PENDAHULUAN
Anak adalah amanah dari Allah SWT yang Dia berikan kepada siapa yang
memerlukan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan dasar-dasar yang benar.
Oleh karena itu, setiap orang tua harus mengetahui bagaimana cara memberikan
pendidikan kepada anak-anak yang merupakan amanah dari Allah SWT itu.
Masa Usia Dini disebut juga sebagai golden age atau masa keemasan. Pada
masa keemasan tersebut, anak mulai peka atau sensitif terhadap berbagai rangsangan
dan sangat menyukai buku cerita dengan gambar-gambar yang menarik. Usia dini
juga dikenal sebagai masa awal, dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat dalam bidang fisik motorik, sosio emosional, kognitif, bahasa, agama, dan
Pada usia golden age, anak harus diberikan informasi yang mudah untuk
dicerna dan mudah untuk proses oleh anak, seperti buku cerita bergambar. Menurut
Ifatun Fauziah (2020) pendidikan bagi anak usia dini adalah menggali pengalaman -
inderanya. Anak dapat belajar melalui apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, lalu
mereka masing-masing.
Bahasa merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan dalam
pendidikan anak usia dini, diarahkan agar anak mampu menggunakan dan
Pengembangan bahasa pada anak usia dini lebih pada urutan mendengar, berbicara
Menurut Laili Fitria (2015) salah satu media pembelajaran yang sesuai untuk
anak usia dini adalah media buku cerita bergambar. Melalui metode bercerita dengan
kemampuan mendengar dalam menyimak isi cerita. Mengasah logika berpikir dan
rasa ingin tahun dalam menebak akhir cerita. Menanamkan minat baca anak untuk
tersebut dalam karya tulis ilmiah berjudul “Peran Buku Cerita Bergambar Terhadap
Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai dengan latar belakang yang
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan karya ini untuk
mengungkapkan tentang :.
anak.
suatu mode yang menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat menegenai
Teknik penulisan yang digunakan dalam membuat karangan ilmiah ini adalah
teknik bibliografi atau teknik telaah pustaka. Telaah pustaka merupakan kajian kritis
atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis 4 oleh para peneliti atau Ilmuan yang
diakui kepakaran dalam bidangnya, yang meliputi berbagai sumber pustaka yang
membahas satu topik/masalah penelitian yang spesifik (Pedoman Karya Tulis Ilmiah,
hlm 9).
Adapun sistematika penulisan karya ilmiah secara garis besar sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
LANDASAN TEORI
“Buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan teks
narasi secara verbal dan disertai gambar – gambar ilustrasi.” Nurgiyantoro (2005).
Lukens (2003) mengatakan “ilustrasi cerita dan gambar merupakan dua media yang
berbeda, tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk perpaduan.”
Micthel (dalam Paul C. Adam 2014) mengatakan “buku cerita bergambar adalah
buku yang menyampaikan cerita bergambar dan teks dan keduanya saling menjalin.”
Eka Mei dan Enny Zubaedah (2019) mengatakan bahwa “buku cerita
bergambar adalah cerita berbentuk buku, terdapat gambar sebagai perwakilan cerita
yang saling berkaitan dan juga terdapat tulisan yang dapat mewakili cerita yang
ditampilkan oleh gambarnya. Melalui media gambar dapat memperkuat daya ingat
didukung oleh Toha-sarumpaet (dalam Eka Mei dan Enny Zubaedah, 2019) yang
menjelaskan bahwa “buku cerita bergambar adalah buku yang menyuguhkan cerita
buku yang berisi gambar dan kata-kata, namun gambar dan kata-kata tidak berdiri
bergambar adalah sebuah cerita berbentuk buku yang menampilkan teks secara narasi
yang disertai dengan gambar ilustrasi, dikatakan juga Menurut McElmeel (2002),
1) Fiksi
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan cerita khayal, rekaan, atau sesuatu
yang tidak terjadi sungguh – sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi adalah
cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat sesuai imajinasi
penulis.
2) Historis
Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau kenyataan
di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, tempat, atau karakter yang
3) Informasi
Buku informasi adalah buku – buku yang memberikan informasi faktual. Buku
informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk
menambah keterampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas tertentu
bagi anak.
