Anda di halaman 1dari 7

NAMA : REKI RENDRA

NIM : 859813963

PRODI : S1-PGSD

UPBJJ UT : PALEMBANG

MK : PDGK4204

TUGAS :1

1). A. Fungsi Personal adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk


mengekspresikan identitas, pikiran, dan perasaan individu. Fungsi ini
memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan kepribadian dan keinginan
mereka sendiri melalui bahasa.

B. Fungsi Regulator adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk mengatur perilaku
orang lain. Fungsi ini melibatkan penggunaan bahasa untuk memberikan perintah,
instruksi, atau aturan kepada orang lain.

C. Fungsi Interaksional adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk membangun


hubungan dan interaksi dengan orang lain. Fungsi ini melibatkan penggunaan
bahasa untuk memulai percakapan, bertanya, atau berbagi pendapat dengan orang
lain.

D. Fungsi Informatif adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk memberikan


informasi atau fakta kepada orang lain. Fungsi ini melibatkan penggunaan bahasa
untuk menyampaikan pengetahuan, berita, atau keterangan tentang sesuatu kepada
orang lain.

E. FungsiHeuristic adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk mendapatkan


pengetahuan baru atau memecahkan masalah. Fungsi ini melibatkan penggunaan
bahasa untuk bertanya, memikirkan hipotesis, dan mencari informasi baru.

F. Fungsi Imajinatif adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan


kreativitas dan imajinasi. Fungsi ini melibatkan penggunaan bahasa untuk
menceritakan cerita, membuat puisi, atau mengekspresikan ide-ide kreatif lainnya.
G. Fungsi Instrumental adalah fungsi bahasa yang digunakan untuk mencapai
tujuan atau kebutuhan tertentu. Fungsi ini melibatkan penggunaan bahasa untuk
meminta bantuan, meminta sesuatu, atau mengekspresikan keinginan tertentu
kepada orang lain.

2). A. Belajar bahasa merujuk pada proses mempelajari tata bahasa, kosakata, dan
pengucapan bahasa target dengan tujuan memiliki kemampuan komunikasi yang
baik dalam bahasa tersebut. Dalam belajar bahasa, fokus utama adalah pada aspek
linguistik dan komunikatif, seperti mencari tahu aturan tata bahasa, mempelajari
kosakata baru, dan mengembangkan keterampilan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis dalam bahasa tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk
menjadi fasih dalam berkomunikasi menggunakan bahasa target.

B. Sementara itu, belajar melalui bahasa merujuk pada proses mempelajari konten
atau materi lain yang lebih luas atau spesifik menggunakan bahasa target. Artinya,
bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan dalam
berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, matematika, sejarah, seni, dan lain
sebagainya. Dalam belajar melalui bahasa, fokusnya tidak hanya pada aspek
linguistik, tetapi juga pada pemahaman dan penerapan materi pelajaran yang
dipelajari. Belajar melalui bahasa membutuhkan kemampuan bahasa yang cukup
baik agar siswa dapat memahami dan mengaplikasikan materi pelajaran dengan
benar. Dalam proses ini, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan
pemahaman yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan informasi dan
pengetahuan baru dari berbagai sumber dan sumber daya.

C. Di sisi lain, belajar tentang bahasa berfokus pada pemahaman tentang struktur,
fungsi, dan penggunaan bahasa secara umum. Dalam belajar tentang bahasa, siswa
mempelajari tentang tata bahasa, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
pragmatik, dan aspek-aspek lain dari bahasa. Tujuan belajar ini adalah untuk
memahami bagaimana bahasa bekerja, bagaimana bahasa mempengaruhi
komunikasi, dan bagaimana bahasa berkembang dan berubah dari waktu ke waktu.

Belajar tentang bahasa membantu siswa mengembangkan pemahaman yang


lebihmendalam tentang bahasa dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap
kekayaan dan kompleksitas bahasa. Siswa dapat mempelajari tentang aspek
linguistik, struktur bahasa, hubungan antara bahasa dan budaya, variasi bahasa,
serta analisis dan penelitian bahasa.

