46111010043
Elvira Ayuandita
46111010046
46111010045
46111010037
2014
BAB I
PENDAHULUAN
sesuatu dengan baik serta mengajarkan anak sesuai dengan umurnya. Namun,
banyak pula orangtua yang kecolongan karena anaknya bersikap malas dan
egosentris yang kuat sehingga dibiarkan begitu saja sampai anak itu tidak
mendapat bimbingan, seperti salah satunya adalah
Mengingat usia 0-6 tahun yang merupakan usia golden age, ialah masa
anak usia dini (AUD) dimana seorang anak lebih mudah menyerap informasi atau
stimulus yang diberikan oleh lingkungannya. Tidak terlepas dari bagaimana cara
anak mampu menyelesaikan struktur pemikiran yang dikemukakan oleh teori
Bloom, yang mana seorang anak mampu melewati tahapan dari remembering
(mengingat) sampai dengan creating (menciptakan).
Anak-anak yang kelainan kognitif sering mengalami keterlambatan dalam
bicara dan perkembangan bahasa. Mereka cenderung untuk mengembangkan
pembicaraan pada tingkat lambat, mengalami kesulitan untuk memahami
konsep simbolik, memiliki struktur sintaksis yang tidak memadai dan kosakata
serta problem artikulasi (Deiner, 1993). Anak dengan keterlambatan kognitif
sering mengalami kesulitan menerapkan apa yang mereka pelajari dalam satu
situasi ke situasi lain (generalisasi). Mereka juga cenderung untuk memperoleh
informasi melalui pembelajaran pada kejadian tertentu yang didapatkannya.
Ciri-ciri anak dengan potensi kecerdasan kognitif verbal, diantaranya
mampu mengekspresikan ide-idenya atau berkomunikasi dalam bentuk kata-kata
baik lisan maupun tulisan, cenderung banyak berbicara atau senang menulis dan
banyak bertanya, Pandai menyusuin permainan kata-kata, misalnya puisi,
pantun, kata-kata mutiara atau bersilat lidah. Ia juga pandai mengarang,
memiliki
daya
ingat
yang
kuat,
misalnya
nama-nama
orang,
tempat,
Tujuan penelitian
Mengetahui gambaran kemampuan kognitif anak pra sekolah, apakah
mereka memiliki pemahaman yang baik dengan kata lain guru berhasil dalam
menyampaikan materinya dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
anak usia 3-6 tahun, atau murid tidak memiliki pemahaman yang baik dengan
kata lain guru gagal dalam menyampaikan materinya dan menggunakan bahasa
yang sulit dipahami oleh murid.
cerminan
bagi
para
guru
apakah
mereka
berhasil
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tahap anak pra sekolah yang muncul pada usia dua sampai enam tahun,
merupakan tahapan pra opersional . Pada tahap ini, anak dikembangkan
keterampilan berbahasanya dengan merepresentasikan bicaranya mengenai
benda-benda dengan kata-kata serta gambar.
Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda
yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia adalah generatif
(diciptakan). Penciptaan tidak terbatas adalah kemampuan untuk memproduksi
sejumlah
kalimat
tak
terbatas
yang
bermakana
dengan
menggunakan
seperangkat kata dan aturan. Generative- produktif berada dalam batasanbatasan sebuah struktur linguistik. Pengguna bahasa bisa memproduksi ucapanucapan baru. Kemungkinan bagi penciptaan ucapan baru ini tak terbatas
sifatnya. Pendidikan hanya memperbaiki keahlian kognitif anak yang sudah
muncul. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana guru atau significant
others mampu menuntun anaknya untuk mengerti bahasa dalam berbentuk kata
maupun kalimat
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan
kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini
mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi
dari kata yang diucapkan. Temasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata
dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.
A. Teori Perkembangan Kognitif
Piaget (1953), kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil dari
hubungan perkembangan otak dan sistem saraf dan pengalaman yang
membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
B. Teori Multyple Intellegence
Gardner berpendapat kepintaran linguistik atau pintar
berbahasa
ranah
(mengingat),
kognitif
linguistik
understanding
bahasa
yang
(memahami),
meliputi
applying
remembering
(menerapkan),
mengingat,
mengidentifikasikan,
menamakan,
membandingkannya,
mengartikannya,
membantu
adalah
mengklasifikasikan,
mengkonversikan,
dalam
situasi
tertentu
dengan
cara
mengaplikasikan
berbeda.
Kata
mengaplikasikan,
mendemonstrasikan,
kerja
yang
merubah,
dapat
membantu
memilih,
mengilustrasikan,
menghitung,
menginterpretasikan,
adalah
beberapa
dan
mempertahankan
opini
dengan
membuat
yang
dapat
membantu
adalah
memilih,
menyeleksi,
informasi
berbeda
dengan
cara
mengkombinasikan
elemen elemen menjadi pola yang baru atau menjadi solusi alternatif
yang
bermakna.
Kata
kerja
yang
dapat
membantu
adalah
kemampuan intelektual.
