BAB II
KAJIAN PUSTAKA
makna pada tulisan yang dibaca, sehingga anak akan mampu berpikir
tentang apa yang dibaca. Pembelajaran membaca pada anak harus selalu
bertolak dari konteks dan penggunaan bahasa yang dapat diterima dengan
mudah oleh anak dan bukan hanya memberikan kata kata tanpa konteks
seharusnya tidak hanya mengajarkan huruf atau kata saja, tetapi juga
disertai dengan sesuatu yang dapat mewakili kata yang dibaca anak,
dan pemahaman. Setiap anak akan dapat membaca dengan baik apabila
merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi otak anak dengan
baik. Membaca bukan hanya sekedar dapat mengucapkan apa yang dibaca,
tetapi juga perlu diperhatikan apakah anak dapat memahami apa yang
dibaca atau tidak. Semakin muda usia anak dalam belajar membaca, maka
bacaannya, tetapi anak juga mampu memahami makna dari tulisan yang
dibaca.
kemampuan membaca anak dan kesadaran bunyi pada anak usia dini harus
bunyi kata.
tahap magis, tahap konsep diri, tahap membaca peralihan, tahap membaca
bacaan itu penting dan buku buku bergambar dapat digunakan untuk
Tahap konsep diri sudah mulai terlihat saat anak berusia tiga
tahun. Pada tahap ini anak menganggap dirinya sudah dapat membaca
anak sering menerangkan isi atau gambar dalam buku yang ia sukai
tahun. Anak mulai mengingat huruf atau kata yang sering ia jumpai dan
tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar akan fungsi bacaan dan cara
pada saat anak berusia 6-7 tahun biasanya sudah mencapai tahap ini. Pada
tahap ini anak sudah mulai dapat membaca buku sendiri dan mencoba
memahami makna dari apa yang ia baca. Buku bacaan bergambar yang
Pada tahap ini anak mulai menyukai buku. Anak banyak belajar
menggunakan buku dan mulai berpikir bahwa buku itu penting. Mereka
tahap ini anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mereka mulai
gambar. Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak dan
Keempat, tahap pengenalan bacaan. Pada tahap ini anak tertarik pada
tanda-tanda pada bacaan. Kelima, tahap membaca lancar. Pada tahap ini,
yaitu:
Pertama, tahap magic. Pada tahap ini anak belajar tentang guna buku,
mulai berpikir bahwa buku itu adalah sesuatu yang penting. Anak melihat
lihat buku, membawa bawa buku dan sering memiliki buku buku favorit.
Kedua, tahap konsep diri. Anak melihat diri sendiri sebagai pembaca,
mulai terlihat dalam kegiatan pura pura membaca, mengambil makna dari
gambar, membahasakan buku walau tidak cocok dengan teks yang ada dai
dalam buku.
Ketiga, tahap pembaca antara. Pada tahap ini anak memiliki kesadaran
mencatat kata kata yang berkaitan dengan dirinya dan pada tahap ini anak
Keempat, tahap lepas landas. Pada tahap ini anak mulai menggunakan tiga
sistem tanda yaitu grafofonik, semantik dan sintaksis. Mereka sudah mulai
Kelima tahap independen. Pada tahap ini anak dapat membaca buku yang
pada anak usia dini berlangsung dalam lima tahap, yaitu tahap magis
(membaca mandiri).
oleh guru dan orang tua adalah bagaimana menstimulasi potensi anak
berada diantara tahap membaca peralihan dan tahap membaca lanjut. Pada
tahap ini anak mulai tertarik dengan berbagai huruf atau bacaan yang ada
gambarnya dalam ukuran besar, kemudian anak mulai mengeja huruf serta
tahap ini, dapat disediakan berbagai gambar yang disertai dengan tulisan
dengan ukuran yang besar, kemudian ajak anak untuk membaca tulisan
dimengerti oleh orang dewasa. Ada anak yang mudah untuk diajak belajar
banyak juga anak-anak yang sulit sekali untuk diajak belajar. Butuh
metode yang tepat untuk mengajari membaca pada anak adalah dengan
kepada anak sebagai tokoh cerita. Dengan menggunakan metode ini, akan
salah satu unsur alat bermain anak, yaitu dengan cara menempelkan huruf
pada alat bermain yang digunakan anak. Dengan cara seperti ini, akan
tebak-tebakan.
anak. Kartu huruf dapat digunakan dalam metode ini, misalnya dengan
adalah anak dapat menggunakan pola bahasa mereka sendiri, mereka dapat
membaca lebih efektif dari pada membaca pola bahasa yang ada dalam
buku.