Perbedaan utama antara belajar bahasa dengan belajar melalui bahasa dan belajar
tentang bahasa adalah fokusnya. Belajar bahasa berfokus pada kemampuan
komunikasi dalam bahasa target, sementara belajar melalui bahasa lebih
menekankan pada pemahaman materi pelajaran menggunakan bahasa target.
Sementara itu, belajar tentang bahasa melibatkan pemahaman mengenai komponen
dan fitur bahasa itu sendiri.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ketiga tipe belajar ini tidaklah saling
terpisahkan. Mereka saling melengkapi dan saling mendukung dalam upaya
memperoleh kompetensi bahasa yang lengkap. Dalam proses belajar bahasa, siswa
dapat memanfaatkan kedua aspek belajar melalui bahasa dan belajar tentang
bahasa untuk memperkaya pemahaman mereka tentang bahasa target. Belajar
melalui bahasa juga dapat membantu dalam memperkuat dan mengaplikasikan
pemahaman tentang bahasa yang telah dipelajari.

3). 1. Pandangan Nativistis:

Pandangan nativistis mengemukakan bahwa anak-anak dilahirkan dengan


kemampuan alami untuk belajar bahasa. Menurut pandangan ini, terdapat
komponen bahasa yang sudah ada di dalam pikiran anak sejak lahir, yang
memungkinkan mereka untuk memperoleh bahasa dengan cepat dan mudah.
Pandangan ini didukung oleh teori universal grammar yang dikemukakan oleh
Noam Chomsky. Teori ini menyatakan bahwa semua anak-anak memiliki struktur
bahasa yang sama dalam pikiran mereka, dan mereka hanya perlu mengaktifkan
struktur tersebut melalui interaksi dengan lingkungan bahasa.

2. Pandangan Behavioristis:

Pandangan behavioristis berpendapat bahwa proses pemerolehan bahasa pertama


dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang umum. Menurut
pandangan ini, anak-anak belajar bahasa melalui penguatan dan imitasi. Mereka
secara pasif menerima input bahasa dari lingkungan, dan kemudian menghasilkan
respons yang dihukung oleh penguatan positif atau negatif. Pandangan ini
menekankan peran lingkungan dan pengaruh orang tua atau caregiver dalam proses
pemerolehan bahasa.

3. Pandangan Kognitif:

Pandangan kognitif berfokus pada peran pemahaman kognitif anak dalam proses
pemerolehan bahasa. Menurut pandangan ini, anak-anak belajar bahasa melalui
pemahaman dan penggunaan struktur kognitif dan pemikiran. Mereka mengaitkan
kata dan frasa dengan konsep dan objek di dunia nyata, serta menggunakan
kemampuan kognitif mereka untuk memahami dan mengolah informasi bahasa.
Pandangan kognitif juga mengakui peran lingkungan dan interaksi sosial dalam
pengembangan bahasa anak, namun menekankan bahwa proses ini didasarkan pada
kemampuan kognitif yang ada pada anak.

4). 1. Teknik ceramah adalah teknik pembelajaran yang dilakukan guru dengan
memberikan penjelasan kepada siswa secara verbal. Guru berperan sebagai
pembicara utama dalam kelas dan siswa sebagai pendengar. Teknik ini biasanya
digunakan untuk menyampaikan informasi dasar atau konsep-konsep yang
kompleks sehingga membutuhkan penjelasan yang detail.

2. Teknik Tanya jawab adalah teknik pembelajaran yang dilakukan guru dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa dan siswa harus menjawab pertanyaan
tersebut. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melibatkan siswa dalam proses belajar
mengajar, menguji pemahaman siswa, dan membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir kritis serta kemampuan berkomunikasi.

3. Teknik diskusi kelompok adalah teknik pembelajaran yang dilakukan guru


dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil untuk membahas topik
tertentu. Setiap kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan topik tersebut dan
setiap anggota kelompokberperan aktif dalam berbagi pendapat dan ide. Tujuan
dari teknik ini adalah untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, meningkatkan
keterlibatan mereka, dan meningkatkan kemampuan kerja sama dalam kelompok.

