Anda di halaman 1dari 7

Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Media Kartu Huruf Pada

Kelompok A di TK Harapan Kasih Bandung


Hany Oktafiani, 857462675
hanyoktafiani@gmail.com

Perkembangan bidang bahasa merupakan bidang pengembangan yang sangat penting


dalam perkembangan bahasa anak. Masa kanak-kanak juga merupakan masa awal anak-anak
mengenal Bahasa ibu dan mulai mengetahui huruf. Anak-anak mulai dapat mengenal huruf
saat mereka berusia 4-5 tahun atau masa taman kanak-kanak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan membaca pada anak kelompok A
dengan menggunakan media kartu huruf di TK Harapan Kasih Bandung. Metode pengumpulan
data dengan menggunakan deskriptif kualitatif kuantitatif dengan melakukan observasi dan
anecdotal record pada saat pembelajaran di kelas. Hasil analisis pada tiap siklus
menunjukkan perubahan yang terjadi pada anak. Pada siklus pertama hanya 70% anak dapat
mengikuti kegiatan bermain kartu huruf dan belum dapat membaca suku kata dengan baik.
Setelah dilakukan perbaikan hasil analisis pada siklus kedua menunjukkan peningkatan dari
70% menjadi 90% dimana anak-anak mulai dapat mengikuti kegiatan bermain kartu huruf,
dan terlihat anak sudah mulai bisa membaca suku kata dengan baik dan benar. Kesimpulan
dalam meningkatkan kemampuan membaca anak menggunakan media kartu huruf berdapak
positif dalam perkembangan membaca anak. Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada
guru-guru yang ingin meningkatkan kemampuan membaca, kegiatan bermain kartu huruf
dapat dijadikan salah satu solusi.