Pengaplikasian Blooms Taxonomy sendiri di dalam kelas dapat digunakan
di semua tingkat sekolah maupun pendidikan non-formal seperti bimbel. Dengan
menggunakan teori Bloom ini akan memudahkan para guru untuk melakukan
assessment kepada murid mengenai hasil belajar mereka. Dimana setiap
levelnya dalam taxonomy terdapat berbagai macam tugas yang mampu
mengarahkan para murid untuk melakukan proses berpikir secara bertingkat.
Menurut toeri Piaget mengenai kapasitas berpikir pada anak pra sekolah
(3-6 tahun) berada pada tahap pre-operational. Tahap pre-operational adalah
suatu tahap dimana anak mulai belajar berbicara. Proses berpikir mereka pada
tahap ini bersifat egosentris dimana anak belum bisa memahami sudut pandang
orang lain. Tahap pre-operational ini dibagi menjadi 2 subtahap, yaitu subtahap
fungsi simbolik dan subtahap pemikiran intuitif. Fungsi simbolik adalah ketika
anak mampu unutk mengerti, dapat mempresentasikan kembali, mengingat
gambar objek yang ada di dalam pikirannya tanpa harus melihat objek tersebut
berada di hadapnnya. Sedangkan pemikiran intuitif adalah ketika anak mencoba
untuk mengemukakan pertanyaan bagaimana? dan kenapa?. Subtahap ini
pada pre-operational adalah subtahap dimana anak memiliki rasa ingin tahu
mengenai segala sesuatu di sekitarnya.
Subtahap fungsi simbolik (usia 2-4 tahun). Anak anak sudah bisa
memanipulasi dan mentransformasi informasi secara logika. Ditambah lagi, anak
pada tahap ini sudah bisa berpikir menggunakan simbol dan gambar. Simbolik
digunakan ketika anak bermain peran bersama temannya atau berimajinasi
memiliki teman khayalan. Permainan anak anak dapat membuat mereka dapat
bersosialisasi serta dapat mengatur peran yang akan dimainkan. Contohnya
adalah ketika mereka sedang bermain masak masakan dan bermain rumah
rumahan. Permainan tersebut membuat anak menjadi kreatif dan memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya. Kekurangan pada
tahap ini adalah anak memiliki egosentrisme yang tinggi. Mereka tetap tidak bisa
membedakan antara perspektif miliknya sendiri dengan milik orang lain. Mereka
berusaha untuk tetap kukuh berada pada sudut pandangnya sendiri.
Subtahap pemikiran intuitif (usia 4-7). Anak anak cenderung
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan sering timbul pertanyaan pada diri
mereka sendiri. Menurut Piaget pada tahap ini anak memiliki banyak sekali
pengetahuan
tetapi
memperolehnya.
mereka
Pada tahap
tidak
ini
menyadari
mencakup
bagaimana
cara
untuk
akan
perubahan
terhadap
pengetahuan
diberitahu bahwa A lebih besar dari B dan B lebih besar dari C. Anak
mungkin merasa kesulitan untuk memahami bahwa A juga lebih
besar daripada C.
Kelebihan pada linguistik verbal yakni: berbicara, mendengarkan atau
menyimak, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar, menggunakan humor,
memahami sintaksis dan arti kata-kata, mengingat informasi, meyakinkan
oranglain terhadap pendapatnya dan menganalisa penggunaan bahasa.
Karena
kepintaran
verbal
linguistik
ini
berhubungan
erat
dengan
Cronbach
digunakan
untuk
(1960),
mengukur
ability
test
merupakan
kemampuan
individu
tes
yang
untuk
hanya
mengukur
satu
bakat
saja,
seperti
misalnya
BAB III
METODE PENELITIAN
Aspek
Indikator
Item
Remembering
Kemampuan
menyebutkan
informasi
Linguistik
verbal
diingat
yang
1. Menyebutkan
kembali
telah
minimal
macam
buah,
hewan,
warna
kembali
serangkaian
informasi
mengenai
sebuah
cerita
pendek.
(contoh : cerita
kancil
dan
buaya)
3. Mengingat
kembali
gambar
yang ditampilkan
pada
kartu.
(contoh : tester
menunjukkan
gambar
kancil
sedang
menyebrangi
sungai
dengan
bantuan
para
buaya
yang
Tester
akan bertanya,
di gambar yang
saya
tunjukkan
tadi,
kamu
melihat
apa
saja?
1. Menjawab
Understandin
Kemampuan memahami
pertanyaan
berdasarkan
sebuah
cerita
(contoh : cerita
Kancil
Buaya)
dan
2. Mendefinisikan
beberapa
kata
(contoh : papan
tulis)
dengan
menggunakan
bahasa
mereka
sendiri
3. Memprediksi
kelanjutan cerita
yang
belum
selesai. (contoh:
tester
memberitahu
setiap
yang
karakter
ada
tokoh
pada
cerita.
Tester
mengatakan,
Budi anak yang
rajin menabung.
Saat
hari
sekolah
libur
budi
mendapat
uang
kamu
yang
budi
lakukan
dengan
Applying
Kemampuan
untuk
akan
uang
tersebut?)