4. Teknik pemberian tugas adalah teknik pembelajaran yang dilakukan guru


dengan memberikan tugas kepada siswa. Tugas tersebut dapat berupa pekerjaan
individu atau tugas kelompok. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melatih siswa
dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari,
mengembangkan kemampuan bekerja mandiri, dan meningkatkan pemahaman
siswa.

5. Teknik ramu pendapat (brainstorming) adalah teknik pembelajaran yang


dilakukan guru dengan mengajak siswa untuk menghasilkan ide atau gagasan
secara spontan dan bebas. Guru memberikan suatu topik atau pertanyaan kepada
siswa dan mereka diminta untuk mengemukakan pendapat mereka tanpa ada kritik
atau penilaian. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mendorong kreativitas siswa,
mengembangkan kemampuan berpikir divergent, dan menghasilkan banyak
alternatif dalam memecahkan masalah.

6. Teknik simulasi adalah teknik pembelajaran yang dilakukan guru dengan


menciptakan situasi simulasi yang mirip dengan situasi nyata. Misalnya, guru
dapat mengadakan permainan peran atau simulasi situasi kehidupan nyata dalam
kelas. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam situasi yang nyata.

Dengan mengaplikasikan keenam teknik ini dalam kelas, guru dapat menciptakan
pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, dan efektif untuk meningkatkan
pemahaman dan penghargaan siswa terhadap bahasa yang dipelajari.

5). Standar Kompetensi Aspek Mendengarkan untuk Kelas Rendah di SD:

Standar Kompetensi: Memahami isi pesan lisan sederhana berbentuk ungkapan,


cerita pendek, instruksi, atau narasi dalam konteks yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari.

Kompetensi Dasar: Memahami ungkapan, cerita pendek, instruksi, atau narasi lisan
sederhana dalam bahasa Indonesia dengan mengidentifikasi informasi rinci dalam
teks pendek secara verbal.

Hasil Belajar: Siswa dapat memahami isi pesan lisan sederhana dalam bahasa
Indonesia dengan mengidentifikasi informasi rinci dalam teks pendek secara
verbal.
Indikator:

1. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam ungkapan lisan sederhana.

2. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam cerita pendek lisan


sederhana.

3. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam instruksi lisan sederhana.

4. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam narasi lisan sederhana.

MateriPokok:

1. Ungkapan lisan sederhana yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

2. Cerita pendek lisan sederhana berdasarkan pengalaman pribadi atau fiksi.

3. Instruksi lisan sederhana dalam kegiatan sehari-hari.

4. Narasi lisan sederhana tentang pengalaman pribadi atau kejadian yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi: Memahami ungkapan, cerita
pendek, instruksi, atau narasi lisan sederhana dalam bahasa Indonesia dengan
mengidentifikasi informasi rinci dalam teks pendek secara verbal.

Kompetensi Dasar: Memahami pesan lisan sederhana dalam bahasa Indonesia


dengan mengidentifikasi informasi rinci dalam teks pendek secara verbal.

Hasil Belajar: Siswa dapat memahami pesan lisan sederhana dalam bahasa
Indonesia dengan mengidentifikasi informasi rinci dalam teks pendek secara
verbal.

Indikator:

1. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam ungkapan lisan sederhana.

2. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam cerita pendek lisan


sederhana.

3. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam instruksi lisan sederhana.


4. Siswa dapat mengidentifikasi informasi rinci dalam narasi lisan sederhana.

Materi Pokok:

1. Ungkapan lisan sederhana dalam percakapan sehari-hari.

2. Cerita pendek lisan sederhana berdasarkan pengalaman pribadi atau fiksi.

3. Instruksi lisan sederhana dalam kegiatan sehari-hari.

4. Narasi lisan sederhana tentang pengalaman pribadi atau kejadian yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai