Anda di halaman 1dari 14

A.

Konsep kemampuan membaca


1. Pengertian Kemampuan

- Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta yang


diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007: 742)
kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.
- Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 423) kemampuan diartikan
kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan adalah kesanggupan


atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Pembelajaran
bahasa Indonesia kemampuan membaca sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh
seseorang karena kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai
bidang studi.
2. Pengertian Membaca

Menurut Rahim (2008: 2) membaca adalah suatu yang rumit yang


melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berfikir, psiko linguisutik, dan metakognitif.

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seorang yang


membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
membaca adalah suatu aktivitas komplek baik fisik maupun mental yang
bertujuan memahami isi bacaan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif.
Setiap pembaca memiliki tahap perkembangan kognitif yang berbeda,
misalnya siswa kelas I SD perkembangan kognitifnya tidak sama dengan siswa kelas
IV, V, dan VI. Sehingga bahan ajar (bacaan yang dibaca) tidak sama, harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki siswa.

3. Pengertian Kemampuan Membaca


Tri (2014: 11) mendefinisikan kemampuan membaca adalah kesanggupan dan
kecakapan serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan lambang
atau bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan
maksud dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi yang
diinginkan. Membaca memerlukan pemahaman yang baik, karena membaca
memerlukan kemampuan yang baik agar dapat memahami teks bacaan dan memknai isi
bacaan dengan baik.
4. Tujuan Membaca
A. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.
B. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati
bacaan.
C. Mencari informasi untuk pembuatan lap oran yang akan disampaikan dengan
lisan maupun tulisan.
D. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat
oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.
E. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti
sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan.
F. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja
diberikan oleh penulis bacaan.
5. Contoh Kemampuan Membaca dalam
Perkembangannya

Ada beberapa tahapan perkembangan membaca pada siswa sekolah dasar.


Suratno (2014: 20) mengemukakan :

1) Tahap pertama, umur 6-7 tahun (kira-kira kelas I dan II sekolah dasar) anak
memusatkan pada katakata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana.
2) Tahap kedua, sekitar anak duduk di kelas II dan IV, mereka dapat menganalisa
kata-kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang
didasarkan konteks.
3) Tahap ketiga, sekitar anak kelas V sampai kelas II SMP tampak adanya
perkembangan pesat dalam membaca yaitu tekanan membaca tidak lagi pada
pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman dan makna bacaan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca di sekolah
harus disesuaikan dengan tingkatan perkembangan anak sehingga siswa dapat
menguasai kemampuan membaca dengan sebagaimana mestinya.

B. Faktor-faktor kemampuan membaca


Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, faktor-faktor
yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnol dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Faktor Fisiollogis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurang matangan secara fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan
kemampuan membaca. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat
penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak.
Misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d. Perbedaan pendengaran
(auditory discrimination) adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan
perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan
membaca anak.

2. Faktor Intelektual
Istilah intelegensi didefinisikan sebagai suatu kegiatan berfikir yang
terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan
meresponnya secara tepat. Secara umum ada hubungan antara kecerdasan yang
diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca.
Tingkatan intelegensi membaca itu sendiri pada hakikatnya proses berfikir dan
memecahkan masalah.
Misalnya, dua orang yang berbeda IQnya sudah pasti akan berbeda hasil
dan kemampuan membacanya.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan itu mencakup: latar belakang dan pengalaman
siswa dirumah, dan sosial ekonomi keluarga siswa.

 Latar belakang dan pengalaman anak di rumah


Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan
bahasa anak. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri
anak dalam masyarakat.
 Sosial ekonomi keluarga siswa
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga
merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa
penelitian memperlihatkan bahwa status sosial konomi siswa mempengaruhi
kemampuan verbal siswa.
4. Faktor Psikologis
Faktor ini mencakup : motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi,dan
penyesuaian diri.
 Motivasi
Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes
mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk
mencapainya. Crawley dan Mountain mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu
yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan.
 Minat
Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha – usaha seseorang
untuk membaca.
 Kematangan sosial, emosi,dan penyesuaian diri
Seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat
tertentu. Anak – anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara
berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri,
akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca, begitupun sebaliknya.

5. Kemampuan Berbahasa
Apabila seseorang menghadapi bacaan yang bahasanya tidak
pernah didengarnya maka akan sulit memahami teks bacaan tersebut.
Penyebabnya adalah keterbatasan kosakata yang dimilikinya.

6. Disleksia
Disleksia adalah salah satu tipe dari kesulitan belajar khusus
dimana kesulitan tersebut mempengaruhi kemampuan seseorang didalam
membaca atau mengeja.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap proses membaca, dalam
membaca juga terdapat hambatan-hambatan seperti :

 Konsentrasi
Pada saat membaca dibutuhkan konsentrasi yang baik. Jika anak
tidak berkonsentrasi didalam membaca maka hal ini akan menjadi hambatan.
 Daya tahan
Daya tahan anak pada saat membaca cepat berkurang dapat
diakibatkan oleh: posisi badan yang salah, dan lampu atau penerangan yang
tidak mendukung. Hal ini juga akan menjadi hambatan didalam membaca.
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai