Anda di halaman 1dari 34

Pra Membaca

Perkembangan, Pondasi Dasar, dan


Kegiatan yang Bisa Dilakukan di Rumah

@ibuknyadelisha
2022
Salam Kenal

Kelompok yang terdiri dari 20 Ibu yang aktif


menyuarakan kepeduliannya terhadap
perkembangan literasi anak Indonesia.
Melalui PELITA, kami berharap
dapat menyapa dan bergandengan
tangan dengan banyak keluarga untuk
saling mendukung pertumbuhan buah hati,
melalui produk maupun program kami. Semoga kami
bisa bermain, bercerita dan bergembira dengan
anak-anak di Indonesia.
PERINGATAN
TERIMA KASIH UNTUK TIDAK MEMPERJUALBELIKAN DAN
MENYEBARLUASKAN MODUL INI

Halo Ayah Bunda...

Mohon kerjasamanya untuk tidak memperjual belikan dan


menyebarluaskan file kami dalam kepentingan apa pun. Kami
mohon untuk tidak membagi file ini dalam situs berbagi dokumen /
email dan mengakuinya sebagai file di blog, Google Drive, atau
situs berbagi file lainnya di internet.

Tidak pula diperkenankan untuk menjadikan file ini sebagai bonus


dari kelas atau kegiatan yang Ayah Bunda selenggarakan tanpa
persetujuan kami.

This is your personal copy :)

Sincerelly Yours,

PELITA
Tahap Perkembangan
Pra Membaca

Pra membaca merupakan proses awal atau


permulaan anak 'berkenalan' dengan aktivitas
membaca. Tahap perkembangan kemampuan pra
membaca bahkan telah dimulai sejak anak
berusia 0 tahun.

@ibuknyadelisha
Tahap Perkembangan Pra Membaca

Selama ini, kemampuan membaca seakan telah menjadi


primadona di kalangan orang tua yang memiliki anak berusia
dini. Perasaan takut tertinggal dari anak lain serta pandangan
sosial terhadap anak membuat orang tua yang awalnya santai
berubah menjadi resah dan khawatir terhadap perkembangan
anaknya.

Orang tua sibuk melatih anak menghafal huruf-huruf, bahkan


ngotot memaksa anak agar segera dapat mengeja dan
berlomba-lomba supaya anaknya dapat membaca sejak balita.
Tanpa kita sadari, usaha ini justru dapat menimbulkan trauma
dan kesan buruk pada anak terhadap proses membaca.

Padahal, ternyata, dengan memastikan tahap perkembangan


pra membaca anak terlewati dengan baik, besar sekali
kemungkinan anak akan dengan senang hati melangkah untuk
belajar membaca. Bahkan, ada banyak kejadian, anak mampu
membaca dengan sendirinya, ajaib sekali!

Kok bisa?

Jawabannya sederhana, yaitu dengan


menjaga atmosfer kegiatan pra membaca
berjalan menyenangkan dan sesuai
dengan tahap perkembangan anak.
@ibuknyadelisha
Berikut tahap perkembangan pra membaca yang
perlu orang tua kenali dan pahami sesuai
dengan pertumbuhan usia anak.

Usia 0-1 Tahun


Anak mulai mengeksplorasi buku dengan memasukkan buku
ke dalam mulut atau menyentuh bahkan memukul-mukul
buku.

Anak mulai memperhatikan buku-buku yang memiliki gambar


dan warna yang menarik.
Pada usia ini, pastikan buku yang dikenalkan pada anak terbuat
dari bahan yang ramah anak, seperti buku kain maupun buku
berbahan tebal-ringan (boardbook), yang memiliki warna kontras.
Buku jenis ini biasanya tahan air dan tidak mudah robek.

@ibuknyadelisha
Tahap Perkembangan Pra Membaca

Usia 1-2 Tahun


Anak mulai membawa buku kepada orang dewasa untuk
dibacakan.

Anak mulai membuka dan membalik-balikan buku.

Anak mulai tertarik dengan isi buku (contoh: menanyakan


gambar yang terdapat di dalam buku).

Anak mencoba mencocokkan gambar yang terdapat pada


satu buku dengan buku lainnya.

Anak berpura-pura membaca (bicara pada gambar yang


terdapat di dalam buku).

