Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL 2

PENELITIAN TINDAKAN KELAS/ IDIK4008


Tutor: Mirawati, M.Pd.

Disusun Oleh:
Fizky Anisa Sarah
857495641

PGPAUD-S1 (Masukan Sarjana)


UPBJJ BANDUNG POKJAR BALEENDAH
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
JAWABAN/HASIL TUGAS

NAMA : FIZKY ANISA SARAH


NIM : 857495641
JAWABAN :

Deskripsi Masalah Pembelajaran yang Teramati


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di KB Belaian Jiwa Bunda
terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada anak kelompok B dengan usia 5
sampai 6 Tahun. Permasalahan tersebut antara lain ada 5 anak dari 16 anak yang
masih mulai berkembang pada aspek bahasa terutama pada poin c tentang
keaksaraan yakni bagian menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Anak
masih belum bisa menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Anak merasa
bingung menunjukan simbol huruf ketika guru menyebutkan simbol huruf yang
diperlihatkan kepada anak. Anak masih bingung mencari simbol huruf yang telah
disebutkan oleh guru. Kemudian ketika guru memperlihatkan beberapa huruf, anak
masih kebingungan dalam menyebutkan simbol-simbol huruf yang telah
diperlihatkan guru. Hal tersebut terjadi karena beberapa factor seperti kegiatan
pembelajaran yang masih kurang variatif (monoton), serta kurangnya penggunaan
media yang dilakukan selama pembelajaran.
Nama Mahasiswa : Fizky Anisa Sarah
NIM : 857495641
Jawaban :

Kajian Pustaka
Rencana Judul Penelitian:
Peningkatan Aspek Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Flashcard di
Kelas B KB Belaian Jiwa Bunda Tahun Ajaran 2022-2023

Kajian Pustaka:
A. Aspek Perkembangan Bahasa
1. Definisi Bahasa
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi-entah itu lisan, tertulis atau isyarat-
yang berdasarkan pada suatu sistem dan simbol-simbol. (Santrok, 2007:353).
Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi dengan sosial,
tanpa adanya bahasa komunikasi tidak dapat dilakukan dengan baik dan interaksi
sosial pun tidak akan pernah terjadi. Hal tersebut terjadi karena tanpa adanya
bahasa siapa pun tidak akan dapat mengekspresikan diri untuk menyampaikan
pesan kepada orang lain. Setiap anak memiliki potensi untuk berbahasa, potensi
kebahasaan ini akan tumbuh dan berkembang jika fungsi lingkungan diperankan
dengan baik. Fungsi lingkungan jika tidak diperankan dengan baik, maka potensi
berbahasa akan terpendam selamanya. Menurut Badudu (dalam Dhieni, 2018:1.8)
menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara
anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran,
perasaan, dan keinginannya.
Menurut Dhieni (2018:3.1) perkembangan bahasa sebagai salah satu dari
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak, terdiri dari beberapa tahapan
sesuai dengan usia dan karakteristik pekembangannya. Menurut Bromley (1992,
Dalam Dhieni, 2018:1.14) menyebutkan empat aspek bahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
2. Standart Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Tahap-tahap perkembangan bahasa anak usia dini menurut William Stren
dan Clara Stren (Yusuf, Syamsu. 2007: 158) dibagi menjadi 5 tahapan:
a. Tahap perkembangan bahasa pada usia 6-12 bulan atau masa permulaan, masa
ini disebut masa meraban yang artinya masa mengeluarkan bermacam-macam
suara yang tidak berarti. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku
kata seperti ba-ba-ba, mama-ma, dan pa-pa-pa.
b. Tahap perkembangan bahasa usia 12-16 bulan atau masa pertama, pada masa
ini anak sudah dapat mengucapkan 1 kata isalnya mama, papa, maman.
c. Tahap perkembangan bahasa usia 16-24 bulan atau masa kedua, masa ini anak
sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama.
Anak sering berbicara sendiri, baik dengan diri sendiri ataupun dengan benda-
benda mainannya.
d. Tahap perkembangan bahasa usia 24-30 bulan atau masa ketiga, pada masa ini
anak bisa menyusun kalimat tunggal, mampu memahami perbandingan,
menanyakan tempat, menggunkan kata-kata yang berawalan dan yang
berakhiran.
e. Tahap perkembangan bahasa pada usia 30-72 bulan atau masa keempat, pada
masa ini anak dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya,
anak banyak menanyakan soal waktu, dan sebab akibat melalui pertanyaan.
Sedangkan menurut Permendikbud tahapan perkembangan bahasa pada diri
anak adalah terdapat dapalam indikator pencapaian perkembangan bahasa anak
yakni, sebagai berikut:
a. Membedakan kalimat bunyi atau suara tertentu
b. Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama
c. Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, tanggal, dan bulan
kelahiran, alamat rumah dengan lengkap
d. Berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri
e. Berbicara lancar dengan meggunakan kalimat yang komplek
f. Berbicara dengan gambar yang disediakan dengan urutan dan bahasa yang jelas
g. Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang
melambangkannya
h. Membaca beberapa kata derdasarkan gambar, tulisan, dan benda yang dikenal
atau dilihatnya.
3. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6
Tahun
Kemudian perkembagan kemampuan bahasa pada anak juga dapat
disesuaikan dengan program pengembangan materi terintergrasi dengan islam
mengacu pada STTPA Nasional point perkembangan bahasa usia 5-6 tahun pada
PERMENDIKBUD (Peraturan Materi Pendidikan Dan Olahraga Indonesia) nomor
137 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a. Memahami Bahasa
1) Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
2) Mengulang kalimat yang lebih kompleks
3) Memahami aturan dalam suatu permainan
4) Senang dan menghargai bacaan
b. Mengungkapkan Bahasa
1) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
2) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama
3) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal
simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung
4) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-
keterangan)
5) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain
6) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan
7) Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita
c. Keaksaraan
1) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
2) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya
3) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.
4) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
5) Membaca nama sendiri
6) Menuliskan nama sendiri
7) Memahami arti kata dalam cerita

