Anda di halaman 1dari 5

1.

Perolehan bahasa pada anak adalah proses kompleks di mana mereka mempelajari dan
menggunakan bahasa. Apa saja aspek yang bisa menjadi pertimbangan perolehan Bahasa
pada anak?
Jawab :
 Faktor Lingkungan: Anak-anak belajar bahasa dari lingkungan sekitar mereka,
termasuk dari orangtua, anggota keluarga lainnya, teman sebaya, dan lingkungan
tempat tinggal. Interaksi dengan orang dewasa dan anak-anak lain membantu
mereka memahami aturan dan konvensi bahasa.
 Tahapan Perkembangan Bahasa: Perkembangan bahasa pada anak melalui tahapan-
tahapan tertentu, seperti tahap balbutiasi (mengeluarkan suara awal), tahap kata
tunggal (menggunakan kata tunggal untuk menyatakan kebutuhan), tahap dua kata
(menggabungkan dua kata untuk membentuk frasa), dan seterusnya.
 Peran Orangtua dan Pengasuh: Orangtua dan pengasuh memiliki peran penting
dalam membantu anak memperoleh bahasa. Mereka bisa memperkenalkan anak
pada kata-kata baru, membacakan buku, dan mengajak berbicara secara teratur.
 Model Perilaku: Anak-anak cenderung meniru perilaku bahasa orang dewasa di
sekitar mereka. Oleh karena itu, ketika orang dewasa berbicara dengan bahasa yang
baik dan benar, anak-anak akan cenderung meniru pola tersebut.
 Kemampuan Kognitif: Perkembangan kognitif anak juga berperan dalam perolehan
bahasa. Ketika anak mulai memahami konsep-konsep seperti objek, ruang, waktu,
dan kausalitas, mereka dapat menggunakan bahasa untuk menyatakan pemahaman
mereka tentang dunia.
 Dukungan Komunitas: Sekolah, program pendidikan awal, dan komunitas juga
memiliki peran penting dalam perolehan bahasa anak. Interaksi dengan guru dan
teman sebaya dapat memperluas kosakata dan kemampuan berbicara anak.
 Tingkat Penguasaan Bahasa: Setiap anak berkembang dengan kecepatan yang
berbeda-beda dalam memperoleh bahasa. Beberapa anak mungkin lebih cepat
dalam menguasai keterampilan berbicara dan mendengar, sementara yang lain
mungkin memerlukan waktu lebih lama.
 Kebutuhan Khusus: Anak-anak dengan kebutuhan khusus mungkin membutuhkan
pendekatan yang berbeda dalam perolehan bahasa. Mereka mungkin memerlukan
dukungan tambahan atau terapi bahasa untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi mereka.
2. Hubungan antara kemampuan kognitif anak dan perkembangan bahasa mereka sangat erat.
Kemampuan kognitif, atau kemampuan untuk memproses informasi, memahami konsep, dan
memecahkan masalah, memainkan peran penting dalam perkembangan bahasa. Berikut
adalah beberapa aspek hubungan antara keduanya:
 Pemahaman Konsep: Kemampuan kognitif anak, seperti memahami konsep-konsep
seperti objek, waktu, ruang, dan kausalitas, membantu mereka memahami makna
kata dan kalimat. Anak yang memiliki kemampuan kognitif yang baik cenderung lebih
cepat dalam memahami bahasa dan menggunakan kalimat yang lebih kompleks.
 Pemrosesan Informasi: Kemampuan kognitif memungkinkan anak untuk memproses
informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitar. Ini mencakup memproses
kata-kata yang mereka dengar, mengaitkan kata-kata dengan objek atau konsep yang
mereka kenal, dan memahami pesan yang disampaikan dalam percakapan.
 Kemampuan Berpikir Abstrak: Anak-anak dengan kemampuan kognitif yang
berkembang dengan baik cenderung mampu berpikir secara abstrak, yaitu
memahami konsep yang tidak selalu terlihat atau konkret. Ini membantu mereka
memahami bahasa metaforis, seperti ungkapan atau perumpamaan, serta
menyusun ide-ide yang kompleks dalam bahasa.
 Pengembangan Kosakata: Kemampuan kognitif yang baik membantu anak-anak
dalam mengingat dan memahami kosakata baru dengan lebih efektif. Mereka
mampu membuat asosiasi antara kata-kata baru dan konsep yang sudah mereka
ketahui, sehingga memperluas kosakata mereka dengan lebih cepat.
 Kemampuan Menyelesaikan Masalah: Kemampuan kognitif juga memengaruhi
kemampuan anak dalam memecahkan masalah bahasa, seperti mencari kata yang
tepat untuk menyampaikan suatu ide atau memahami struktur kalimat yang
kompleks.
Dengan demikian, kemampuan kognitif anak memiliki dampak yang signifikan pada
perkembangan bahasa mereka. Anak-anak yang memiliki kemampuan kognitif yang baik
cenderung memiliki kemampuan bahasa yang lebih maju dan kompleks, sementara anak-
anak dengan keterbatasan kognitif mungkin mengalami tantangan dalam memperoleh dan
menggunakan bahasa dengan lancar.

3. Ada beberapa strategi yang efektif untuk memperluas kosakata anak-anak. Berikut adalah
beberapa di antaranya:
 Bacakan Buku secara Rutin: Membacakan buku secara rutin kepada anak adalah salah
satu cara terbaik untuk memperluas kosakata mereka. Pilihlah buku-buku yang beragam
topiknya dan kaya akan kata-kata yang bervariasi. Diskusikan makna kata-kata yang
mungkin baru bagi mereka dan tanyakan apakah mereka mengerti.
 Gunakan Kata-kata Baru dalam Konteks: Saat Anda berbicara dengan anak, sertakan
kata-kata baru dalam konteks percakapan sehari-hari. Misalnya, saat Anda berbicara
tentang hewan, gunakan nama-nama hewan yang berbeda-beda dan jelaskan
karakteristik mereka.
 Permainan Kata: Bermain dengan kata-kata dapat menjadi cara yang menyenangkan
untuk memperluas kosakata anak-anak. Misalnya, mainkan permainan tebak kata atau
permainan asosiasi kata, di mana anak harus menyebutkan kata-kata yang terkait
dengan kata yang Anda sebutkan.
 Kunjungan ke Tempat-tempat yang Menarik: Bawa anak ke tempat-tempat yang menarik
seperti taman binatang, museum, atau kebun raya, dan gunakan kesempatan tersebut
untuk memperkenalkan mereka pada kosakata baru yang terkait dengan objek atau
aktivitas di tempat tersebut.
 Gunakan Media dan Teknologi yang Tepat: Gunakan media seperti film, lagu, atau
aplikasi belajar yang sesuai dengan usia anak untuk memperluas kosakata mereka.
Pastikan untuk memilih konten yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka dan
berinteraksi dengan mereka saat menonton atau menggunakan media tersebut.
 Terlibat dalam Permainan Bermain-Peran: Bermain peran memungkinkan anak untuk
menggunakan imajinasi mereka dan mempraktikkan kosakata dalam konteks yang
berbeda-beda. Bermain dokter, guru, atau superhero dapat menjadi cara yang efektif
untuk memperluas kosakata mereka.
 Diskusikan dan Jelaskan Makna Kata: Saat anak mengajukan pertanyaan tentang kata-
kata yang mereka dengar atau baca, ambil kesempatan itu untuk menjelaskan makna
kata tersebut dengan cara yang sederhana dan relevan dengan situasi yang mereka
alami.
Dengan menggunakan berbagai strategi ini secara konsisten, Anda dapat membantu
anak memperluas kosakata mereka secara efektif sambil membuat pengalaman belajar
menjadi menyenangkan dan bermakna bagi mereka.

4. Apa manfaat mempraktikkan pengucapan kata-kata baru secara berulang-ulang untuk anak-
anak?
 Memperbaiki Artikulasi: Latihan yang berulang-ulang membantu anak-anak untuk
memperbaiki artikulasi mereka, yaitu kemampuan mereka untuk mengucapkan
suara dan suku kata dengan jelas dan tepat. Ini penting untuk memastikan bahwa
mereka bisa dipahami oleh orang lain.
 Meningkatkan Keterampilan Berbicara: Dengan mempraktikkan pengucapan kata-
kata baru secara berulang-ulang, anak-anak menjadi lebih percaya diri dalam
berbicara. Mereka akan merasa lebih nyaman menggunakan kata-kata tersebut
dalam percakapan sehari-hari.
 Memperluas Kosakata: Pengulangan membantu anak-anak untuk mengingat kata-
kata baru dan memasukkannya ke dalam kosakata mereka. Semakin sering mereka
mengucapkan kata-kata tersebut, semakin besar kemungkinan mereka untuk
menggunakannya secara tepat dalam berbagai konteks.
 Mengasah Kemampuan Mendengar: Saat anak-anak mempraktikkan pengucapan
kata-kata baru secara berulang-ulang, mereka juga terbiasa mendengar suara kata-
kata tersebut. Hal ini membantu mereka mengasah kemampuan mendengar dan
membedakan bunyi-bunyi yang berbeda dalam bahasa.
 Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi: Dengan memperbaiki pengucapan kata-
kata baru, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Mereka dapat lebih mudah menyampaikan ide dan pikiran
mereka dengan jelas dan efektif.
 Memperkuat Koneksi Otak: Pengulangan merupakan cara yang efektif untuk
memperkuat koneksi otak yang terkait dengan produksi dan pemahaman bahasa.
Dengan melakukan latihan yang berulang-ulang, anak-anak dapat memperkuat jalur-
jalur saraf yang terlibat dalam pengucapan kata-kata baru.
 Membantu dalam Proses Pembelajaran Bahasa: Mempraktikkan pengucapan kata-
kata baru secara berulang-ulang merupakan bagian penting dari proses
pembelajaran bahasa anak-anak. Ini membantu mereka untuk menginternalisasi
struktur dan suara bahasa yang mereka pelajari.
Dengan demikian, mempraktikkan pengucapan kata-kata baru secara berulang-ulang adalah
strategi yang efektif dalam membantu anak-anak mengembangkan keterampilan berbicara,
memperluas kosakata, dan meningkatkan kemampuan komunikasi mereka secara
keseluruhan.

5. Bagaimana pola perkembangan bahasa kedua pada anak-anak berbeda dari pola
perkembangan bahasa pertama?
Perkembangan bahasa kedua pada anak-anak sering kali memiliki pola yang berbeda dari
perkembangan bahasa pertama. Berikut adalah beberapa perbedaan utama dalam pola
perkembangan bahasa kedua:
 Dasar Pengetahuan Bahasa: Anak-anak yang memperoleh bahasa kedua biasanya
sudah memiliki dasar pengetahuan bahasa dari bahasa pertama yang mereka kuasai.
Hal ini mempengaruhi cara mereka mempelajari bahasa kedua, karena mereka dapat
menarik kesamaan dan perbedaan antara bahasa pertama dan kedua.
 Proses Pembelajaran: Perolehan bahasa kedua cenderung lebih cepat daripada
bahasa pertama, terutama jika anak telah memperoleh kemampuan bahasa yang
baik sebelumnya. Mereka memiliki pemahaman tentang bagaimana bahasa
berfungsi, sehingga mereka dapat menggunakan strategi belajar yang lebih canggih.
 Interferensi Bahasa: Anak-anak yang memperoleh bahasa kedua mungkin mengalami
interferensi bahasa, di mana struktur atau kosakata dari bahasa pertama mereka
memengaruhi penggunaan bahasa kedua. Ini bisa mengakibatkan kesalahan dalam
kalimat atau pelafalan yang tidak tepat.
 Struktur Kalimat: Anak-anak yang memperoleh bahasa kedua cenderung mengikuti
pola perkembangan bahasa pertama dalam hal struktur kalimat, meskipun mungkin
terjadi perbedaan dalam tingkat kompleksitas dan kemampuan untuk menguasai
aturan tata bahasa yang lebih rumit.
 Kosakata: Perkembangan kosakata dalam bahasa kedua bisa dipengaruhi oleh bahasa
pertama mereka. Mereka mungkin lebih cepat memahami dan mengingat kata-kata
yang memiliki kesamaan atau perbedaan dengan bahasa pertama mereka.
 Konteks Sosial: Anak-anak yang memperoleh bahasa kedua sering kali mempelajari
bahasa tersebut dalam konteks yang berbeda dari bahasa pertama mereka.
Misalnya, mereka mungkin menggunakan bahasa kedua di sekolah atau dengan
teman sebaya, sementara bahasa pertama mereka digunakan di rumah.
 Kepercayaan Diri: Anak-anak yang memperoleh bahasa kedua mungkin mengalami
tingkat kepercayaan diri yang berbeda dalam menggunakan bahasa kedua
dibandingkan dengan bahasa pertama. Hal ini bisa dipengaruhi oleh pengalaman
mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam bahasa kedua.

6. Mengapa penting bagi anak-anak untuk tetap menggunakan dan mempertahankan bahasa
ibu mereka saat mempelajari bahasa kedua?
