini akan saya
tambbahkan, bahwa kecerdasan yang bisa diamati berkat dongeng bisa bermacam-
macam, jika anak memiliki kecerdasan linguistik yang baik, menunjukkannya dengan
mengarang dongeng sendiri, anak lain yang memiliki kecerdasan musikal yang tinggi bisa
Jika kita sebgai orangtua, membasakan anak untuk membaca sejak kecil. Atau
setidaknya menyediakan buku di rumah, maka anak akan terbiasa dengan budaya
membaca. Minimal jika dia memperhatikan bahwa orangtuanya suka membaca, maka
akan tumbuh rasa cinta terhadap buku. Buku adalah jendela dunia, membaca adalah
Sikap moral positif akan lebih efektif bila disampaikan melalui contoh tokoh0tokoh
dalam dongeng ketimbang menasehati anak secara langsung. Misalnya saja dongeng
mengenai “Kelinci yang Sombong”, kisah ini akan sangat membekas. Anak tahu
bahwa kelinci yang pandai melompat bisa kalah dalam balap lari dengan kura kura
karena kesombongannya,
Anak akan mengingat hal tersebut teradang suka menasehati temannya jika ada
yang suka pamer. Untuk ke depannya, sikap moral positif yang tumbuh melalui
pembacaan dongeng yang baik, sangat muungkin bisa membangun karakter yang
Untuk poin ini, kita para orangtua bisa membeirkan “tes kecil” poada anak sesaat
dongeng. Jawaban yang diberikan oleh anak bisa menunjukkan sejauh mana
perhatian serta daya tangkapnya terhadap isi dongeng. Jawaban yang diberikan oleh
anak bisa menunjukan sejauh aman perhatian serta daya tangkapnya isi cerita. Tidak
usah bersikap seperti guru yang sedang memberikan ujian (yang marah kalau
jawaban salah) tapi anggap saja ini sebagai periode bermain sambil latihan. Ulangi
lagi cerita, berikan sesi tanya jawab, tanggapan dan biarkan anak “menyimpuilkan”.
3.2 Apakah dongeng dapat mempengaruhi rasa empati anak?
Dongeng merupakan suatu cerita yang imajinatif dan bersifat khayalan karangan
sang pendongeng. Anak lebih menyukai dongeng karena pada usia ini anak lebih senang
paada hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga pengaruh atau stimulus positif dapat
masuk dengan mudah apalagi tentang pembentukan karakteristik positif seperti empati,
bahasa, minat membaca, dan kekuatan berfikir. Saat anak suka mendengarkan dongeng,
maka ia dapat menghilangkan rasa tegang, mood yang buruk dan berbagai perasaan
dongeng telah membantu anak dalam mengatasi masalah emosi (Hana, 2011).
memahami apa yang ada dalam perasaannya dan merasakan apa yang ada di dalam
perasaan tokoh atau orang lain. Tokoh-tokoh yang berada dalam suatu dongeng akan
terasa hidup dan anak akan terbiasa membedakan antara tokoh yang satu dengan tokoh
yang lain. Bahkan anak akan menjadikan tokoh yang baik menjadi idolanya. Dengan
memahami tokoh, anak akan dapat memahami dirinya. Dia akan mulai berpikir dan akan
mampu membedakan antara orang baik dengan orang jahat, orangtua dengan anak-
anak, laki-laki dan perempuan. Tentu saja akan menjadi pelajaran yang sangat berharga
dan disaat anak tumbuh dewasa, dia akan belajar menghormati perbedaan (Mal, 2008).
korban pada kehidupan nyata (Baron dan Byrne, 2005). Mendongeng memiliki manfaat
untuk merangsang kekuatan berpikir, sebagai media efektif, mengasah kepekaan anak
sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata dia berada disituasi orang tersebut.
sebagai keadaan afektif yang seolah-olah dialami sendiri yang berasal dari keadaan atau
kondisi emosi orang lain dan mirip dengan keadaan atau emosi orang lain tersebut.
melihat situasi dari sudut pandang orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam
perasaan dan tanggapan orang tersebut. Di dalam dongeng anak dapat seolah-olah
menjadi tokoh didalamnya dan inilah yang akan mengajarkan anak dengan tentang rasa
empati.
pendidikan di dalam keluarga, dimana orangtua sebagai keluarga yang terdekat sangat
berperan dalam mendidik anaknya sehingga terbentuklah karakter yang baik sebagai
individu atau generasi penerus sebagaimana yang diharapkan keluarga, agama, bangsa,
maupun Negara. Contoh dalam memberikan rangsangan atau mengajarkan moral dan
nilai-nilai kehidupan pada anak, seharusnya dapat dengan mudah dilakukan Ayah &
Bunda, yang salah satu caranya dengan kegiatan “Mengdongeng” dimana pesan-pesan
moral dapat dengan mudah disampaikan melalui tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
(Meity, 2014)
Anak lebih menyukai dongeng karena pada usia ini anak lebih senang pada hal-
hal yang bersifat imajinatif sehingga pengaruh atau stimulus positif dapat masuk dengan
mudah apalagi tentang pembentukan karakteristik positif seperti empati, bahasa, minat
membaca, dan kekuatan berfikir. Saat anak suka mendengarkan dongeng, maka ia dapat
menghilangkan rasa tegang, mood yang buruk dan berbagai perasaan negatif lainnya.
Artinya dongeng telah membantu anak dalam mengatasi masalah emosi (Hana, 2011).
memahami apa yang ada dalam perasaannya dan merasakan apa yang ada di dalam
perasaan tokoh atau orang lain. Tokoh-tokoh yang berada dalam suatu dongeng akan
terasa hidup dan anak akan terbiasa membedakan antara tokoh yang satu dengan tokoh
yang lain. Bahkan anak akan menjadikan tokoh yang baik menjadi idolanya. Dengan
memahami tokoh, anak akan dapat memahami dirinya. Dia akan mulai berpikir dan akan
mampu membedakan antara orang baik dengan orang jahat, orangtua dengan anak-
anak, laki-laki dan perempuan. Tentu saja akan menjadi pelajaran yang sangat berharga
dan disaat anak tumbuh dewasa, dia akan belajar menghormati perbedaan (Mal, 2008).
Seseorang dapat menjadi empatik kepada karakter fiktif sebagaimana kepada korban
Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan empati anak usia
dini adalah dengan metode dongeng. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
perkembangan anak usia dini, karena dengan dongeng guru atau orang tua dapat
anak?
Dokter Spesialis Anak yang juga Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Dr. Ahmad
Suryawan SpA(K) mengatakan : “Peran stimulasi dan nutrisi sangat penting dalam masa
periode emas anak-anak. Karena ini hanya terjadi satu kali di masa kehidupan anak dan
Nutrisi yang ditegaskan Dr. Ahmad, merupakan bagian yang sangat penting. Dan
pemberian stimulasi dengan mendongeng yang dilengkapi nutrisi yang baik serta
anak terutama pada usia 0-6 tahun. Pada kenyataannya, saat ini mendongeng sudah
mulai ditinggalkan orangtua yang digantika dengan tontonan televisi dan parahnya tanpa
lewat mendongeng, orang tua sangat berperan dalam mendukung peningkatan kualitas
Menurut pendapat Kak Seto, anak dapat dirangsang untuk mengembangkan daya
sampai usia sekolah, memang tidak bisa dibiarkan sendiri untuk berkembang. Kadang,
potensi yang sudah ada dalam dini anak masih harus dibantu oleh orang-orang
mendongeng bagi mereka," ungkap psikolog anak, Efnie Indrianie, dalam talkshow
bersama Wall's Dreamy Creamy di Hongkong Cafe, Jakarta, Senin (14/5/2012) lalu.
Sampai saat ini kegiatan mendongeng sudah banyak ditinggalkan oleh para orangtua,
karena dianggap merepotkan dan membuat mereka semakin lelah setelah seharian
untuk menidurkan anak, tapi lebih berfungsi untuk meningkatkan kedekatan ibu dan anak,
perkembangan psikologis dan kecerdasan emosional anak, serta beberapa manfaat lain
“Mendongeng memiliki elemen penting dan vital bagi kuncup-kuncup pikiran anak.
Sampai anak berusia enam tahun, pola otak secara alami menyebabkan anak memiliki
rasa ingin tahu untuk menjelajahi semua hal yang ada di sekitarnya,” kata Eddy.
Masih menurut Eddy, kekuatan mendongeng tidak boleh diremehkan. Lebih lanjut
disampaikannya, mendongeng itu mampu merangsang rasa cinta pada daerah serta
untuk membuat cerita dan permainan, ini adalah faktor kunci dalam pemikiran kreatif
mereka dan dapat menentukan jenis pendidikan, karir dan kehidupan yang mereka miliki.
Dengan imajinasi ini muncul sebuah literasi budaya; dongeng sering kali mencakup
berbagai budaya dan cara melakukan sesuatu. Mereka mengajar anak-anak tentang
perbedaan budaya di dunia di luar bakat mereka sendiri sehingga mereka ingin tahu hal-
Berdiri kuat dalam dongeng kuda sihir dan sandal kaca adalah tulang punggung
moral. Dongeng memiliki pelajaran moral yang kuat, perkelahian antara kebaikan &
kejahatan, cinta dan kehilangan, dan pelajaran ini menular pada anak-anak kita.
Menurut The Telegraph, Nyonya Goddard Blythe, direktur Institute for Neuro-
kepada anak-anak pemahaman tentang benar dan salah, bukan melalui pengajaran
Cerita dongeng mengajari anak-anak bahwa kebaikan akan selalu menang dan,
meski hal ini mungkin tidak benar dalam aspek dunia nyata, pelajarannya sederhana dan
penting. Jadilah pahlawan, bukan penjahat. Belajarlah untuk berharap lebih baik.
keputusan karakter dan mengetahui bahwa apa yang akan terjadi pada mereka
bergantung pada pilihan yang mereka buat. Tidak semua karakter bisa menjadi teladan
yang baik, bahkan keputusan tersebut bisa menjadi boomerang bagi mereka, atau
pangeran sembrono (atau tidak cakap). Apa yang diajarkan cerita-cerita itu, adalah
bahwa ketika hal-hal buruk terjadi, Anda memiliki keputusan untuk dibuat. Jika Anda
Cerita dongeng tidak hanya mempersiapkan anak-anak kita untuk masyarakat dan
dalam diri mereka sendiri. Psikolog anak Bruno Bettelheim, yang mengkhususkan diri
membantu anak-anak dalam mengatasi kecemasan mereka, hingga saat ini, tidak dapat
menjelaskannya. Dalam dongeng anak-anak sering menjadi karakter utama dan lebih
sering daripada tidak akan menang melawan kejahatan cerita. Pembaca bisa
berhubungan dengan ini dan menemukan pahlawan dongeng dalam diri mereka.
dunia lain dimana naga terbang dan para pangeran berkelahi. Kenangan saya akan
kegembiraan yang luar biasa saat ayah saya pulang dengan buku Harry Potter terbaru
masih membuat saya tersenyum. Permainan yang saya mainkan dengan teman-teman
di kebun kami tak terbantahkan oleh imajinasi kami, yang masih berenang dalam cerita
semalam.
Entah itu untuk pelajaran moral tidak langsung, meningkatkan imajinasi mereka
atau karena anak Anda tidak dapat membuat anak itu mebaca buku, maka anak itu harus
menciptakannya sendiri dan pastikan mereka tahu bahwa mereka bisa menang melawan
3.4 Bagaimana cara mendongeng bagi orangtua kepada anak yang baik
dan benar?
