Anda di halaman 1dari 8

JURNAL ILMIAH MAHASISWA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA


CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI BA A’ISYIYAH SIDOHARJO

Devi Nur Utami, Ida Yeni Rahmawati, Muhibbudin Fadhli


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Email : deponew123@gmail.com
Abstak
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk: mendeskripsikan dan menjelaskan proses pembelajaran membaca
permulaan melalui cerita bergambar di BA ‘Aisyiyah Sidoharjo. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas
kolaboratif. Model penelitian yang digunakan adalah Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelompok B di BA ‘Aisyiya sidoharjo yang berjumlah 17 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 7
anak perempuan. Objek penelitian ini adalah Keterampilan membaca permulaan pada anak melalui media cerita
bergambarTeknik analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian pada kegiatan
membaca permulaan menunjukkan adanya peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil kegiatan awal sebelum
tindakan menunjukkan 5,89%, meningkat sebesar 17,63% pada Siklus I menjadi 23,52%,dan mengalami
peningkatan sebesar 65% sehingga mencapai 88,23% pada Siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran membaca permulaan dengan cerita bergambar dapat meningkatkan
keterampilan membaca permulaan pada anak.

Kata kunci : Membaca permulaan, Cerita Bergambar, Anak Usia Dini

How to Cite. Devi Nur Utami (2020). Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Cerita
Bergambar pada Anak Kelompok B di BA A’isyiyah Sidoharjo. Penerbitan Artikel Ilmiah Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, 4(1): 47-54

© 2020 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved


ISSN 2614-1434 (Print)
ISSN 2614-4409 (Online)

PENDAHULUAN sebutan PAUD yaitu pendidikan yang


Pendidikan adalah hal yang sangat diberikan sejak lahir hingga usia enam tahun
penting dan tidak dapat dipisahkan dalam sebelum memasuki pendidikan sekolah
kehidupan manusia. Pada hakikatnya belajar dasar. Tujuan dari pada diselenggarakannya
itu tidak pernah mengenal usia, baik orang pendidikan tersebut yaitu untuk merangsang
tua, remaja bahkan anak yang masih berusia pertumbuhan dan enam aspek
dini. Menciptakan generasi berkualitas perkembangan, serta menyiapkan anak agar
dimulai sejak anak usia dini, oleh karenanya dapat menyesuaikan diri dengan
pemerintah menyelenggarakan Pendidikan lingkungannya. Enam aspek perkembangan
Anak Usia Dini atau yang dikenal dengan tersebut meliputi: (1) perkembangan nilai
48 Devi Nur Utami, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Cerita Bergambar pada Anak Kelompok B di BA A’isyiyah Sidoharjo
agama dan moral, (2) fisik motorik, (3) social nama sendiri, dan (6) memahami arti kata
emosional, (4) kognitif, (5) seni, dan yang dalam cerita.
terakhir (6) aspek perkembangan bahasa. Permasalahan pada tingkat
Guru sebagai motivator dan fasilitator perkembangan anak pada usia 4-5 tahun di
sebagai pengembang dalam layanan BA ‘Aisyiyah Sidoharjo belum sesuai
pendidikan AUD dituntut untuk dengan harapan, padahal aspek
menstimulasi perkembangan bahasa pada perkembangan bahasa khususnya dalam hal
anak. Anak harus mampu menguasai membaca pada anak sudah dilaksanakan
pemahamannya tentang bahasa bukan saja sebagaimana mestinya. Buktinya masih
hanya dalam bentuk lisan, tetapi juga tulisan. banyak ditemukan permasalahan yang
Mengingat akan pentingnya pendidikan muncul ketika anak dihadapkan pada
dalam berbahasa, maka tugas guru dituntut kegiatan membaca, kebanyakan anak belum
untuk mengembangkan ketrampilan tersebut. mampu memahami antara bunyi dan bentuk
Oleh karena itu, guru dalam suatu lembaga huruf, dan memahami arti kata dalam cerita.
pendidikan PAUD berupaya untuk Sulitnya menstimulasi perkembangan
menstimulasi ketrampilan membaca anak. anak dalam hal membaca tersebut,
Menurut Leonhardt dalam Nurbiana memotivasi guru untuk mencari solusi guna
Dheini, dkk. (2014: 7.2) menuliskan bahwa, meningkatkan keterampilan membaca
membaca merupakan kebutuhan yang sangat permulaan pada anak. Media pembelajaran
penting bagi AUD, dengan membaca anak yang baik sangat diperlukan untuk mencapai
akan memiliki wawasan yang luas. Dengan pembelajaran yang berkualitas tinggi. Media
membaca anak akan mampu menguasai yang digunakan haruslah mampu mendorong
berbagai bidang ilmu dan pengetahuan. anak menuju keterampilan membacanya.
Anak usia 5-6 tahun menurut Peraturan Guru perlu media pembelajaran yang baru
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. dalam melaksanakan pembelajaran membaca
137 tahun 2014 harus mampu untuk: (1) pada anak. Salah satu media pembelajaran
menyebutkan symbol-simbol huruf yang yang diharapkan mampu untuk
dikenal, (2) mengenal suara huruf awal dari mengembangkan keterampilan membacanya
nama benda yang ada di sekitarnya, (3) adalah dengan menggunakan media cerita
menyebutkan kelompok gambar yang bergambar. Hal inididasarkan pada hasil
memiliki huruf awal yang sama, (4) penelitian yang dilakukan oleh Yeni Anindya
memahami hubungan antara bunyi dan Sari, yang dalam penelitiannya disimpulkan
bentuk huruf, (5) membaca dan menulis bahwa media buku cerita bergambar dapat
meningkatkan kemampuan membaca pada
Jurmas: Jurnal Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 4(1)(2020): 47-54 49