Ketiga, metode lihat dan katakan. Dalam metode lihat dan katakan, anak
buku cerita yang benar-benar menarik bagi anak. Anak tidak dapat
menangkap semua bacaan yang terdapat pada buku cerita, tetapi anak
cara mengeja huruf demi huruf pada saat membaca atau menulis kata.
dapat dieja menjadi /be/ /a/ = ba dan /je/ /u/ jadi semua menjadi “baju”.
“dasi”. Coba ulangi kata “dasi” dan dengarkan ada huruf apa saja pada
kata “dasi” itu? Kemudian anak mencoba mencari huruf yang terdapat
pola kombinasi huruf dan cara membaca merupakan modal yang sangat
penting dalam belajar belajar membaca. Sebagai contoh anak diberi huruf
“aba”.
memahami makna bacaan yang dibaca. Makna atau arti dalam bacaan
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks dan
fakta dan kejadian sehari hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori
teori serta penemuan dan temuan ilmiah canggih. Dalam hal ini membaca
yang diperlukan.
Kedua, untuk meningkatkan citra diri. Bahan bacaan yang dibaca berupa
sedih bahkan putus asa, dalam hal ini membaca merupakan penyaluran
yang positif.
hiburan, bahan bacaan yang dipilih adalah bacaan yang ringan atau bacaan
yang disukai.
Kelima, untuk mencari nilai keindahan atau pengalaman estetis, dan bahan
pada anak usia dini adalah untuk memperoleh kesenangan dan mengetahui
informasi atau kejadian yang sering dijumpai anak dalam kehidupan sehari
hari. Anak akan merasa bahagia ketika anak mampu membaca sesuatu
yang dilihat anak, karena rasa ingin tahu yang sedang berkembang dalam
sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor intelektual anak saja, tetapi ada faktor
anak, karena apabila anak telah siap untuk membaca, maka keberhasilan
anak dalam membaca akan lebih mudah diraih, tetapi apabila anak belum
siap untuk membaca maka anak perlu diberi motivasi dan mengkondisikan
perkembangan motorik.
menulis.
mudah dikendalikan dan akan lebih mampu bersabar, sehingga anak akan
apabila ada motivasi yang diberikan kepada anak. Dengan motivasi yang
kuat akan mendorong keberhasilan yang lebih baik. Beberapa cara yang
apabila tersedia bahan bacaan yang menarik bagi anak dan bahan bacaan
oleh interaksi personal (pengalaman baca tulis bersama orang tua, saudara
bacaan yang kritis dan mudah untuk dipahami oleh anak, karena bahan
bacaan yang terlalu sulit untuk dipahami dapat mematikan selera untuk
membaca.
dipengaruhi oleh faktor intelektual anak saja, tetapi ada faktor lain yang
Kanak asal sesuai dengan karakteristik anak. Dr. Tessa Webb (dalam
membaca sejak usia dini sangat penting untuk dilakukan, karena dengan
dengan mudah dan cepat, dan melalui kegiatan membaca dapat membuat
anak untuk mudah diatur dan mudah terkesan, karena anak usia dini pada
umumnya perasa.
Anak yang gemar membaca akan tumbuh menjadi orang yang yang
mereka.
sejak kecil akan berdampak sangat positif bagi perkembangan otak anak,
mereka, sehingga rasa ingin tahu yang sedang berkembang dalam diri anak
membaca sangat penting untuk diajarkan pada anak usia dini. Anak yang
anak yang kreatif dan percaya diri, anak dapat mengetahui banyak hal dan
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
pesan.
untuk menyampaikan pesan atau informasi dari guru kepada anak didik
yaitu gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar, dan
kata kata. Media lembaran balik (flip chart) merupakan susunan gambar-
gambar yang digantungkan pada suatu tiang gantungan kecil dan cara
media pembelajaran yang terbuat dari lembaran kertas manila yang berisi
pesan atau bahan pelajaran berupa gambar maupun huruf dalam ukuran
visual yang baik anak akan dapat membedakan perbedaan karakter masing
dikembangkan dan dibuat sendiri oleh guru pada pendidikan anak usia
dini. Media flip chart adalah lembaran kertas yang berisikan pesan atau
bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik dan merupakan media yang
dapat digunakan oleh guru pada pendidikan anak usia dini sebagai salah
satu cara untuk menghemat waktu tanpa menulis dipapan tulis. Penyajian
dalam media flip chart dapat berupa gambar, huruf, diagram dan angka.