@ibuknyadelisha
Tahap Perkembangan Pra Membaca

Usia 2-3 Tahun


Anak menunjukkan simbol/lambang suatu benda
(contoh: mengenal simbol/logo dari produk makanan, minuman,
tempat yang dikenal anak).

Anak menunjuk kembali cerita yang disukai.

Anak memilih-milih buku menurut kesukaannya.

Anak meminta tolong kepada orang dewasa untuk menuliskan


cerita pada gambar yang telah dibuatnya.

@ibuknyadelisha
Tahap Perkembangan Pra Membaca

Usia 3-4 Tahun


Anak tertarik pada buku dan berusaha membaca.

Anak memegang buku dengan benar dan membalik halaman


satu persatu.

Anak menanyakan arti gambar/tulisan pada buku.

Anak meminta untuk dibacakan suatu cerita.

Usia 4-5 Tahun


Anak mulai membaca gambar yang memiliki kata/kalimat
sederhana.

Anak menceritakan gambar/isi


buku walaupun tidak sama
antara tulisan dan yang
diungkapkan.

@ibuknyadelisha
Tahap Perkembangan Pra Membaca

Usia 5-6 Tahun


Anak menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan.

Anak membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan


beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata.

Anak bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat


sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas.

Anak mampu mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri


(4-6 gambar).

Anak membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.

Anak menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana.

Anak dapat membaca beberapa kata


berdasarkan gambar, tulisan, dan
benda yang dikenal atau
dilihatnya.

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar
Pra Membaca
Pondasi untuk mengembangkan kemampuan Pra
Membaca bukan berarti secara intens anak
diajarkan membaca layaknya orang dewasa, tapi
bagaimana cara membuat aktivitas membaca
sama menyenangkannya dengan bermain.

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar Pra Membaca

Tentu Ayah Bunda setuju bahwa membangun kemampuan


membaca pada anak tentu tidak bisa dilakukan secara instan.
Sebelum benar-benar mulai membaca, ada beberapa keterampilan
dasar pra membaca yang dibutuhkan oleh anak usia dini, antara
lain:

Pemahaman Kosakata & Bahasa Lisan (Vocabulary)


Merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting bagi
anak usia dini yang meliputi kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara dan memahami kosakata beserta artinya. Hal ini dapat
dikembangkan oleh orang tua melalui banyak kegiatan
sederhana seperti dengan mengajak anak berbincang, bernyanyi
bersama, bermain kata-kata berima, menyimak dongeng, dan
read aloud (membaca nyaring).

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar Pra Membaca

Pemahaman atau Pengenalan Buku


Dalam perkembangannya, anak usia 0-1 tahun sudah
menunjukkan ketertarikan pada banyak benda disekitarnya, tak
terkecuali ketertarikakannya pada buku/teks (print motivation).
Disinilah orang tua dapat berperan untuk menumbuhkan
kesadaran anak terhadap keberadaan buku sebagai hal yang
“normal” untuk ada disekitarnya.

Seperti dengan cara meletakkan buku anak di tempat-tempat


yang mudah dijangkau olehnya. Sehingga diharapkan anak akan
leluasa untuk melihat, memilih, mengambil, dan mengembalikan
buku yang menarik perhatiannya.

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar Pra Membaca

Pemahaman Kata dan Bunyi (Phonological Awareness)


Phonological awareness yaitu kemampuan mendengar, mengenali
bunyi huruf, dan membedakan bunyi huruf satu dengan yang
lain. Lalu, bagaimana supaya anak tahu dan mempunyai
kesadaran fonik ini? Lakukan dengan bermain :)

Sesuai tahap perkembangannya, di usia 2-3 tahun, anak sudah


mulai menyadari adanya perbedaan suara, bunyi, dan kata.
Orang tua dapat mengajak anak bernyanyi, menebak suara
hewan, bermain mengubah suara atau suku kata dan susunan
kata yang memiliki kemiripan bunyi seperti ‘awan-kawan’;
‘kupang-cupang’; ‘bola-pola’, dst.

u a ck
q ck
qua

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar Pra Membaca

Pengenalan/ Pemahaman Huruf (Letter Knowledge)


Merupakan kemampuan mengenali bentuk huruf dan
membedakan bentuk huruf satu dengan yang lainnya.
Kemampuan ini bisa mulai diperkenalkan pada anak dengan
menunjukkan beragam simbol/bentuk huruf besar-kecil
(uppercase-lowercase) yang terdapat pada buku kesukaannya.