1. Menjawab
menginterpretasikan
pertanyaan Apa
konsep
tertentu
dalam
situasi
lakukan
apabila...
(contoh
Apa
apabila
melihat
temanmu sedang
menangis?)
2. Memilih
dan
memadukan tiga
buah
benda
untuk
menyelesaikan
suatu
pekerjaan
(contoh
instruksinya
adalah Ani ingin
berangkat
ke
sekolah.
kamu
Coba
pilih
tiga
butuhkan
untuk berangkat
Analyzing
Kemampuan
dalam
ke sekolah.
1. Mencari
mengkategorisasikan
persamaan
dan
satu
menghubungkan
sama
lain
untuk
dari
yang
memiliki
memperoleh
fungsi
berbeda.
(contoh : tester
secara utuh
akan
bertanya
kepada
kaos
testee,
kaki
sepatu
sama
dimana?
dan
samadipakai
atau
sendok
garpu
dan
sama-
sama digunakan
untuk apa?)
2. Membedakan
dua buah benda
yang
memiliki
fungsi
sama.
(contoh : tester
akan
bertanya
kepada
testee,
perbedaan
antara
motor
dengan
sepeda
apa?
atau
perbedaan
piring
dengan
mangkok apa?)
3. Meletakkan kartu
(gambar
benda)
yang
sesuai
dengan
di
ruangan
benda
mana
tersebut
harusnya berada.
(contoh : tester
menunjukkan
kartu
gambar
ruang
tidur,
ruang
makan,
kartu
bergambar
papan
tulis.
Tester kemudian
bertanya, papan
tulis ada di ruang
Evaluating
apa ya?)
1. Menilai
dengan
Kemampuan
menetapkan
sesuatu
memilih
apakah
berdasarkan
norma,
gambar
pada
kriteria,
dan
patokan
kartu merupakan
tertentu
buruk.
(contoh : testee
diberikan
kartu
gambar seorang
anak membuang
sampah
sembarangan
dan
seorang
anak
yang
membuang
sampah
pada
tempatnya.
Tester
bertanya,
biru
atau
merah?
atau
tester
menanyakan
sebaliknya,
anak yang tidak
baik
ada
pada
yang
merah?
2. Menjawab
pertanyaan
Bagaimana
yang
kamu
rasakan
apabila....?
(contoh : tester
bertanya,
apa
yang
kamu
rasakan
kalau
Ibu
Guru
menegur
kamu
karena
menyontek?
atau apa yang
kamu
rasakan
kalau
kamu
dicontek
oleh
teman?)
3. Mencoba
untuk
mencari
solusi
berdasarkan
masalah
yang
terjadi
pada
gambar.
(contoh : tester
menjelaskan, ini
adalah
gambar
ruangan
dan
kelas
banyak
sampah
berantakan
dalamnya.
di
Apa
tersebut?)
Pada
Kemampuan
memadukan
unsur
item
tidak
apakah
menilai
testee
berhasil
melakukan tugas
atau tidak. Tetapi
yang akan dinilai
oleh
tester
adalah prosedur
yang
dilakukan
testee
saat
menyelesaikan
tugas.
1. Mencari
jalan
keluar
pada
permainan
kotak
di
maze.
(contoh : kotak
maze
berisi
seorang
anak
yang
sedang
mencari
kucingnya.
Testee
diminta
untuk menolong
seorang
anak
tersebut
supaya
dapat
kembali
bertemu dengan
kucingnya. Tester
akan
bertanya
saat
testee
sedang
mengerjakan
tugasnya, jalan
yang kamu pilih
lewat
pinggir
baju
barbie
(perempuan)
atau
rancangan
pesawat tempur
(laki
laki)
beserta
asesorisnya.
(contoh : tester
akan
bertanya
pada
murid
perempuan,
kenapa
di
bajunya
ada
bunga
bunganya?
Kenapa
bajunya
tidak
memiliki
lengan?)
3. Menyusun
permainan leggo
menjadi
yang
bentuk
bermakna
(misalnya
pesawat,
rumah,
mobil,
dll).
(contoh : tester
akan
bertanya,
kamu
sedang
membuat
apa?
Kenapa
yang
pertama
kamu
buat
adalah
sayap
pesawatnya?)
3.3
Expert Judgment
3.3.1 Psikologi Anak ( Maria Ulfah )
Validation
Content
Validity
yaitu
Prosedur
kesukaran
item
(p).
Indeks
kesukaran
item
Remembering
-
Adik (sebutkan nama) coba sebutkan apa aja nama buah yang ada dikelas
ini? Ini namanya apa?(menunjukkan sebuah gambar) Kalau yang ini apa
kamu?
Applying
(sebutkan nama), kalau teman kamu nangis kamu gimana?.ibu guru suka
dimana?
(menunjukkan penghapus dan pensil). Ini apa yaa? Kalau penghapus untuk
apa? Menghapus apa ya?. Kalau ini apa? Pensil itu untuk apa? Gimana cara
pakainya?
(menunjukkan gambar kamar tidur, ruang kelas dan kamar mandi) kalau