Anda di halaman 1dari 12

Nurhaedah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan d … 213

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan


d Melalui Mencetak Huruf Menggunakan Pasir Pada
Anak Kelompok A Di TK Nurul Yaqin Uloe
Nurhaedah1, Herman2, Isnawati Zainuddin3
TK Nurul Yaqin Uloe 1, Universitas Negeri Makassar2,3
edha927@gmail.com1

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf kecil
b dan d melalui kegiatan mencetak huruf dengan menggunakan pasir. Subyek penelitian adalah
anak kelompok A di TK. Nurul Yaqin Uloe dengan jumlah 16 anak terdiri dari 5 laki-laki dan
11 perempuan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi
dan dokumentasi yang berupa foto kegiatan anak dalam proses pembelajaran. Teknik analisis
data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengenal huruf kecil b dan d
melalui kegiatan mencetak huruf 25% berdasarkan evaluasi diakhir penelitian. Dari uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan mencetak huruf dengan menggunakan pasir
dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf kecil b dan d pada anak kelompok A di TK.
Nurul Yaqin uloe

Kata kunci: Huruf kecil, mencetak, pasir

1.PENDAHULUAN pendidikan untuk membantu pertumbuhan


dan perkembangan jasmani dan rohani agar
Anak usia dini adalah individu yang anak memiliki kesiapan dalam memasuki
menjalani proses perkembagan dengan pendidikan lebih lanjut”. Pendidikan anak
pesatdan fundamental bagi kehidupan usia dini dilaksanakan sebelum jenjang
selanjutnya. Anak usia dini adalah anak yang pendidikan sekolah dasar. melalui pendidikan
rentang usianya 0-6 tahun. Pada masa ini juga formal, non formal, maupun informal.
disebut sebagai masa golden age. Otak anak Pendidikan anak usia dini pada jalur formal
mengalami pertumbuhan dan perkembangn berbentuk Taman Kanak-kanak. Taman
sangat pesat..Pemberian pembelajaran anak Kanak-kanak adalah salah satu bentuk
dapat melalui wadah lembaga pendidikan lembaga PAUD pada jalur pendidikan formal
sesuai dengan aspek perkembangan anak. yang menyelenggarakan program pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Dan bagi anak berusia 4-6 tahun.
Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 Pendidikan anak usia dini merupakan
tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 salah satu bentuk penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 bahwa pendidikan yang menitikberatkan pada
“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya peletakan kearah pertumbuhan dan enam
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak perkembangan yaitu perkembangan moral dan
lahir sampai dengan usia enam tahun yang agama,perkembangan fisik (koordinasi
dilakukan melalui pemberian rangsangan motorik kasar dan halus ), kecerdasan/kognitif
214 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

(daya pikir dan daya cipta), social emosional maksimal, anak-anak masih sering keliru
(sikap dan emosi), bahasa dan komunikasi, dalam mengenal huruf dan masih sangat sulit
sesuai denan tahap-tahap perkembangan untuk membedakan huruf terutama huruf-
kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini huruf yang memiliki kemiripan bentuk,
(Mansur,2013 dalam Madyawati, 2016 : 10). khususnya huruf kecil b dan huruf kecil d. Hal
Salah satu aspek perkembangan anak ini mungkin disebabkan media yang
yang penting untuk dikembangkan yaitu digunakan dalam pembelajaran kurang
aspek bahasa. Jika bahasa pada anak usia dini menarik minat anak untuk belajar. Selama ini
berkembang dengan baik maka akan pengajaran mengenal huruf masih belum ada
berpengaruh pada aspek perkembangan yang inovasi yakni masih menggunakan papan
lainnya karena dapat dikatakan bahasa adalah tulis, buku dan Lembar kerja, akibatnya anak
sebagai dasar dari semua aspek kemampuan didik kurang berminat untuk belajar dan hal
seorang anak sehingga jika bahasa anak ini menurut penulis kurang menarik dan
meningkat akan dapat meningkatkan berakibat pula terhadap daya ingat dan
kemampuan yang lain. Bahasa yang dimaksud ketertarikan anak-anak dalam belajar. Karena
terdiri atas : 1. Memahami bahasa reseptif kurang menarik sehingga perhatian dan
yang mencakup kemampuan memahami konsentrasi anakpun kurang dalam mengikuti
cerita, perintah aturan, menyenangi dan pembelajaran akibatnya anak-anak masih
menghargai bacaan, 2. Mengekspresikan salah dalam menyebut huruf, terlebih huruf
bahasa yang mencakup kemampuan bertanya, kecil b dan d.
menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara Dari pengamatan yang dilakukan
lisan, menceritakan kembali yang diketahui, penulis selama ini yakni ketika memberikan
belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan kegiatan pembelajaran mengenal huruf
perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk terhadap 16 anak, hampir semua anak masih
coretan, 3. Keaksaraan yang mencakup sulit membedakan huruf b dan d. Ketika guru
pemahaman terhadap hubungan bentukdan menunjuk huruf b dan menanyakan kepada
bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta anak, anak masih keliru menyebutnya huruf
memahami kata dalam cerita. d, sebaliknya ketika guru menunjuk huruf d
Berdasarkan penjelasan anak-anak menyebutnya huruf b. Karena
perkembangan bahasa diatas salah satunya seringnya diberi lembar kerja akhirnya
adalah pembelajaran keaksaraan. didapatkan identifikasi anak yang masih sulit
Pembelajaran keaksaraan haruslah membedakan huruf b dan d, kalau
disesuaikan dengan usia anak, dimana di diprosentasekan mencapai sekitar 75 % anak
Taman Kanak-kanak usia anak yaitu 4-6 belum mampu mengenal huruf b dan d.
tahun, anak dengan usia tersebut masih suka Mengingat pentingnya mengenal
bermain. Kegiatan pembelajaran yang huruf khususnya dalam membedakan huruf b
diberikan haruslah bervariasi seperti dan d serta huruf-huruf yang mirip lainnya,
pembelajaran di luar kelas atau mengganti- maka guru berupaya memberikan bebagai
ganti suasana kelas sehingga menciptakan variasi metode dan media pembelajaran.
suasana belajar yang kondusif dan Khusus dalam penelitian ini upaya guru yakni
menyenangkan bagi anak. Dengan cara-cara memberikan kegiatan pembelajaran mencetak
yang demikian diharapkan tujuan huruf dengan pasir. Sumanto (2005;71)
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan mengatakan bahwa mencetak merupakan
optimal dan hasil yang maksimal. salah satu kegiatan seni yang dapat
Di TK Nurul Yaqin Uloe khususnya mengembangkan kreatifitas anak.
kelompok A terdapat permasalahan yang Diharapkan melalui kegiatan mencetak huruf
dialami oleh sebagian besar anak didik yaitu dengan menggunakan pasir akan mampu
kemampuan mengenal huruf yang belum menarik minat anak untuk lebih fokus
Nurhaedah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan d … 215

mengikuti kegiatan belajar dan meningkatkan moral, seni, fisikdan motoric (halus dan
daya ingat anak-anak sehingga diharapkan kasar) serta sosial emosional. Keenam aspek
ada peningkatan dalam mengenal huruf perkembangan tersebut memiliki standar
khususnya kemampuan mengenal huruf b dan pencapaian di setiap tahapan usia. Pencapaian
d. tersebut berlaku secara berkesinambungan,
Dari uraian latar belakang diatas, dapat tahapan perkembangan di usia terendah akan
dikatakan bahwa rumusan masalah dalam mempengaruhi pencapaian pada tahapan
penelitian ini adalah bagaimanakah kegiatan usian selanjutnya (Jazariyah, 2019: 2).
mencetak huruf dengan media pasir dapat Selanjutnya dikatakan pencapaian
meningkatkan kemampuan mengenal huruf b perkembangan anak usia dini di tiap tahapan
dan d pada anak kelompok A di TK Nurul usia yang harus dipenuhi secara
Yaqin Uloe. Sedangkan tujuan penelitian ini berkesinambungan mengakibatkan
adalah untuk mendeskripsikan kegiatan pentingnya bagaimana stimulasi yan
mencetak huruf dengan pasir dapat diberikan dapat dilakukan secara tepat. Salah
meningkatkan kemampuan mengenal huruf b satu yang sering menjadi masalah dalam
dan d pada aanak kelompok A di TK Nurul pemenuhan target pencapaian perkembangan
Yaqin Uloe. anak adalah ketercapaian target pengenalana
Adapun manfaat yang diharapkan keaksaraan awal pada anak usia dini.
dapat diperoleh setelah penelitian ini adalah : Huruf adalah gambar atau lambang
1) mengembangkan inovasi pembelajaran bunyi (bahasa) Sugihastuti (2006:29)
yang menarik bagi anak disekolah dalam sedangkan Nuraeni (2007:1) berpendapat
upaya meningkatkan kemampuan anak dalam bahwa huruf adalah lambang bunyi bahasa,
mengenal huruf-huruf yang memiliki sementara Nakhhrawie (2004:1) menyatakan
kemiripan khususnya huruf b dan d, 2) huruf adalah lambang atau gambaran dari
Sebagai motivasi bagi guru Taman Kanak- bunyi.Maka dapat disimpulkan bahwa huruf
kanak agar selalu berusaha mengembangkan adalah lambang atau gambaran bunyi dari
kegiatan yang menarik dan menyenangkan bahasa.
dalam belajar, seperti mencetak huruf dengan Huruf kecil adalah huruf yang
menggunakan pasir agar anak senang dan digunakan untuk menulis kata-kata seperti a,
focus dalam kegiatan belajar mengenal huruf, b, k dan p Sugihastuti (2006:33), sementara itu
3) Sebagai referensi dan menambah Chaer(2011: 43) berpendapat bahwa huruf
pengetahuan bagi peneliti lain dalam kecil adalah huruf yang digunakan pada
mengembangkan kemampuan anak dalam posisi-posisi yang tidak menggunakan huruf
mengenal huruf. besar. Sehingga Riska Nurjana dan Sri
Robbin dkk (2008:57) bahwa Widayanti (2016:3) menyimpulkan bahwa
kemampuan adalah kapasitas seorang huruf kecil adalah huruf yang digunakan
individu untuk melakukan beragam tugas untuk menulis kata, yang tidak digunakan
dalam suatu pekerjaan. Sedangkan menurut pada posisi yang menggunakan huruf besar.
Munandar (1990:17) bahwa kemampuan Pada penelitian ini media yang
adalah daya yang dimiliki individu untuk digunakan adalah pasir. Pasir adalah alat
melakukan tindakan sebagai hasil dari bawaan permainan yang dekat dan disukai oleh anak,
atau latihan.Dalam penelitian ini kapasitas sebagaimana dikatakan oleh Montolalu (2014
yang dikembangkan adalah kemampuan :6.25) pasir memiliki tekstur yang lain dengan
mengenal huruf. lumpur dan tanah, pasir juga digemari oleh
Pencapaian perkembangan anak di anak hingga orang dewasa karena pasir sangat
tiap-tiap tahapan usia memiliki targert target bernilai tinggi dalam pendidikan.
yang berbeda. Aspek perkembangan anak Dalam teori yang dikemukakan oleh
terdiri dari aspek kognitif, bahasa,nilai agama, Prasetyo (2008:220) ada dua cara permainan
216 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

