Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SASTRA ANAK

Pemilihan Bahan Bacaan Anak Berdasarkan Tahap Perkembangan Anak

Dosen Pengampu : Ridwan, S.S., M.A

Disusun Oleh:

Rani Adriani : 220511500010

Nur Fidah : 220511501023

Nur Laila : 220511501032

Davina : 220511502008

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGRI MAKASSAR

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra dapat diartikan sebagai refleksi dari kehidupan nyata dan hasil refleksi
dari realitas kehidupan yang dilihat. Karya sastra merupakan ungkapan perasaan seseorang
yang dituangkan melalui tulisan atau cerita (Munaris dalam Latuconsina, 2022:1). Karya
sastra diciptakan oleh sastrawan bukan untuk dibaca sendiri, tetapi ada gagasan, ide,
pengalaman, dan amanat yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca (Setiaji dalam
Latuconsina, 2022:2). Sastra mencakup penemuan kebenaran tentang sifat manusia. Sastra
juga menawarkan berbagai bentuk cerita untuk menginspirasi pembacanya dalam melakukan
sesuatu. Apalagi jika pembacanya adalah anak-anak yang baru mengembangkan imajinasinya
dengan berbagai macam cerita, baik cerita tersebut masuk akal atau tidak. Dalam proses
perkembangan dan tahapan pembentukan kepribadian, anak selalu ingin tahu terhadap segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan di sekitarnya. Oleh karena itu, anak selalu penasaran
dengan informasi yang dapat diakses oleh pikirannya. Informasi yang diakses dapat diperoleh
dari berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik. Namun anak belum mempunyai
kemampuan dalam memilih dan menyaring informasi. serta bahan bacaan yang sesuai dengan
tahap perkembangan anak. Secara umum, anak-anak suka membaca apa pun yang ditemui
dan disenanginya dan suka meniru apa yang dia lihat dan dengar di sekitarnya. Bahan bacaan
yang digunakan anak tentunya akan berdampak pada perilaku, sikap dan psikologinya dalam
kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja tahapan-tahapan bahan bacaan dalam perkembangan intelektual anak?


2. Bagaimana bacaan anak untuk tahap sensorimotor, praoperasional, operasional
konkret, dan operasional formal?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja tahapan-tahapan bahan bacaan dalam perkembangan


intelektual anak.
2. Menhgetahui bacaan anak dalam tahap sensorimotor, praoperasional, koperasional
konkret, dan operasional formal.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan-Tahapan Bahan Bacaan Dalam Perkembangan Intelektual Anak

Kemampuan membaca di usia dini adalah aspek yang penting untuk dikembangkan
pada anak. Melatih anak sejak usia belia tentunya di kembangkan berdasarkan tahap
perkembangan intelektual anak. Mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu membaca
dapat melatih anak untuk memahami makna dari kata atau kalimat, juga dapat memahami
bahwa Bahasa lisan dan tulisan memiliki keterkaitan. Namun, perlu di pahami bahwa bahan
bacaan anak juga harus di sesuaikan dengan perkembangan intelektualnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Mursalin dan Setiaji dalam Latuconsina, 2022:4)
yang menyatakan bahwa setiap tahap dan perkembangan anak memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Oleh sebab itu, tanggapan terhadap bahan bacaan yang dikonsumsi oleh anak-
anak pun harus berbeda pula sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Menurut (Zulela
dalam Latuconsina, 2022:4), pengelompokkan tahap perkembangan intelektual anak ada
empat tahapan. Bahan bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak
diuraikan sebagai berikut.

1) Bahan Bacaan Anak Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)


Tahap sensorimotor merupakan tahap pertama perkembangan anak yaitu periode
0-2 tahun. Disebut sensorimotor karena perkembangan anak diperoleh melalui informasi
dari indera (senses) dan bodi (motor). Nurgiyantoro (2005:200) mengatakan bahwa
karakeristik utama seorang anak dalam tahap ini adalah belajar melalui persepsi indera
dan aktifitas motor serta mengembangkan pemahaman sebab akibat atau hubungan-
hubungan berdasarkan sesuatu yang dapat diraih atau dapat berkontak langsung.
Berdasarkan sebab-akibat yang timbul berdasarkan kontak fisik. Pada tahap ini anak
belum mampu membaca oleh karena itu disitulah peranan orang tua atau pendidik
memperkenalkan karya sastra anak dengan membacakannya. Pengenalan karya sastra
pada usia ini bisa di mulai dengan menggunakan buku timbul berwarna atau pengenalan
huruf yang berbentuk tiga dimensi supaya anak dapat bermain dan juga belajar. Dalam
tahap ini, anak juga lebih menyukai suatu bunyi-bunyian atau dendang lagu yang dapat di
lakukan orang tua dengan pembacaan dongeng, menyanyikan lagu atau musikalisasi
puisi.