anak TK B di RA Riyadlil Jannah Wrati orang terdekatnya, yang di awali dari proses
Kejayaan Pasuruan. mendengar, kemudian meniru dan
Terkait dari persoalan tersebut peneliti mempelajari suara-suara yang telah mereka
tertarik untuk melakukan penelitian dengan dengar di sekitarnya. Kemampuan tersebut
judul “Upaya Peningkatan Keterampilan dimanfaatkan sebagai wujud dari adaptasi
Membaca Permulaan Melalui Media Cerita mereka dalam berkomunikasi dengan
bergambar Pada kelompok B di BA’Aisyiyah lingkungan sosialnya.
Sidoharjo”. Karakteristik membaca anak usia 5-6
Banyak ahli bahasa yang telah tahun Peserta didik adalah sebagai orang
memberikan uraian gagasan tentang yang belajar merupakan subjek yang sangat
pengertian bahasa, diantaranya adalah penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan
menurut Hurlock, (1978: 176) bahwa bahasa pembelajaran dalam PAUD harus
adalah sarana komunikasi dengan cara memperhatikan karakteristik perkembangan
menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk pada peserta didik.Permendikbud No 137
menyampaikan makna kepada orang lain. Tahun 2014 tentang standar nasional
Perolehan bahasa menurut Lenneberg pendidikan anak usia dini, di rentang usia 5-6
1967 dalam Dhieni, (2014:2.4) menuliskan tahun dalam keaksaraan anak dituntut untuk
bahwa belajar bahasa adalah berdasarkan mampu menguasai hal-hal sebagai berikut: 1)
pengetahuan awal yang diperoleh secara menyebutkan symbol-simbol huruf yang
biologis, yang dipengaruhi oleh kematangan dikenal, 2) mengenal suara huruf awal dari
pada tingkat pertumbuhan anak. nama benda-benda yang ada di sekitarnya, 3)
Skinner 1957 dalam Dhieni, (2014:2.9) menyebutkan kelompok gambar yang
menjelaskan bahwa, bahasa diperoleh dan memiliki bunyi atau huruf awal yang sama ,
dipelajari dari suatu pembiasaan yang berasal 4) memahami hubungan antara bunyi dan
dari lingkungan dimana ia berada dan bentuk huruf , 5) membaca nama sendiri, 6)
merupakan hasil tiruan dari orang dewasa. menuliskan nama sendiri, dan 7) memahami
Kegiatan imitasi atau meniru gaya bahasa arti kata dalam cerita
dari orang dewasa, menjadikan bahasa anak Keterampilan membaca permulaan
semakin terbentuk dalam pikiran anak. Oleh menurut Sunarni (2014: 11) adalah suatu
karena itu, orang dewasa berperan dalam usaha yang dilakukan anak untuk melafalkan
pembentukan bahasa anak. simbol (huruf) yang diajarkan dengan
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kegiatan yang menarik sebagai perantara
kesimpulan bahwa kemampuan berbahasa pembelajaran.
pada anak usia dini diperoleh dari orang-
50 Devi Nur Utami, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Cerita Bergambar pada Anak Kelompok B di BA A’isyiyah Sidoharjo
Salmati dan Samsuri, (2018: 3) Membaca mengungkapkan tulisan dari kata-kata dan
adalah menerjemahkan simbol (huruf) ke kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.
dalam suara yang dikombinasi dengan kata- Menurut Guswarni dalam Salmati dan
kata. Kata-kata tersebut disusun sehingga samsuri, (2018:5) membaca permulaan
dapat dipelajari dan dipahami. diartikan sebagai suatu kemampuan yang
Membaca permulaan menurut Steinberg dimiliki oleh anak dalam memahami dan
dalam Sunarni (2014: 11) adalah kegiatan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang
pembelajaran yang diajarkan secara wajar, agar anak memiliki kemampuan dasar
terprogram kepada anak usia prasekolah, untuk dapat membaca.
pembelajaran tersebut dikemas melalui Dari kedua teori tersebut maka dapat
permainan dan kegiatan yang menarik disimpulkan bahwa, tujuan pembelajaran
sebagai perantara pembelajaran. membaca permulaan adalah untuk membantu
Menurut Anisah dalam Salmati dan anak dalam mengenali huruf dan kata guna
Samsuri, (2018: 4) membaca permulaan untuk kesiapan pada pembelajaran membaca
diartikan sebagai pembelajaran pengenalan Cerita bergambar merupakan suatu cerita
huruf dan kata yang diajarkan secara yang tertuang pada buku, dimana di dalam
bertahap kepada anak prasekolah melalui buku cerita tersebut terdapat tulisan alur dari
sebuah permainan. cerita dan gambaran perwakilan dari isi
Dari kedua teori tersebut maka dapat cuplikan cerita yang saling berkaitan. Selain
disimpulkan bahwa, membaca permulaan terdapat gambar dan tulisan yang dapat
adalah suatu program pembelajaran yang mewakili cerita, melalui cerita bergambar
diberikan melalui permainan yang menarik dapat memperkuat ingatan anak serta
sehingga anak merasa nyaman dalam mempermudah pemahaman anak dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran pengenalan memahami isi cerita.
huruf. Menurut Sudjanna dan Rivai dalam
Membaca merupakan adalah suatu usaha Bento, (27: 2016) menerangkan bahwa
yang dilakukan seseorang untuk media yang dapat membantu anak dalam
mendapatkan informasi yang ingin dicarinya. memahami teks dalam cerita adalah dengan
Kendala yang muncul dalam suatu menggunakan gambar. Gambar cenderung
permasalahan yang muncul dalam membaca lebih disukai anak dari pada teks atau tulisan
adalah belum mampunya seseorang yang yang tak memiliki gambar.
menar dalam hal membaca. Oleh karena itu, Arsyad dalam Beto (2016: 28)
tujuan daripada membaca permulaan adalah menjelaskan bahwa, dengan menggunakan
untuk menstimulasi kemampuan anak dalam media bergambar dapat meningkatkan
Jurmas: Jurnal Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 4(1)(2020): 47-54 51

