Anda di halaman 1dari 4

Tahapan Pembelajaran Membaca

Membaca adalah suatu proses dari suatu kata-kata dan mengartikannya menjadi
arti kata untuk menjadikannya suatu kalimat untuk mudah dipahami.Kemampuan
membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan.
Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang
mencakup berbagai kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata – kata,
menghubungkannya dengan bunyi, maknanya erta menarik kesimpulan mengenai
maksud bacaan. Dari membaca kita dapat memahami suatu kalimat atau suatu
bacaan dari kata ke kata untuk memahami makna dan isi dari bacaan tersebut. Kita
dapat mendapat banyak wawasan dari suatu bacaan yang kita baca, lebih banyak
yang kita baca lebih banyak lagi wawasan yang kita terima. Dalam membaca ada
empat tahapan yang kita harus ketaui yaitu:

Listening

Speaking

Tahapan Membaca

Reading

Writing

I. Tahapan membaca
I.1. Listening
Artinya tahapan mendengar, dalam tahapan ini dimana anak akan
memahami dari apa yang mereka dengar disekitarnya, anak mengalami
tahapan ini dengan baik sejak anak berusia 1 tahun, sejak usia 1 tahun
anak sudah mulai mampu mengingat dan mendengarkan hal – hal yang
terjadi disekitarnya. Dimana anak mampu merekam kata – kata sederhana
yang dia dengarnya. Pembiasaan memberi dongeng pada anak sebelum
tidur akan merangsang pendengaran dan merangsang pemahaman anak
tentang sebuah cerita sederhana. Dengan menyayikan anak atau
mendengarkan nyanyian anak – anak juga bisa memberikan rangsangan
pemahaman yang baik pada anak balita.
I.2. Speaking
Yaitu tahapan berbicara dalam tahapan ini dimana dimulai pada usia 4 – 5
tahun anak tersebut sudah sedikit demi sedikit memperoleh tata berbicara
yang memiliki makna meskipun dengan kata – kata yang sederhana dan
yang sering diucapkan yang dia peroleh dari bahasa ibu. Sesering mungkin
mengajak anak komunikasi satu kata maupun dua patah kata untuk
melatih komunikasi terarah pada anak. Tahapan ini dimulai dari
lingkungan keluarga terdekat anak, cantohnya seperti ibu maka dari itu
dapat disebut sebagai bahasa ibu karena ibu merupakan sosok yang paling
dekat pada anak.
I.3. Reading
Yaitu tahapan membaca, dalam tahapan ini dimana seorang anak sudah
mulai berpikir bahwa membaca buku itu penting bagi anak, anak sudah
berusaha membaca suatu kata/kalimat yang meskipun anak belum bisa
memahami dari isi bacaan tersebut. Tahapan ini biasanya anak dibiasakan
dari membaca buku bergambar contohnya seperti komik, majalah anak,
ataupun buku cerita agar anak lebih tertarik dalam membacanya, maka
dari itu akan menarik daya baca anak sejak usia dini.
I.4. Writing
Yaitu Tahapan menulis, dalam tahapan ini seorang anak sudah mulai
membaca dan memperoleh dengan tata cara berbicara yang sudah mulai
memahami dengan apa yang anak tulis. Dengan menulis kata sederhana
terlebih dahulu setelah itu anak dibimbing untuk membacanya sedikit
demi sedikit sehingga anak mengerti dan memahami tentang apa yang
ditulisnya. Tahapan ini sangat penting bagi anak karena apabila anak
terbiasa menulis sedikit demi sedikit anak akan terbiasa membaca huruf
perhuruf sehingga menjadi kata maka dari itu anak akan mulai lebih
lancar membacanya, karena dari itu pula awalan anak membaca dengan
lancar, yang berawal anak membaca dari huruf menjadi kata dan akhirnya
menjadi sebuah kalimat.

Tahapan-tahapan membaca adalah suatu proses yang diawali dari mendengar,


berbicara dan membaca serta menulis, akhirnya anak memahami isi dari apa yang
tertulis baik secara lisan maupun dalam hati. Tahapan ini sangat penting, wajib bagi
orang tua atau orang dewasa untuk mengajar anak-anak dalam membaca.
Menurut Jeanne S. Chall dalam bukunya yang berjudul Stages of Reading
Develompen telah mengidentifikasi 6 tahap perkembangan membaca beserta
karakteristik disetiap tahapannya, yaitu:
1. Pre-Reading (6 bulan-6 tahun)
“Tahap ini disebut dengan pre-reading karena kemampuan dasar anak masih
dalam tahap belajar”. Tahap ini yang paling berperan penting adalah orang tua
karena pada usia 6 bulan dimana anak lebh dekat dengan orang tua terutama
pada seorang ibu. Orang tua harus sering membacakan dongeng, buku cerita
dan buku bergambar karena disini anak berlahan-lahan akan mengenal kata,
huruf dan simbol pada bacaan. Saat membacakannya buku, lakukan dengan
gaya yang interaktif agar anak tertarik dan ajak anak berkomunikasi untuk
menumbuhkan rasa penasarannya, sehingga anak bersemangat untuk
mendengarkannya. Dan dia akan merekam apa yang dia dengar dan dia akan
bisa menceritakan ulang cerita tersebut.
2. Initial Reading & Decoding (6-7 tahun)
“Tahap ini merupakan tahap membaca yang sesungguhnya, karena adak sudah
dapat mengenali hubungan antara huruf dan bunyinya (fonologi) dan juga bisa
membaca teks singkat yang mengandung kata-kata sederhana” pada usia 6-7
tahun biasanya anak dibiasakan untuk membaca buku cerita sederhana
semacam buku yang bergambar yang hanya terdapat sedikit bacaan, anak
dilatih membaca bacaan secara mandiri akan tetapi disisi lain orang tua juga
harus sering membaca kan cerita pada anak. Pada akhir tahap ini, anak biasanya
sudah dapat memahami 4.000 kata yang didengarnya dan 600 kata yang dibaca
3. Confirmation &Fluency (7-8 tahun)
“ kemampuan membaca mandiri pada tahap ini sudah semakin fasih dan ia pun
dapat memahami konteks cerita lebih dalam lagi” di akhir tahap ini, biasanya
anak sudah mampu memahami 9.000 kata yang didengarnya dan 3.000 kata
yang dibacanya. Di tahap ini anak mulai bisa mengaitkan apa yang dia baca dan
apa yang dia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seperti membaca
cerita maling kundang, sehingga anak bisa mengaitkan atau menyimpulkan
bahwa dirinya tidak boleh melawan atau durhaka kepada ibunya. Tahapan ini
anak mulai bisa memahami isi bacaan dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-harinya.
4. Reading for Learning the New (9-14 tahun)
“Pada tahap keempat anak sudah mulai membaca dengan tujuan untuk
mempelajari pengetahuan dan ide baru”ditahap ini anak sudah mampu
membaca isi bacaan yang lebih panjang contohnya seperti koran, majalah dll.
ditahap ini biasanya suka-sukanya anak dalam membaca karena anak disini
mulai lancar membaca dan mampu membaca bacaan yang panjang, disini
pendidik khususnya orang tua harus selalu mengingatkan akan membaca kalau
tidak anak akan mengalami kesulitan membaca karena diusia 9-14 terkadang
apabila membaca tidak dibiasakan akan berpengaruh diusia selanjutnya ia akan
mengalami kesulitan dalam membaca.
5. Multiple Viewpoints (15-17 tahun)
“ Ditahap ini anak sejatinya sudah mampu membaca tulisan yang lebih abstrak,
kompleks, dan mengandung banyak berbagai perspektif berbeda” ditahap ini
anak diajak untuk lebih bersikap kritis terhadap suatu bacaan. Misalnya seperti
membaca buku di bidang ilmu pengetahuan yang beraneka ragam agar
pengetahuan anak bertambah.
6. Construction & Reconstruction (18 tahun keatas)
“Ditahap ini anak sudah meranjak menjadi dewasa, oleh karena itu, ia
diharapkan sudah dapat memahami bacaan dengan baik dan bersikap kritis
dengan apa yang dibaca” disini anak diajak untuk lebih kritis membaca karena
dengan membaca ini juga berfungsi untuk mengintegrasikan pengetahuannya
dengan pengetahuan orang lain. Kemampuan ini harus diasah, misalnya
membaca suatu bacaan yang kompleks dan dapat menjabarkannya dengan jelas
contohnya seperti membuat makalah dan esai.

Kemampuan membaca memegang peranan penting dalam kehidupan manusia


umumnya dan anak khususnya. Walaupun kemampuan membaca melalui beberapa
tahap namun setiap anak memiliki laju pencapaian tertulisnya masing-masing. Maka
dari itu kita sebagai orang dewasa apabila mendidik anak jangan menuntutnya
secara paksa, karena anak memiliki karakter pola berpikir yang berbeda. Pada
tingkatan pembelajaran membaca diatas dapat disimpulkan bahwa membaca
melalui beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh seorang manusia dan
membaca ini bersifat sangat penting bagi semua manusia.
Daftar pustaka:

Christiana, Martha. (2003). Membaca dan Menulis Untuk Anak Usia Dini diperoleh
18 Desember 2019 dari

Resti. (2012). Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Anak,


diperoleh 18 Desember 2019 dari,

Anda mungkin juga menyukai