dengan menggunakan media pasir, yang kemampuan anak kelompok A TK Nurul


pertama menggunakan pasir kering dan kedua Yaqin Uloe yang berjumlah 16 anak dalam
menggunakan pasir basah. Dalam penelitian mengenal huruf b dan d dengan menggunakan
ini yang digunakan adalah pasir sintetik yang media pasir. Teknik penganalisaan data
agak basah agar mendapatkan hasil cetakan adalah deskriptif dengan kriteria kesuksesan
yang baik. setiap anak bintang 3 pada setiap
Dalam seni grafis dibutuhkan acuan indikatornya.
yang berfungsi sebagai master gambar- Untuk menghitung prosentase
gambar yang nantinya akan dipergunakan keberhasilan anak digunakan rumus sebagai
sebagai alat mencetak. Adanya acuan yang berikut:
kemudian dipakai untuk memproses kegiatan
memproduksi hasil karya dalam jumlah Jumlah anak yang tuntas belajar
banyak inilah yang dimaksud mencetak (Evan 𝑃= 𝑥 100%
Jumlah Anak
Sukardi S. dan Hajar Pamadhi, 2008 :4.4). (Arikunto, dkk, 2008 : 56)
Selanjutnya dikatakan mencetak adalah suatu
cara memperbanyak gambar dengan alat cetak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dapat dilakukan dengan cara yan sangat
sederhana sampai cara yan sanggat rumit. Penelitian ini adalah penelitian
Sumanto (2005) dalam Muninggar, tindakan kelas, dalam pelaksanaannya
B.R. (2014: 46) mengatakan bahwa dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap siklus
mencetak/seni grafis adalah kegiatan berkarya ada 2 pertemuan. Setiap siklus penelitian
seni rupa dwimatra yang dilakukan dengan melalui 4 tahap yaitu : Perencanaan,
cara mencapkan alat atau acuan yang sudah pelaksanaan, observasi dan refleksi.
diberi tinta/cat pada bidang gambar. Pada tahap perencanaan peneliti
Mencetak merupakan salah satu kegiatan seni mempersiapkan Rencana Kegiatan Mingguan
yang dapat mengembangkan kreatifitas anak. dan Rencana Kegiatan Harian sebagai
pedoman dalam melakukan kegiatan belajar
2. METODE PENELITIAN (Pelaksanaan). Selanjutnya mempersiapkan
lembar observasi sebagai pedoman
Penelitian tentang meningkatkan pelaksanaan pengamatan serta
kemampuan mengenal huruf kecil b dan d mempersiapkan Alat cetakan (Huruf-huruf)
melalui kegiatan mencetak dengan dan media pembelajaran yang digunakan
menggunakan media pasir pada anak selama proses belajar-mengajar.
kelompok A di TK Nurul Yaqin Uloe
Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone A. Hasil
menggunakan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan Tabel 1 dibawah,
Subyek penelitian ini adalah anak kelompok kemampuan mengenal huruf kecil b dan d
A TK Nurul Yaqin Uloe Kecamatan Dua pada siklus pertama (dua kali pertemuan)
Boccoe Kabupaten Bone sebanyak 16 anak hanya 50% anak yang mencapai indicator
yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 11 anak ketuntasan belajar dan setelah dilaksanakan
perempuan.Penelitian ini dilaksanakan siklus kedua juga dengan dua kali pertemuan
dengan dua siklus, Siklus pertama dua kali terjadi peningkatan yaitu pencapaian indicator
pertemuan dan siklus kedua juga dengan dua ketuntasan belajar yaitu 75% atau ada 12
kali pertemuan. orang anak yang mampu mencapai ketuntasan
Teknik pengumpulan data pada belajar yang diinginkan. Dari siklus I ke
penelitian ini menggunakan teknik observasi siklus II terjadi peningkatan pencapaian
dan dokumentasi. Adapun yang diobservasi ketuntasan belajar sebesar 25%.
dalam pengumpulan data ini adalah
Nurhaedah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan d … 217