Selain itu,orang tua juga dapat mengajak anak bermain tebak


huruf atau mencari pasangan huruf besar-kecil.
Pengenalan atau pemahaman huruf ini termasuk dengan
penyebutan huruf yang benar. Lalu, jika anak sudah
menguasainya, orang tua bisa melanjutkannya dengan
mengidentifikasi huruf sesuai nama atau bunyi hurufnya (fonik).

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar Pra Membaca

Pemahaman/ Pengenalan Tulisan (Print Awareness)


Merupakan kemampuan menyadari arah membaca teks; kiri-kanan,
atas-bawah dan bagaimana memperlakukan buku. Orang tua
dapat melatih kemampuan ini pada anak dengan memperlihatkan
beragam media cetak, seperti brosur, majalah, poster, koran,
undangan maupun selebaran/flyer.

Setelahnya, orang tua dapat memberikan kesempatan pada anak


untuk mengeksplorasi media cetak tersebut dengan memegang dan
memperlakukannya sesuai fungsi media tersebut. Namun jangan
terkejut ya Ayah Bunda, jika dalam kegiatan ini, kita akan
menemukan buku/kertas yang robek akibat rasa penasaran mereka.

Sebaiknya, agar tidak mudah rusak, Ayah Bunda disarankan untuk


menyiapkan buku bacaan khusus balita yang berbahan tebal
(boardbook), ringan, dan memiliki beragam fitur menarik untuk
dieksplorasi ketika ingin mengenalkan buku pertama kali pada anak.

@ibuknyadelisha
Pondasi Dasar Pra Membaca

Kemampuan Naratif (Narrative Skill)


Merupakan kemampuan seseorang untuk mendeskripsikan benda,
pengalaman, dan bercerita. Kemampuan bernarasi disini tentu
berbeda dengan kemampuan bernarasi versi orang dewasa ya.
Pada anak usia dini, seringkali anak akan bercerita secara
sepotong-sepotong dan menarik kesimpulan cerita berdasarkan
pengalamannya.

Orang tua dapat melatih anak untuk mengembangkan kemampuan


ini dengan bertanya mengenai hal-hal favoritnya, entah itu
makanan, buku, atau permainan. Selain itu, orang tua juga bisa
meminta anak untuk menceritakan kembali kisah yang baru saja
dibacakan, ajak anak ber-opini mengenai tokoh dalam kisah
tersebut atau menebak kelanjutan kisah yang akan terjadi.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra
Membaca yang Bisa
Dilakukan di Rumah
Pastikan kegiatan pra membaca dilakukan dengan
menyenangkan agar kelak anak senantiasa
gembira berjumpa dengan buku dan membaca.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam rangka
menguatkan pondasi dasar keterampilan pra membaca pada anak.
Ayah Bunda tidak perlu terburu-buru memikirkan beragam aktivitas
yang mungkin saja bisa menguras kantong, karena ternyata banyak
kegiatan sederhana yang bisa kita lakukan dengan anak untuk
meningkatkan kemampuan pra membacanya. Bahkan beberapa
kegiatan hanya memerlukan komitmen orang tua untuk
menyediakan waktu berinteraksi dengan anak ketika melakukan
beberapa kegiatan berikut:

Mengobrol
Cara sederhana dan cukup efektif untuk melatih anak berbicara
dan membaca. Kegiatan ini bisa dilakukan kapan saja dengan tema
apa saja. Misalnya bertanya tentang kabar anak, mengobrol
tentang keseharian atau aktivitas yang baru saja dilakukan anak.