4) Biografi
Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal mulanya bersumber dari
6) Kisah nyata
Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau
peristiwa
salah satu komunikasi yang mengandalkan kekuatan dan kompetensi berbahasa, kata-
kata, frasa, kalimat, paragraf, dan ujaran, dengan vokal dan penampilan yang
pendukung.
dan jaringan otot tubuh manusia untuk memberi tanda-tanda yang dapat didengar
(audible) dan dapat dilihat (visible) agar maksud dan tujuan dari gagasan-gagasannya
Jalongo (dalam Eka Mei dan Enny Zubaedah, 2019) menjelaskan berbicara
adalah ungkapan ekspresi dari bahasa yang dikeluarkan melalui mulut atau secara
lisan. Bicara mengambil peran penting dalam berinteraksi dan bersosialisasi. Pada
adalah suatu komunikasi dan ekspresi yang dikeluarkan melalui mulut yang
manusia untuk memberi tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan dapat dilihat
Anak adalah seseorang yang berada pada usia 0-8 tahun. anak usia dini adalah
anak yang berusia antara 3-6 tahun, suyadi (dalam artika, 2018) Abu Huraerah (2018)
menyatakan bahwa “anak adalah tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita
bangsa. Anak memiliki peran strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan negara
di masa mendatang.” Hartati (2005) menyebutkan bahwa “masa usia dini disebut
seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
yang belum dewasa dan seseorang yang belum mencapai usia batas legitimasi hukum
sebagai subjek hukum atau layaknya subjek hukum nasional yang ditentukan oleh
perundang-undangan perdata.”
yang masih kecil, yaitu yang baru berumur 6 tahun. Menurut kesepakatan UNESCO
anak usia dini adalah anak yang rentan pada usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut
UNICEF Pasal 1 tentang Konvensi Hak Anak : Versi anak dikatakan bahwa “anak
adalah semua orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali ditentukan lain oleh
seseorang yang berada dalam usia golden age atau masa keemasan juga seseorang
yang memiliki kepekaan tinggi, tunas, potensi dan juga jiwa penerus bangsa, yang
umurnya masih dibawah 18 tahun, belum dewasa dan seseorang yang belum
PEMBAHASAN
dipastikan orang tersebut akan memiliki banyak pengetahuan serta keterampilan yang
akan membantu dirinya sendiri dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak
ia kuasai, sehingga orang yang banyak membaca akan memiliki kualitas melebihi
orang yang tidak menaruh minat pada kegiatan membaca (Azmi, Ala, Kayla, 2021)
yang sangat penting dalam kehidupan anak, sebab melalui bahasa anak dapat
pikirannya kepada orang lain. Bahasa juga memberikan pengaruh yang besar dalam
perkembangan anak. Dengan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi
Saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, anak akan
mendapatkan banyak sekali kosa kata, sekaligus juga mengekspresikan dirinya. Anak
berbahasa tersebut diperoleh melalui suatu hubungan yang teratur, yaitu pada masa
kecil anak belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar
berbicara anak dapat menjaga kondisi berhubungan dengan orang lain baik di
Penggunaan buku cerita bergambar merupakan pilihan yang tepat bagi anak.
Buku bergambar merupakan buku pertama yang dimiliki oleh anak dalam
yang didalamnya terdapat kata dan gambar, buku cerita bergambar terdiri dari gambar
dan teks yang saling berkaitan. Keduanya saling melengkapi agar dapat
Buku cerita bergambar merupakan tipe buku yang pertama dipilih oleh
kebanyakan orang dewasa untuk dibaca bersama anak-anak, buku cerita bergambar
merupakan buku yang dapat digunakan bagi anak. Buku ini dapat dijadikan sebagai
artinya gambar tersebut dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak
menjadi lebih realistis. Menurut Edgar Dale (dalam Elvin Novita, 2019) gambar
dapat mengubah tahap - tahap pengajaran, dari lambang kata verbal symbolis atau
penyampaian melalui kata, beralih kepada tahapan yang lebih konkret yaitu lambang
Reed et al. (dalam Eka Mei, Enny Zubaedah, 2019) menjelaskan bercerita
melalui buku cerita bergambar dalam kelompok teman sebaya dapat menstimulasi
penalaran bagi anak usia 4,5 sampai 6 tahun. Gambar dalam buku cerita akan lebih
efektif bagi anak dalam memahami cerita dibandingkan dengan cerita yang hanya
dalam satu kali melihat, berbeda dengan tulisan yang perlu dipahami sedikit demi
sedikit. Melalui gambar, anak akan diajak atau dituntun untung menghubungkan apa
yang dibaca dengan ilustrasi yang ada dalam buku. Gambar dapat menciptakan
sebuah suasana jiwa melalui latar gambar atau membuat anak lebih mendalami
tentang tokoh dengan melihat rona wajah dan pakainnya. Anak bisa melihat warna
pakaian, bentuk wajah tokoh, suasana cerita dan sebagainya dengan bantuan ilustrasi
cerita.