Adapun hasil yang didapatkan setelah upaya pengembangan mengenalkan huruf


melakukan pengamatan terhadap 16 anak kepada anak kelompok A di TK Nurul Yaqin
kelompok A di TK Nurul Yaqin Uloe dalam Uloe khususnya mengenalkan huruf b dan d
upaya pengembangan mengenal huruf b dan d yang sangat susah dibedakan oleh anak-anak
sebagai berikut : usia 4- 6 tahun.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan telah dilakukan, kegiatan mencetak huruf
Kemampuan Anak dalam Mengenal Huruf b dengan media pasir pada siklus I, pertemuan
dan d. ke-1 kemampuan anak dalam mencetak huruf
menggunakan cetakan huruf dengan media
No Aspek yang Siklus Siklus Keteran pasir belum berkembang maksimal atau
diamati I II gan belum mencapai kriteria ketuntasan dalam
1 Kemampuan 50% 75% Mening
belajar. Hal ini disebabkan anak sangat
Menyebutkan kat
Huruf b dan d 25% antusias untuk bermain pasir sehingga tidak
2 Kemampuan 50% 75% Mening mengindahkan aturan main dan tugas yang
Menunjukka kat seharusnya anak lakukan. Anak lebih asyik
n Lambang 25% bermain pasir sesuai dengan keinginannya
Huruf b dan d bahkan ada beberapa anak hanya memegang-
megang pasir dan bercerita tentang pasir yang
B. Pembahasan ia temuai saat itu, sehingga aspek yang dinilai
Pada penelitian ini media yang oleh peneliti (pengamat) tentang mencetak
digunakan adalah pasir. Pasir merupakan huruf khususnya huruf b dan d dari media
media yang sangat disukai oleh anak bahkan pasir masih belum tercapai maksimal.
dikatakan bahwa pasir merupakan alat Berdasarkan data yang diperoleh pada
permainan yang dekat dengan anak dan sangat pertemuan ke-1 siklus I terhadap aspek yang
digemari (Montolalu, 2014 : 6.25). Kegiatan dinilai yaitu anak dapat membentuk huruf dari
bermain pasir sangat membantu anak dalam pasir menggunakan cetakan (mencetak huruf)
belajar, anak-anak bebas membuat bentuk apa khususnya huruf b dan d dan dapat
saja yang mereka inginkan dan dapat menyebutkan serta mengenalnya dengan baik
menuangkan atau mengkreasikannya melalui diperoleh nilai anak yang mendapatkan
media pasir. Dalam teori yang dikemukakan bintang 3 sebanyak 5 anak (31,25%) yaitu
oleh Prasetyo (2008 : 220 ) ada dua cara ananda Alif, Qautsar, Husna, Ais dan
permainan dengan menggunakan media pasir Ulyasedangkan 11 anak (68,75%) mulai
ini, pertama menggunakan pasir kering dan berkembang dan belum berkembang,
kedua menggunakan pasir basah. Bermain beberapa anak tersebut adalah Uswa, Syabil,
pasir basah atau kering membantu anak untuk Hafiz, Nizam, Ghania, Airah, Rafani, Azalea,
dapat menemukan hal-hal baru dan juga dapat Azizah, Abidah dan Reva. Diantara mereka
mengkreasikan atau menciptakan sesuatu ada yang belum memahami atau masih
sesuai dengan ide anak itu sendiri. mengalami kesulitan dalam mencetak huruf
Dalam pelaksanaan pembelajaran dari pasir menggunakan cetakan bahkan ada
guru dituntut untuk selalu memberikan anak hanya memegang saja cetakan yang ia
inovasi-inovasi yang menarik dan pilih dan sebagian lagi langsung bermain pasir
menyenangkan bagi anak, agar minat dan saja tanpa menggunakan cetakan.
konsentrasi belajar anak senantiasa muncul Karena pada pertemuan ke-1 siklus I
sehingga memudahkan anak dalam ini belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
memahami pembelajaran yang diberikan. maka penelitian ini dilanjutkan pada
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua
media pasir untuk mencetak huruf sebagai anak sudah mulai memahami aturan bermain
218 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

