PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dan terlaksana dalam praktek
kependidikan TK dan Sekolah Dasar di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab
pengembangan kemampuan sekolastik (akademik) dari Sekolah Dasar ke Taman
Kanak-Kanak terjadi dimana-mana, baik secara terang-terangan maupun
terselubung. Banyak Sekolah Dasar (umumnya Swasta dan sebagian Negara)
seringkali mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan menggunakan konsep
akademik, terutama tes membaca dan menulis. lembaga pendidikan sekolah dasar
seperti ini sering pula dianggap sebagai lembaga pendidikan “Berkualitas dan
Bonafit“.
Kondisi ini justru diperparah oleh desakan Orang tua agar anak-anak di TK
diajarkan membaca dan menulis agar bisa memasukan anaknya ke sekolah dasar
bonafit atau favorit.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3. melatih kelenturan motorik halus agar melalui berbagai bentuk permainan oleh
tangan dalam rangka mempersiapkan anak mampu membaca dan menulis.
1. Permainan Membaca
a. Kemampuan mendengar
c. Kemampuan berbicara
d. Membaca gambar
2. Permainan Menulis
a. Persiapan menulis
b. Bentuk tulisan
LANDASAN TEORI
2. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata
Tanya dan kata sambung.
1. Tahap Fantasi
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berfikir bahwa buku
ini penting, melihat atau membolak balikan buku dan kadang-kadang anak
membawa buku kesukaannya.
2. Tahap Pembentukan Konsep Diri
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam
kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau
pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak
cocok dengan tulisan
Pada tahap ini anak sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata
yang sudah dikenal, dapat menggungkapkan kata-kata yang memiliki makna
dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, sudah mengenal
abjad.
Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara
bebas.
Pada tahap ini anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat-alat
tulisan. Mereka sedang memulai belajar tentang bahasa tertulis dan bagaimana
mengerjakan tulisan tersebut.
Pada tahap ini anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai
suatu tulisan dan menggunakan itu semua agar dapat mengulang berbagai kata dan
kalimat.
4. Tahap menulis tulisan nama
Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi.
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
7. Menata lingkungan kelas dengan berbgaia kosakata dan nama benda yang
memungkinkan anak melihat dan berkomunikasi tentang benda-benda itu.
Guru hendaknya memberikan kesempatan yang banyak pada anak untuk latihan
kelenturan motorik halus, misalnya memberikan kertas, papan tulis, crayon, pensil
yang memungkinkan anak mencoret-coret atau menggambar sesuatu menurut
keinginan anak.
Prinsip pengulangan .
Guru atau orang tua dapat mengulang berbagai symbol dan tulisan pada anak
sehingga anak akan mengenal secara cermat antara gambar dan tulisannya.
Termasuk memberi latihan berulang-ulang garis atau lengkungan yang kemudian
dapat digabungkan sehingga berbentuk huruf atau tulisan.
Prinsip keluwesan.
Guru atau orang tua dapat memberikan kesempatan pada anak waktu
mengungkapkan berbagai pengalamannya berkaitan dengan berbagai jenis tulisan
yang telah dibuatnya.
Prinsip mencontoh.
Guru atau orang tua hendaknya sesering mungkin mengulang berbagai contoh
tulisan atau kata dengan menggunakan konteks yang sama.
Prinsip penguatan
BAB III
PEMBAHASAN
2 Demonstrasi (peragaan)
3. Bercerita
A. Membacakan cerita
B. Mengungkapkan cerita
4. Bernyanyi
5. mengucapkan syair
6. Dramatisasi
7. Karyawisata
d. Meja kursi tidak memenuhi ruangan , sehingga masih cukup ruang gerak bagi
anak.
a. Permainan Membaca
1) Kemampuan Mendengar
Contoh Permainan :
Nama Permainan
Kemampuan
Metode
Tanya jawab
Alat/ Bahan
Langkah-langkah permainan :
ü Anak menyebutkan apa yang didengarnya di kaset, misalnya suara angin ribut,
bebek, burung dan gemericik air.
ü Guru meminta anak lain untuk menyebutkan kembali apa yang telah di dengar
secara berurutan, misalnya : suara angin ribut, bebek, burung dan gemericik air.
Contoh permainan :
Nama Permainan
Kemampuan
Metode
Tanya jawab
Alat/ Bahan
Langkah-langkah permainan :
ü Anak melihat
Contoh permainan :
Nama Permainan
Perjalananku
Kemampuan
Alat/ Bahan
Langkah-langkah permainan :
ü Guru menuliskan cerita di bawah gambar anak, apabila anak sudah siap dan mau
berinspriasi menulis sendiri diperbolehkan.
4) Membaca Gambar
Contoh permainan :
Nama Permainan
Ke sekolah
Kemampuan
Metode
Alat/ Bahan
Gambar seni
Langkah-langkah permainan :
ü Guru membuat 4 bh gambar seri tentang kegiatan anak akan berangkat sekolah,
terdiri dari :
b. Permainan Menulis
1) Persiapan menulis
a) Mencoret
b) Tulisan Horisontal
c) Menulis acak
d) menulis nama
Contoh permainan :
Nama Permainan
Kemampuan
Metode
Pemberian tugas
Alat/ Bahan
Langkah-langkah permainan :
ü Guru menyiapkan alat yang diperlukan dan diletakan berjajar
BAB IV
A. Kesimpulan
Taman Kanak-kanak (TK) adalah tempat untuk belajar sambil bermain, jadi
belajar pun lewat permainan. Dimana dunia anak itu bermain, dengan bermain
anak-anak akan senang, ceria, dan bahagia. Namun semua itu tidak lagi, TK itu
dirubah menjadi sekolah yang pelajarannya seperti di Sekolah Dasar. Orang tua
menuntut guru untuk mengajarkan membaca dan menulis padahal tugas TK
adalah mengenalkan berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai persiapan
ke SD.
Untuk memenuhi kebutuhan itu dan masa peka pada aspek membaca dan menulis
yang dapat dikembangkan melalui bentuk permainan, sehingga anak akan senang
belajar membaca dan menulis, tidak berdasarkan paksaan karena bosan dan jenuh,
tapi lewat permainan Insya Alloh anak akan menyenanginya dan berkembang
secara optimal.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Hainstock, Elizabeth G. Metode Pengajaran Montessori untuk anak Prasekolah,
PT Pustaka Delapratess :1999
Oleh:
Neni
1.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensi sejak dini.
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi
anak sajak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
informal.
Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk merangsang dan
anak usia dini adalah: buku-buku cerita atau dogeng, papan flanel dan
menghadapi masalah berdikari, mandiri, percaya diri, dan sebagai modal utama
anak untuk memasuki dunia yang lebih kompleks dan luas. Jadi dalam usha
2. Rumusan Masalah.
d. Apa saja Sumber dan media pembelajaran pendidikan anak usia dini
3. Tujan Masalah
Agar pengetahuan tentang pendidikan anak usia dini semakin luas dan kita
4. Manfaat
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran yang
2. PEMBAHASAN
Di indonesia pengertian anak usia dini ditunjukan kepada anak usia 0-6
tahun Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan anak usia
dini, hal tersebut bisa dilihat pada pasal 1 butir 14 yang menyatakan bahwa:
pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
lebih lanjut.
PAUD pada jalur nonformal dapat berupa kelompok bermain (KB), Taman
Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age), namun sekaligus
periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Hasil penelitian
dan Copple (1997) mengemukakan bahwa Pendidikan anak usia dini mencakup
berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai Delapan tahun yang
Dalam sejarah perekembang anak usia dini terdapat beberapa filsuf yang
pemikirannya mendasari pendidikan anak usia dini hingga saat ini, secara ringkas
Mengatakan bahwa anak lahir dalam keadaan seperti kertas putih sehingga
sifat baik, sifat buruk anak muncul karena pendidikan yang salah.
4. Menurut Maria Montessori (1870-1952)
Mengatakan bahwa pendidikan dimulai sejak lahir. Bayi yang masih kecil perlu
cakap agar anak-anak dapat berkembang menjadi anak yang normal dan bahagia.
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga
1. Solehuddin (1997)
2. Suyanto (2005)
anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang sesuai
5. Tape Recorder dan VCD Player beserta kaset dan VCD cerita atau VCD lagu.
pembelajarannya harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini sebagai:
Secara umum, nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan adalah perilaku positif,
sosialisasi.
dengan usia.
d. Bahasa
perkembangannya.
A.Kesimpulan
bersama, orang tua, masyarakat dan pemerintah sebagai suatu dasar yang kokoh
dalam pembentukan karakter dan keperbadian anak. Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
B. SARAN
Dari uraian diatas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran
antara lain:
a. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia dini harus dilakukan, karena
berdasarkan data yang ada angka partisipasi masyarakat terhadap pendidikan anak
b. Kualifikasi pendidikan anak usia dini harus terus ditingkatkan baik kualifikasi
Hapidin, 2000. Model-model Pendidikan Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Ghiyats
Alfiani
http://kurniawanrestupambudi.blogspot,com/2011/11/konsep-dasar-
paud.html?m=1
Bredekamp dan Copple, 1997. Model-model Pendidikan Untuk Anak Usia Dini.
Jakarta: Ghiyats Alfiani
Diposkan oleh Fkip Bahasa Unanti di 18.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Fkip Bahasa Unanti
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (15)
o ▼ Juni (7)
SENI PERTUNJUKAN
PENDIDIKAN ANAK DISEKOLAH
MARKETING PROMOTION DAN COMMUNICATION
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENTINGNNYA BELAJAR MORFOLOGI
FUNGSIPROSES PEMBUB...
DEFENISI, JENIS-JENIS, SKEMATIK DAN PRA
MENULIS E...
makalah karya ilmiah_aliran Behaviorisme
o ► April (8)
KARYA TULIS
Disusun Oleh :
Nama : Islakhul Qonitah
BAB I
PENDAHULUAN
1. Memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) Sekolah
Menengah Atas (SMA) Wadhid Hasyim Tersono Batang.
2. Untuk menambah wawasan bagi penulis serta mengembangkan kemampuan dan
kreativitas yang ada pada diri Penulis
3. Penulis dalam pengalaman langsung atau tidak langsung dalam memberikan
informasi kepada masyarakat tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
4. Penulis ingin mengetahui secara jelas dan lebih akurat mengenai perkembangan
dan peranan PAUD MAHARANI bagi dukuh majasem pada khususnya.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, agar Penulis tidak terlalu luas dalam
membicarakan judul yang dikemukakan, Penulis perlu membatasi pengertian
judul diatas, pembatasan masalah tersebut antara lain:
1. Proses kegiatan di PAUD MAHARANI dukuh Majasem desa Mojoagung
Kec.Plantungan Kab.kendal
2. Masalah perkembangan dan peranan PAUD MAHARANI bagi mayarakat Dukuh
Majasem Desa Mojoagung
A. Riwayat singkat
Pendidikan anak usia dini MAHARANI didirikan pada tanggal 8
Desember 2010 yang diprkarsai oleh PKK Dukuh Majasem yang bekerja sama
dengan Pemerintah Dukuh Majasem.PAUD MAHARANI pada awalnya masih
berada dirumah penduduk dan pada waktu itulah proses belajar mengajar dimulai,
yaitu pada tahun ajaran tahun 2010/2011.
Setelah itu, proses belajar mengajar dipindahkan ke TK WIRA PERTIWI
dukuh majasem desa Mojoagung. Karena letak TK WIRA PERTIWI jauh dari
penduduk maka proses pembelajaran dipindah lagi ke rumah penduduk agar lebih
dekat dengan rumah warga.
Dan sampai sekarang pun PAUD MAHARANI proses belajar
mengajarnya masih dirumah warga.
Latar berdirinya PAUD maharani yaitu permintaan dari masyarakat agar
didirikan Pendidikan Anak Usia Dini sepaya anak-anak merka bisa lebih kreatif
dan lebih maju dan dapat menghasilkan anak yang mandiri. Karena anak-anak
yang belajar di Pendiikan Anak usia dini jauh lebih mudah menerima pendidikan
lanjutan tingkat Taman kanak-Kanak dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
mengikuti pelajaran ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini.
Dalam hal ini, Pendidikan Anak Usia Dini beperan sangat penting bagi
anak-anak pada khususnya dan warga masyarakat dukuh majasem pada
umumnya.
B. Struktur Organisasi
Struktur Oraganisasi PAUD MAHARANI pada saat ini,yaitu tahun ajaran
2013/2014 adalah seperti bagan yang telah dirini sebagai berikut :
Penanggung jawab : Elis Prihatiningtyas, S.pd
Sekretaris : Ahmad Muhyi , Slamet,S.pd
Bendahara : Sunarsih,A.Ma , Satimah
Seksi Kurikulum : Nanik Herlina , Siti khotimah
Seksi Sar-Pras : Istiqomah , Endang.S
dikan : Elis prihatiningtyas, S.pd , Siti Fauziah , Istiqomah dan Ratna Listiani
C. Susunan pengurus
Susunan pngurus di PAUD MAHARANI dukuh Majasem Desa
Mojoagung, Kec.Plantungan Kab.kendal pada periode 2013/2014 sebagai berikut :
Pelindung : Ibu Kepala Desa Mojoagung
Ketua : Elis prihatiningtyas,S.pd
Kepala : Elis prihatiningtyas,S.pd
Sekretaris : Ahmad Muhyi, Slamet,S.pd
Bendahara : Sunarsih,A.Ma , Satimah
Pendidik : Elis Prihatiningtyas,S.Pd , Siti Fauziah , Istiqomah , Ratna
Listiani
Dengan adanya susunan pengurus didalam sistem Kepengurusan PAUD
MAHARANI ini, ditujukan supaya dalam melaksanakan system belajar
mengajar bisa dapat berjalan dengan lancer. Terutama dalam bidang keuangan dan
pembangunan-pembangunan yang akan dilakukan agar mempunyai system
kepengurusan yang sudah dipilih dan diseakati oleh masyarakat (komite) pada
umumnya dan para guru pada khususnya.
A. Proses kegiatan
Di dalam proses kegiatan belajar mengajar, selain keberadaan para murid,
keberadaan sang guru juga sangat penting keberadaanya didalam proses belajar
mengajar.Memang di dalam suatu sekolah, kualitas pendidikan bukan hanya
ditentukan oleh guru, melainkan oleh mutu dari sarana dan prasarana serta factor-
faktor eksternal lainya. Akan tetapi , pada akhirnya semua itu tergantung pada
guru. Oleh karena itu, guru sangat terikat didalam rambu-rambu yang telah
diterapkan secara nasional mengenai apa yang seharusnya dilakukan pengajar.
Keadaan tenaga pengajarnya sudah cukup, karena sudah ada empat orang guru
yaitu Elis prihatiningtyas,S.pd , Siti Fauziah, Istiqomah, dan Ratna Listiani.
Agar suatu sekolah mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas
dankompeten dalam sistem belajar mengajar, agar dapat berjalan dengan lancar
dan baik, maka di PAUD MAHARANI ini sudah ditentukan bahwa setiap guru
diwajibkan mampu meguasai semua materi dan permainan yang ada di dalam
proses belajar mengajar.
2. Perangkat sekolah
Seperti sekolah atau Pendidikan anakusia dini lainya, perangkat pengajar
itu sangat penting pengaruhnya, karena sangat membantu guru atau pengajar
untuk menerngkan sesuatu kepada siswa. Apalagi biasanya anak-anak yang masih
seumuran anak PAUD itu belum mengerti apa-apa. Sehingga keberadaan
perangkat pengajar sangat berarti sekali bagi guru dan para murid.
Perangkat pengajar yang ada di PAUD MAHARANI adalah seperti
gambar-gambar binatang, tumbuhan, angka-angka dan huruf-huruf, puzzle,
gambar pengenalan tempat-tempat ibadah, dan lain-lain.
3. system pengajaran
Dalam system pengajaran, antara PAUD satu dengan PAUD yang lain itu
berbeda-beda. Secara umum, system pengajaran adalah cara yang diakukan oleh
guru atau pengajar untuk mendidik murid-muridnya,sehingga pendidikan dapat
berjalan dengan baik, dan dalamhal ini setiap pengajar dalam menggunakan
system pengajaranya pasti tidak sama.
d. Belajar keterampilan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak-anak cenderung lebih suka
berkreasi dan berimajinasi dalam belajar dibandingkan menghafal
ataumempelajari suatu hal yang sifatnya teoritis. Jadi PAUD MAHARANI juga
melakukan system belajar keterampilan seperti belajar membuat perahu dari
kertas, belajar mewarnai, menggambar, dan sebagainya agar pikiran anak tidak
selalu jenuh setiap menerima pelajaran.
e. olahraga
Disetiap sekolahan yang berdiri, selain kegiatan belajar mengajar seperti
yang telahh dituliskan oleh penulis diatas, yaitu belajar menyanyi, emnulis,
membaca, dan keterampilan yang dilakukan diruangan yang bersifat teoritis.
PAUD MAHARANI juga mengadakan kegiatan yang diluar ruangan, yaitu
olahraga. Di PAUD MAHARANI ini, pelajaran olahraga biasanya dilakukan dua
minggu sekali seperti senam dan merapikan barisan dan bernyanyi bersama.
2. Peranan masyarakat
Perkembangan-perkembangan yang telah dicapai oleh paud maharani dari
awal sampai sekarang memang tidak lepas dari peranan masyarakat. Karena
memang paudmaharani juga berdiri di tengah-tengah masyarakat desa yang masih
asri. Untuk kemajuan paudmaharani selain guru dan para pengurus serta
organisasi,masyarakat dukuh majasem juga ikut bereran mengurusi paud
maharani, seperti mau menjaga kebersihan di lingkungan sekitar paud maharani
dan apabila bermain pada saat diluar jam belajar atau liburan mereka mau
menjaga dan tidak boleh merusak benda-benda dihalaman paud maharani.Tanpa
masyarakat yang mau berperan serta dalam membangun paud maharani ini,
mungkin tidak akan pernah berdiri paud maharani di dukuh majasem. Masyarakat
dukuh majasem pada umumnya menyambut dengan gembira terhadap berdirinya
paud maharani sehingga paud maharani mendapat tanggung jawab yang besar
yang iberikan oleh masyarat, dan paud maharani harus menjalankanya dengan
baik dan sungguh-sungguh.
D. Prospek
Tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Tap
MPR/II/MPR/1988(GBHN) adalah untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan memperdalam cinta terhadap
tanah air serta mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan
nasional. Sejalan dengan itu, dikembangkan iklim belajar mengajar yang sangat
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri. Dengan demikian, pendidikan
nasional akan mewujudkan manusia-manusia yang dpat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan
tanah air Indonesia.
Maka,tepat sekali apabila dukuh majasem mendirikan system pra sekolah melalui
pendidikan taman sekolah atau PAUD. Karena keberadaan PAUD MAHARANI
telah diakui oleh masyarakat dukuh Majasem dan sudah dikenal. Hal ini
membuktikan bahwa PAUD MAHARANI sudah mengalami beberapa
perkembangan yang dicapai, sehingga dapat mendorong PAUD MAHARANI
untuk tetap berdiri dan lebih meningkatkan kualitas belajar mengajarnya.
Dan diharapkan, PAUD MAHARANI untuk kedepanya akan selalu exist dalam
segala hal.
BAB III
KESIMPULAN
Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah,
naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan
sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas
adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar
yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah
perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu
mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis
bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa.
Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti
habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk
pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat
diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada
dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam
keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa
pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui
bermain.
DAFTAR PUSTAKA
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua?
2. Bagaimana hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat?
3. Bagaimana peran orang tua dan masyarakat di lembaga PAUD?
C. Tujuan
1. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan sebuah lembaga PAUD
dengan orangtua dan masyarakat
2. Memahami hubungan antara lembaga PAUD dengan orangtua dan masyarakat
3. Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD dalam membina
hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.
D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami hubungan dan tugas-tugas
pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang tua wali murid serta
masyarakat sekitarnya.
2. Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman
mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat dapat
digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya di lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Pelaksanaan
Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pertemuan
orangtua-pendidik.
a) setting ruangan pertemuan
b) Mulai pertemuan tepat waktu
c) Pelaksanaan pertemuan dengan susunan acara sebagai berikut:
Pembukaan
Perkenalan
Menyampaikan tujuan pertemuan
Kegiatan inti :
penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu
yang berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.
Diskusi/tanya jawab
Penutup
d) ulangi tujuan pertemuan
e) buat kesimpulan hasil pertemuan
Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk
menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
Kirimkan surat ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya dalam
pertemuan.
7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu
senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut.
Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah upaya membangun
komunikasi secara formal dan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah
upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal dan tidak
memerlukan perencanaan khusus.
a) Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak
b) Menggunakan telephon
c) Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
d) Melakukan kegiatan parenting.
Manfaat parenting adalah : pertama, terjalinnya mitra kerja lintas sektor,
misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan
dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan
lain-lain, Kedua, terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga, berkembangnya
rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, Keempat terjalinnya hubungan
yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tugasnya
masing-masing, Kelima, terciptanya hubungan antar keluarga di lingkungan
masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan Keenam, terjalinnya mitra kerja
antar sesama anggota parenting.
2. Hubungan Lembaga PAUD Dengan Masyarakat Dalam Konteks Umum
Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan
mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia
dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati
seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk
melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan
bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan
masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik
dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia
yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang
tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan
proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai
perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang
tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam
meningkatkan perannya adalah :
a) Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak.
Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan
beragam, namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b) Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan
anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-
lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian
yang tidak sesuai.
c) Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh
terhadap identitas kekelaminan.
d) Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak
kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik
untuk perkembangan anak.
e) Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
f) Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan
memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga
pendidikan di era globalisasi dan desentralistik (otonomi daerah) menuntut team
work yang solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi
atasan maupun masyarakat. Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka
administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi kunci sukses di
dalamnya.
Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis
dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan
tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara
produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang
berkualitas secara inteletual, spritual dan sosial.
B. Saran
1. Untuk Lembaga
Pengelola pendidikan harus mengikutsertakan peran orang tua dan masyarakat
untuk mencapai tujuan lembaga yang ingin dicapai.
2. Untuk Orang Tua
Memotivasi anak agar memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, agar ada rasa
kebanggaan bagi orang tua sendiri, lembaga, ataupun masyarakat umumnya.
3. Untuk Masyarakat
Mendorong dan mendukung segala tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh
lembaga, agar senantiasa beriringan dan tujuan pendidikan bisa dijalankan secara
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Posh Populer
Info Asik
Kumpulan Makalah
Artikel artikel islami Artikel Kesehatan Contoh format kesehatan Contoh Surat
Informatika Karya Tulis Ilmiah Kata kata Cinta Makalah Makalah Asuransi
Makalah Bahasa Indonesia Makalah Bahasa Inggris Makalah Biologi Makalah
Ekonomi Makalah Fisika Makalah Hukum Makalah Ipa makalah kesehatan
Makalah Kesehatan Kebidanan Makalah Kesehatan Keperawatan Makalah
Kewirausahaan Makalah Kimia makalah komputer Makalah Komunikasi Makalah
Manajemen Makalah Olah Raga Makalah Paud Makalah Pendididkan Makalah
Pendididkan IPS Makalah Pendidikan agama islam Makalah Pkn Makalah Sejarah
Makalah Seni Makalah Sosiologi Pemberitaun CPNS 2014 Pengetahuan
PROPOSAL PUISI Sejarah Kesehatan Skripsi Sosial-Budaya · Surat Permohonan
tips kesehatan
© www.gudangmakalah.Com | Privacy Policy | About Us
Latest News
Loading news...
About
Privacy Policy
Disclaimer
Contact
Contoh Makalah
Home
Maklah Kesehatan
o HIV AIDS
o Jantung
o Organ Dalam
Makalah Pendidikan
o Bahasa Indonesia
o Sosiologi
o Bahasa Inggris
Contoh Kata Pengantar
Contoh Penutup
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak adalah titipan tuhan yang harus kita jaga dan kita didik
agar ia menjadi manusia yang berguna dan tidak menyusahkan
siapa saja. Secara umum anak mempunyai hak dan kesempatan
untuk berkembang sesuai potensinya terutama dalam bidang
pendidikan.
Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang
dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan dan
Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan guru untuk
dapat menemukan potensi tersebut. Syaratnya adalah
penerimaan yang utuh terhadap keadaan anak.
PEMBAHASAN
UU No 20/2003 pasal 28
- Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
- Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal, dan/atau informal.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA),
atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal
berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA),
atau bentuk lain yang sederajat.
- Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
C. Perkembangan Anak
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang
masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti
pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga
pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan
anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar
melalui bermain. Perkembangan anak sebagai perubahan
psikologis menurut Kartini Kartono ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam fase tertentu.
1. Perasaan marah
Perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa tidak
nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang
mengganggunya. Kemarahan pun akan dikeluarkan anak ketika
merasa lelah atau dalam keadaan sakit. Begitu punketika
kemauannya tidak diturutioleh orangtuanya, terkadang
timbulrasa marah pada sianak.
2. Perasaan takut
Rasa takut ini di rasakan anak semenjak bayi. Ketika bayi
merekatakut akan suara-suara yang gaduh atau rebut. Ketika
menginjak masa anak-anak, perasaan takut mereka muncul
apabila di sekelilingnya gelap. Mereka pu mulai berfantasi
dengan adanya hantu, monster dan mahluk-mahluk yang
menyeramkan lainnya.
3. Perasaan gembira
Perasaan gembira ini tentu saja muncul ketika anak merasa
senang akan sesuatu. Contohnya ketika anakdiberi hadiaholeh
orang tuanya, ketika anak juara dalam mengikuti suatu lomba,
atau ketika anak dapat melakukan apa yang diperintahkan orang
tuanya. Banyak hal yang dapat membuat anak merasa gembira.
4. Rasa humor
Tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih
banyak tertawa di bandingkan orang dewasa. Anak akan tertawa
ketika melihat sesuatu yang lucu.
D. Peranan keluarga
Keluarga adalah institusi pertama yang melakukan pendidikan
dan pembinaan terhadap anak (generasi). Disanalah pertama
kali dasar-dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing
bagaimana ia mengenal Penciptanya agar kelak ia hanya
mengabdi kepada Sang Pencipta Allah SWT. Demikian pula
dengan pengajaran perilaku dan budi pekerti anak yang
didapatkan dari sikap keseharian orangtua ketika bergaul
dengan mereka. Bagaimana ia diajarkan untuk memilih kalimat-
kalimat yang baik, sikap sopan santun, kasih sayang terhadap
saudara dan orang lain. Mereka diajarkan untuk memilih cara
yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih
barang halal yang akan mereka gunakan. Kesimpulannya,
potensi dasar untuk membentuk generasi berkualitas
dipersiapkan oleh keluarga.
Kelompok Bermain
Pendidikan dini bagi anak-anak usia pra-sekolah (3-6 tahun)
merupakan hal yang penting, karena pada usia ini merupakan
masa membentuk dasar-dasar kepribadian manusia,
kemampuan berfikir, kecerdasan, keterampilan serta
kemandirian maupun kemampuan bersosialisasi. Pada dasarnya
dunia anak adalah dunia fundamental dari perkembangan
manusia menuju manusia dewasa yang sempurna. Disadari
bahwa generasi merupakan generasi penerus yang perlu dibina
sejak dini, karenanya pembinaan sejak dini merupakan tanggung
jawab keluarga dan masyarakat. Pembinaan anak usia pra-
sekolah terutama peranan keluarga sangat menentukan.
BAB III
KESIMPULAN
Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan
lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum
berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar
tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya
pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta
arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu
menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan
potensi yang ada dalam diri anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar
dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN
Cirebon Press.
2. Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan
praktis. Bandung: Rosda
3. Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan.
Jakarta: PT. Rhineka Cipta
4. Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung:
Rosda
5. Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai
Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama
6. Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik,
Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI
Entri Populer
Contoh Saran Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar | Bagi Anda yang
tidak ingin repot repot mengeditnya di ms. word, saya telah mrenuliskan
c...
Contoh Kata Pengantar Makalah Bahasa Inggris Dan Artinya
Contoh Kata Pengantar Makalah Bahasa Inggris Dan Artinya | Oke pada
kali ini saya kembali memposting sebuah artikel dengan tema kata
pengan...
Contoh Pendahuluan Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar | Bagi Anda
yang tidak ingin repot repot mengeditnya di ms. word, saya telah
mrenuli...
Contoh Penutup Dalam Makalah Yang Baik Dan Benar | Bagi Anda yang
tidak ingin repot repot mengeditnya di ms. word, saya telah mrenuliskan...
Kumpulan Contoh Teks Prosedur Kompleks Yang Baik Dan Benar | Oke,
pada kesempatan kali ini saya akan memberikan beberapa contoh tek
prose...
Kategori
Cara Membuat Makalah
Ciri-ciri Masyarakat
Ciri-ciri Masyarakat Pendidikan
Contoh Kalimat Efektif
Contoh Kesimpulan
Contoh Makalah
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Kesehatan
Contoh Makalah Komputer Dan TIK
Contoh Makalah Olahraga
Contoh Makalah Pendidikan
Contoh Makalah Sosiologi
Contoh Paragraf Narasi
Contoh Pendahuluan Makalah
Contoh Penutup Makalah
Contoh Pidato
Contoh Proposal
Contoh Saran
Contoh Teks Anekdot
Contoh Teks Eksplanasi
Contoh Teks Prosedur Kompleks
Daftra Isi Makalah
Gerak Pada Tumbuhan
Kata Pengantar Bahasa Inggris
Kata Pengantar Makalah
Makalah Kewirausahaan
Makalah Lingkungan Hidup
Proposal Kegiatan
Teks Eksposisi
Teks Negoisasi
Blogiarhiiv
► 2016 (25)
▼ 2015 (34)
o ► detsember (2)
o ► november (4)
o ► oktoober (6)
o ▼ september (3)
Contoh Makalah Pendidikan Tentang Pentingnya Pendi...
8 Contoh Daftar Isi Makalah Lengkap
Contoh Makalah Pendidikan : Matematika Dalam Kehid...
o ► august (19)
► 2014 (1)
Back to top!
Copyright 2013 Contoh Makalah - All Rights Reserved Design by Mas Sugeng -
Powered by Blogger