Kata Kunci: Membaca, Kartu huruf, Bahasa

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Golden Age adalah masa dimana anak-anak mulai dapat beriteraksi dengan
lingkungan disekitar anak-anak mulai dari yang terdekat hingga yang lebih luas, pada
saat anak-anak mulai masuk ke lingkungan yang lebih luas peran orang tua dan
pendidik sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangannya terutama pada
aspek bahasa. Bahasa merupakan tahap awal perkembangan anak usia dini dimana
bahasa awal yang anak miliki adalah bahasa ibu. Leonhardt dalam Nurbiani dkk.,
(2020) berpendapat bahwa membaca bagi anak usia 4-5 tahun sangat penting karena
anak-anak yang menyukai membaca akan memiliki perkembangan bahasa yang tinggi,
dengan perkembangan bahasa yang tinggi maka anak dapat memahami gagasan-
gagasan yang rumit dengan lebih baik.
Membaca merupakan pijakan awal anak untuk mendapatkan pengetahuan yang luas
dan anak dapat melihat tanda atau simbol dengan membaca, pada masa pandemic covid
19 ini anak-anak taman kanak-kanak sangat terbatas pengetahuannya karena tidak
pernah dilatih setiap hari. Pada masa pandemic covid-19 ini pertumbuhan dan
perkembangan anak tidak berkembang secara baik terutama pada aspek bahasa anak,
bahasa anak cendrung terhambat karena kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan
yang luas.
Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian awal aspek bahasa Berdasarkan hasil
evaluasi dan penilaian awal aspek Bahasa kelompok A TK Harapan Kasih ditemukan
masalah yaitu anak tidak dapat membaca dan mengucapkan suku kata dengan baik, dari
15 anak ditemukan 12 anak tidak dapat membaca suku kata dengan baik bahkan banyak
yang tidak dapat membedakan suku kata ba dan da. Hasil evaluasi ini menunjukkan
bahwa masih banyak anak yang belum dapat membaca dan menyebutkan suku kata. Hal
tersebut terjadi karena kurangnya pelatihan oleh orang tua saat pandemic covid-19. Hal
lain yang terjadi adalah orangtua tidak punya waktu untuk mengajarkan dan melatih
anak saat pembelajaran daring. Kegiatan pengembangan yang dilakukan harus sesuai
dengan batasan umur TK A yaitu usia 4-5 tahun, kegiatan bermain kartu huruf
dilakukan secara bertahap agar anak-anak mengenal huruf terlebih dahulu pada saat
anak sudah menegal huruf anak akan mudah mengenal suku kata.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan kemampuan membaca dengan
menggunakan media kartu huruf pada anak kelompok A di TK Harapan Kasih.”
Hasil identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan
membaca anak karena pandemic covid-19, Guru tidak menggunakan alat permainan
edukatif untuk menunjang pembelajaran, pembelajaran yang diberikan terlalu sulit
untuk anak usia 4-5 tahun. Dari hasil identifikasi masalah yang di jabarkan diketahui
bahwa faktor penyebab masalah anak tidak dapat membaca huruf dan suku kata dengan
benar di karnakan guru terlalu cepat dalam penjelasan suku kata, media dan metode
yang digunakan dalam pembelajaran kurang mendukung, guru tidak memberikan
kesempatan untuk anak bertanya dan menjawab.
Berdasarkan analisis masalah di atas guru merancang alternative pemecahan masalah
yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah, peneliti mengambil
beberapa alternatif pemecahan masalah yaitu penggunaan media kartu huruf untuk
meningkatkan kemampuan membaca, memberikan kesempatan untuk anak mencoba
dan bertanya, menggunakan alat permainan tradisional dalam pembelajaran huruf dan
suku kata. Dilihat dari aspek pengembangan Bahasa dan rancangan materi pembelajaran
yang akan dilakukan maka penulis mengambil alternatif pemecahan masalah antara lain
Meningkatkan kemampuan membaca dengan menggunakan media kartu huruf pada
anak kelompok A.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan
membaca suku kata dengan menggunakan kartu huruf pada kelompok A?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan
kemampuan membaca suku kata dengan menggunakan kartu huruf pada kelompok A.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Manfaat penelitian ini adalah untuk pendidik agar dapat mengenalkan permainan
kartu huruf pada anak kelompok A dalam kegiatan pengembangan aspek bahasa di kelas,
tujuan dari permainan kartu huruf adalah melatih anak untuk dapat membaca dan
mengetahui bentuk huruf cara membaca huruf dan membuat suku kata, selain itu
manfaat dari penelitian ini adalah untuk sekolah agar dapat menyediakan permainan
edukatif yang mumpuni untuk kegiatan pengembangan bahasa seperti kartu huruf, pohon
huruf, dan lain sebagainya.