balik ( flip chart) merupakan media visual yang tidak dapat diproyeksikan
yang berisi bahan ajar berupa gambar, huruf, angka atau diagram yang
terbuat dari lembaran kertas yang disatukan dengan ukuran yang sama
penyajian bahan ajar berupa gambar dan huruf dengan ukuran besar
anak usia dini haruslah dirancang dan direncanakan dengan baik sehingga
rajin. Sanaky (2009: 67) menyatakan bahan dan alat yang di butuhkan
bahan lain untuk membuat rangka gantungan. Kedua, kertas manila, flano
atau kertas tebal lain untuk menuliskan bahan pelajaran. Ketiga, pensil,
atau flano dengan ukuran besar, menggunakan huruf dengan ukuran besar
tulisan harus sama besar, apabila pengajar tidak dapat menggambar dengan
baik, dapat mengambil gambar dari majalah, buku dan koran kemudian
diperbesar.
kertas tersebut dijilid menjadi satu, kertas dilubangi agar mudah dijadikan
satu jilid, ketiga membuat dua bingkai kayu yang diikat bersama dengan
bingkai untuk tempat menggantung tali pita, kertas dan bingkai kayu
dapat dibuat dengan menyesuaikan jumlah dan jarak anak dalam melihat
gambar dan tulisan. Demikian juga dengan penempatan flip chart, harus
kertas yang ukurannya sama, kemudian kertas dijilid menjadi satu, kedua
kertas dilubangi agar mudah dijadikan satu jilid, ketiga membuat dua
bingkai kayu yang diikat bersama dengan kertas menggunakan dua baut,
tali pita, kelima kertas dan bingkai kayu dijadikan satu dengan baut.
dan huruf, menggunakan warna yang mencolok dan tebal pada gambar dan
huruf sesuai dengan yang diinginkan, kertas manila yang sudah berisi
bahan ajar berupa gambar dan huruf dilapisi dengan kertas karton agar
kuat dan tidak mudah sobek, kertas dijadikan satu kemudian dilubangi
pada bagian atas dan mengggantungakan kertas yang sudah dilubangi pada
pendidikan anak usia dini, media lembaran balik (flip chart) mempunyai
baik dan dapat digunakan berulang ulang, tidak banyak waktu yang
telah siap digunakan dan lembaran balik lebih menarik perhatian dan
minat pembelajar karena ukuran tulisan dan gambar yang besar dan materi
ringkas dan praktis, dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan
siswa.
media untuk pembelajaran bagi anak usia dini memiliki kelemahan yaitu
waktu dan tenaga, pengajar merasa kurang ahli untuk menulis dan
menggambar yang baik dan indah di lembaran balik dan pengajar merasa
balik (flip chart) memiliki beberapa kelebihan yaitu mudah dibuat dan
untuk dapat membuatnya sendiri. Selain itu, media lembaran balik lebih
waktu dan tenaga, pengajar merasa kurang ahli untuk menulis dan
menggambar yang baik dan indah di lembaran balik dan pengajar merasa
Chart)
lembaran balik, pengajar berada disamping kanan atau kiri media lembaran
menyesuaikan bahan ajar dengan tema, kertas yang berisi bahan ajar
digantungkan pada sebuah gantungan dari kayu atau besi yang berkaki
menggunakan media flip chart untuk pendidikan anak usia dini, guru harus
pokok bahan ajar yang disampaikan dalam media flip chart berupa gambar
dan tulisan yang dirancang dengan baik agar dapat dilihat dengan jelas,
pelajaran dalam media flip chart disusun dalam urutan logis dan rapi.
Kedua, menentukan teknik atau metode yang akan yang akan digunakan
chart dapat dijadikan sebagai alat atau penuntun guru pada saat
selembar demi selembar. Dengan cara seperti ini, dapat menjaga agar
flip chart yang akan digunakan dalam keadaan baik dan berfungsi, agar
Lebih lanjut Zaman, dkk (2009: 5.16) menjelaskan ada tiga langkah
yang harus diperhatikan oleh guru Taman Kanak Kanak pada saat akan
ke dalam lembaran flip chart. Pokok pokok isi pesan atau pelajaran yang
dituangkan dalam bentuk gambar dan tulisan harus dirancang dengan baik
agar dapat dilihat dengan jelas, mudah dipahami maknanya oleh anak dan
Kedua, memilih teknik atau metode yang akan digunakan oleh guru. Flip
pengajaran yang tepat maka maka media flip chart dapat membantu guru
Ketiga, guru harus memperhatikan apakah media flip chart yang akan
aluminium.
pembelajaran membaca.
peneliti berdiri disamping kanan atau samping kiri media agar anak
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
berikut :
baik.
direncanakan guru.
simbol () artinya perilaku anak belum sesuai dengan apa yang
yang diharapkan dalam SKH. Simbol () artinya perilaku anak melebihi
() digunakan untuk menilai anak yang belum berkembang (BB) sesuai
yang diharapkan.