ingatan anak. Gambar digunakan sebagai mengenai praktik dan terhadap situasi tempat
bentuk pemancing imajinasi anak dalam dilakukan praktik-praktik tersebut
melatih kebahasaan anak. Tujuan dari penelitian tindakan kelas
Dari teori tersebut dapat ditarik yang dilakukan peneliti adalah untuk
kesimpulan bahwa media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
membantu anak dalam meningkatkan Peningkatan kualitas pembelajaran dalam
kemampuan membaca permulaan adalah penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
dengan menggunakan cerita bergambar, ketrampilan membaca anak, dengan
dengan media cerita bergambarlah yang mempertimbangkan permasalahan yang
mampu meningkatkan daya Tarik dan dihadapi di dalam kelas saat proses
keinginan anak dalam membaca. pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengertian tersebut maka
METODELOGI PENELITIAN dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
Jenis penelitian ini menggunakan kelas yang dilakukan peneliti fokus pada
pendekatan penelitian tindakan kelas. permasalahan pokok yang dihadapi anak,
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif sehingga tugas peneliti ialah memberikan
antara peneliti dengan guru. Menurut alternatif atas permasalahan tersebut.
Mulyasa, (2012:34) penelitian tindakan kelas Pemberian nilai terhadap hasil
atau yang dikenal dengan PTK dapat kemampuan anak dalam mengenal kata
diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan menggunakan media buku bergambar
untuk memecahkan permasalahan dalam dapat dimasukkan dalam kriteria sebagai
memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian berikut : a) belum berkembang atau BB
yang dilakukan tersebut menghasilkan suatu apabila skor yang didapat adalah 1, b) mulai
perbaikan dan perubahan dalam kegiatan berkembang atau MB apabila skor yang
pembelajaran. Perbaikan dan perubahan didapat anak adalah 2, c) berkembang sesuai
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan harapan atau BSH apabila skor yang didapat
baik proses dan hasilnya. 3, dan 4) berkembang sangat baik atau BSB
Menurut Kemmis dan Tagart (1988), apabila skor yang didapat 4.
dalam Zuriah (2003:54) menyatakan bahwa Kegiatan awal yang dilakukan Pra
penelitian tindakan adalah bentuk penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
reflektif dari yang secara koleratif dilakukan dengan melakukan kegiatan observasi
penelitian dalam situasi sosial untuk terhadap proses pembelajaran di BA
meningkatkan penalaran dan praktik ‘Aisyiyah Sidoharjo Pulung yang terletak di
pendidikan, sosial, serta pemahaman Desa Pulung, Kecamatan Pulung, Kabupaten
52 Devi Nur Utami, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Cerita Bergambar pada Anak Kelompok B di BA A’isyiyah Sidoharjo
Ponorogo. Jumlah siswa pada kelompok B cerita bergambar tentang tema binatang.
adalah 17 anak yang terdiri dari 10 anak laki- Setelah guru membacakan cerita bergmbar,
laki dan 7 anak perempuan. guru mengajak anak untuk bersama-sama
Pada kegiatan Pra Penelitian ini terlebih membaca kata “ sa pi ” yang terdiri dari
dahulu peneliti melakukan koordinasi dengan huruf “s-a-p-i”. Kemudian guru menjelaskan
guru kelompok B mengenai rencana yang kembali gambar yang ada pada buku cerita
akan dilakukan dalam perbaikan proses bergambar adalah gambar rumput yang
pembelajaran. Kegiatan membaca buku merupakan makanan sapi dengan
cerita bergambar merupakan kegiatan menunjukkan kata yang adalah terdiri dari
pembelajaran yang akan dilakukan dalam kata “r-u-m-p-u-t”. Guru menjelasakan
penelitian untuk meningkatklan keterampilan bagaiaman cara memngenalkan kata kepada
membaca permulaan yang sebelumnya sama peserta ddik dengan membagikan 1 lembar
sekali belum pernah dilakukan oleh guru kertas HVS pada masing-masing anak
dalam prose pembelajaran di sekolah. sebagai lembar kerja anak (LKA) lalu guru
Observasi dilakukan pada tanggal 26 menyuruh untuk praktek menempel kata
September 2019 dengan mengamati proses yang sesuai dengan gambar yang ada di LKA
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan contoh dan instruksi dari guru.
kelompok B mengenai kegiatan Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pembelajaran yang bertujuan meningkatkan dalam membaca rangkaian kata “sa-pi” dan
keterampilan membaca anak usia dini. menyebutkan huruf depan dari kata tersebut
Kegiatan itu diantaranya yaitu guru masih mengalami masalah. Hal ini terlihat
mengenalkan kata (ba da ca sa) dengan pada saat membaca rangkaian kata dari
menunjuk kata yang ada pada papan tulis. gambar di sampingnya, anak masih
Kegiatan tersebut akan diulang-ulang setiap cenderung ragu-ragu dan belum benar.
harinya pada saat pembelajaran keterampilan Sebagaian dari anak ada yang kurang
membaca permulaan, kemudian anak-anak berminat dalam mengikuti kegiatan
diminta untuk mengerjakan lembar kerja pembelajaran. Anak-anak tersebut justru asik
anak (LKA) dengan menebali kata. Lembar dengan kegiatannya masing-masing, seperti
kerja anak (LKA) adalah lembar yang berisi bermain tisu, bermain kotak pensil, dll. Ada
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta juga yang mengerjakan tugas tidak sesuai
didik. contoh dan instruksi dari guru, sehingga kata
Pengamatan pada proses pembelajaran yang dibaca tidak sesuai dengan apa yang
dalam kegiatan meningkatkan keterampilan ditulis pada anak di LKA. Akibatnya kata-
membaca permulaan ini guru membacakan kata yang seharusnya tersusun menjadi kata
Jurmas: Jurnal Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 4(1)(2020): 47-54 53

