Suparni, S.PdAUD
NIP 196506161987022003
Guru TK Pertiwi 02 Dawung tahun 2017
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk
pendidikan formal untuk mewadahi pendidikan anak usia dini umur 4-6 tahun.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Seiring dengan bertambahnya usia, khususnya pada anak usia 4-6
tahun, perkembangan bahasa anak berkembang semakin pesat (Ismail,
2009:45). Apabila pemberian rangsangan yang tepat dari guru dan orang tua
akan mampu melesatkan perkembangan keaksaraan awal pada anak. Anak
pada usia ini akan mengembangkan kosakata yang baru secara menakjubkan.
Dan di usia ini anak mulai sudah matang berbicara dan telah mempu
menguasai perbedaan yang lebih jelas.
Kemampuan membaca permulaan anak ini akan dapat optimal apabila
orang tua / guru merangsang dengan berbagai aktivitas yang mendukung
melalui komunikasi yang aktif dan berkualitas dengan bahasa yang mudah
dipahami anak. Kemampuan membaca permulaan disini meliputi mengenal
huruf, mengenal angka, dan menulis. Kreatifitas guru sangatlah diperlukan
penggunaan media yang tepat akan membantu tercapainya tujuan
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.
Dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan anak dalam pendidikan
anak usia dini pengembangan kemampuan bahasa termasuk dalampengembangan
kemampuan bahasa. Leonhardt (Dhieni, 2008:5.4) mengungkapkan bahwa membaca
permulaan sangatlah penting untuk distimulus bagi anak. Anakanak yang gemar
membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Kegemaran membaca
harus dikembangkan sejak dini. Sejalan dengan pendapat ini Montessori dan
Hainstock mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan
membaca. Bahkan membaca merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak
usia ini
Akan tetapi di lapangan masih banyak kita temukan kenyataan khususnya
di TK Pertiwi 02 Dawung, guru kurang inovatif dalam mengkreasikan
kegiatan dan media dalam bentuk metode pembelajaran yang menyenangkan
bagi anak. Akibatnya anak kurang fokus dalam melakukan kegiatan, sehingga
anak akan terjebak dalam kegiatan yang membosankan ketika anak diajak
kegiatan maka anak kurang bersemangat. Ini terbukti dari 15 anak di
1
kelompok B hanya terdapat mengenal huruf abjad hanya 4 (26%) anak saja
yang mengenal huruf, yang lain belum hafal huruf abjad, dan ketika ditanya
hanya diam saja.
Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya
adalah metode pembelajarannya yang digunakan kurang menarik perhatian
anak, sehingga anak kurang nyaman dan menyenangkan dalam mengikuti
kegiatan. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam menggunakan metode
pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariatif sehingga anak
kurang fokus kepada pendidik yang sedang menampaikan materi. Untuk itu
kami selaku pendidik TK Pertiwi 02 Dawung Kecamatan Matesih yaitu
menggunakan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan
bahasa anak. Banyak metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam
pembelajaran. Namun disini penulis memilih metode atau kegiatan bermain
plastisin sebagai upaya untuk meningkatkan Kemampuan membaca
permulaanmengenal huruf abjad Taman Kanak Kanak Pertiwi 02 Dawung,
karena kegiatan bermain plastisin memiliki banyak kelebihan yang mampu
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf abjad.
Menurut Aulia (2011: 37), mengembangkan aspek kemampuan membaca
permulaan hendaknya dilakukan melalui aktivitas belajar seraya bermain
Pentingnya mengembangkan aspek kemampuan membaca sejak dini (usia TK)
dikemukakan oleh Leonhardt (Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi,
Nany Kusniati, & Sri Wulan, 2014: 5.5), mengungkapkan bahwa membaca
permulaan sangat penting dimiliki anak. Anak yang gemar membaca akan
mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Kegemaran membaca harus
dikenalkan sejak usia dini
Kegiatan bermain plastisin mempunyai banyak kelebihan karena dalam
pelaksanaannya anak akan banyak mencoba permainan membuat huruf abjad.