waktu berdiskusi, melalui buku dapat membantu guru agar membangun kosakata,
kosakata yang berada dalam buku cerita tersebut, pada dasarnya anak memilik sikap
imitatif atau bersifat suka meniru. Sesuai dengan buku yang diterjemahkan oleh al –
Gazira (2001) hasil karangan dari M. Sa’id Mursy, dikatakan bahwa karakteristik
anak diantaranya adalah selalu ingin meniru apa yang ia lihat maupun dengar, dalam
kegiatan bercerita anak akan melihat kosa kata baru atau mendengar dari yang
kosakata yang tertera dalam buku cerita bergambar, dan bahkan sebagian dari mereka
Dalam buku yang ditulis oleh Nur Aini, Syarif, Abdul (2018) mengatakan
bahwa waktu untuk bercerita dapat dilakukan kapan saja karena bercerita mampu
membawa manfaat atau nilai positif bagi anak terutama dalam keterampilan
berbicara, bercerita dapat dilakukan ketika dalam perjalanan orang tua ke kantor
sekaligus mengantar anak ke sekolah dengan suara yang kencang juga ekspresif, hal
tersebut dapat membantu anak untuk berbicara didepan umum, Jadi waktu bercerita
sebenarnya sangat fleksibel karena dapat dilakukan pada pagi, siang, sore, atau
malam hari, dengan syarat orang tua mampu menyiasati kapan waktu yang tepat
Namun yang terpenting dalam bercerita bukanlah kapan waktu yang tepat
untuk bercerita tetapi kualitas dan kuantitas. Kusumo Priyono (dalam Nur Aini,
dengan usia anak, untuk usia 1—4 tahun durasi bercerita efektif yang diberikan
adalah 5 sampai 7 menit, Usia 4—8 tahun berdurasi 10 sampai 5 menit, dan untuk
Untuk metode baca yang bisa gunakan adalah metode variatif dan kreatif
karena lebih efektif dan disukai oleh anak-anak untuk mengajarkan pendidikan
karakter. Seperti pada umumnya anak adalah seseorang yang masih dalam usia
golden age yang bahkan tidak bisa diam. Selalu bergerak dalam belajar dan
menemukan hal-hal baru di lingkungan mainnya. Oleh karena itu sebagai orang tua
harus jeli dalam menemukan ide-ide agar anak dapat fokus saat kegiatan bercerita,
olah ia berada didalam cerita tersebut, hal ini juga dapat membantu anak dalam
Berdasarkan hasil survei yang telah Elvin Novita, dkk (2019) lakukan di
menulis di papan tulis atau dengan menggunakan ceramah saja, guru jarang
menggunakan media pembelajaran yang biasanya sangat disukai anak dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga anak terlihat bosan, tidak memperhatikan, sibuk sendiri dan
Kondisi seperti ini dapat menjadi salah satu penyebab keterampilan berbicara
pensil siapa” anak mengucapkan “pensil ini siapa”, kata “bola besar” diucapkan
“besar bola”, 2) Mayoritas anak belum dapat menceritakan apa yang dilakukannya
pada waktu pagi hari sebelum berangkat sekolah dengan sederhana, 3) Masih banyak
anak yang belum dapat bertanya dengan benar misalnya “bu sapunya mana?” yang
seharusnya “bu dimana sapunya?”, 4) Masih banyak anak yang salah belum dapat
observasi pada PAUD Witri 1 Bengkulu, pada penelitian yang ia lakukan, ia telah
membagi subjek menjadi dua kelas, yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas
permainan. Sedangkan pada kelas eksperimen anak di ajak untuk bermain dan belajar
kemampuan perkembangan bahasa pada anak. Selanjutnya pada metode belajar yang
menggunakan media cerita gambar, hanya metode bercerita saja, metode ceramah dan
perlakuan kelompok anak yang menggunakan media cerita bergambar pada anak
bahasa rendah yang memperoleh pembelajaran dengan media cerita bergambar lebih
baik dibandingkan dengan anak yang memiliki perkembangan bahasa rendah yang
demikian secara keseluruhan media cerita bergambar untuk anak pada kegiatan
pembelajaran lebih baik untuk menghasilkan kemampuan perkembangan bahasa
anak.