“sa-pi” justru malah menjadi kata “pi-sa”. dalam buku cerita bergambar, (2) anak tepat
Adapun bukti penguat dari permasalahan dan lancer dalam menyebutkan kelompok
yang muncul tersebut dapat dilihat dari video gambar yang memiliki bunyi huruf awal
dan lampiran dokumentasi Pra Siklus. yang sama pada buku cerita bergambar, dan
Guru dan peneliti juga menjumpai anak (3) anak tepat dan lancar dalam memahami
yang belum memahami nama dari masing- arti kata dalam cerita. Tidak sedikit dari anak
masing gambar atau kata pada cerita yang mengalami kesulitan dalam
bergambar. Ketika guru bertanya pada salah pembelajaran membaca kata . Banyak
satu siswa, “Mas yang kamu tempel itu kata diantara mereka yang kesulitan untuk
apa?” (huruf yang anak tulis adalah salah menyusun kata menjadi kalimat.
yaitu kata “pi-sa” tapi pertanyaan guru
tersebut dijawab, “ini kata sa-pi bu”. Teman- KESIMPULAN
teman yang lainnya ada yang menjawab “pi- Hasil dari permasalahan yang
sa” ada “sa-pi ”. Berarti itu tandanya mereka dikemukakan pada penelitian terhadap
belum mampu membaca kata dengan benar, , keterampilan membaca permulaan melalui
berbeda dengan anak yang sudah mampu cerita bergambar dapat disimpulkan bahwa:
membaca kata . Anak yang sudah dapat (1) membaca permulaan merupakan
menmbaca kata cepat sekali menangkap pembelajaran yang sangat penting bagi anak
maksud dari penjelasan guru dan mengisi usia dini, terutama bagi siswa di BA
LKA dengan benar dan lancar saat ditanya. ‘Aisyiyah Sidoharjo, (2) media cerita
Dari hasil observasi juga didapati anak yang bergambar dapat meningkatkan keterampilan
terlihat serius sekali mengerjakannya, tetapi membaca permulaan pada anak di BA
pada saat dilakukan pengamatan dari jauh ‘Aisyiyah Sidoharjo tahun pelajaran
ternyata sebenarnya beberapa anak juga 2019/2020.
belum paham dan mereka mencontoh Dengan demikian, proses dari
pekerjaan teman yang ada di sebelahnya. peningkatan keterampilan membaca
Hasil pengamatan dalam penelitian permulaan melalui media cerita bergambar
tersebut menunjukkan adanya permasalahan dapat meningkatkan keterampilan membaca
mengenai perkembangan bahasa, khususnya permulaan di BA ‘Aisyiyah Sidoharjo. Yaitu
dalam membaca permulaan pada anak . dengan melaui observasi, wawancara
Dalam keaksaraan anak di usia tersebut terhadap guru dan kepala sekolah serta
seharusnya sudah mampu untuk: (1) anak sebagai pembutiktian yang berupa
tepat dan lancer dalam menyebutkkan suara dokumentasi
huruf awal dari nama benda-benda yang ada
54 Devi Nur Utami, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media
Cerita Bergambar pada Anak Kelompok B di BA A’isyiyah Sidoharjo
SARAN Kabupten Tulungagung Tahun
Berdasarkan hasil kesimpulan Pelajaran 2014/2015
penelitian tindakan kelas ini, peneliti
menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai
berikut: Sebagai peneliti saya juga
mempunyai koreksi tentang media yang saya
buat, agar yang memnbaca dan yang akan
meneliti menggunakan media yang sama
seharusnya peneliti menyediakan media
cerita bergambar lebih banyak lagi agar anak
tidak berebutan dan cerita bergambar di buat
lebih besar lagi agar anak yang duduk paling
belakang bisa melihat gambarnya dengan
jelas.

REFERENSI
Beta, Susana (3026). Peningkatan
Kemampuan Membaca Nyaring
Menggunakan Media Cerita
Bergambar Pada Mata pelajaran
Bahasa Indonesia Untuk Kelas II SD
Negeri Dukuh 2 Selema
Dhinieni, Nurbian. (2014). Metode
pengembangan Bahasa. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Mulyasa , H.E (2012). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung Remaja
Rosdakarya.
Suwaibah, Siti (2015). Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Media Kartu Kata Pada Anak
Kelompok A PAUD Trisna Utama
Banyuuripp Kecamatan Kalidawir

Anda mungkin juga menyukai