Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN JAWABAN PERTANYAAN KELOMPOK 5

1. Eliza Zalsabila 11190183000125


2. Afifah Salsabila 11190183000090
3. Risa Saradina 11190183000092

PERTANYAAN :
1) Nisa Nazifah Sunnayah (11190183000093)  Kelompok 2
Kapankah usia anak dapat berbicara dengan fasih? sesuai dengan teori teori yang dapat
anda temukan
Jawab :
Kemampuan bicara pada anak usia balita berbeda-beda. Ada anak yang sudah sangat fasih
berbicara dan memahami banyak arti kata sebelum usianya mencapai 2 tahun. Namun, ada juga
anak balita yang baru bisa mengucapkan sedikit kata di usia 2 tahun. dari laman Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) berikut :
a. Usia 0-6 bulan = Bayi baru lahir hanya bisa menangis untuk menyatakan keinginannya.
b. Usia 6-12 bulan = bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep
dasar seperti ya, tidak, habis.
c. Usia 12-18 bulan = anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat
mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota
tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah
sepeti tolong ambilkan mainan itu.
d. Usia 18-24 bulan = Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa.
e. Usia 2-3 tahun = Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak
seharusnya telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah biasa menggunakan
kalimat 2-3 kata.1
Kemampuan bahasa ekspresif anak diusia 3-5 tahun menurut Steinberg dan Gleason termasuk
dalam perkembangan kombinatori dimana anak sudah mampu berbicara secara teratur dan
terstruktur, pembicaraannya dapat dipahami oleh orang lain dan anak sanggup merespon baik
positif maupun negatif atas pembicaraan lawan bicaranya. Hal ini sesuai dengan Sugono yang
menyatakan bahwa bahasa lisan atau bahasa ekspresif adalah bahasa yang dihasilkan dengan
menggunakan alat ucap (Organ Of Speech) dengan fonem sebagai unsur dasarnya. Bahasa lisan
mencakup aspek lafal, tata bahasa (bentuk akat dan susunan kalimat), dan kosakata. Menurut
Harris keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu :
1. keterampilan menyimak (listening skills)
2. keterampilan berbicara (speaking skills)
3. keterampilan membaca (reading skills)
4. keterampilan menulis (writing skills) Setiap keterampilan berhubungan erat dalam
memperoleh keterampilan berbahasa. Suhartono mengungkapkan bahwa bicara anak

1
MOM, Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak Balita, (20 Oktober 2019 17:05)
adalah suatu penyampaian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
supaya bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan mendengar disekitarnya.
Bunyi tangisan bayi sebenarnya juga mempunyai maksud tertentu, mungkin memanggil
orang tuanya, mungkin kedinginan, mungkin lapar, mungkin haus dan sebagainya.2
Menurut Schaerlaekens, Periode diferensiasi. Periode ini berlangsung ketika umur anak
2,5-5 tahun, anak sudah menguasai bahasa ibu dengan baik dan sudah menguasai tata
bahasa pokok. Pada usia ini anak sudah mampu berkomunikasi dengan baik, anak sudah bisa
mendeskripsikan dan mempersepsikan peristiwa dan pengalamannya. Secara fonetik anak juga
sudah fasih dalam mengucapkan bahasa ibunya meski kadang masih menghadapi beberapa
kesulitan. Kosakata yang dimiliki juga sudah sangat banyak dan kualitasnya juga sudah
baik. Dalam periode ini anak juga sudah menggunakan kata kerja, kata benda, awalan, dan
akhiran dengan baik.3 Cara mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis anak adalah
sebagai berikut : Bahwa kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang dapat berkembang
melalui kegiatan yang komunikatif seperti bermain peran, teka-teki gambar, pemecahan masalah,
dan bercerita. Kegiatan komunikatif merupakan kegiatan yang menekankan pada aspek
komunikasi yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak khususnya
berbicara, yang mana kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan yang sifatnya
menyenangkan bagi anak, dan salah satu kegiatan yang bersifat menyenangkan dan dapat
diterapkan pada anak adalah storytelling. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui
storytelling dapat bermanfaat dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara dan
menulis, meningkatkan keterampilan kosa kata dan bahasa, membina kreativitas, meningkatkan
pemahaman, dan mendorong diskusi berkelanjutan tentang suatu pendapat dan keyakinan.
Artinya, saat guru memberikan kegiatan storytelling anak tidak hanya mendengarkan sebuah
cerita melainkan juga akan belajar mengenai berbagai kosa kata baru yang merupakan komponen
penting dalam mendukung kemampuan berbicara pada anak, serta berbagai jenis konsep cerita
sehingga berdampak pada peningkatan aspek-aspek perkembangan pada diri anak.4
Dengan penerapan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS), dalam pembelajaran di kelas,
anak belajar membaca huruf dan angka bersama-sama dengan pemberian contoh pengucapan
oleh guru dan ditirukan murid yang terdapat di area read and mathematic corner, kemudian guru
menulis angka-angka di dalam kotak yang dibuat dengan alur cerita, dan anak dapat meneruskan
angka yang terdapat di dalam kotak yang kosong sesuai dengan urutannya. Dari kegiatan menulis
urutan angka tersebut, terdapat satu anak yang belum mampu mengikuti kegiatan menulis angka
di dalam kotak, sehingga perlu bantuan dan diberi garis putus-putus agar anak dapat menebalkan
angka.5

2
Septi Fitriana, KURANGNYA BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI JL. RADEN FATAH NO 004 RT 01
KELURAHAN PAGAR DEWA, KECAMATAN. SELEBAR KOTA BENGKULU, (Journal Of Early Childhood Islamic Education
ISSN : 2599-2287 E-ISSN : 2622-335X Vol.2 No.2 Januari 2019),hlm. 311-312
3
Enjang Burhanudin Yusuf, PERKEMBANGAN DAN PEMEROLEHAN BAHASA ANAK, (Dosen Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Purwokerto),hlm. 45-47
4
Anggita Maharani Rambe, Peranan Storytelling dalam Pengembangan Kemampuan Berbicara pada Anak Usia 4-5
Tahun, (Volume 5 Issue 2 (2021) Pages 2134-2045),hlm. 2136-2137
5
Adinda Rohadati Aisy, Pengembangan Kemampuan Menulis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Primagama, (Jurnal
Pendidikan Anak, Volume 8 (2), 2019, 141-148),hlm. 146
2) Suci Rahmadani Putri (11190183000094)  Kelompok 1
Kegiatan menyimak erat kaitannya dengan berbicara namun pada kenyataannya tidak
semua orang mampu mengungkapkan hasil simakan. Menurut kelompok kalian, Apa saja
faktor yang mempengaruhi kelancaran dalam berbicara?
Jawab :
Berbicara ialah suatu keahlian untuk mengucapkan suatu bunyi artikulasi atau perkata pada
saat mengekspresikan, memberitahukan dan mengantarkan pikiran, gagasan serta perasaan
(Tarigan, 1993: 15). Tujuan utama dari pembicara merupakan untuk berbicara. Supaya bisa
mengantarkan data dengan cara yang efisien, sehingga pembicara sangat bisa untuk menguasai
isi pembicaraannya, disamping itu juga bisa mengevaluasi dampak komunikasinya terhadap
pendengar. Jadi bukan hanya apa yang hendak dibicarakan, namun juga pada bagaimana ia bisa
mengemukakannya.6
Menurut Sabarti Akhadiah, dkk (Anggraini, 2015) aktivitas berbicara tetap diiringi dengan
aktivitas menyimak, keahlian berbicara dapat mendukung dalam keahlian menulis serta
berhubungan erat dengan aktivitas membaca. Seseorang yang mempunyai keahlian menyimak
dengan baik umumnya hendak jadi pembicara yang baik juga. Pembicara yang baik hendak
berupaya agar penyimaknya bisa dengan menangkap isi dari pembicaraan tersebut.7
Maidar mengemukakan ada sebagian aspek dalam penunjang pada kegiatan berbicara yaitu
sebagai berikut dalam aspek kebahasaan :
1) Ketepatan ucapan
2) Penepatan tekanan nada sendi atau durasi yang sesuai
3) Opsi kata
4) Ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya
5) Ketepatan sasaran pembicaraan, dan aspek non kebahasaan, yang terdiri atas :
1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
2. Pemikiran harus di arahkan ke lawan bicara
3. Kenyaringan suara
4. Kelancaran
5. Relevansi atau penalaran
6. Penguasan topik.8

6
Egi Nusivera dan Tina Rosalina, PENGARUH KETERAMPILAN BERBICARA TERHADAP SIKAP MORAL YANG DIMILIKI
SISWA SMP KOTA SUKABUMI, Hal 3
7
Isnawati, FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI KETERAMPILAN BERBICARA SERTA ASPEK-ASPEK YANG DAPAT
MENUNJANG KETERAMPILAN BERBICARA, Hal 5
8
Maidar dan Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonsia (Jakarta: Erlangga, 1991), Hal 18.
Mabruri (2017) mengemukakan dalam aspek penunjang aktivitas berbicara terdiri dari atas
aspek kebahasan serta aspek non kebahasaan. Aspek kebahasaan yang meliputi pada ketepatan
perkataan, penempatan tekanan, opsi kata, serta ketepatan pemakaian kalimat, kemudian dalam
aspek non kebahasaan meliputi pada perilaku, pemikiran, kesedian menghargai orang lain, gerak-
gerik, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi, serta kemampuan topik.9
Tingkatkan keahlian berbahasa sangatlah berarti, salah satunya dalam keahlian berbicara.
Sebab berbicara merupakan suatu keahlian yang hendak senantiasa digunakan secara terus
menerus, sehingga sangat baik apabila kita terus berlatih pada keahlian berbicara ini di setiap
harinya. Seseorang yang mempunyai suatu keyakinan diri yang besar dan baik dalam perihal
keahlian berbicara maka dapat membuat anak tersebut hendak memiki kemampuan prestasi yang
lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila anak yang mempunyai rasa keyakinan
diri yang besar, sehingga ia sanggup menjajaki banyak kejuaraan yang berkaitan dengan keahlian
berbicara, contohnya yaitu dalam hal kejuaraan berpidato.10

3) Fazakia Syifa Utami (11190183000081)  kelompok 2


9
Mabruri, Zuniar Kamaluddin. 2017. Peningkatan Keterampilan Berbicara Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
Melalui Penerapan Strategi Role Playing Sekolah Dasar Negeri Ploso I Pacitan. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan
dan Pembelajaran. Pacitan: STKIP PGRI Pacitan
10
Ina Magdalena, Susi Susanti Handayani, dan Amelia Agdira Putri, ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI SDN KOSAMBI 06 PAGI JAKARTA BARAT, Nusantara : Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial, Volume 3, Nomor 1, Maret 2021; 107-116, Hal 115
Dalam kemampuan berbicara ada beberapa hubungan yang harus dikuasai seperti
hubungan berbicara dengan menulis, membaca dan Menyimak. Apakah dalam
Kemampuan berbicara peserta didik diharuskan memiliki ketiga hubungan tersebut
seperti menyimak, membaca dan menulis ? Lantas menurut kelompok anda bagaimana
mengatasi peserta didik yang memiliki kemampuan berbicara tetapi dalam hal membaca
dan menulis memiliki minat yang kurang? Bagaimana solusi kelompok anda untuk
meningkatkan minat membaca dan menulis bagi peserta didik ? Yang kita tahu bahwa
negara Indonesia masih terbelakang dalam hal membaca dan menulis. Terimakasih
Jawab :
1. Ya peserta didik harus memiliki keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan
menulis. Hal ini di karenakan:
a. Keterampilan berbicara.
Keterampilan berbicara salah satu bentuk komunikasi. Tujuan dari keterampilan
berbicara, diantaranya :
 Peserta didik mampu mengekspresikan diri.
Dari Bahasa yang digunakan dapat diketahui mental/perasaan pembicara.
Seperti marah, sedih, senang dan sebagainya.
 Untuk mengetahui kemampuan mental motoric peserta didik.
Berbicara melibatkan kerja sama antara alat ucap dengan aspek mental.
Kemampuan mengaitkan gagasan dalam pikiran dengan kemampuan
menentukan bunyi Bahasa (kata) yang tepat dapat mendukung keberhasilan
berbicara.11

b. Keterampilan menyimak
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disertai usaha untuk memahami
bahan simakan. Seorang penyimak sering malakukan kegiatan menulis dengan
catatan hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan ini merupakan
pokok-pokok pesan yang disampaikan pembicara. Dari keterampilan menyimak ini,
peserta didik diharapkan memiliki sikap objektif dan kooperatif.12
 Sikap objektif
Peserta didik dapat menyatakan baik jika bahan simakan itu baik, demikian
sebaliknya. Serta peserta didik tidak mudah terpengaruh oleh kegiatan diluar
menyimak (fokus) seperti pribadi si pembicara, ruanga, suasana dan lain
sebagainya.

 Sikap koperatif

11
Agustinus, Gereda. Keterampilan Bahasa Indonesia Menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik dan Benar. 2020.
Tasik Malaya :Edu Publisher. Hal. 44
12
Dewi, Pusposari. Menyimak Kritis Buku Panduan untuk Mata Kuliah Menyimak Kritis. 2021. MNC Publishing.
Hal.8
Adanya hubungan timbal balik antara penyimak dengan pembicara yakni
sikap siap bekerja sama untuk berkomunikasi agar mendapatkan pesan dari
pembicara.

c. Keterampilan Membaca
Membaca merupakan pola dasar untuk sebuah proses hingga menghasilkan produk.
Tujuan dari membaca yaitu :
1. Untuk mengembangkan keterampilakn yang dimiliki oleh peserta didik.
Membaca dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan, yaitu
keterampilan mengamati, memahami, memikirkan, penguraian tulisan dan analisis
bacaan. Aktivitas membaca mula-mula melakukan penangkapan melalui indera
mata yang bersifat mekanis, selanjutnya maka nalar dan instituisi peserta didik
bekerja berupa proses penghayatan dan pemahaman.
2. Sebagai proses mental atau proses kognitif
Peserta didik (seorang pembaca) diharapkan dapat mengikuti dan merespon pesan
dari penulis.
3. Sebagai proses kompleks dan rumit
Proses kompleks yaitu proses membaca yang melibatkan factor internal
(intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi dan sebagainya) dan eksternal peserta
didik (latar belakang social- ekonomi dan tradisi membaca). Proses rumit yaitu
dimana factor eksternal dan internal peserta didik saling berhubungan dan
membentuk koordinasi untuk menunjang pemahaman.
4. Sebagai transmisi pikiran
Yaitu untuk menyalurkan ide atau gagasan, membangun konsep,pengembangan
kata, memahami masalah, mengembangkan konsep diri, sebagai suatu
kesenangan, memberi pengetahuan dan proses pengayaan pribadi.13

d. Menulis
Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berfikir
divergen (menyebar). Dengan menulis peserta didik dapat menuangkan ide, gagasan,
pendapat dan perasaan dalam bentuk tulisan. Dengan menulis dapat meningkatkan
berpikir kritis, pengembangangan daya inisiatif dan kretatifitas, menumbuhkan
keberanian dan mendorong kemampuan dan kemaua mengumpulkan informasi.14

2. Cara mengatasi dan meningkatkan minat bacapeserta didik.

13
Muhsyanur. Membaca (Suatu Keterampilan Berbahasa Reseptif). 2014. Yogyakarta : Buginese Art. Hal. 10-13
14
Dalman. Keterampilan Menulis. 2016. Depok: PT. RajaGrafindo Persada. Hal. 3-6
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa di antaranya :15
a. Perlu dukungan dari orang tua, guru dan teman-temannya
b. Membiasakan siswa membaca buku sebelum pembelajaran berlangsung
c. Memilih bacaan yang disukai siswa namun tetap mendidik
d. Memberi pengaruh hal yang positif supaya siswa gemar membaca
e. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada

DAFTAR PUSTAKA
Aisy Rohadati Adinda, Pengembangan Kemampuan Menulis pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK
Primagama, (Jurnal Pendidikan Anak, Volume 8 (2), 2019, 141-148).
Dalman. Keterampilan Menulis. 2016. Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
Elendiana, Magdalena. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. 2020. Jurnal
Pendidikan dan Konseling.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/download/572/490
Fitriana, Septi, KURANGNYA BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI JL.
RADEN FATAH NO 004 RT 01 KELURAHAN PAGAR DEWA, KECAMATAN. SELEBAR
KOTA BENGKULU, (Journal Of Early Childhood Islamic Education ISSN : 2599-2287 E-ISSN
: 2622-335X Vol.2 No.2 Januari 2019).
Gereda, Agustinus. Keterampilan Bahasa Indonesia Menggunakan Bahasa Indonesia secara Baik
dan Benar. 2020. Tasik Malaya :Edu Publisher.
Isnawati, FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI KETERAMPILAN BERBICARA
SERTA ASPEK-ASPEK YANG DAPAT MENUNJANG KETERAMPILAN BERBICARA.
Kamaluddin Zuniar, Mabruri. 2017. Peningkatan Keterampilan Berbicara Pembelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV Melalui Penerapan Strategi Role Playing Sekolah Dasar Negeri Ploso I
Pacitan. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Pacitan: STKIP PGRI Pacitan
Mukti dan Maidar, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonsia (Jakarta: Erlangga,
1991).
Muhsyanur. Membaca (Suatu Keterampilan Berbahasa Reseptif). 2014. Yogyakarta : Buginese
Art.
MOM, Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak Balita, (20 Oktober 2019 17:05)
Pusposari, Dewi. Menyimak Kritis Buku Panduan untuk Mata Kuliah Menyimak Kritis. 2021.
MNC Publishing.

15
Magdalena, Elendiana. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. 2020. Jurnal Pendidikan dan
Konseling. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/download/572/490
Putri Agdira Amelia, Handayani Susanti Susi dan Magdalena Ina, ANALISIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI SDN KOSAMBI 06 PAGI
JAKARTA BARAT, Nusantara : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Volume 3, Nomor 1, Maret
2021.
Rambe Maharani Anggita, Peranan Storytelling dalam Pengembangan Kemampuan Berbicara
pada Anak Usia 4-5 Tahun, (Volume 5 Issue 2 (2021) Pages 2134-2045).
Rosalina Tina dan Nusivera Egi, PENGARUH KETERAMPILAN BERBICARA TERHADAP
SIKAP MORAL YANG DIMILIKI SISWA SMP KOTA SUKABUMI.
Yusuf Burhanudin Enjang, PERKEMBANGAN DAN PEMEROLEHAN BAHASA ANAK,
(Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto).

Anda mungkin juga menyukai