2. Indikator Keberhasilan
yang sangat kuat antara belajar membaca dan menulis. Gerakan tangan
anak saat menulis huruf akan membantu kinerja otak anak untuk
memgingat pola atau bentuk huruf. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
pada saat anak belajar menulis anak akan sekaligus belajar membaca.
menulis anak akan diperkenalkan dengan tanda atau simbol huruf yang
dapat merangkai kata. Masing masing huruf berbeda dengan huruf lain,
membedakan dan mengingat huruf yang sedang ditulis oleh anak, sehingga
membaca pada anak dapat dioptimalkan dengan cara mengajak anak untuk
latihan menulis, karena pada saat anak menulis kita dapat mengenalkan
perbedaan masing masing huruf, sehingga anak akan lebih mampu untuk
Tingkat
Lingkup
Pencapaian Indikator
Perkembangan
Perkembangan
Kemampuan Membaca
dini yang menyajikan bahan ajar berupa gambar dan huruf dalam ukuran besar
disertai dengan tampilan warna yang menarik. Piaget ( dalam Suyanto, 2005:
55) menyatakan anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional. Pada
tahap ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas dan anak
mulai mengenal simbol dan tanda, termasuk gambar. Dengan gambar, akan
memudahkan anak untuk mengingat materi apa yang sedang dipelajari. Anak
akan lebih mudah memahami bacaan yang memang memiliki makna baginya.
diperhatikan dalam mengajarkan membaca pada anak usia dini adalah dengan
cara menggunakan huruf yang cukup besar, jelas dan menarik agar penglihatan
dan memori anak dapat dirangsang dengan maksimal. Selain gambar dan huruf,
tampilan warna yang menarik juga dapat menarik perhatian anak, sehingga
dapat menarik perhatian anak dan anak akan lebih bersemangat untuk
membaca.
lembaran balik anak anak dapat melihat huruf dan gambar dengan ukuran
relatif besar dan didukung dengan tampilan warna yang menarik, sehingga
membaca siswa. Hasil penelitian ini dapat terlihat dari prosentase pembelajaran
membaca yaitu pada sikls I mencapai 85% (17 siswa) dan pada siklus II
berwarna merah, biru, orange dan hijau untuk mengenalkan membaca pada
75% anak anak dapat menebak setiap tulisan yang ditunjukkan. Namun pada
hanya 25% anak yang dapat menebak tulisan. Hal ini membuktikan anak dapat
gambar tersebut ditambah tulisan atau kata dengan ukuran huruf yang cukup
besar dan dengan warna yang mencolok. Warna pada anak usia dini merupakan
hal yang sangat penting bagi perkembangan syaraf otaknya. Selain memancing
lembaran balik (flip chart) yang dirancang dengan menyajikan bahan ajar
berupa gambar dan huruf dengan ukuran besar dan disertai penampilan warna
yang menarik dapat digunakan sebagai media yang efektif untuk meningkatkan
F. Kerangka Berpikir
membaca dan menulis berawal dari belajar berbagai simbol baik dalam bentuk
membaca di perlukan kerjasama antara peran otak kanan dengan otak kiri. Otak
kanan melakukan tugas tugas dengan jangkauan ingatan yang relatif panjang
seperti gambar, warna, kreativitas, dan musik, sedangkan otak kiri melakukan
tugas tugas dengan jangkauan ingatan relatif pendek seperti huruf, angka dan
hitungan. Pada umumnya proses belajar membaca pada anak usia dini hanya
menyajikan bahan ajar berupa gambar dan huruf dan didukung dengan
media lembaran balik otak kanan dan otak kiri anak dapat berkembang dengan
seimbang.
Aisyiyah Mandiraja Wetan masih rendah. Hali ini karena guru hanya
pelaksanaan tindakan kelas, maka perlu disusun bagan kerangka berpikir yang
kelas ini peneliti berasumsi bahwa media lembaran balik dapat meningkatkan