II. Kajian Pustaka

Kemampuan Membaca
Pertiwi (2016) menyatakan bahwa membaca permulaan anak usia dini terlihat saat anak
dapat mengenal beberapa bunyi huruf dan dapat menggabungkannya menjadi sebuah suku
kata yang bermakna. Kemampuan membaca sangat dibutuhkan oleh anak agar dapat
memahami berbagai informasi yang dibaca (Rizqyah, 2015). Agar anak dapat membaca
dengan baik maka peran orangtua dan pendidik sangat penting dalam membantu anak
belajar membaca kemudian melatihnya (Wahyudin, 2017). Menurut Musodah (2014)
penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pengembangan bahasa seperti kartu huruf
dapat mengembangkan minat dan motivasi baru dalam meningkatkan kegiatan
pembelajaran. Rahmat dan Tuti (2014) berpendapat bahwa pengenalan huruf dan simbol
dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal tersebut dilakukan dengan mengenalkan anak
pada huruf dasar kemudian anak menyusun huruf menjadi ragkaian kata yang bermakna.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan suatu proses pengenalan huruf dan simbol, membaca diperlukan agar anak dapat
memahami berbagai informasi yang diterimanya, hal ini tidak terlepas dari peran orangtua
dan guru yang sangat penting untuk pengembangan bahasa anak dan melatihnya dengan
sebaik mungkin. Anak dapat membaca dengan baik karena adanya rangsangan dari suatu
permainan yang mereka lakukan seperti bermain kartu huruf, menyusun kata dan lain
sebagainya. Kegiatan membaca yang anak-anak lakukan juga dapat menstimulus
perkembangan bahasa anak yang terbagi menjadi beberapa bagian seperti mengenali huruf,
mengenali huruf depan, huruf besar, huruf kecil, dan dapat menghubungkan huruf dengan
bunyi yang di dengar.
Pemilihan media yang tepat dapat dilakukan oleh orangtua dan juga guru saat
pengajaran, dengan pemilihan media yang tepat perkembangan membaca anak dapat
berkembang dengan baik dan cepat. Pada saat kemampuan membaca anak meningkat maka
anak akan mudah mengenal huruf terutama pada huruf yang bentuknya hampir sama. Hal ini
tentu akan membantu anak pada saat mereka menginjak jenjang berikutnya seperti TK B dan
pada saat jenjang sekolah dasar anak akan mudah mengenal, mengerti huruf dan cara
membacanya dengan cara yang baik dan tepat.
Penelitian ini juga ditemukan fungsi dan manfaat dari membaca, salah satunya adalah
anak dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat memecahkan suatu masalah dengan solusi
yang baik tentu dengan anak melakukan eksplor pada ingkungan sekitar dan dapat juga pada
lingkungan yang lebih luas.

Media Kartu Huruf


Kartu huruf merupakan suatu media yang dapat mendukung pengembangan bahasa
anak dalam membaca, kartu huruf ini merupakan sekumpulan kartu yang sudah dibentuk
semenarik mungkin. Dimana dengan menggunakan media kartu huruf ini anak diarahkan
untuk dapat melihat dan mengingat bentuk huruf ataupun gambar yang berisi makna gambar
pada kartu huruf. Kartu huruf dapat diartikan sebagai kartu abjad yang berisikan gambar,
huruf, tanda atau simbol yang dapat menuntun anak dalam mengenal huruf (Hasan, 2009).
Kartu huruf yang digunakan adalah kartu huruf yang dibuat sendiri dengan membentuk
persegi panjang pada kertas putih. Pada sisi depan terdapat huruf tunggal disisi lain terdapat
gambar yang sesuai dengan huruf disisi depannya (Arsyad, 2005).
Djangkali (2019) berpendapat bahwa kartu huruf dapat digunakan sebagai media
pendukung pembelajaran sehingga dengan menggunakan kartu huruf anak dapat mengenal,
memahami bunyi huruf, dan bentuknya. Kemampuan mengenal huruf ini merupakan
tahapan perkembangan anak dalam pengembangan bahasa karna anak sudah dapat
menyebutkan huruf dengan benar kemudian anak dapat memahami bentuk dan bunyi huruf
(Darjowidjojo, 2003).
Supriatnah (2014) menyatakan bahwa jika kartu huruf dibentuk dan dibuat dengan
berbagai warna merupakan alat peraga yang sangat praktis dapat digunakan kapanpu
pendidik membutuhkannya, kartu dengan macam-macam warna akan meningkatkan minat
anak dalam menggunakan kartu huruf dalam proses kegiatan pengembangan bahasa yang
pada akhirnya anak dapat membaca dan memahami bunyi huruf yang anak lihat.
Berdasarkan beberapa pendapat peneliti terdahulu, dapat disimpulkan bahwa media
kartu huruf merupakan alat bantu dalam pengembangan bahasa anak terutama dalam
membaca. Anak melalui kartu huruf dapat melihat, mendengar, dan menyebutkan huruf
yang sudah diajarkan lewat media kartu huruf. Selain itu media kartu huruf memiliki banyak
manfaat baik untuk anak ataupun pendidik dalam membimbing anak dalam perkembangan
bahasanya, anak merasa tertarik dengan media kartu huruf kemudian anak dapat memainkan
dan bereksplorasi. Media kartu huruf dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat dan
motivasi anak, saat anak bermain kartu huruf anak akan merasa senang karena pembelajaran
yang mereka terima sangat bervariasi, dengan pembelajaran yang bervariasi maka anak
dapat lebih cepat mengerti dan dapat mulai membaca beberapa kata sampai banyak kata
tentunya melalui berbagai proses pengembangan bahasa yang dilakukan secara bertahap.

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


Subjek penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun di TK Harapan Kasih, yang
beralamat di Jl. Mekar Kencana No.2A Kota Bandung, Kecamatan Bojongloa Kidul,
Kelurahan Mekar Wangi. Pelaksanaan pembelajaran di laksanakan di kelas TK A
Butterfly yang dalam satu kelas berjumlah 15 anak. Pada 15 anak di kelas TK A
Butterfly ditemukan 12 anak tidak dapat membaca suku kata dengan benar. Tema yang
di ambil saat pengajaran adalah tema Musim, kegiatan ini dilaksanakan dengan dua
siklus.
Anak-anak di kelas TK A Butterfly ini umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang
rata-rata, bahkan ada satu anak yang kecerdasannya di atas rata-rata.
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada 18 April 2022 – 22 April 2022.
Penelitian siklus kedua dilaksanakan pada 9 Mei 2022 – 13 Mei 2022.

B. Desain Prosedur Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Rencana prosedur perbaikan pengembangan penelitian dilakukan dalam dua siklus,
siklus pertama dilakukan dalam lima hari kegiatan dengan tema musim dan subtema
kemarau. Kegiatan hari pertama anak-anak bermain kartu huruf dengan suku kata
awalan seperti ba-bo, ca-co dan da-do lalu anak-anak diajak untuk menebalkan suku
kata, kegiatan pada hari kedua anak diminta untuk menyusun kata musim kemarau
dengan menggunakan kartu huruf, kemudian pada kegiatan hari ketiga anak diajak
untuk menggunting dan merekat suku kata sesuai dengan gambar dalam lembar kerja,
pada hari keempat anak diminta untuk bermain kartu huruf ca-co dan da-do lalu anak
diminta untuk menghubungkan garis dengan gambar yang berawalan suku kata ca-co
dan da-do. Pada kegiatan hari kelima anak bermain di luar ruangan dengan bermainan
engklek menggunakan kartu suku kata sebagai pijakannya.
Siklus kedua dilakukan dalam lima hari kegiatan dengan tema musim dan subtema
hujan. Kegiatan hari pertama dimulai dengan berlatih motorik kasar yaitu melompat,
meloncat dan berlari. Pada kegiatan hari kedua anak menyusun kata musim hujan
dengan menggunakan kartu huruf. Pada kegiatan hari ketiga anak diajak untuk merekat
suku kata ba-bo, kemudian pada hari keempat anak menghubungkan gambar dengan
awala suku kata ba-bo dan ca-co kegiatan pada hari ketiga dan keempat siklus kedua
merupakan kegiatan yang masih belum berhasil pada siklus kesatu maka dari itu
kegiatan pada hari ketiga dan keempat siklus kedua kegiatannya di ulang kembali agar
anak semakin mengerti suku kata dasar. Kegiatan hari kelima siklus kedua anak-anak
diajak untuk menebalkan suku kata da-do dan ga-go.

C. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian adalah deskriptif kualitatif kuantitatif yang
berfokus pada keterlibatan anak dalam mengikuti kegiatan bermain suku kata dengan
menggunakan kartu huruf. Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan
menggunakan metode observasi, tes kinerja dan catatan anekdot yang memungkinkan
pencatatan perkembangan anak setiap harinya. Peneliti menggunakan metode observasi
dalam melihat peningkatan perkembangan anak setiap harinya, kemudian dari
observasi peneliti melakukan tes kinerja kepada anak dengan bertanya mengenai suku
kata yang sudah diajarkan. Perubahan dan perkembangan anak di catat dalam catatan
anekdot yang didalamnya diisi tentang catatan perubahan secara tiba-tiba pada setiap
anak yang mengikuti kegiatan bermain kartu huruf.

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan
Deskripsi hasil penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan,
proses, dan hasil. Setelah ketiga tahap itu dilakukan maka dapat dilihat bahwa kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama hari pertama anak-anak belum bisa mengikuti
permainan kartu huruf dengan baik dan masih ada yang sibuk bermain sendiri karena
anak belum terbiasa menggunakan kartu huruf yang dibentuk menjadi suku kata. Pada
kegiatan mengerjakan lembar kerja juga anak belum dapat mengerjakan dengan baik.
Pada siklus pertama hari pertama ini anak masih belum dapat membaca suku kata
dengan baik dan masih sering tertukar antara huruf b dan d.
Anak-anak pada kegiatan siklus kedua hari kelima dapat terlihat sudah dapat
mengikuti kegiatan bermain kartu huruf dengan baik, anak sudah mulai dapat
mendengarkan arahan guru dalam bermain kartu huruf. Sebelum proses perbaikan
(prasiklus) kemampuan membaca anak baru mencapai 40%. Pencapaian keberhasilan
pada siklus pertama mencapai 70% sedangkan keberhasilan pada siklus kedua
mencapai 90%, dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan di siklus kedua hari kelima
anak sudah mulai terbiasa dengan permainan kartu huruf, dan kegiatan dalam
mengerjakan lembar kerja pada siklus kedua ini anak sudah dapat mengerjakan dengan
baik sesuai dengan arahan guru, anak juga sudah dapat menyebutkan suku kata dengan
benar dan tidak tertukar.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan Pengembangan


Pembahasan hasil penelitian ini adalah pada saat siklus pertama hari kesatu dan
kedua anak tidak dapat mengikuti kegiatan yang direncanakan karena anak belum
merasa nyaman saat bermain kartu huruf, pada hari pertama 7 dari 15 anak terlihat
bersemangat dalam permainan kartu huruf sedangkan 8 anak tidak mau bermain kartu
huruf karena mereka belum percaya diri dan belum dapat bereksplorasi. 8 anak
tersebut cendrung malas mengikuti kegiatan bermain kartu huruf karena mereka tidak
suka membaca dan menyusun suku kata, beberapa anak cendrung terlihat malas. Hari
ketiga dan keempat anak mulai antusias dalam bermain kartu huruf karena anak diajak
main di luar ruangan oleh guru. Guru mengajak anak bermain engklek menggunakan
kartu huruf yang sudah disediakan sebagai pijakan. Permainan anak usia dini adalah
permainan yang dapat merangsang kreativitas dan menyenangkan bila dimainkan oleh
anak (Munawaroh, 2017). Pengembangan bahasa dapat dilakukan dengan
menggunakan permaina engklek Febriani, Tarmansyah, Damri (2015) berpendapat
bahwa permainan engklek yang merupakan permainan tradisional, biasanya digunakan
oleh anak-anak untuk bermain, agar dapat meningkatkan perkembangan bahasa,
permainan engklek dapat diubah sesuai kebutuhan pendidik.
Pembahasan siklus pertama terlihat bahwa peran guru dalam kelas sangatlah penting
rancangan dan proses pembelajaran harus dikemas dengan baik agar anak tidak merasa
bosan, dapat dilihat ada 8 anak yang cendrung malas mengikuti kegiatan bermain
kartu huruf karena membosankan. Peran guru disini sangat diperlukan dalam membuat
racangan yang menarik dalam pembelajaran setiap harinya. Kegiatan yang dilakukan
juga dipengaruhi oleh penataan ruangan dan kenyamanan anak pada saat di kelas.
Siklus kedua 13 dari 15 anak sudah mulai bersemangat dalam permainan kartu huruf
yang dilakukan di kelas dan anak mulai dapat menyebutkan suku kata ba-bo, ca-co,
da-do, dan ga-go dengan benar dan tidak tertukar antar huruf b dan d, Jadi dapat
terlihat pada siklus kedua kegiatan dalam bermain kartu huruf tersebut sudah berhasil
dilakukan, itu terlihat karena banyak anak yang sudah dapat melakukan dan ikut
terlibat dalam kegiatan bermain suku kata, berbeda dengan siklus pertama anak sudah
mulai terbiasa dengan suku kata yang mereka lihat dan mereka dengar.

V. Simpulan dan Saran


A. Simpulan
Berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media
kartu huruf sangat efektif dalam perkembangan bahasa anak terutama pada kemampuan
membaca pada kelompok A di TK Harapan Kasih. Pengamatan yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa sebelum kegiatan perbaikan dilakukan kemampuan membaca
anak baru mencapai 40%, proses perbaikan dilakukan dengan menggunakan dua siklus
pencapaian keberhasilan pada siklus pertama menunjukkan bahwa kemampuan
membaca meningkat menjadi 70%, sedangkan keberhasilan pada siklus kedua
menunjukkan bahwa kemampuan membaca semakin meningkat menjadi 90%. Anak
sudah mulai terbiasa bermain dengan menggunakan kartu huruf, anak juga sudah dapat
menyebutkan huruf dengan benar dan tidak ada kesalahan dalam mengucapkannya.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan, maka saran dalam penelitian ini
ditujukkan bagi peneliti selanjutnya agar peneliti selanjutnya dapat mengambil sampel
lebih banyak sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan dengan lebih baik, bagi
sekolah diharapkan dapat menyediakan alat permainan edukatif yang mumpuni dalam
kegiatan bermain kartu huruf yang membantu anak dalam meningkatkan kemampuan
membacanya, bagi orang tua diharapkan dapat mendukung kemampuan membaca
anak dengan menyediakan media kartu huruf, bagi guru diharapkan dapar
menggunakan media kartu huruf dalam melatih anak membaca, selain itu guru dapat
menyiapkan media lain selain kartu huruf yang dapat mendukung pembelajaran seperti
media pohon huruf dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Arsyad, (2005), Media Pembelajaran.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Dardjowidjojo, Soedjono, (2003), Psikolinguistik: Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Djangkali, N, (2019), Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Metode Permainan
Kartu Huruf Di Tk. Eceij (Early Childhood Education Indonesian Journal), 2(3).
Hasan, Maimunah, (2009), Pendidikan anak usia dini. Jogjakarta: Diva Press.
Hamilatur, Rizqiyah, (2015), Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui
Strategi Know Want Learned Dengan Media Puzzle Pada Kelas IV SDN Purwoyoso 06
Semarang.
Ari Musodah, (2014), Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu
Kata Bergambar Pada Anak Kelompok B2 Ra Ma’arif Nu Karang Tengah Kertanegara
Purbalingga.
Nurbiani, Dheni, (2020), Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa. Tanggerang selatan:
Universitas Terbuka.
Nur Eka Putri dan Ahid Hidayat, (2013), Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Melalui Media Kartu Huruf. Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO Vol. 1, No. 3,
November 2018.
Pupu Saeful Rahmat dan Tuti Heryani, (2014), Pengaruh Media Kartu Kata Terhadap
Kemampuan Membaca dan Penguasaan Kosakata.
Supriatna,T,A, (2014), Penerapan Metode Student Team Achievement Division (STAD) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Soreang 03 Pada
Mata Pelajaran IPS Materi Permasalahan Sosial. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: tidak
diterbitkan.
Wahyudin, E, (2017), Pengaruh Media Flipchart Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia
Dini Kelompok B TK Negeri Pembina Ciawigebang. Jurnal PAUD Agapedia, 1(2), 137-
143.

Anda mungkin juga menyukai