2) Bahan Bacaan Tahap praoperational (2-7 tahun)


Pada usia 2-7 tahun, karakteristik intelektual anak sudah mulai berkembang. Anak
pada tahap ini mulai mampu mengoperasikan sesuatu yang bersifat aktivitas mental dan
tidak lagi semata-mata bersifat fisik (Nurgiyantoro, 2005:201). Hal tersebut ditandai
dengan aktifitas Anak yang sudah mampu mengekspresikan kemampuannya misalnya
menirukan gerakan, menggambar, bercerita dll. Tahap perkembangan ini, merupakan
periode yang baik dalam membentuk karakter anak. Pada tahap ini anak senang
berimajinasi dan berfantasi. Berdasarkan hal tersebut anak-anak lebih mengemari cerita-
cerita fantasi yang penuh keajaiban dan jauh dari alam nyata. Cerita fantasi tersebut dapat
tampil dalam latar, alur cerita maupun tokoh yang ada dalam cerita Misalnya kesaktian
sesorang, keajaiban tokoh, dll. Cerita yang dikonsumsi anak-anak pada tahap ini
umumnya sudah dikemas dalam bentuk film seperti, film petualangan Sherina,
Doraemon, Kapten Tsubasa, Saras Pembela Kebenaran dan lain-lain. Selain film, anak
juga bisa di kenalkan dengan mainan Boneka Jari sebagai penggambaran cerita yang anak
minati seperti fantasi, dongeng, dan sebagainya. Buku bergambar juga dapat menjadi
pilihan untuk bahan bacaan anak pada tahap ini.
3) Bahan Bacaan Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Ketka Anak sudah berusia 7-11 tahun, maka intelektual anak sudah mulai
berkembang dan dapat memahami logika. Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik
anak yang sudah mampu membuat klasifikasi sederhana seperti membedakan objek,
warna, sifat dan karakter, mampu mengembangkan imajinasi seperti imajinasi ke masa
lalu atau masa depan, dan Anak juga sudah mampu memperoleh ide-ide untuk
memecahkan permasalahan yang sederhana (Nurgiyantoro, 2005:202). Bahan bacaan
yang sesuai dengan anak dalam tahap ini seperti cerita-cerita fantasi yang dapat membuat
anak mengimajinasikan dirinya ke dalam masa atau waktu dan tempat seperti kisah
petualangan, kisah tradisional dan juga sejarah. Contohnya Detektif Conan dan cerita
Malin Kundang.
4) Bahan Bacaan Tahap Operasional Formal (11-12 tahun)
Pada usia 11-12 tahun, seorang anak sudah mampu memikirkan hal-hal yang
bersifat abstrak. Hal tersebut ditunjukkan melalui karakteristik yang dipaparkan dalam
Nurgiyantoro (2022:202-203) bahwa anak yang sudah mampu berpikir logis dalam
memecahkan masalah, serta mampu menyatakan suatu gagasan argumentasi merupakan
karakteristik anak usia 11-12 tahun. Anak mampu berpikir realistis dan sudah dapat
membedakan hal baik dan buruk. Selain itu anak juga sudah mulai menunjukkan minat
dan bakatnya, Oleh sebab itu bahan bacaan sastra anak yang dikonsumsi harus bersifat
kontekstual dan tidak menggurui. Dalam hal ini kontrekstual berarti harus mengacu pada
konteksnya atau pemaknaannya. Penulis juga harus memposisikan dirinya sebagai
pembaca dengan tidak melihat kebenaran dari satu sisi. Contohnya seperti Cerpen anak
dan juga puisi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Bahan bacaan dalam sastra anak umumnya disajikan dalam bentuk cerita naratif dan
puisi, dikemas secara menarik dan didominasi oleh gambar. Secara umum, bacaan sastra
anak meliputi buku bergambar, cerita rakyat, dongeng atau cerita binatang, legenda, mitos,
cerita fantasi, cerita sejarah, biografi, dan tokoh. Tema yang ditawarkan dalam bahan
bacaan anak juga harus menghindari topik yang mempengaruhi kehidupan orang dewasa,
seperti seks, cinta, kekerasan, kriminal, dll. Sastra anak juga perlu menggambarkan isi
bacaan yang susia dengan tahapan perkembangan anak-anak (Krisandi dkk, 2018:6). Bacaan
anak juga bisa berupa puisi, namun lebih mengutamakan keindahan bunyi bahasa. seperti
lagu anak-anak, lagu pengantar tidur, dll.
Daftar Pustaka

Krisandi, A.D.S, Febrianto, B., Cahya, K. A., Radityo, D. (2018). Sastra Anak: Media
Pembelajaran Bahasa Anak. Yogyakarta: Bakul Buku Indonesia.
Nurgiyantoro, B. 2005. Tahapan Perkembangan Anak Dalam Pemilihan Bacaan Sastra
Anak, Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2, 198-222.
Latuconsina, S. H., Setiaji, A. B., & Mursalin, E. (2022). Pemilihan Bahan Bacaan Sastra Anak
dalam Penanaman Nilai Pendidikan Karakter. Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra,
14(1), 01-08.

Anda mungkin juga menyukai