Mutia Afnida, Fakhriah, Dewi Fitriani pada tahun 2016 juga telah melakukan
observasi pada beberapa PAUD, Pada tiap PAUD yang diteliti, terdapat perbedaan
pengembangan kemampuan bahasa anak dengan cara meminta anak mengulang cerita
menggunakan buku cerita bergambar sehingga minat dan kemampuan bahasa anak
Pada PAUD yang kedua, guru hanya terfokus dalam penyampaian isi cerita
anak kurang berkembang, Dan terakhir, Guru menggunakan buku cerita bergambar
ketika tidak ada lagi kegiatan pembelajaran dikarenakan sistem pembelajaran terfokus
pada hafalan surah dan doa, hal tersebut berdampak terhadap minat serta kemampuan
bahasa anak yang tidak terarahkan dengan baik. Pada PAUD yang kedua guru hanya
terfokus pada penyampaian isi cerita tanpa memperhatikan anak yang mungkin tidak
mengerti dengan yang dibicarakan oleh guru, apa maksud kosa kata yang disebutkan
oleh guru, hal tersebut akan membuat anak menjadimerasa bosan, cenderung bicara
memusatkan perhatian dan kurang mampu memahami materi yang disampaikan guru.
Hal ini disebabkan karena strategi dalam proses pembelajaran yang monoton.
Pada PAUD yang terakhir guru hanya menggunakan buku cerita bergambar
ketika tidak ada lagi kegiatan pembelajaran yang rata – rata di isi dengan kegiatan
hafalan – hafalan, saat pembelajaran selesai anak akan lelah setelah kegiatan seharian
yang ia lakukan, di pikirannya hanya ingin istirahat dan makan, karna itu saat guru
menggunakan buku cerita bergambar saat kegiatan pembelajaran selesai anak tidak
akan fokus pada yang disampaikan apalagi penggunaan bahasa serta kosa kata yang
digunakan.
bahasa yang dimiliki oleh anak melalui penggunaan buku cerita bergambar dapat
menghasilkan tingkat kemampuan bahasa yang berbeda-beda, yaitu ada yang berada pada
pendapatnya kepada orang lain, dan dapat menyatakan alasan terhadap sesuatu yang
diinginkan atau ketidaksetujuan tanpa keraguan. Dan juga ada yang berada pada tingkat
kemampuan yang ke-2 yang mana anak mampu mengutarakan pendapatnya kepada orang
lain, tetapi kurang mampu dalam menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan
atau ketidaksetujuan.
kepercayaan diri anak (dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita buku
bergambar anak dilatih untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan sederhana, maka
secara tidak langsung akan menambah rasa percaya diri anak), dapat meningkatkan
keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran (dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode bercerita buku bergambar anak diajak untuk bertanya dan
pembelajaran ini anak aktif mengomentari cerita yang disampaikan guru, bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan sendirinya kemampuan berbicara akan
meningkat juga).
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Buku cerita bergambar adalah media buku bercerita yang memiliki bahasa
yang ringan, mudah untuk dipahami semua kalangan terkhusunya anak, juga
buku cerita yang memiliki gambar menarik untuk dilihat serta memiliki
banyak warna.
dimaksud tersampaikan.
dalam menyampaikannya, tidak hanya itu buku cerita bergambar juga berperan
kosakata, dan juga meningkatkan minat baca yang tinggi pada anak.
4.2 Saran