Bahkan ketika sedang keluar


rumah bersama, kita bisa
mengajaknya berbicara
mengenai hal-hal menarik
apa saja yang dilihatnya.
Dan pastikan untuk tetap
ajak anak berbicara
meskipun anak belum lancar
berbicara.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Bernyanyi
Menyanyikan lagu atau bernyanyi bersama merupakan kegiatan
yang menyenangkan bagi anak usia dini. Suara dari Ayah Bunda
tentu lebih berdampak positif dibanding suara yang anak dengar
dari audio atau video internet. Melalui kegiatan ini, kita bisa
mengenalkannya pada kata berima. Berikut beberapa lagu anak
Indonesia yang memiliki kata berima:

Balonku Ada Lima

Lagu Balonku Ada Lima diciptakan oleh Abdullah Totong


Mahmud (AT Mahmud). Meskipun di dalamnya terbersit rasa
sedih karena kehilangan, namun lagu ini mengajarkan anak
untuk menjaga sesuatu yang dimilikinya agar tidak merasakan
kehilangan lagi. Berikut ini lirik lagunya:

Balonku ada lima


Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru

Meletus balon hijau, DOR!


Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Rasa Sayange
Rasa Sayange merupakan lagu daerah yang berasal dari
Maluku, Indonesia Timur. Lagu ini diciptakan oleh Paulus Pea
untuk mengungkapkan rasa sayang dan mengajarkan rasa
cinta kepada lingkungan. Berikut lirik lagunya:
Rasa sayange rasa sayang sayange
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange
Rasa sayange rasa sayang sayange
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange

Kalau ada sumur di ladang


Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi

Rasa sayange rasa sayang sayange


Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange

Mana kancil akan dikejar


Ke dalam pasar cobalah cari
Masih kecil rajin belajar
Sudah besar senanglah diri

Rasa sayange rasa sayang sayange


Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange
@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Cicak-Cicak di Dinding
Lagu Cicak-Cicak di Dinding juga diciptakan oleh Abdullah
Totong Mahmud (AT Mahmud). Dalam lirik yang diciptakannya,
diajarkan mengenai konsep berusaha.

Seperti tersirat pada lirik “diam-diam merayap”, mengajarkan


untuk harus terus bergerak, tidak berdiam diri dan berusaha
untuk mencapai sesuatu. Hingga pada akhirnya usaha tersebut
akan membuahkan hasil seperti pada lirik “hap! Lalu
ditangkap”.

Berikut lirik lagu Cicak-Cicak di Dinding

Cicak-cicak di dinding
Diam-diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap! Lalu ditangkap.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Bermain Kartu Kata (Flashcard)


Kartu kata atau flashcard bisa menjadi salah satu sarana stimulasi
pra membaca anak usia dini. Bermain kartu kata tidak harus
membeli ya, orang tua dapat membuatnya sendiri menggunakan
beberapa potong kertas yang diberi tulisan sesuai tema yang
dibutuhkan. Selain itu, orang tua juga dapat menempelkan kartu
kata di benda-benda sesuai dengan namanya. Atau membuat cerita
dari gambar.

Kursi

Meja Boneka
Bola Teko

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Membaca Nyaring (Read Aloud)


Membaca nyaring atau read aloud sering disebut sebagai salah
satu cara efektif dalam meningkatkan kemampuan anak dalam
berbicara dan membaca dengan cara sederhana, dan mudah,
murah. Mengapa demikian? Karena hanya dibutuhkan tiga hal
dalam kegiatan read aloud, yaitu buku, waktu, dan kemauan. Lalu
bagaimana read aloud bisa membantu anak menjadi lancar bicara
bahkan membaca?

Orang tua membacakan cerita.

Anak memperoleh kosakata dengar.

kosakata dengar anak dipenuhi


dengan berbagai huruf, fonem, rima,
kata, dsb.

Anak menggunakan kosakata


dengarnya sebagai modal dasar
untuk bicara, membaca & menulis.
@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Membaca Nyaring (Read Aloud)


Sehingga, dapat dikatakan bahwa saat membacakan buku dengan
nyaring dilakukan, anak akan mendengar dan mengenal cara
pengucapan kata serta bentuk susunan hurufnya. Sehingga ketika
anak sudah terbiasa mendengar orang tuanya membacakan buku,
mereka akan semakin banyak menemukan kosakata baru, berusaha
mengucapkannya, memiliki ketertarikan untuk membaca hingga
akhirnya bisa membaca secara mandiri.

Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum memulai kegiatan read


aloud:

Sediakan buku sesuai usia anak, kemampuan maupun tahapan


perkembangan anak.
Niat dan kemauan orang tua untuk melakukan read aloud.
Meluangkan waktu minimal 15 menit setiap hari.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Yang Sebaiknya DILAKUKAN Saat Membacakan Cerita


Memilih waktu yang nyaman, baik bagi orang tua maupun bagi
anak.

Menyingkirkan berbagai macam hal yang mungkin dapat


mendistraksi seperti ponsel atau laptop.

Pastikan orang tua telah terlebih dulu membaca isi buku hingga
tuntas. Selain agar orang tua mengetahui jalan cerita buku
tersebut, hal ini juga membantu untuk menghindarkan anak dari
konsep atau hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam
keluarga.

Sebelum memulai sesi read aloud, buat kesepakatan dengan


anak terkait jumlah buku yang akan dibaca dan batas waktu
membaca bersama (terutama jika read aloud dilakukan
menjelang tidur malam).

Memberikan beberapa
pilihan buku kepada anak
dan membiarkan anak
memilih buku yang ia suka
untuk dibaca bersama.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Yang Sebaiknya DILAKUKAN Saat Membacakan Cerita


Mengikuti keinginan anak ketika memilih buku yang sama
berulang kali untuk dibaca bersama.

Melibatkan anak dalam kegiatan membaca dengan meminta


anak membalik halaman buku atau menebak hal yang kira-kira
akan terjadi selanjutnya.

Setelah buku selesai dibacakan, luangkan waktu untuk


membahas kembali isi buku, seperti tokoh dan alr ceritanya.
Tanyakan pula perasaan atau pendapat anak terkait buku yang
telah dibacakan.

@ibuknyadelisha
Ragam Kegiatan Pra Membaca

Yang Sebaiknya TIDAK DILAKUKAN Saat Membacakan


Cerita
Memilih waktu ketika sedang terburu-buru.

Sesekali tetap melihat kearah ponsel atau benda lain.

Orang tua memilih buku secara acak tanpa membaca dahulu


isinya.

Kesal atau meminta anak memilih buku yang lain ketika anak
berulang kali memilih buku yang sama.

Memaksa anak untuk diam dan mendengarkan sepanjang cerita


dibacakan.

Terburu-buru mengakhiri sesi read aloud.

Membiarkan anak terus menerus


meminta orang tua membaca padahal
sudah melewati kesepakatan, baik
jumlah buku maupun waktu. Selain
karena anak harus berlatih menepati
kesepakatan, anak juga tetap
membutuhkan waktu istirahat yang
cukup.

@ibuknyadelisha
Tips Membacakan Buku Sesuai Usia

Anak Usia 0-24 Bulan


Bayi baru lahir hanya dapat melihat sekitar 8-14 inci. Pegang
bayi di pangkuan dan pastikan ia dapat melihat gambar pada
buku.

Bermain dengan kata-kata, bernyanyi dan


mengarang lagu, termasuk nama bayi.

Untuk bayi yang baru lahir, jangan terpaku


membaca semua kata, kita dapat
mengarahkan ke ilustrasi dan
membicarakannya.

Beri kesempatan bayi untuk menyentuh, menggenggam dan


merasakan buku.

Untuk bayi di atas 10 bulan, mulai gunakan jari telunjuk untuk


menunjuk ke gambar dan bahkan kata-kata saat membacakan
buku.

Beri mainan pada bayi untuk dipegang


dan dikunyah sambil mendengarkan buku
dibacakan.

Baca satu atau dua halaman saja untuk


pengenalan, lakukan secara bertahap dan
tambah jumlah halaman.

@ibuknyadelisha
Tips Membacakan Buku Sesuai Usia

Anak Usia 0-24 Bulan


Biarkan bayi membalik halaman jika dia lebih tertarik pada
buku daripada mendengarkan buku dibacakan.

Tunjuk, sebutkan, dan bicarakan apa yang ada dalam


gambar. Jelaskan apa yang terjadi.

Tanyakan pada bayi: “Di mana…?”,”Apa itu…?”, dan


tunggu respon darinya.

Dorong bayi untuk mengikuti kata yang disebutkan atau


menyelesaikan kalimat yang berulang-ulang.

Jika bayi mulai kehilangan kontak mata


dengan buku, berarti ia sudah tidak
tertarik. Segera singkirkan buku dan
lakukan sesuatu yang lain saat bayi
sudah mulai kehilangan minat.

@ibuknyadelisha
Tips Membacakan Buku Sesuai Usia

Anak Usia 2-3 Tahun


Beri kesempatan kepada anak untuk memilih buku yang ingin
dibacakan dan ikuti kemauannya jika meminta buku yang sama
dibacakan berulang kali.

Bacakan dengan perlahan sehingga anak dapat memahami


apa yang terjadi dalam sebuah cerita.

Tawarkan boneka atau mainan untuk dipegang anak jika ia


merasa lebih mudah mendengarkan ketika sambil bermain
peran dengan boneka.

Variasikan suara saat membacakan


buku agar sesuai dengan karakter
dan plot cerita.

Gunakan boneka dan alat peraga lain


yang berkaitan dengan cerita.

Dorong balita untuk membalik halaman, memberi nama


berbagai hal dalam gambar, membuat suara , mengulangi rima
dan frasa, dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sering berhenti untuk berkomentar, mengajukan pertanyaan,


dan memperhatikan ilustrasi dengan seksama.

Bicara tentang gambar dan tunjukkan detail yang mungkin


terlewatkan oleh anak.
@ibuknyadelisha
Tips Membacakan Buku Sesuai Usia

Anak Usia 3-6 Tahun


Perkenalkan bagian buku: baca judul; nama penulis dan
illustrator; lihat sampulnya; bicarakan tentang apa isi buku
tersebut, sarankan hal-hal yang harus dilihat dan didengarkan
oleh anak.

Jalankan jari di bawah teks saat membaca.

Bicara tentang cerita selama dan setelah sesi dengan suara


keras.

Minta anak untuk melihat lebih dekat pada gambar-gambar


untuk membantu mereka memahami cerita dan membuat
prediksi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ulangi kata-kata dan pantun yang menarik saat membaca buku.


Perkuat kata-kata baru yang dipelajari dari buku selama
membaca.

Lanjutkan bercerita, ajak anak


untuk berbicara; menggambar
atau melukis; berpura-pura
menjadi salah satu karakter;
dan terlibat dalam permainan
terkait buku.

@ibuknyadelisha
Untuk Diingat
Anak-anak, khususnya di usia dini, belajar melalui
pengalaman konkret dengan atmosfer yang hangat
serta interaksi sehari-hari dengan orang tuanya.
Bicara tentang kemampuan membaca, pondasi pra
membaca perlu ada dan dibangun dengan banyak
kesempatan untuk bersentuhan langsung dengan buku.

Hal paling utama yang perlu dibangun terlebih dahulu


adalah enjoyment (rasa menikmati) saat bertemu
dengan buku. Oleh karena itu sangat penting untuk
menciptakan suasana yang aman dan nyaman
bagi fisik dan emosi anak.

Khususnya bagi anak usia dini, kegiatan pra membaca


perlu dilakukan dengan bermain, karena hal terindah
untuk setiap anak adalah kehadiran orang tua secara
utuh untuk membersamainya bertumbuh
dengan cinta dan kasih sayang.

Semoga kita bisa sama-sama belajar, ya :)

Salam,
PELITA
Referensi
List tentang Tahap Perkembangan, Pondasi Dasar Pra
Membaca dan Read Aloud bukan berasal dari buah pikiran
kami. Ini adalah rangkuman catatan belajar tim dari
beberapa buku, artikel, dan kelas Training of Trainer Read
Aloud yang kemudian dicompile dan tata, kemudian
ditambahkan ide-ide kegiatan yang sesuai.

Wawasan mengenai Tahap Perkembangan Pra Membaca


didapatkan dari https://rumahinspirasi.com/?s=checklist
untuk list dan definisinya. Sedangkan untuk Pondasi Dasar
Pra Membaca diperoleh dari
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/pra-literasi-untuk-
anak-usia-dini?id=20210706125536&ix=2.

Informasi mengenai Read Aloud didapatkan dari materi


kelas Training of Trainer Read Aloud yang diadakan oleh Ibu
Roosie Setiawan dan Buku Montessori: Keajaiban Membaca
Tanpa Mengeja karya Vidya Dwina Paramita.

Sedangkan untuk ide ragam kegiatan pra


membaca merupakan gabungan dari ide tim
dan baca beberapa artikel online.

Terima kasih :)

Anda mungkin juga menyukai