Ada yang berpendapat bahwa dongeng baru optimal diberikan pada anak. saat
mereka sudah lancar berbicara atau bahkan sudah memasuki usia Taman Kanak-
Kanak/PAUD. Saya kurang sependapat dengan hal itu. Seperti saya kemukakan
sebelumnya bahwa dongeng sudah dapat mulai diberikan pada anak sejak ia masih di
dalam kandungan. Namun mungkin yang perlu digarisbawahi di sini adalah metode
mendongengnya. Tentu tak sama dongeng yang kita berikan untuk bayi, balita maupun
anak usia sekolah. Sepanjang pengetahuan dan pengalaman saya, sebaiknya cara
Sebaiknya mendongeng tidak usah memakai buku tapi dikarang saja ceritanya
agar Anda bisa memaksimalkan gerakan tubuh, ekspresi wajah dan intonasi suara. Ini
akan ditangkap dengan lebih baik oleh bayi. Atau jikapun memakai buku. berikanlah buku
yang bertekstur lembut, agar tak melukai anak. Gambarnya pun dipilih yang berukuran
Di usia anak sudah bisa diperkenalkan dengan buku cerita yang memuat banyak
gambar dengan buku cerita yang memuat banyak gambar dengan huruf dan angka
berukuran besar dan jelas. Dongeng juga sebaiknya dipilih yang ceritanya berkaitan
dengan aktifitas sehari-hari, misalnya manfaat makan sayur dan buah serta manfaat
menggosok gigi. Ini berguna untuk menasehati anak secara tidak langsung. Dua anak di
usia pra sekolah kadang ada anak yang sudah bisa membaca maka baik jugha diberikan
Anak usia sekolah seperti ini, orangtua bisa memberikan buku/majalah pada anak.
Namun sebaiknya dilihat dulu isi buku/majalah tersebut, jangan sampai ada
kata/kalimat/gambar yang negatif atau belum selayaknya ‘dikonsumsi’ oleh anak. Apabila
huruf tersebut menjadi rangkaianya kata dalam kalimat sehingga memiliki makna.
Ciptakan bahwa mendongeng adalah sesuatu yang ditunggu oleh anak. Yang
Hindari mendongeng saat sudah lelah, karena bisa jadi tidak optimal baik saat proses
mendongeng ataupun menjawab pertanyaan dari anak. Juga ketika anak sudah jenuh
dongeng dongeng, hentikan saja. Ajak ia melakukan aktifitas lain yang disukainya. Satu
lagi. hindari menakut-nakuti anak secara tak logis melalui dongeng. Contohnya saja :
Jangan mendongeng tentang hantu yang menyeramkan yang suka memakan anak-anak.
Ini selain berbohong juga menumbuhkan sikap penakut pada diri anak.
Cara mudah menjadi pendongeng bagi anak adalah para orangtua maupun guru
harus memiliki daya imajinasi yang kuat atau memiliki minat baca yang tinggi agar dapat
mentransformasikan apa yang telah dibacanya kepada anak dan tentu dengan bahasa
yang mudah dipahami anak. Dan cara lain bagi orangtua yang suka menonton film dapat
mengajak anak namun harus pandai memilih dan memilah cerita yang sesuai dengan
usia anak.
Jika kita sulit memulai untuk mendongeng bagi anak maka wajib bagi orangtua
dan guru untuk mencari referensi dari buku-buku atau dengan sering-sering melihat story
televisi. Sedangkan cara mudah dan instan adalah dengan belajar dan sang ahli dongeng
lalu mempraktekkannya secara terus menerus. Dari sini, kita akan menjadi pendongeng
Salah satu cara untuk menyampaikan pesan moral kepada anak adalah melalui
media bercerita atau mendongeng. Dengan bercerita atau mendongeng, kita bisa
memberikan nilai-nilai dan pembentukan kepribadian anak tanpa ada kesan menggurui.
Disamping itu pula dengan mendongeng akan mendekatkan orangtua dengan anak
ataupun guru dengan murid sehingga keterikatan dan kedekatan hati akan berbentuk.
Ketika kedekatan ini sudah terbentuk maka kita akan lebih mudah untuk mendidik dan
mengarahkan anak.
Dalam mendongeng atau bercerita agar menarik untuk anak perlu diperhatikan
beberapa hak, diantaranya adalah : isi cerita, pembawaan cerita dan usia pendengar
Agar memudahkan dalam mencari cerita buat anak berikut ini adalah batasan-
Anak diusia ini biasanya belum mengetahui dengan baik tentang isi cerita. Oleh
karena itu, lebih tepat apabila kegiatan bernyanyi dalam mendongeng diperbesar
porsinya. Untuk kelompok usia ini, dongeng yang cocok adalah cerita yang berhubungan
dengan binatang. Misalnya : tentang kodok, cicak, bebek dan lainnya sebagainya.
Penguasaan yang harus dikuasai oleh pendongeng adalah tentang meniru suara
binatang tersebut.
Selain cerita tentang binatang, cerita ini bisa juga yang berhubungan dengan
tumbuhan, misalnya : tentang bunga melati, bunga mawar atau buah duren, buah apel,
dan lain sebagainya. Untuk konsep ceritanya, anda bisa mengkreasikan sendiri.
Anak pada usia ini sudah mulai kritis dalam mendengarkanm dongeng/cerita.
Anak-anak akan menyukai cerita yang menyenang dan menggembirakan. Pada usia ini
juga si anak sudah bisa untuk melihat sisi baik dan sisi buruk dari cerita yang
didongengkan oleh guru atau orangtua. Untuk konsep cerita, kita bisa mengambil kisah-
kisah rakyat seperti : legenda Malin Kudang, si kancil. Bawang merah dan bawang putih
dan masih banyak lagi inspirasi cerita rakyat lainnya yang bisa kita ambil
mendengarkan cerita dengan sikap yang baik dan akan bersifat kritis terhadap cerita
dengan sikap yang baik dan dan akan bersifat kritis terhadap cerita perlu dilakukan
langkah pendekatan terhadap anak yaitu dengan cara mengajaknya anak agar nantinya
mau mendengarkan cerita dengan baik. Untuk kelompok usia ini biasanya lebih tertarik
dengan cerita-cerita fiksi. Contohnya : tentang cerita petualangan, detektif cilik, manusia
Penyesuaian cerita dengan usia anak perlu diperhatikan dengan baik agar visi dan
misi sebuah cerita tersampaikan dengan baik kepada anak-anak. Apabila tidak
disesuaikan dengan usia anak maka bisa jadi cerita tidak akan menairk buat anak
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan dari bab I sampai dengan Bab
1. Berdasarkan data yang penulis sampaikan dari studi pustaka dan pendapat
banyak hal, teruataa kecerdasan dan empati anak dapat ditingkatkan melalui
dongeng.
2. Berdasarkan data yang penulis sampaikan dari studi pustaka dan pendapat
para ahli mengenai manfaat dongeng terhadap kecerdasan dan empati anak,
orang tua dan juga anak, sehingga orang tua perlu mendongengkan anaknya
3. Berdasarkan data yang penulis sampaikan dari studi pustaka dan pendapat
menggunakan metode yang disesuaikan dengan umur anak, agar anak mau
oleh anak.
4. Berdasarkan data yang penulis sampaikan dari studi pustaka dan pendapat
dongeng yang sesuai dengan umur anak agar dongeng yang disampaikan
4.2 Saran
bagi para orang tua pada umumnya, sangat dianjurkan untuk meningkatkan
kecerdasan dan empati anak terutama pada masa periode emas yang hanya
terjadi 1 kali dalam kehidupan dan rentan waktuknya yang sangat sebentar melalui
pemberian stimulasi yang mudah diserap oleh anak, salah satunya dan cara yang
cukup mudah dilakukan yakni melalui dongeng. karena jika periode itu dilewatkan
Dan juga khususnya para orang tua sangat dianjurkan dan perlu
peran penting baik bagi orang tua maupun sang anak, karena manfaat dongeng
yang dapat menjadikan hubungan orang tua dan anak menjadi lebih harmonis,