dan juga cara menggunakan cetakan dengan Kegiatan pembelajaran kemudian


benar walaupun belum diberi penjelasan oleh dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan
guru dan anak masih dibiarkan berkreasi beberapa perbaikan antara lain : peneliti
sendiri serta bermain pasir sesukanya, hal ini memberi penjelasan secara detail tentang
terlihat dari hasil pengamatan terdapat 8 anak aturan main dan tugas yang semestinya
atau 50% anak mendapat nilai bintang 3, dilakukan dan diselesaikan oleh anak,
mampu mencetak huruf lebih banyak dan utuh menyediakan lebih banyak pasir yang
serta dapat terbaca dengan baik terkhusus disesuaikan jumlah dan kebutuhan anak
huruf b dan d dan setelah ditanyakan anak dalam bermain dan mencetak huruf, selain itu
dapat menyebut huruf dan mengenalnya pelaksanaaan kegiatan pembelajaran
dengan baik. Kedelapan anak tersebut yaitu dilakukan di dalam ruangan kelas dan luar
Alif, Qautsar, husna, Ais, Ulya,Uswa, Ghania, ruangan kelas menjadikan anak lebih leluasa
dan Nizam. Ananda Uswa, Ghania dan Nizam bergerak dan tidak ada lagi yang berebutan
pada pertemuan pertama masih dalam mendapatkan pasir sehingga proses bermain
kategori penilaian bintang 2 atau mulai dan mencetak huruf dari pasir dengan
berkembang karena dalam kegiatan menggunakan cetakan bisa berjalan sesuai
membentuk huruf dengan menggunakan dengan yang diharapkan.
cetakan masih kurang terampil sehingga hasil Setelah ada perbaikan strategi
yang diperoleh belum mencapai ketuntasan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II
belajar. Sementara kedelapan anak lainnya didapatkan peningkatan hasil pengamatan
sampai dengan selesainya pertemuan kedua terhadap aspek kemampuan anak mencetak
siklus I ini nilai ketuntasannya masih bintang huruf dengan pasir khususnya kemampuan
2 bahkan masih ada anak yang belum anak mengenal huruf kecil b dan d. Hal ini
berkembang sama sekali atau nilai ketuntasan ditunjukkan hasil dari dua pertemuan pada
belajarnya masih bintang 1. siklus II, pada pertemuan pertama terdapat 10
Hasil kegiatan pembelajaran siklus I anak atau 62,50% memperoleh bintang 3,
dari dua pertemuan belum tercapai kriteria anak mampu mencetak beberapa huruf secara
ketuntasan yang diharapkan peneliti, utuh termasuk didalamnya huruf b dan d dan
meskipun dari pertemuan pertama ke setelah ditanyakan anak mampu menyebut
pertemuan kedua terdapat peningkatan dan mengenal huruf dengan baik termasuk
18,75% kemampuan anak dalam mencetak huruf b dan d, ini dikarenakan anak sudah
dan mengenal huruf khususnya huruf b dan d. lebih focus terhadap aturan main dan
Hal ini disebabkan pada siklus I masih mengetahui tugas yang semestinya dilakukan
terdapat beberapa kekurangan dalam dan diselesaikan dengan baik. Kesepuluh
pelaksanaan pembelajaran yaitu antara lain : anak tersebut yaitu Alif, Qautsar, Husna,
kurangnya media pasir yang digunakan Ulya, Ais, Uswa, Nizam, Ghania, Hafiz dan
sehingga anak-anak merasa kurang puas Rafani.Dari kesepuluh anak tersebut terdapat
dalam bermain dan mencetak huruf bahkan dua anak di siklus I memperoleh bintang 2
anak berebutan untuk mendapatkan pasir, atau mulai berkembang yaitu ananda Hafiz
kurang luasnya tempat yang digunakan untuk dan Rafani.
bermain dan mencetak huruf dari media pasir Pada pertemuan kedua siklus II, hasil
karena tempat yan digunakan merupakan pengamatan menunjukkan adanya
ruang kelas sehingga terasa sempit dan anak peningkatan dari pertemuan pertama, terdapat
tidak leluasa saat bermain dan mencetak huruf 12 anak yang mencapai ketuntasan dalam
dari pasir dengan menggunakan cetakan dan belajar atau 75 % dari keseluruhan anak, yaitu
adanya kelonggaran aturan main dalam Alif, Qautsar, Husna, Ulya, Ais, Uswa,
belajar yang diberikan oleh guru. Nizam, Ghania, Hafiz, Rafani,Airah dan
Azalea. Keduabelas anak tersebut
Nurhaedah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan d … 219

menunjukkan kemampuan dalam mencetak temannya dan sudah mulai konsentrasi


huruf dari pasir dengan menggunakan cetakan terhadap pembelajaran yang diberikan dan
sangat baik. Huruf-huruf hasil cetakannya dapat melakukan kegiatan mencetak huruf
utuh dan sangat jelas, bahkan ketika guru dari pasir dengan menggunakan cetakan
bertanya mengenai huruf yang ia cetak anak meskipun belum sempurna atau belum utuh,
dapat menyebut dan mengenalnya dengan kalau pada siklus pertama masih memperoleh
baik. Ini berarti bahwa pasir memang sangat bintang 1 (Belum berkembang) maka pada
baik digunakan sebagai media pembelajaran kegiatan pembelajaran siklus kedua dalam
karena sangat dekat dengan anak, menarik dan dua pertemuan sudah mulai berkembang atau
menyenangkan, menurut Kurniasari (dalam memperoleh penilaian bintang 2.
Nurhayati, 2016 : 3) pasir merupakan salah Sementara untuk ananda Azizah dan
satu media yang mengasah kemampuan Abidah dari kegiatan pembelajaran siklus I
psikomotorik, kognitif, sensoris, ssosial emosi sampai pada kegiatan pembelajaran siklus II
dan bahasa. Senada dengan yang memperoleh penilaian bintang 2 atau sudah
diungkapkan oleh Sudono (2000 : 115) pasir mulai berkembang, hanya saja kedua anak
memiliki tekstur yang lain dengan lumpur tersebut belum mampu mempertahankan
atau tanah, pasir juga digemari oleh anak konsentrasinya dalam belajar, lebih banyak
hingga usia dewasa karena pasir sangat istirahatnya ketimbang mengerjakan tugas
bernilai tinggi dalam pendidikan. Kemudian yang diberikan sehingga meskipun sudah
Prasetyo (2008 : 219) mengatakan bahwa mampu mencetak huruf tetapi masih kalah
tidak ada permainan yang lebih banyak dengan temannya yang dua belas
menyenangkan anak selain bermain pasir atau orang tersebut. Juga belum mampu menyebut
tanah. Pasir atau tanah bagian dari permainan dan mengenal huruf dengan baik terlebih
anak yang tak terpisahkan. Dengan bermain untuk huruf b dan d, kadang masih terbalik ia
pasir keterampilan-keterampilan tangan anak menyebutnya. Khusus untuk ananda Azizah
terlatih dengan baik sehingga bermain pasir sebenanrnya ia memiliki kemampuan lebih
sangat bernilai dalam pendidikan terutama baik dari ananda Abidah, akan tetapi
pendidikan anak usia dini. konsentrasinya terganggu karena ananda
Dari uraian pembahasan diatas masih Abidah selalu memintanya untuk selalu
terdapat 4 anak yang belum mencapai mengerjakannya secara bersama. Sedangkan
ketuntasan dalam belajar.Artinya kemampuan untuk ananda Reva memiliki kemampuan
anak dalam mencetak huruf dari pasir dengan untuk menyebut huruf termasuk huruf b dan d
menggunakan cetakan belum sepenuhnya tetapi masih perlu bimbingan dan dalam hal
sempurna walaupun sudah ada mencetak huruf juga masih jauh dari yang
perkembangan.Hal ini mungkin disebabkan diharapkan, sehingga penilaian yang
kemampuan motoric halusnya belum diberikan untuknya digolongkan dalam
berkembang dengan baik sehingga anak bintang 2 , mulai berkembang.Ananda Reva
tersebut lebih senang menonton temannya ini dari kegiatan belajar siklus pertama sudah
dalam melakukan permainan pasir atau mulai berkembang tetapi pada kegiatan siklus
mencetak huruf dari pasir dengan kedua tidak memberikan peningkatan yang
menggunakan cetakan. Keempat anak berarti.
tersebut yaitu Syabil, Azizah, Abidah dan Dari tabel 1 diatas terlihat jelas bahwa
Reva. Bahkan ananda Syabil lebih senang kemampuan anak mengenal huruf b dan d
mengganggu temannya daripada ia pada siklus pertama hanya 50 % anak
melakukan kegiatan yang semestinya ia mencapai indicator ketuntasan dalam belajar,
lakukan dan selesaikan. Tetapi setelah sementara pada kegiatan pembelajaran siklus
melalui dua siklus kegiatan pembelajaran, kedua terdapat 12 anak yang memiliki
ananda Syabil sudah tidak lagi mengganggu kemampuan mengenal huruf b dan d atau 75%
220 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

anak mencapai kriteria ketuntasan dalam menggunakan cetakan huruf yang dibuat oleh
belajar. Ini menunjukkan bahwa adanya guru. Sedangkan Maulidya, Sa’dullah &
peningkatan kemampuan mengenal huruf Lismanda (2019) dalam Jazariyah (2019 : 4)
kecil b dan d melalui kegiatan mencetak huruf mengatakan bahwa pengenalan huruf dapat
dengan menggunakankan media pasir dari dilakukan dengan berbagai media seperti
tiap siklus, dari siklus I (dimana aturan main menyanyi, tebak huruf, dan pohon huruf.
dalam belajar, anak diberi sedikit kelonggaran Pohon huruf merupakan media pembelajaran
untuk bermain sesuai dengan keinginannya) yang terbuat dari papan tripleks, kain flannel
ke Siklus II (aturan main dalam belajar lebih dan bola plastic dimana digunakan dengan
diperketat dengan penekanan peningkatan tujuan agar menarik perhatian anak sehingga
pengenalan huruf dengan mencetak) meningkatkan keonsentrasi dalam
menunjukkan peningkatan kemampuan anak pembelajaran pengenalan huruf vocal
mengenal huruf kecil b dan d sebesar 25 %, khususnya. Selain itu dapat mengembangkan
walaupun dari empat kali pertemuan dalam potensi anak pada dimensi auditori, visual dan
dua siklus selalu menunjukkan adanya memori.
peningkatan dari satu pertemuan ke Salah satu materi yang diberikan pada
pertemuan selanjutnya.Hal ini menandakan pendidikan usia dini berupa pengenalan huruf,
kalau mencetak huruf dengan menggunakan angka dan warna yang dilakukan melalui
media pasir anak dapat mengenal dan gambar dan latihan yang dibuat menarik.
membedakan huruf kecil b dan d, sehingga Aplikasi mobile pengenalan huruf, angka dan
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan warna berbasis android yang bersifat belajar
kelas yang dilakukan melalui kegiatan dan bermain banyak dikembangkan (Fitriyani,
mencetak huruf dengan pasir dapat Tresnawati, dan Hadiyanto, 2014 dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf Jazariyah, 2019: 4).
kecil b dan d pada anak Kelompok A di TK Belajar mengenal huruf merupakan
Nurul Yaqin Uloe Kecamatan Dua Boccoe komponen hakiki dari perkembangan baca
Kabupaten Bone. tulis. Anak perlu mengetahui atau mengenal
Hasil penelitian ini mendukung hasil dan memahami huruf abjad untuk akhirnya
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh menjadi pembaca dan penulis yang mandiri
Riska Nurjana dan Sri Widayati (2016: 26) dan lancar. Anak-anak yang bisa mengenal
bahwa penelitian tindakan kelas yang dan menyebut huruf-huruf pada daftar abjad
dilakukan melalui kegiatan menulis diatas dalam belajar membaca memiliki kesulitan
pasir dapat meningkatkan kemampuan lebih sedikit dari anak yang tidak mengenal
mengenal huruf kecil b dan huruf kecil d pada huruf (Pangastuti & Farida, 2017).
anak usia dini. Ini juga mendukung pendapat Lingkungan rumah adalah sumber
Melville (dalam Nurhayati, 2016: 3) bahwa kemungkinan pengalaman yang dapat
media pasir merupakan salah satu media yang meningkatkan perkembangan bahasa lisan
terbukti bermanfaat untuk melatih syaraf dan keterampilan keaksaraan awal. Beberapa
taktil anak. Karena dengan tekstrunya pasir anak usia dini sudah dapat mengenali huruf
dapat menghidupkan syaraf taktil. Adapun dengan baik namun adapula yang belum
manfaat yang paling penting dari media pasir mampu mengenali huruf sama sekali. Orang
yaitu dengan media pasir dapat mengenalkan tua dalam hal ini memiliki peran dalam
huruf dengan cara menulis huruf di atas pasir membantu anak untuk dapat menguasai
tanpa takut salah, karena jejak di pasir mudah keaksaraan awal. Bentuk keterlibatan orang
dihapus. tua yang dapat dilakukan dalam
Pada penelitian ini media yang mengembangkan kemampuan literasi dini
digunakan dalam pengenalan huruf pada anak anak antara lain dengan kegiatan membaca
yaitu media pasir yang dicetak dengan buku cerita bersama-sama, sering mengajak
Nurhaedah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan d … 221

anak bercakap-cakap, sering bercerita kepada dilakukan oelh Lovandri Dwanda Putra dan
anak, bernyanyi bersama anak, dan masih Ishartiwi. Mereka lakukan berupa penelitian
banyak lagi (Nuraeni, 2016). Diantara penembangan dimana dimaksudkan untuk
kegiatan lainnya dapat pula orang tua bersama dapat menghasilkan produk multimedia
sama mengajak anak usia dini untuk pembelajaran (Putra & Ishartiwi, 2015 dalam
memainkan permainan edukatif untuk Jazariyah, 2019 : 3).
pengenalan huruf.
Keaksaraan awal menurut Ahmad 4. KESIMPULAN
Susanto (2011) dalam Alfianti (2021 : 2)
adalah merupakan salah satu proses atau Berdasarkan hasil penelitian dapat
tahapan untuk melatih peserta didik dalam disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan
membaca dan memahami satu persatu huruf mengenal huruf kecil b dan d pada anak
serta bunyinya, kemudian mengenal suku kata kelompk A di TK Nurul Yaqin Uloe
dan mengenal kata yang akhirnya menjadi Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone
kalimat. Berdasarkan dari beberapa pendapat melalui kegiatan mencetak huruf dari pasir
diatas maka dapat dikatakan bahwa menggunakan cetakan huruf yang dibuat oleh
pencapaian perkembangan pendidikan guru telah tercapai sesuai dengan tingkat
keaksaraan awal atau pengenalan huruf perkembangan anak usia 4-5 tahun mampu
terhadap anak usia dini khususnya anak usia meniru bentuk huruf. Mencetak huruf dari
4-5 tahun sangatlah mendasar atau sangatlah pasir dengan menggunakan cetakan sangat
penting karena merupakan pondasi atau dasar menarik dan disukai anak usia 4-5 tahun dan
dalam pencapaian perkembangan pendidikan juga merupakan permainan yang
anak usia dini ke tahap selanjutnya. Anak menyenangkan serta menjadi bagian
yang memiliki kemampuan mengenal huruf permainan anak yang tak terpisahkan.
dengan baik tidak akan menemui banyak Kegiatan bermain pasir merupakan salah satu
kesulitan dalam meningkatkan kegiatan yang berubungan dengan
kemampuannya menyusun huruf menjadi kata keterampilan tangan dan dapat meningkatkan
bahkan anak akan lebih mudah dalam kemampuan motoric halus anak dan dengan
membaca tanpa perlu mengejanya berulang- bermain pasir menggunakan cetakan anak
ulang. akan menggunakan jari-jemarinya untuk
Konsep dasar huruf, angka dan warna memainkannya atau mencetaknya dengan
penting untuk diajarkan sebagai kemampuan menggunakan cetakan.
dasar matematika dan sains dalam rangka
penyelesaian masalah.Sepanjang
pembelajaran saat ini pengenalan huruf, angka 5. UCAPAN TERIMA KASIH
dan warna dilakukan oleh guru melalui
bantuan buku atau kartu membaca. Fitri Penelitian ini dapat dilaksanakan dan
Indrayani dan kurniasih R Sihite mengenalkan diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
pembelajaran berbasis multimedia untuk ditentukan tidak terlepas keterlibatan
pengenalan konsep dasar huruf, angka dan beberapa pihak, oleh karena itu terima kasih
warna pada anak usia dini. Multimedia yang sebanyak-banyaknya diucapkan kepada:
menawarkan animasi dan pembelajaran Sulpi, S.Pd. selaku Kepala TK Nurul Yaqin
interaktif dalam penenaman konsep dasar Uloe yang telah memberi izin kepada peneliti
huruf tersebut sehingga anak lebih mudah untuk melakukan penelitian tindakan kelas
memahami dan tidak mudah bosan (Indriyani dan tidak henti-hentinya memberikan
& Sihite, 2015 dalam Jazariyah, 2019 : 3) dukungan dan bimbingannya hingga
Pembelajaran huruf dan angka penelitian ini selesai dilaksanakan, Marwah,
kembali menjadi focus penelitian yang S.Pd., Hj. Bungatang,S.Pd. Guru kelompok B
222 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

yang selalu memberikan saran dan masukan Madyawati, Lilis. (2016). Strategi
kepada peneliti agar penelitian berjalan lancar Pengembangan Bahasa pada
dan baik, dan kepada pihak-pihak yang Anak.Jakarta : Kencana Penerbit.
terlibat dalam penelitian ini namun peneliti
tidak bisa sebut semuanya. Harapan peneliti Montolalu, B.E.F dkk (2014). Bermaindan
semua pihak yang terlibat dalam Permainan Anak. Tangerang Selatan:
terlaksananya penelitian ini mendapat rahmat Universitas Terbuka.
dan ridho Allah Rabbul Alaamiin sehingga
mendapat ganjaran pahala. Peneliti juga Munandar. (1990). Evaluasi Pendidikan.
berharap hasil penelitian ini dapat memberi Jakarta: PT Rineka Cipta.
manfaat terutama terhadap pengembangan
pendidikan anak usia dini terkhusus bagi Muninggar, B.R. (2014). Meningkatkan
peneliti sendiri dan juga hasil penelitian ini Kreatifitas Anak Melalui Kegiatan
dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain Mencetak pada Kelompok B di TK
dalam upaya pencapaian perkembangan Retina Catur Hardjo.Sleman. Naglik
pengenalan huruf pada anak usia dini Catur Hardjo.
terkhusus anak usia 4-5 tahun.
Nakhrawie, Akmaliya. (2004). Buku Pintar
REFERENSI Sastra Indonesia. Surabaya. Duta raa
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian : Suatu Pendekatan Nuraeni, Henny. (2007). Memilih dan
Praktik. Edisi Revisi. Jakarta : PT membuat Jajanan Anak yang Sehat
Rineka Cipta. dan Halal. Jakarta Qultum Media.

Alfianti, Anna. (2021). Kenalkan Keaksaraan Nurhayati dan Sri Widayati. (2016).
Awal melalui Bermain dengan Media Meningkatkan Kemampuan Menulis
Gambar. https://Radar Permulaan Melalui Media Pasir pada
Semarang.Jawa Anak Kelompok A di TK Kyai
Pos.com/artikel/.Untukmu guruku. Hasyim. (Pdf) (Online).
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/
Evans Sukardi S. dan Hajar Pamadhi. (2008). paud-teratai/article/view/ 13399)
Seni Keterampilan Anak.Jakarta : diakses Tanggal 1 November 2015.
Universitas Terbuka.
Prasetyo, Dwi Sunar. (2008). Biarkan Anakku
Chaer, Achmad. (2011). Tata Bahasa Praktis Bermain. Jogjakarta. Diva Press.
Bahasa Indonesia.Jakarta : PT
Rineka Cipta. Riska Nurjana dan Sri Widayanti. (2016).
Meningkatkan Kemampuan
Jazariyah. (2019). Media Pembelajaran Mengenal Huruf Kecil B dan D
Keaksaraan Awal untuk Anak Usia Melalui Kegiatan Menulis di atas
Dini.AWLADY: Jurnal Pendidikan Pasir pada Anak Kelompok A.
Anak, 5(2). (Homepage: Surabaya. PG-PAUD FakultasIlmu
www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index. Pendidikan Universitas Negeri
php/awladdy) dipublikasikan tanggal Surabaya.
30 September 2019.
Nurhaedah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Kecil b dan d … 223

Robbins, Stephen P.; Judge Timothy A. Sumanto. (2005). Pengembangan Kreatifitas


(2008). Perilaku Organisasi Buku I, Seni Rupa Anak Taman Kanak-
Jakarta. Salemba Empat. Kanak.Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktoral
Sudono, Anggani. (2000). Sumber Belajar Jenderal Pendidikan Tinggi.
dan Alat Permainan. Jakarta. PT. Direktorat Pendidikan Tenaga
Grasindo. Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Sugihastuti. (2006). Editor Bahasa.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
224 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

Anda mungkin juga menyukai