 Identitas dan Koneksi Budaya: Bahasa ibu merupakan bagian penting dari identitas
dan koneksi budaya seorang anak. Memelihara bahasa ibu membantu anak
mempertahankan hubungan dengan budaya, tradisi, dan nilai-nilai keluarga mereka.
 Kemampuan Berkomunikasi yang Kuat: Anak-anak yang menguasai bahasa ibu
dengan baik memiliki dasar yang kuat dalam berkomunikasi. Ini membantu mereka
membangun kepercayaan diri dan keterampilan berbicara yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran bahasa kedua.
 Mengurangi Risiko Kehilangan Identitas: Jika anak-anak tidak dipersilakan atau
didorong untuk menggunakan bahasa ibu mereka, mereka mungkin merasa
kehilangan identitas mereka dan merasa terasing dari keluarga dan budaya mereka
sendiri.
 Memfasilitasi Komunikasi dalam Keluarga: Bahasa ibu sering digunakan untuk
berkomunikasi dengan anggota keluarga yang tidak menguasai bahasa kedua.
Memelihara bahasa ibu memastikan bahwa anak-anak tetap terlibat dalam
percakapan keluarga yang penting.
 Meningkatkan Kemampuan Belajar Bahasa Lain: Penelitian menunjukkan bahwa
anak-anak yang mempertahankan bahasa ibu mereka cenderung memiliki
kemampuan yang lebih baik untuk mempelajari bahasa kedua atau bahasa
tambahan lainnya. Bahasa pertama mereka berfungsi sebagai dasar yang kuat untuk
memahami struktur bahasa dan mempelajari kosakata baru.
7. Apa tantangan yang mungkin dihadapi anak-anak dalam mempelajari bahasa kedua dan
bagaimana cara mengatasinya?
 Kurangnya Pemaparan Bahasa Kedua: Anak-anak mungkin menghadapi kesulitan
karena kurangnya pemaparan terhadap bahasa kedua di lingkungan sehari-hari. Cara
mengatasinya adalah dengan menciptakan lingkungan yang kaya akan bahasa kedua
di rumah, misalnya dengan menggunakan buku, lagu, dan permainan dalam bahasa
kedua.
 Interferensi Bahasa: Anak-anak sering kali mengalami interferensi bahasa, di mana
struktur atau kosakata dari bahasa pertama mereka memengaruhi penggunaan
bahasa kedua. Cara mengatasi hal ini adalah dengan memberikan pemahaman yang
baik tentang perbedaan antara bahasa pertama dan kedua, serta memberikan
umpan balik yang sesuai.
 Rasa Malu atau Kecemasan: Beberapa anak mungkin merasa malu atau cemas ketika
mencoba berbicara dalam bahasa kedua karena takut membuat kesalahan atau tidak
dipahami oleh orang lain. Cara mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan
lingkungan yang mendukung di mana anak merasa nyaman untuk berbicara dalam
bahasa kedua tanpa takut dievaluasi.
 Keterbatasan Kosakata dan Struktur Kalimat: Anak-anak mungkin merasa sulit
mengungkapkan diri atau memahami pesan dalam bahasa kedua karena
keterbatasan kosakata dan struktur kalimat. Cara mengatasi hal ini adalah dengan
memberikan waktu untuk memperluas kosakata mereka melalui pembacaan,
mendengarkan, dan berbicara, serta memberikan contoh-contoh kalimat yang tepat.
 Tantangan dalam Pemahaman Kompleksitas Budaya: Bahasa kedua sering kali terkait
dengan budaya yang berbeda, dan anak-anak mungkin menghadapi kesulitan dalam
memahami konsep atau istilah budaya yang baru bagi mereka. Cara mengatasinya
adalah dengan memberikan penjelasan yang jelas dan relevan, serta
memperkenalkan mereka pada budaya tersebut melalui kegiatan dan materi yang
sesuai.
 Kurangnya Motivasi: Anak-anak mungkin kehilangan motivasi untuk belajar bahasa
kedua jika tidak melihat nilai atau kepentingan dalam mempelajarinya. Cara
mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan tujuan yang jelas dan relevan untuk
belajar bahasa kedua, serta memberikan penghargaan dan penguatan positif untuk
pencapaian mereka.
Dengan mengakui dan mengatasi tantangan-tantangan ini secara proaktif, orangtua dan
pendidik dapat membantu anak-anak dalam memperoleh bahasa kedua dengan lebih sukses
dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi dalam
konteks yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai