1) Tahap pertama, umur 6-7 tahun (kira-kira kelas I dan II sekolah dasar) anak
memusatkan pada katakata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana.
2) Tahap kedua, sekitar anak duduk di kelas II dan IV, mereka dapat menganalisa
kata-kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang
didasarkan konteks.
3) Tahap ketiga, sekitar anak kelas V sampai kelas II SMP tampak adanya
perkembangan pesat dalam membaca yaitu tekanan membaca tidak lagi pada
pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman dan makna bacaan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca di sekolah
harus disesuaikan dengan tingkatan perkembangan anak sehingga siswa dapat
menguasai kemampuan membaca dengan sebagaimana mestinya.
1. Faktor Fisiollogis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurang matangan secara fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan
kemampuan membaca. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat
penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak.
Misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d. Perbedaan pendengaran
(auditory discrimination) adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan
perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan
membaca anak.
2. Faktor Intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berfikir yang
terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan
meresponnya secara tepat. Secara umum ada hubungan antara kecerdasan yang
diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca.
Tingkatan intelegensi membaca itu sendiri pada hakikatnya proses berfikir dan
memecahkan masalah.
Misalnya, dua orang yang berbeda IQnya sudah pasti akan berbeda hasil
dan kemampuan membacanya.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan itu mencakup: latar belakang dan pengalaman
siswa dirumah, dan sosial ekonomi keluarga siswa.
5. Kemampuan Berbahasa
Apabila seseorang menghadapi bacaan yang bahasanya tidak
pernah didengarnya maka akan sulit memahami teks bacaan tersebut.
Penyebabnya adalah keterbatasan kosakata yang dimilikinya.
6. Disleksia
Disleksia adalah salah satu tipe dari kesulitan belajar khusus
dimana kesulitan tersebut mempengaruhi kemampuan seseorang didalam
membaca atau mengeja.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap proses membaca, dalam
membaca juga terdapat hambatan-hambatan seperti :
Konsentrasi
Pada saat membaca dibutuhkan konsentrasi yang baik. Jika anak
tidak berkonsentrasi didalam membaca maka hal ini akan menjadi hambatan.
Daya tahan
Daya tahan anak pada saat membaca cepat berkurang dapat
diakibatkan oleh: posisi badan yang salah, dan lampu atau penerangan yang
tidak mendukung. Hal ini juga akan menjadi hambatan didalam membaca.
TERIMA KASIH