D. PENGAMPU: Dra. IRDAMURNI,S.Pd,.M.Pd & GABY ARNEZ,M.Pd
A. Hakikat Kesulitan Belajar Membaca
Kesulitan membaca adalah suatu gangguan pada fungsi neurobiologis. Dimana anak atau individu yang mengalami kesulitan membaca akan mengalami kesulitan dalam hubungan kata atau mengenai symbol-simbol tulisan. Individu yang mengalami kesulita n membaca pada umumnya disebut dyslexia. Bryan dan Bryan dikutip oleh Marcer mendefinisikan diskleksia sebagai suatu sindrom kesulitan dalam mempelajari komponen- komponen kata dalam kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat dan dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa. Anak yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca akan menunjukkan beberapa masalah dalam membaca, seperti memperoleh kecakapan dalam menulis dan mengeja. Disleksia adalah merupakan salah satu kesulitan dalam belajar, kesulitan dalam mengucapkan bunyi (fonologi) dan memiliki masalah dalam megeja dan menulis. Sehingga disleksia memberikan dampak terhdapa proses belajar, seperti gangguan dalam proses membaca, mengucapkan, menulis dan sulit untuk memberikan kode atau angka maupun huruf. Karakteristik yang dimiliki oleh anak yang mengalami disleksia, yaitu: 1) Kesulitan membaca dan menulis 2) Kesulitan dalam mengorganisir dan memahami waktu 3) Kesulitan dalam mengingat nomor 4) Kesulitan untuk berkonsentrasi pada jangka waktu yang lama 5) Kesulitan memahami ucapan dan tulisan 6) Kesulitan dalam mengenali dan mengulang kembali tulisan atau ucapan 7) Kesulitan dalam menemukan dan mengolah informasi tekstual. Sedangkan menurut Mercer, karakteristik yang dialami oleh anak disleksia adalah, yaitu:
B. Peranan Persepsi dan Kognitif dalam Kemampuan Membaca
Kemampuan dalam pemahaman membaca dapat dipengaruhi oleh beberapa factor baik eksternal maupun internal. Pada factor internal berasal dari pribadi individu, misalnya pengetahuan yang telah dimiliki, sikap, keyakinan, motivasi, konsep diri, pengalama n masa lalu, keterampilan, dan perilaku (Glanz & Rimer, 1997). Factor eksternal dan internal mempengaruhi dalam diri anak sehingga membentuk karakteristik yang menjadi modal dalam kemampuan membaca. Factor internal ini memiliki karakteristik, yaitu kesehatan mata dan telinga, tingkat intelegensi yang normal, penguasaan kosa kata, sikap terhadap membaca, dan minat membaca. Kemampuan kognitiif yang normal akan mempengaruhi pada proses menerima dan menyimpa n informasi, dalam menyimpan informasi ini juga dipengaruhi oleh minat anak. Terdapat juga penelitian mengungkapkan bahwa factor internal yang sudah terbentuk sebagai karakteristik individu yaitu intelegensi, penguasaan kosakata, sikap terhadap membaca, dan minat membaca terhadap kemampuan membaca.
C. Perkembangan Keterampilan Membaca
Dalam proses pengembangan keterampilan membaca pada umumnya dilakukan oleh anak pada jenjang Sekolah Dasar kelas 3. Dalam tahapan ini, anak mulai memperha lus atau memperlancar bacaan yang sebelumnya dilakukan. adapun jenis pengembanga n keterampilan membaca yang dilakukan adalah membaca lancar. Dimana pada membaca lancar ini anak tidak membaca perkata, tetapi anak dilatih pada keterampilan membaca 100-140 kata dalam waktu beberapa menit. Perkembangan keterampilan membaca adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama masa perkembangan individu. Berikut adalah tahapan perkembangan keterampilan membaca dari anak hingga dewasa: 1. Pra-Baca (Pre-Reading): a. Fase ini dimulai dari bayi hingga sebelum memasuki sekolah b. Anak-anak mengembangkan keterampilan seperti pengenalan huruf, identifikasi warna, bentuk, dan gambar c. Mereka juga mulai memahami koneksi antara ucapan kata dengan objek dan gambar. 2. Awal Membaca (Emergent Reading): a. Biasanya terjadi di awal masa sekolah. b. Anak-anak belajar huruf dan suara mereka c. Mereka mulai menghubungkan suara dengan huruf dan mengenali kata-kata umum d. Membaca kata demi kata dengan bantuan guru atau orang tua. 3. Membaca Dasar (Basic Reading) a. Anak-anak mulai membaca secara mandiri b. Mereka memahami kata-kata umum dan mengembangkan kosakata yang lebih luas. c. Memahami konteks dalam kalimat dan mengenali struktur Bahasa 4. Membaca Lanjutan (Fluent Reading) a. Anak-anak menjadi pembaca yang lebih lancar dan cepat b. Mampu membaca teks dengan pemahaman yang lebih baik c. Mampu mengatasi teks yang lebih panjang dan kompleks.
D. Tahap-Tahap Perkembangan Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca pada anak berlangsung pada beberapa tahap. Menurut Cachrane Efal (Nurbiana Dhieni (2008: 5.12) perkembangan kemampuan dasar membaca anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap, yakni : (a) tahap fantasi, (b) tahap pembentukan konsep diri, (c) tahap membaca gemar, (d) pengenalan bacaan, (e) tahap membaca lancar. Kemampuan membaca berkembang seiring dengan usia dan pengalama n seseorang. Berikut adalah tahapan perkembangan kemampuan membaca pada anak dan remaja: 1. Pra-Membaca (Pseudo-Membaca) (6 bulan - 6 tahun) Pada tahap ini, anak masih dalam tahap belajar dan mengenal kata, huruf, dan simbol yang ada pada bacaan. Anak juga mulai mengenal bunyi, huruf, serta menghubungkan kata dan makna. 2. Membaca dan Mengenali Bentuk-Bentuk Huruf (6-7 tahun) Pada tahap ini, anak mulai belajar membaca dengan memahami bunyi dan huruf. Anak juga mulai mengenal katakata dan memahami arti dari kata-kata tersebut 3. Fasih (7-8 tahun) Pada tahap ini, anak sudah mulai membaca dengan lancar dan mulai memahami isi bacaan secara keseluruhan 4. Membaca untuk Mencari Hal yang Baru (9-13 tahun) Pada tahap ini, anak sudah mulai membaca dengan tujuan untuk mempelajari pengetahuan dan ide baru. Anak juga sudah mulai dapat memaha mi bacaan dengan lebih baik 5. Mengkonstruksi dan Merekonstruksi (14-18 tahun) Pada tahap ini, anak sudah mulai dapat menganalisis dan bersikap kritis terhadap bacaan. Anak juga sudah mulai dapat membaca tulisan yang lebih abstrak, kompleks, dan mengandung banyak berbagai perspektif berbeda.