Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Anak Usia Dini

Pengertian anak usia dini secara umum adalah anak-anak di bawah usia 6
tahun. Pemerintah melalui UU Sisdiknas mendifinisikan anak usia dini adalah anak
dengan rentang usia 0-6 tahun. Soemiarti patmonodewo mengutip pendapat tentang
anak usia dini menurut Biecheler dan Snowman, yang dimaksud anak prasekolah
adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.

Batasan yang dipergunakan oleh the National Association For The Eduction
Of Young Children (NAEYC), dan para ahli pada umumnya adalah : “Early
childhood” anak masa awal adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia delapan
tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun ia akan
dikategorikan sebagai anak usia dini.20 Beberapa orang menyebut fase atau masa ini
sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika
dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.

Sedangkan hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan
tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti
menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan


dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan memasuki pendidikan lebih
lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
UU sisdiknas no. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

1
Suyadi memberikan pengertian tentang pendidikan anak usia dini sebagai salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Salah satu
kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia Taman Kanak-kanak adalah
kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa saat ini erat kaitannnya dengan
kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan
sistematikanya dalam berpikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain
dari berbicara adalah kemampuan membaca. Kemampuan membaca pada anak tidak
didapatkan begitu saja seiring perkembangan usianya. Untuk mendapatkan
kemampuan ini anak perlu melalui suatu proses pembelajaran. Lozanov menyatakan
bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang komplek segala sesuatunya
berarti setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi sampai sejauh mana anak mengubah
lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran sejauh itu pula proses belajar
berlangsung. Tujuan utama memahami huruf abjad adalah agar anak mengerti dengan
apa yang mereka baca, sehingga membaca huruf dan suara yang serasi itu juga harus
menghubungkan kata dan makna.

Soenjono Dardjowidjojo menyatakan bahwa kemampuan mengenal huruf


merupakan tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang
keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf
dan memaknainya. Mengenal huruf merupakan hal penting bagi anak usia dini yang
didengar dari lingkungannya baik huruf latin, huruf Arab dan lainnya. Berbagai huruf
yang dikenal anak menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai
jenis huruf. Selain itu, Harun Rasyid dkk menyatakan bahwa melatih anak untuk
mengenal huruf dan mengucapkannya mesti harus diulang-ulang.

Dalam pendidikan anak usia dini, anak-anak sudah mulai di perkenalkan


dengan bentuk huruf-huruf baik itu huruf besar atau pun huruf kecil. Jika,
pemahaman tentang huruf kurang maka kemampuan mengusai kalimat atau membaca
kurang.

Berdasarkan pengamatan tehadap kegiatan pengembangan kemampuan


mengenal huruf di kelas kelompok B Paud KB Az-Zahir, belum berkembang hal ini
terjadi karena, pertama, proses kegiatan pembelajaran yang monoton sehingga
membuat pola belajar yang sama disetiap harinya. Kedua, ada anak yang sulit
membedakan antara huruf b dan d, p dan q , r dan l . Ketiga, proses pembelajaran
yang cepat yang membuat anak-anak tidak dapat menyimak dengan baik. Keempat

2
saat kegiatan mengenal huruf, hanya beberapa anak saja yang mampu memperhatikan
dengan baik sampai akhir kegiatan.

Berdasarkan kasus di atas, maka penting untuk mengembangkan kemampuan


bahasa anak dalam mengenal huruf dengan memberikan stimulasi yang tepat dalam
mengembangkan kemampuan mengenalkan huruf. Karena dengan bermain, anak
cenderung akan tertarik dengan kegiatan yang mereka lakukan, sehingga
mempermudah anak dalam mengenal huruf .

Berdasarkan hal tersebut maka media pembelajaran yang digunakan juga


harus menarik dan memiliki keunikan yang dapat menarik minat anak-anak dalam
belajar. Jika dikaitkan dengan anak usia dini, maka media pembelajaran akan menjadi
sangat penting, karena anak usia dini memiliki karakteristik belajar sambil
bermain.Media pembelajaran yang digunakan guru harus bisa menggambarkan materi
yang diajarkan, sekaligus dapat mengajak anak bermain. Salah satu media
pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan semangat serta pemahaman anak-
anak dalam belajar yaitu media kartu huruf.

Penggunaan media kartu huruf untuk pembelajaran kartu huruf merupakan


abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas
maupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindahkan
sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Azhar Arsyad (2005: 119)
dalam Trisniwati (2014) mengungkapkan bahwa kartu huruf adalah kartu abjad yang
berisi gambar, huruf, tanda simbol, yang meningkatkan atau menuntun anak yang
berhubungan dengan simbol-simbol tersebut.
Selain itu, kartu huruf juga melatih kreatifitas anak-anak.

Pendapat Ratnawati (dalam Suyanto, 2012:108) mengungkapkan bahwa,


melalui media kartu huruf yang di implementasikan melalui permainan, dapat
merangsang untuk lebih cepat mengenal simbol-simbol huruf, membuat minat anak
semakin kuat untuk bereksplorasi dalam menemukan kosakata baru, dengan cara
merangkaikan simbol-simbol huruf tersebut.

Maka dari itu berdasarkan hasil pengamatan yang diteliti oleh peneliti sebagai
guru di Paud KB Az-Zahir di Desa Jahitan, dengan adanya proses kegiatan
pembelajaran yang bersifat monoton. Kegiatan pemelajaran yang berfokus pada guru,
dan penjelasan guru yang kurang menarik, metode pembelajaran yang digunakan
ceramah .

3
B. Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan kemampuan mengenal hurud menggunakan media


kartu huruf pada kelompok B di Paud KB Az-Zahir di Desa Jahitan Tahun ajaran
2022/2023.

C. Tujuan Perbaikan

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan


mengenal hurud menggunakan media kartu huruf pada kelompok B di Paud KB Az-
Zahir di Desa Jahitan Tahun ajaran 2022/2023.

D. Manfaat Perbaikan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi, guru untuk menambah wawasan


serta pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan kemampuan anak-anak dalam
mengenal huruf dengan metode kartu huruf sesuai dengan tahapan perekembangan
anak dan kebutuhan anak. Penelitian ini juga diharapkan untuk anak-anak agar dapat
melalui kegiatan yang menyenangkan namun tetap memberi makna dalam rangka
meningkatkan kemampuan mengenal huruf, dapat membedakan bunyi, serta dapat
menuliskan kembali dan anak mampu berfikir kritis terhadap bacaan/media literasi
yang digunakan. Penelitian ini juga diharapkan untuk orang tua agar dapat menambah
wawasan bagaimana agar dapat memfasilitasi anak dan menstimulasi bagaimana cara
meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak dengan menggunakan media kartu
huruf.

Anda mungkin juga menyukai