Dengan demikian kemampuan membaca permulaan dalam hal ini mengenal
huruf abjad akan berkembang. Selain itu kegiatan bermain plastisin
merupakan kegiatan yang menyenangkan karena teksturnya yang lembut dan
2
mudah dibentuk dan juga warna plastisin yang berwarna-warni sehingga anak
tertarik dan dapat lebih cepat anak dalam mengenal huruf abjad.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu “Apakah kegiatan bermain Tiru (pastisin huruf) dapat meningkatkan
Kemampuan membaca permulaan pada anak TK Pertiwi 02 Dawung
Kecamatan Matesih tahun 2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu “Upaya meningkatkan Kemampuan
membaca permulaanmelalui kegiatan bermain Tiru (plastisin huruf) pada
kelompok Anak pada TK Pertiwi 02 Dawung Kecamatan Matesih tahun
2017/2018”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Adapun manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah untuk
menambah pengetahuan tentang berbagai metode dalam mengajar terutama
metode atau kegiatan bermain plastisin huruf serta hasil yang diperoleh dari
metode yang telah digunakan tersebut. Memberi kontribusi dalam ilmu
pendidikan anak usia dini untuk meningkatkan kemampan membaca
permulaan di TK Pertiwi 02 Dawung Kecamatan Matesih.
Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang dapat diharapkan sebagai berikut :
a. Bagi pendidik / guru
Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui penggunaan metode atau kegiatan
bermain plastisin huruf sebagai upaya meningkatkan kemampuan
keaksaraan awal.
b. Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan untuk
selali mendukung pendidik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
c. Bagi siswa
3
Dapat menambah keinginan anak untuk belajar sambil bermain
dan mempercepat anak dalam mengenal huruf tanpa dipaksa karena
anak sudah tertarik pada kegiatannya.
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Kemampuan membaca permulaan
Kemampuan akan membuat seseorang mampu berbicara,
mendengar dan bahkan melakukan apapun yang diiginkannya. Setiap
melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu kemampuan, namun apa arti
kemampuan itu sendiri sering tidak diketahui. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (KBBI) yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional (2007:742) kemampuan diartikan
kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.
Beraksara memiliki aksara, mampu membaca dan menulis usaha itu
dapat dianggap sebagai langkah awal proses peralihan dari bahasa ibu
sampai bahasa nasional. Perkembangan bahasa untuk anak Taman Kanak-
Kanak berdasarkan pengembangan bahasa di TK tahun 2010
mengembangkan 3 aspek (Kemendiknas, 2010) yaitu :
a. Menerima Bahasa
Menerima bahasa secara reseptip terdiri dari pengembangan menyimak
perkembangan orang lain mengerti 2 perintah yang diberikan bersamaan,
memahami cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata
mengenai sifat mengerti beberapa perintah, mengulang kalimat, yang
lebih kompleks memahanii aturan dalam suatu permainan
b. Mengungkap bahasa
Kemampuan ini termasuk kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini
bisa muncul dalam bentuk kemampuan berbicara dan menulis.
Pencapaian kemampuan mengungkap bahasa (Depdiknas,2007)
c. Keaksaraan
Kemampuan meliputi kemampuan menyebutkan simbol-simbol yang
dikenal mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di
sekitar, menyebut kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf.
4
Pengembangan kemampuan awal baca tulis melalui berbagai bentuk
permainan di TK (Depdiknas, 2007: 2) bertujuan untuk :
a. Mendeteksi kemampuan awal membaca dan menulis anak. Perbedaan
individual anak sebagai hasil pengaruh (intervensi) yang berbeda
dalam keluarga akan terbawa dalam suasana proses belajar mengajar di
Taman Kanak-Kanak
b. Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan berbagai hal melalui bentuk gambar dan
permainan
c. Melatih kelenturan motorik halus anak melalui berbagai bentuk
permainan oleh tangan dalam rangka mempersiapkan anak mampu
membaca dan menulis
2. Bermain Tiru (Plastisin Huruf)
a. Pengertian Bermain
Bermain yaitu mendukung perkembangan memori, pemikiran
dan keahlian menyelesaikan masalah dari anak melalui aktivitas
belajar berdasarkan pengamatan, penyelidikan dan penjelajahan.
Bermain juga memberikan pengalaman, informasi dan keahlian yang
membentuk kerangka bagi masa depan. Menurut Hendrick dalam
(Hartati, 2005: 106) bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan
spontan yang dilakukan oleh seorang anak bersama orang lain atau
dengan menggunakan benda-benda disekitarnya dengan senang,
sukarela dan imajinatif serta dengan menggunakan perasaannya,
tangannya atau seluruh anggota tubuhnya.
Menurut Gallahue dalam (Hartati, 2005: 85) setiap anak selalu
ingin bermain, bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan.
Hampir tidak ada permainan yang membuat anak tidak senang,
bermain dilakukan dengan dan atau alat permainan. Anak dapat
menggunakan segala sesuatu yang ada didekatnya untuk bermain atau
hanya dengan dirinya sendiri, misalnya dengan jari-jarinya. Tidak ada
paksaan bagi anak untuk melakukan sesuatu dalam bermain. Dalam
bermain anak melakukan berbagai kegiatan yang berguna untuk
5
mengembangkan dirinya, anak mengamati, mengukur,
membandingkan, bereksplorasi, meneliti dan masih banyak lagi yang
dapat dilakukan anak (Hartati, 2005: 106).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, kegiatan
tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan, atau tekanan dari
pihak luar (Hurlock, 1997:1). Dengan demikian maka kegiatan
bermain yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anak, dengan atau tanpa
alat, yang dilakukan secara sukarela baik individu ataupun
berkelompok sehingga bermain dapat dilakukan dengan senang tanpa
ada paksaan dari pihak manapun. Menurut Hurlock (Tadkiroatun,
2005: 1) bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan
tersebut dilakukan dengan cara suka rela, tanpa paksaan.
b. Konsep Dasar Media Plastisin
Anna Suhaenah S. 1998 dalam Badrun Zaman (2009: 2.7)
berpendapat bahwa sumber belajar adalah manusia, bahan, kejadian.
peristiwa, setting, teknik yang membangun, kondisi yang memberikan
kemudahan bagi anak didik untuk belajar memperoleh pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
Dengan media yang mudah didapat dan area yang dibutuhkan,
peneliti mengambil plastisin sebagai salah satu media pembelajaran.
Menurut BB Clay Designs 6 Maret 2011, Clay plastisin adalah lilin /
malam yang digunakan berulang-ulang karena tidak untuk dikeraskan.
Menurut Kelompok Belajar BB Clay Designs (2011) arti kata
clay adalah tanah liat. Tanah liat adalah material yang dapat diolah dan
dibentuk menjadi macam tembikar atau kita sebut juga keramik.
Menurut Well Mina (23 Juni 2012) plastisin / lilin malam juga
termasuk keluarga clay, biasanya untuk mainan anak banyak dijual di
toko dengan banyak warna dan mudah dibentuk, salah satunya adalah
digunakan untuk membenruk menjadi huruf abjad.
c. Tujuan dan Manfaat Plastisin
6
Media plastisin dapat melatih daya pikir anak. Anak dapat
mengeksplorasi dan mencari informasi tentang segala sesuatu yang
belum mereka ketahui. Media plastisin ini membuat anak suka
berkreasi sehingga dapat mengembangkan kreativitasnya. Anak dilatih
untuk menggunakan imajinasinya untuk membuat atau menciptakan
suatu bangunan atau benda sesuai dengan khayalannya seperti angka,
abjad, binatang dan lain-lain.
B. KERANGKA BERPIKIR
. Kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Penggunaan plastisin
huruf (TIRU) untk
Pelaksanaan
meningkatkan
Tindakan
kemampuan membaca
permulaan pada anak
Kemampuan membaca
permulaan anak
Kondisi Akhir kelompok B TK Pertiwi
Setelah Tindakan 02 Dawung Meningkat
C. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan
suatu jawaban dari suatu permasalahan yang timbul. Melihat permasalahan
dan teori yang telah dikemukakan di atas dalam penulis rumuskan hipotesis
yaitu “Kegiatan Bermain Tiru (plastisin huruf) dapat meningkatkan
7
Kemampuan membaca permulaan bagi anak kelompok B pada TK Pertiwi 02
Dawung Tahun Ajaran 2017/2018”.
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 02
Dawung terletak di Dukuh Beyan, Desa Dawung, Kecamatan Matesih ,
Kabupaten Karanganyar. Lokasi Taman Kanak-Kanak Pertiwi 02
Dawung terletak tidak jauh dari di jalan utama yang Karanganyar -
Matesih sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini
adalah Kelompok Anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 02
Dawung Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dengan 2 siklus.
Siklus 1 : 9 Oktober s.d 13 Oktober 2017
Siklus 2 : 23 Oktober s.d 27 Oktober 2017
3. Tema
Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan kemampuan
membaca permulaan mengenal huruf abjad melalui kegiatan bermain
“Tiru” (plastisin huruf) dengan tema yang digunakan pada siklus pertama
yaitu kebutuhanku sub tema kesukaanku, pada siklus kedua tema binatang
dengan subtema binatang ternak.
4. Kelompok
Kelompok anak yang menjadi subjek penelitian yaitu nak
Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Pertiwi 02 Dawung Matesih dengan
jumah anak 15 anak. Terdiri dari 5 anak perempuan dan 10 anak laki-laki.
5. Karakteristik anak kelompok Anak
a. Anak mempunyai kesehatan fisik yang sehat
b. Kemampuan interaksi sosial yang baik
c. Anak waktu belajar lebih suka sambil bermain
8
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action
Research). Setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan
(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing),dan
refleksi (reflecting).
C. Diskripsi Rencana Per Siklus
Rencana Pelaksanaan
Siklus 1
a. Rencana Tindakan Siklus 1
Adapun kegiatan yang direncanakan dalam satu siklus adalah sebagai
berikut :
RPPH 1 : bermain plastisin membentuk huruf a i u e o
RPPH 2 : bermain plastisin membentuk kata “donat”
RPPH 3 : bermain plastisin membentuk kata “susu”
RPPH 4 : lomba mencari huruf plastisin yang sama
RPPH 5 : memasangkan gambar kata dengan kata yang dibuat dari
plastisin
b. Langkah-langkah tindakan perbaikan
1) Perencanaan merupakan respon dari refleksi awal berdasarkan
hasil pembelajaran bermain plastisin huruf. Tahap-tahap yang
dilakukan antara lain :
a) Menyusun RPPH
b) Mendiskusikan desain pembelajaran berdasarkan masukan dan
saran teman sejawat maupun pembimbing
c) Revisi dan pengesahan desain pembelajaran berdasarkan
masukan dan saran teman sejawat dan pembimbing.
Siklus 2
a. Rencana Tindakan Siklus 2
Adapun kegiatan yang direncanakan dalam satu siklus adalah sebagai
berikut :
RPPH 1 : bermain plastisin membentuk huruf a i u e o
9
RPPH 2 : bermain plastisin membentuk kata “ayam”
RPPH 3 : bermain plastisin membentuk kata “sapi”
RPPH 4 : lomba mencari huruf plastisin yang sama
RPPH 5 : memasangkan gambar kata dengan kata yang dibuat dari
plastisin
b. Langkah-langkah tindakan perbaikan
Langkah pembelajaran perbaikan sama hanya saja diawali dengan
refleksi siklus I .
Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen
Pengamatan siklus 1 dan siklus 2 menggunakan :
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti menggunakan :
1) Observasi
2) Dokumentasi
b. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa lembar
observasi dan dokumentasi foto-foto kegiatan anak.
c. Jensi Data
1. Data Kualitatif
Data hasil observasi pelaksanaan kegiatan pengembangan masing-
masing siklus.
2. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil kerja anak akhir kegiatan masing-
masing siklus
d. Teknik Analisis Data
Adapun langkah dalah analisis data observasi untuk anak dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi nilai atau skor pada setiap descriptor. Dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) BSB : Berkembang Sangat Baik Skor 4
b) BSH : Berkembang Sesuai Harapan Skor 3
10
c) MB : Mulai Berkembang Skor 2
d) BB : Belum Berkembang Skor 1
2. Membuat tabulasi nilai geometri kemampuan keakaeaan awl
mengenal huruf yang terdiri dari :
Refleksi
a. Kelebihan
Anak sangat antusias dalam kegiatan bermain Tiru (plastisin huruf)
karena teksturnya yang lembut dan beraneka warna
b. Kelemahan
Harus selalu ganti plastisinnya, karena plastisin mudah menguap
sehingga mudah kering dan kadang anak dalam membentuk huruf
plastisinya dicampur sehingga warnanya tercampur menjadi tidak
menarik.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini akan dikatakan berhasil jika 80% dari jumlah anak-anak
mampu menggambar bebas dengan penggunaan media gambar bervarias
mendapatkan nilai berkembang sesuai harapan () dan berkembang
sangat baik ()
11
Tabel 4.1
Penilaian Prosentase
Nama Siklus Jumlah
BB MB BSH BSB Keberhasilan
Pra Siklus 4 9 2 0 15 14%
12
a) Hari kesatu: bermain plastisin membentuk huruf a i u e o
b) Hari kedua : bermain plastisin membentuk kata “donat”
c) Hari ketiga : bermain plastisin membentuk kata “bunga”
d) Hari keempat: lomba mencari huruf plastisin yang sama
e) Hari kelima: memasangkan gambar kata dengan kata yang
dibuat dari plastisin
4) Istirahat (30 menit)
a) Cuci tangan, berdoa, makan bekal
b) Bermain bersama teman
5) Kegiatan Penutup (30 menit)
a) Mengulas kegiatan yang dilakukan anak pada hari itu
b) Bercerita
c) Menyanyikan beberapa lagu anak
d) Pesan, berdoa, salam
3. Observasi Siklus I
Teknik analisis yang dignakan untuk menganalisis data-data yang
telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik analisis kritis.
Teknik analisis tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan
kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teori.
Pada Rpph ke-5, sebelum perbaikan guru mengamati dan
mengevaluasi hasil kegiatan selama 1 siklus (5 RPPH) dan memperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4.2
Penilaian Prosentase
Nama Siklus Jumlah
BB MB BSH BSB Keberhasilan
Siklus 1 0 5 8 2 15 67%
4. Refleksi I
13
menumbuhkan minat anak dalam mengenal huruf sehingga dapat
meningkatkan keaksaraan awal mengenal huruf abjad pada anak didik
secara maksimal. Untuk itu penulis melanjutkan penelitian perbaikan
pembelajaran pada siklus 2 sebagai upaya mencapatkan yang lebih baik
lagi dari siklus 1.
5. Rancangan Siklus II
6. Tindakan Siklus II
a.Pra Pembelajaran
14
1) Mengulas kegiatan yang dilakukan anak pada hari itu
2) Bercerita
3) Menyanyikan beberapa lagu ana
4) Pesan, berdoa, salam
7. Observasi Siklus II
Penilaian Prosentase
Nama Siklus Jumlah
BB MB BSH BSB Keberhasilan
Siklus 2 0 2 5 8 15 86%
15
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa tindakan perbaikan
pada Siklus II sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang-
kurangnya 80% dari seluruh jumlah anak mampu mencapai nilai (3) dan .
(4) Jumlah anak yang mencapai keberhasilan peembelajaran atau tuntas
belajar
16
2 24 8 53 5 33
0 - 2 14 8 53
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Dengan melakukan kegiatan pembelajaran Kemampuan membaca
permulaan melalui kegiatan bermain Tiru (plastisin huruf) pada anak
Kelompok A TK Pertiwi 02 Dawung Kecamatan Matesih Karanganyar dapat
meningkatkan kemampuan anak untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai
dengan harapan. Dengan menggunakan plastisin huruf dapat meningkatkan
keaktifan anak Kelompok A di TK Pertiwi 02 Dawung Kecamatan Matesih
Karanganyar ini dibuktikan Hasil pada prasiklus menunjukkan jumlah anak
yang mendapat (BSH) dan (BSB) hanya mencapai 2 (14%)
anak. Hasil yang diperoleh setelah tindakan perbaikan menunjukkan
peningkatan yang signifikan dari Siklus I ke Siklus II yaitu jumlah anak yang
mencapai tingkat perkembangan pada Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan
Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 10 anak (67%) pada siklus 1,
meningkat menjadi 13 anak (86%) pada siklus II.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka peneliti mengajak para
guru terutama guru TK Pertiwi 02 Dawung Kecamatan Matesih untuk :
1. Untuk mengatasi pemahaman yang kurang, sebaiknya guru berusaha
menyajikan alat peraga yang mudah merangsang dan disukai anak
2. Meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
anak aktif dan bersemangat
17
3. Sebagai guru yang berpendidikan hendaknya selalu aktif mengikuti
perkembangan pendidikan khususnya tentang pendidikan anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
18