4. Cara Melatih Berbahasa Pada Anak Usia Dini


Adapun guna mencapai tingkat perkembangan bahasa bagi anak usia dini,
orang tua maupun guru dapat melatihnya melalui beberapa tahapan utama
(Sulaiaman, 2005) sebagai berikut:
a. Melatih pendengaran anak Ibnu Khaldun seorang muslim berpendapat
“Mendengarkan adalah sumber utama kemampuan percakapan”. Maksudnya
adalah pendengaran merupakan seni dari kecerdasan bahasa yang paling
penting. Mendengarkan sangat dibutuhkan bagi timbulnya kemampuan lain yakni
berbicara, membaca, dan menulis.
b. Melatih berbicara atau bercakap-cakap. Berbicara merupakan sebuah nilai yang
penting, tanpanya kehidupan menjadi tidak sempurna. Anak menggunakan
ucapan lebih banyak dibanding menulis dalam kehidupannya. Dengan demikian
penyampaian ucapan dapat menjadi masalah terpenting dalam mencapai
kemampuan bahasa anak.
c. Melatih anak membaca. Membaca merupakan proses melihat dan
memperhatikan, dalam artian memahami suatu makna dan mengerti akan suatu
hal. Sebelum anak belajar pengetahuan-pengetahuan lain dia perlu
menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat
mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis,
membaca yang mendukung kemampuan keaksaraan ditingkat yang lebih tinggi.
d. Melatih anak menulis. Kegiatan anak dalam menulis terbagi menjadi 2 bagian.
Pertama, pengungkapan sesuatu secara tertulis dalam bentuk tulisan dan kedua,
keterampilan wajib pada pelatihan menulis atau komponen-komponen penulisan.
Pengungkapan ide secara tertulis memiliki tujuan untuk mengajarkan anak
kemampuan dalam menguasai bahasa sebagai sarana berpikir, mengungkapkan
dan menyampaikan dengan baik.

B. Media Flashcard
1. Definisi Media Flashcard
Flash card berasal dari bahasa Inggris, yaitu flash yang berarti cepat,
sedangkan card artinya kartu. Azhar Arshad (2006:119), mengemukakan “flash card
adalah media yang sederhana yang menggunakan kartu kecil yang berisi gambar,
teks atau simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang
berhubungan dengan gambar itu”. Media pembelajaran flash card adalah media
pembelajaran visual yang berbentuk kartu yang berisi gambar atau tulisan yang bisa
mengarahkan siswa tentang materi yang dipelajari, sehingga dapat mempercepat
pemahaman dan dapat memperkuat ingatan siswa.
Kasihani (2007:109), menyatakan bahwa flash card memperlihatkan gambar
atau tulisan kata-kata, biasanya flash card terdiri atas perangkat yang
dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok gambar makanan,
buah-buahan, gambar seorang yang melaksanakan wudhu, alat transportasi, dan
lain lain. Ukuran flash card menurut beberapa ahli memiliki perbedaan, ukuran flash
card disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Menurut Azhar
Arshad, (2006:120), menyatakan bahwa “ukuran flash card biasanya berukuran 8 x
12 cm”.
Jadi dapat dimaknai bahwa media pembelajaran flash card adalah media
pembelajaran visual yang berbentuk kartu yang berisi gambar atau tulisan yang bisa
mengarahkan siswa tentang materi yang dipelajari, dengan ukuran yang disesuaikan
dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi sehingga dapat mempercepat
pemahaman dan dapat memperkuat ingatan siswa.
2. Fungsi Media Flash Card
Fungsi media pembelajaran flash card adalah melatih otak kanan untuk
mengingat gambar dan kata-kata, sehingga pembendaharaan kata dan kemampuan
bahasa anak dapat dilatih dan ditingkatkan. Menurut Azhar Arshad (2006:120),
“media flash card yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan
sebagainya) dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosa
kata”. Kartu yang digunakan tersebut dapat menjadi petunjuk dan rangsangan bagi
siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.
Menurut Doman (1991) dalam (Dinar Rapmuladi, 2015: 56), menyatakan
“flash card dapat diberikan kepada anak autis sebagai sebuah permainan mengenal
huruf dan kata-kata”. Gambar-gambar flash card yang menarik dengan warna yang
menyolok akan disukai anak-anak, sehingga anak autisme mampu mengingat dan
dengan mudah memahami gambar-gambar dan warna yang telah dilihatnya.
3. Cara Menggunakan Flashcard
Widiasworo (2017 dalam Nurhayati, Rosita. 2022) mengatakan bahwa
membuat bahan flashcard itu mudah, berikut cara membuat bahan belajar flashcard:
a. Potong karton sesuai ukuran yang dibutuhkan oleh kelas.
b. Kelompokkan kepingan flashcard kosong berdasarkan warna
c. Kemudian tentukan bahan apa yang akan digunakan media flashcard ini,
misalnya di Indonesia berwarna biru dan matematika berwarna merah.
Windura (2017 dalam Nurhayati, Rosita. 2022) mengatakan langkah-langkah
untuk membuat kartu flash harus menyiapkan kardus karton 1 warna dan kemudian
menarik ukuran 7 cm x 10 cm atau ukuran kartu untuk diputar, setelah menulis dan
gambar bahan, itu akan diajarkan sebagai sampel sebelum kartu dengan gambar
objek di bagian belakang ada yang bermakna atau umpan balik dari gambar objek
atau mungkin di depan, ada gambar berikut yang ada artinya atau deskripsi gambar.
Dapat menyimpulkan bahwa siswa harus diamati pada pemegang flashcard, guru
menyiapkan selembar kertas tebal dan kemudian memotong kertas menjadi ukuran
25 x 30 cm. Kemudian menyesuaikan kebutuhan flashcard akan mengajar nanti,
kemudian, Gambar dari sesuatu yang terkait dengan bahan pembelajaran akan
diajarkan di kelas berikut dan tidak akan lupa untuk menulis kata yang ditautkan ke
gambar.
4. Langkah-langkah Penggunaan Media Flashcard
Langkah-langkah untuk menggunakan kartu memori sebagai berikut:
a. Guru mendistribusikan kartu gambar (flashcard) untuk anak satu dengan gambar
yang berbeda.
b. Guru meminta salah satu siswa untuk pergi ke kelas sebelum temannya dan
memegang kartu gambar terdistribusi sebelumnya.
c. Kartu ini berlangsung setinggi dada dan wajah siswa duduk di depannya.
d. Guru meminta siswa tentang citra yang disimpan anak di depan temannya
sebagai stimulus sehingga siswa aktif di kelas.
e. Guru meminta anak-anak bersama dengan surat ejaan pada kartu flash milik
anak di depan.dan seterusnya.
f. Guru kemudian meminta siswa untuk naik dan duduk, lalu menempelkan gambar
di papan tulis, lalu dilanjutkan dengan siswa berikutnya. (Nurhayati, Rosita. 2022)

C. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurhayati Adhani. Dkk. (2016) tentang
“Meningkatkan Perkembangan Bahasa dengan Media Flash Card pada Anak
Usia Dini di Desa Sanan Rejo Kabupaten Malang”, menyatakan bahwa rata-
rata kemampuan bahasa (fonologi) anak 22,45. Hal ini membuktikan bahwa
perkembangan bahasa anak khususnya dalam hal membedakan bunyi huruf
yang sama (fonologi ) masih belum meningkat secara optimal. Sedangkan,
pada siklus II anak mengalami peningkatan yang signifikan, memperoleh hasil
rata-rata sebesar 40,6.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Salsa Putri Yunita (2022) tentang
“Implementasi media flash card dalam upaya meningkatkan perkembangan
bahasa anak usia dini kelompok B di RA Nurul Haq Kaliwungu Kudus Tahun
Pelajaran 2021/2022”, menyatakan bahwa dalam proses pelaksanan
pembelajaran pendidik RA menggunakan langkah-langkah penerapan, yang
mana langkah-langkah penerapan tersebut membantu meningkatkan
perkembangan bahasa pada anak usia dini, diantaranya langkah-langkah
penerapan media flashcard tersebut adalah: a. Mengenal huruf abjad dengan
flash card; b. Mengenal suku kata dengan flash card buah-buahan; c.
Mengeja huruf didalam kartu flash card; d. Menyusun huruf abjad nama buah
didalam flash card; e. Mengelompokkan tanaman buah berkayu dan tidak
berkayu; f. Mengelompokkan buah berbiji satu dan berbiji banyak; g.
Mengamati secara lagsung wujud buah, mencicipi buah dari guru, kegiatan
dialog antara guru dan anak, kegiatan lihat katakan gambar; h. Mengurutkan
bagian tanaman buah kemudian mengucapkan; i. Meyebutkan bagian
tanaman buah menggunakan flash card didepan teman; j. Menirukan satu
kalimat yang diucapkan guru secara berulang-ulang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rosita Nurhayati (2022) tentang “Peningkatan
Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun Melalui Media
Flashcard Di Tk As-Syifa Curug-Tangerang’ menyatakan bahwa Anak sudah
mampu melakukan kegiatan permainan flashcard sesuai aspek-aspek
Bahasa yaitu kelancaran, Bahasa reseptif dan ekspresif dan mengenal
keaksaraan awal melalui bermain. Pada hasil observasi prasiklus terdapat 20
anak yang memiliki kriteria mulai muncul dengan presentasi 68,00% dan 1
anak yang memiliki kriteria berkembang sesuai harapan dengan presentasi
71,00%, setelah dilakukan tindakan dengan jumlah dua siklus Bahasa anak
meningkat menjadi 85,00% dengan kriteria berkembang sangat baik.

D. Hipotesis Tindakan
Penerapan media flashcard dapat Meningkatkan aspek bahasa anak pada
usia 5-6 tahun di KB Belaian Jiwa Bunda.

Daftar Pustaka:
Adhani, Dwi Nurhayati. Dkk. 2016. Meningkatkan Perkembangan Bahasa dengan
Media Flash Card pada Anak Usia Dini di Desa Sanan Rejo Kabupaten
Malang. Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, 3 (2). 1-75.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dhieni, Nurbiana dkk. 2018. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang Selatan:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Kasihani. K.E. Suryanto. 2007. English For Young Learners. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhayati, Rosita. 2022. Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Usia 5-
6 Tahun Melalui Media Flashcard Di Tk As-Syifa Curug-Tangerang. JM2PI:
Jurnal Mediakarya Mahasiswa Pendidikan Islam, 03(01).
Santrock, John W. 2007. Perkembangan anak,edisi kesembilan,jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Yunita, Salsa Putri. 2022. Implementasi media flash card dalam upaya
meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini kelompok B di RA Nurul
Haq Kaliwungu Kudus Tahun Pelajaran 2021/2022. Skripsi: IAIN Kudus.
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:
Rosda Karya.
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014, Standart Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini.
Sulaiman, Ali dkk. 2005. Anakku Dengan Cinta Ibu Mendidikmu. Jakarta:
Ailah.

Anda mungkin juga menyukai