Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH MEDIA BUSY BOOK TERHADAP KEMAMPUAN

BAHASA ANAK USIA DINI KELAS A DI TK MARFU’AH


PALEMBANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan

Skripsi

Oleh

Dini Novitasari

NIM 1930210074

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS RADEN FATAH

PALEMBANG

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

B. Indentifikasi Masalah ..........................................................................

C. Batasan Masalah..................................................................................

D. Rumusan Masalah ...............................................................................

E. Tujuan Penelitian ................................................................................

F. Manfaat Penelitian...............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini ...................................................

1. Pengertian Kemampuan Bahasa .....................................................

2. Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa..............................................

3. Tujuan Perkembangan Bahasa .......................................................

4. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa .............................................

5. Karakteristik Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun....................................

B. Media Busy Book.................................................................................

1. Pengertian Media Busy Book .........................................................

2. Manfaat Media Busy Book .............................................................

3. Kelebihan dan Kekurangan Busy Book...........................................

C. Penelitian Relavan ...............................................................................

D. Kerangka Berfikir ................................................................................


E. Hipotesis Penelitian .............................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................

C. Definisi Operasional Variabel..............................................................

D. Populasi dan Sampel ...........................................................................

E. Instrumen Penelitian ............................................................................

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

G. Teknik Analisis Data ...........................................................................


A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan tahap pendidikan sebelum

pendidikan dasar, seperti Menurut Peraturan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia

Dini, terdapat pada pasal 28 ayat 1 yang berpendapat bahwa Pendidikan Anak

Usia Dini adalah anak usia sejak lahir- 6 tahun.1 Pendidikan adalah upaya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan salah satu upayayang dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan ialah dengan menyelenggarakan

pendidikan melalui PAUD yaitu pendidikan anak usia dini yang merupakan

pendidikan awal dari jenjang pendidikan selanjutnya.

Pembelajaran anak usia dini untuk memfasilitasi perkembangan aspek

seperti mengembangkan aspek bahasa, motorik, kognitif, sosial emosional dan

nilai moral agama. Adapun hal yang penting dalam pendidikan adalah

membangkitkan semangat anak didik untuk belajar dan pendidikan juga dapat

digunakan untuk meningkatkan wawasan, budi pekerti,dan kemampuan serta

meningkatkan diri dengan meningkatkan kekuatan fundamental seperti

pengembangan bahasa, kognitif, seni, psikomotorik sesuai dengan tujuan

pendidikan. 2

1
Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Indeks, 2013), hal. 6.
2
Apriyani, dkk, Metode Bermain Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan
Islam Anak Usia Dini, Vol 5, No 2, (2020) hal.127
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan dalam tahap perkembangan

anak yaitu aspek bahasa seperti dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Tingkat

Pencapaian Perkembangan Anak, dalam kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun. 3

Di tandai dengan yang pertama memahami keaksaraan yaitu mendengarkan

seperti anak mengerti kata perintah yang diberikan guru, anak menyimak

perkataan orang lain seperti bahasa ibu atau bahasa lainnya, kedua

mengungkapkan bahasa yaitu berbicara seperti anak dapat mengulang kata

sederhana, anak mampu menyebutkan benda yang ada disekitarnya, anak mampu

menceritakan kembali cerita/dongeng yang telah didengar, ketiga keaksaraan

yaitu membaca seperti anak mampu mengenal simbol-simbol huruf/angka,

keempat yaitu menulis seperti anak mampu membuat coretan, anak mampu

meniru/menuliskan tulisan.

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Santrock

berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan orang lain. 4 Jadi dapat disimpulkan bahasa merupakan

suatu daya cipta yang tidak pernah habis mempunyai arti sebuah kemampuan

individu untuk menciptakan sebuah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti

dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas yang menjadikan

bahasa sebagai yang sangat kreatif.

3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014
Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak, hal. 26-27.
4
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, (Jakarta: EGC, 2012), hal. 237.
Adapun menurut Jahja kemampuan bahasa merupakan kemampuan untuk

berkomunikasi dengan orang lain yang mencakup semua cara untuk

berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang

atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian seperti dengan menggunakan

lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Banyak aspek yang

menjadi karakteristik perkembangan bahasa pada anak, dimana aspek-aspek ini

perlu untuk diperhatikan lebih mendalam, agar perkembangan bahasa anak

berkembang sesuai tahapannya. Pengembangan kemampuan bahasa meliputi

pengembangan aspek mendengar, berbicara, menulis, dan membaca. 5

Namun berdasarkan hasil wawancara secara tidak terstruktur dengan ibu

Andriati selaku guru kelas usia 4-5 tahun di TK Marfu’ah Palembang, bahwa

masih banyak anak yang memiliki kemampuan bahasa yang bermasalah yang

dimulai dari pengucapan kalimat dalam menjawab pertanyaan dari gurunya, ada

anak belum bisa menebalkan tulisan, bahkan ada anak yang belum bisa

membedakan huruf besar dan huruf kecil, dan guru mengunakan media yang

kurang bervariasi disetiap pembelajaran. 6

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di TK Marfu’ah

Palembang pada anak usia 4-5 tahun, peneliti menemukan masih ada anak yang

memiliki kemampuan bahasa masih rendah, dilihat dari cara menyimak saat guru

5
Putri Hana Pebriana, Analisis Kemampuan Berbahasa dan Penanaman Moral pada Anak
Usia Dini melalui Metode Mendongeng, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 1, No 2 (2017), hal.
141.
6
Andriati, Wawancara dengan Guru Kelas TK Marfu’ah Palembang, Tanggal 21 Februari
2023.
menjelaskan anak ada yang tidak mendengarkan gurunya, ada anak yang asik

main sendiri, ada anak yang lari-lari didalam ruangan kelas, saat guru

memberikan pertanyaan kepada anak dan anak tersebut belum mampu menjawab

contohnya saat anak di tanya simbol-simbol huruf dan media pembelajaran yang

digunakan guru kurang menarik bagi anak sehingga anak belum mampu

mengenal simbol-simbol. Media yang digunakan berupa lembar kerja anak,

majalah, sehingga anak merasa jenuh dan tidak tertarik dalam melaksanakan

pembelajaran. Media Busy Book dapat dijadikan sebagai alat menstimulasi

kemampuan bahasa anak.7

Untuk itu perlu memiliki pemikiran yang kreatif untuk mengahdirkan

media yang menarik sehingga anak akan semangat dan tidak bosan ketika

kegiatan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut maka di perlukan

upaya yang dapat membantu anak usia dini dalam mengembangkan kemampuan

bahasa. Salah satu yang dapat dimanfaatkan yaitu menggunakan media

pembelajaran media Busy Book.

Menurut Arsyad Azhar media adalah alat yang menyampaikan atau

menggambarkan pesan-pesan pengajaran. 8 Dalam proses belajar mengajar,

penerima pesan itu adalah anak. Pembawa pesan (media) itu berintegrasi dengan

anak melalui indera mereka. Anak dirangsang oleh media itu untuk menggunakan

inderanya untuk menerima informasi. Salah satu jenis media adalah media tiga

7
TK Marfuah Palembang, Observasi Awal, Selasa 21 Februari 2023
8
Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif (Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media, 2015), hal.
33.
dimensi dalam bentuk media buatan, salah satu media buatan itu adalah media

busy book yang akan diperkenalkan untuk kemampuan bahasa anak. Media busy

book merupakan media 3 dimensi salah satu dari sekian banyak jenis media yang

sering digunakan dalam pendidikan anak usia dini. Jenis media yang dikenal

sebagai busy book adalah buku yang terbuat dari kain flanel, berwarna cerah,

menarik, dan menampilkan gambar pada setiap halamannya. 9

Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Lutfi Nursiam, 10

penelitian tersebut menemukan beberapa anak yang masih sulit dalam mengenal

huruf abjad. Salah satu penyebabnya yaitu anak tidak tertarik dengan kegiatan

pengenalan huruf abjad. Hal ini dikarenakan media pembelajaran yang digunakan

pada sekolah tersebut hanya berupa buku tulis ataupun majalah. Didalam

penelitian ini media busy book meningkatkan pengenalan huruf abjad dan busy

book meningkatkan semangat anak dalam pembelajaran.

Dengan melihat penelitian sebelumnya tentang media busy book, maka

peneliti menggunakan media busy book untuk meningkatkan kemapuan bahasa

usia 4-5 tahun di Tk Marfu’ah Palembang. Karena media Busy book media

pembelajaran yang berkembang saat ini yang dipopulerkan Irene dalam

Nilmayani yaitu buku kain yang terdiri dari halaman-halaman yang berisi

berbagai macam kegiatan yang dikemas dalam bentuk buku. Adapun menurut

9
Sheila.dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Busy Book Pada Materi Pokok Mengenal
Tanaman Buah Untuk Anak Usia 4-5 Tahun, Journal of Early Childhood and Inclusive Education, Vol
6, No 1 (2021). hal. 35.
10
Lutfi Nursiam, Pengaruh Media Pembelajaran Busy Book Terhadap Kemampuan
Mengenal Abjad Pada Anak Usia 4-5 tahun, Jurnal Skripsi, (2021).
Mufliharsi menyatakan bahwa busy book adalah buku yang terbuat dari kain

berisi aktivitas permainan sederhana yang didesain kreatif sebagai alat peraga. 11

Penggunaan busy book pada kegiatan pembelajaran anak usia dini

memiliki manfaat diantaranya: (1) Dapat meningkatkan kemampuan anak sesuai

konsep pengenalan yang disampaikan, (2) Anak usia dini dapat mengeksplorasi

kemampuan berpikirnya secara alamiah dengan bermain tanpa merasa sedang

melakukan proses belajar, (3) Anak usia dini menjadi mandiri, karena didorong

rasa ingin tahu yang besar ingin melakukan perintah yang diberikan oleh guru

tanpa bantuan guru.

Dengan melihat permasalahan dan manfaat busy book dalam kegiatan

belajar anak usia dini maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

Kelas A di TK Marf’uah Palembang”.

11
Nur Aprita dan Nina Kurniah, Pengembangan Media Busy Book Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Awal dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, Vol 11 No 1 (2021). hal. 54.
B. Indentifikasi Masalah

Identifikasi Masalah ini didasarkan pada jabaran latar belakang, maka bisa

di simpulkan identifikasi masalah yaitu di bawah ini:

1. Kemampuan bahasa anak masih rendah

2. Anak kurang tertarik dalam mengikuti proses belajar

3. Anak belum mengenal simbol simbol

4. Anak kurang dalam merangkai kata menjadi kalimat

5. Media Busy Book dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan

bahasa anak

6. Guru menyampaikan pembelajaran hanya terfokus dengan buku pembelajaran

anak

C. Batasan Masalah

Kasus ini dilakukan dengan titik fokus, terarah dan batasan yang tidak

terlalu luas, penulis membuat batasan penelitian ini yaitu pengaruh media busy

book terhadap kemampuan bahasa anak kelas A di TK Marfu’ah Palembang

D. Rumusan Masalah

Didasarkan uraian latar yang membelakangi belakang dan indentifikasi

masalah penulis menemukan rumusan masalah pada penelitian yakni: Apakah

media busy book berpengaruh pada kemampuan bahasa yang terdapat pada anak

kelas A dalam kemampuan bahasa di Tk Marfu’ah Palembang


E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang terdapat pada penelitian yakni agar dapat mengetahui :

1. Untuk mengetahui apakah media busy book berpengaruh pada kemampuan

bahas anak di kelas A di Tk Marfu’ah Palembang

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bisa dijadikan salah satu sumber referensi dalam bidang

pendidikan untuk anak, utamanya pada bidang kemapuan bahasa anak dengan

memanfaatkan media (media busy book). Dengan adanya hasil dari penelitian

ini juga peneliti berharap bisa bermanfaat untuk pendidikan hingga

meningkatkan wawasan bagi pendidik mengenai cara yang baik untuk

mengembangkan aspek kemampuan bahasa pada anak didik.

2. Secara Praktis

a) Bagi Tk Marfu’ah Palembang bagi kepala sekolah dan guru, merupakan

sebagai pengarah dalam mengembangkan kemampuan bahasa dalam diri

anak

b) Bagi Anak

Dengan memanfaatkan media pembelajaran (media busy book), akan

membantu anak agar tidak mudah bosan dalam pembelajaran dan juga

akan membuat anak merasa berminat akan pembelajaraan yang

dilaksanakan, hingga akhirnya akan membuat kemampuan bahasa pada

anak memiliki kemajuan sesuai keinginan.


A. Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan Bahasa

Menurut Depdikbud dalam Mohamad kemampuan adalah cakap dalam

menjalankan tugas, mampu, dan cekatan. Kata terampil sama artinya dengan

cekatan, terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu

pekerjaan dengan tepat dan benar. Menurut Nadler dalam Ummatin

pengertian kemampuan adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat

diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Sedangkan menurut Dunnette dalam

Ummatin pengertian kemampuan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk

melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil

training dan pengalaman yang didapat.12

Bromley menyebutkan bahwa bahasa sebagai kerangka lambang yang

terfokus untuk menyampaikan berbagai pemikiran dan untuk berkomunikasi

menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menurut Murti bahasa merupakan

sarana manusia untuk berfikir yang sumber awal dari manusia memperoleh

pemahaman dan ilmu pengetahuan, dan bisa mengantarkan memiliki ilmu

pengetahuan dan keahlian.13 Menurut Harus rasyid dan Suratno bahasa adalah

makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan

12
Nur Aprita dan Nina Kurniah, Pengembangan Media Busy Book Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Awal dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, Vol 11 No 1 (2021) hal. 54-55.
13
Desy Arisandy, Eksitensi Bahasa Indonesia pada Generasi Milenial di Era Indrustri 4.0,
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 3 No 2 (2019). hal. 249.
suatu tujuan. 14 Monks, F. J berpendapat bahasa adalah metode untuk

berinteraksi antara orang-orang yang sedang berbicara. Bahasa juga sebagai

susunan dari kata orang yang sedang beradaptasi dengan lingkungannya .15 dan

Menurut Vygotsky bahasa adalah alat dalam mengekspresikan ide dan

bertanya, bahasa juga dapat mengahsilkan konsep serta kategori untuk

berfikir.

Jadi dapat di simpulkan oleh penulis, bahwasanya kemampuan bahasa

menurut para ahli diatas adalah Kemampuan bahasa cara seseorang untuk

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan tersusun, melalui

berbicara dari kosa kata bahasa yang telah didapatkan sejak lahir, bahasa

sebagai alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karna

melalui bahasa manusia dapat bertegur sapa dan bertukar pikiran. Jadi hal ini

juga dapat terjadi pada anak usia dini, anak usia dini juga membutuhkan orang

lain untuk mengungkapkan pikiranya melalui komunikasi seperti anak

mengungkapkan hal-hal yang ada di dalam sekolahnya, di dalam rumahnya

ataupun di sekitar lingkungannya.

2. Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa

Tahapan perkembangan bahasa anak dibagi melalui dua tahap yaitu

pralinguistik dan linguistik, sebagai berikut :16

14
Farid, Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Melalui Model Pembelajaran
Audio Visual Berbasis A.ndroid, Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Vol 3 No 2 (2016). hal.. 95.
15
Monks, F. J, Knoers dan Haditono, S.R, Psikologi Perkembangan, (Gajah Mada University
Press: 1889), hal. 11.
16
Pupu , Perkembangan Peserta Didik (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2018), hal. 118-120.
1. Tahap Pralinguistik

Tahap pralinguistik adalah tahap awal bayi mencoba melakukan

komunikasi ketika berusia 0-1 tahun. Bayi saat akan melakukan

komunikasi melalui tangisan dan senyuman. Contohnya cara bayi

melakukan komunikasi seperti menangis, menjerit, tertawa,dan pada bulan

berikutnya bayi dapat mengoceh walaupun belum dalam kata-kata yang

sebenarnya, seperti ah, da da, ba ba, dengan seiringnya pertumbuhan dan

usianya akan mulai belajar melakukan komunikasi dengan kata-kata.

2. Tahap Linguistik

Pada tahap ini, anak sudah dapat mengucapkan kata-kata yang

menyerupai ucapan orang dewasa. Adapun tahap perkembangannya

sebagai berikut :

a) Usia 1-3 Tahun

Pada usia ini, anak sudah mulai mengucapkan kata pertamanya

seperti atit (sakit), agi (lagi). Memasuki usia 17 bulan, anak mulai

menggunakan satu kata yang anak pahami untuk mengungkapkan

keinginanya, contohnya makan artinya aku mau kue selain itu usia 17

bulan anak mulai dapat menirukan kata yang ia dengar dari orang terdekat

nya. Jadi pada intinya orang tua dapat menjadikan role model yang baik

untuk anak.

b) Usia 3-4 Tahun

Pada anak memasuki usia 3 tahun perkembangan bahasa anak akan

terus mengalami peningkatan. Jika pada usia sebelumnya anak hanya


melakukan komunikasi dengan keluarganya dan saat ini anak sudah dapat

melakukan komunikasi dengan teman sebayanya. Memulai prasekolah

adalah satu langkah penting dalam perkembangan anak contohnya anak

dapat mengenal orang-orang baru seperti guru dan teman-teman baru.

Tahap ini dapat masa yang menarik bagi anak karna anak sudah memiliki

lebih kosakata untuk mengungkapkan keinginan dan pikirannya.

c) Usia 4-5 Tahun

Pada usia ini perkembangan bahasa anak semakin meningkat, anak

sudah dapat membedakan kata kerja atau kata ganti contohnya, makan,

mandi, minum dan lain-lain, bahkan anak sudah dapat bertanya,

menyuruh.

d) Usia 5-6 Tahun

Pada usia ini, anak dapat berbicara dengan lancar dan

menggunakan bahasa deskriptif, contohnya anak sudah mampu

menyebutkan nama lengkap, tanggal lahir, umur dan alamat rumah, dan

anak suka menyanyikan lagu-lagu. pada usia ini kosakata anak

berkembang, anak akan tahu sekitar 2000-4000 kata. Pada saat umur 5

tahun anak akan memperhatikan kata-kata baru dan asing, anak juga akan

meniru kata-kata yang di dengarnya.

Sedangkan tahapan perkembangan bahasa anak usia dini menurut

Chomsky sebagai berikut :17

17
Sitti, Konsep Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol
1 No 1 (2020). hal. 100 101.
a) Bahasa awal dimulai sejak lahir melalui gerak tubuh yang sangat

halus, dan pada usia 6 bulan mulai membuat getaran pada bibir dan

lidah hingga mengeluarkan suara seperti “ba” atau “da”

b) Pengucapan satu kata, umumnya sekitar usia 1 tahun bayi akan mulai

memproduksi kata tunggal seperti “kue”

c) Pengucapan dua kata, mulai berkisar pada usia 18 bulan. Anak akan

mulai meletakkan dua kata secara bersama untuk menunjukkan

struktur tertentu

d) Usia 3-6 tahun anak mulai mengalami perubahan dan pengembangan

gramatika, setelah mampu menggunakan 3 kata, anak akan mulai

membuat kalimat negative dan kalimat tanya

e) Usia 5-6 tahun anak akan menguasai banyak aspek gramatika

Berdasarkan tahapan yang dikemukakan Chomsky, dapat diketahui

bahwa tahap awal perkembangan bahasa anak usia dini diawali dengan

munculnya gerakan-gerakan yang merupakan respon terhadap informasi di

sekitarnya. Pada tahap selanjutnya anak mulai menggunakan organ bagian

oral untuk memproduksi kata sampai pada pengembangan gramatika,

khususnya kalimat tanya dan kalimat negatif. Perkembangan ini terjadi

pada kisaran usia 2 sampai dengan 3 tahun. Pada usia ini, perkembangan

gramatika anak mengarah pada kalimat tanya seperti “Apa” “Kenapa” dan

“dimana” tanpa henti, sebab sesuai yang dikemukakan Piaget, Chomsky

meyakini bahwa anak mulai membangun sendiri struktur mental.


3. Tujuan Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
18
Menurut Sujiono Tujuan pengembangan bahasa anak usia dini yaitu :

1) Agar anak mampu berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan

2) Agar anak memiliki kemampuan bahasa untuk meyakinkan orang lain

3) Agar anak mampu mengingat dan menghafal informasi

4) Agar anak mampu memberikan penjelasan

5) Agar anak mampu untuk membahas bahasa itu sendiri

Adapun menurut susanto tujuan pengembangan bahasa usia dini

sebagai berikut:

1) Mendengar, menyimak dan mengulangi bahasa secara lisan dalam

bermain

2) Mendengar dan menyimak merespons cerita, lagu,irama

3) Menyelidiki dan mencoba dengan kata-kata dan suara-suara

4) Mendukung dan mendengarkan cerita dengan penuh perhatian

5) Memperluas kosa kata anak

Dapat disimpulkan dari penjelasan para ahli bahwa tujuan

pengembangan bahasa untuk memahami bahasa (reseptif), seperti anak

memahami cerita, perintah, aturan dan anak senang mengahargai bacaan,

untuk memahami mengekspresikan bahasa, seperti anak mampu menjawab

pertanyaan, bertanya, anak mampu berkomunikasi secara lisan, anak mampu

menceritakan apa yang dialami, dan yang terakhir untuk keaksaraan, seperti

anak mampu meniru bentuk huruf, anak mampu memahami kata dalam cerita.

18
Elisabeth, Media Buku Cerita Bergambar (Yogyakarta: Jejak Pustaka, 2022), h. 16
4. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa

Salah satu aspek perkembangan anak yang perlu dikembangkan

adalah perkembangan bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi yang

digunakan untuk berinteraksi. Menurut Winda Gunarti bahasa adalah alat

komunikasi antar manusia yang dapat berbentuk lisan lisan atau isyarat. 19

Dapat disimpulkan dengan bahasa orang dapat mengenal kebutuhannya

dengan baik, tanpa bahasa seorang tidak dapat berkomunikasi dengan

orang lain. Dengan demikian bahwa bahasa aspek yang sangat penting

bagi manusia agar dapat saling berkomuniaksi.

Adapun aspek perkembangan bahasa menurut Otto bahwa ada 3

aspek yang berhubungan dengan perkembangan bahasa yaitu sebagai

berikut:20

1) Kosa kata, kosa kata anak bisa berkembang dengan cepat seiring

dengan perkembangan dan pengalaman anak ketika berinteraksi

dengan lingkungan sekitar

2) Sintaksis atau Tata bahasa aturan sintaksis ini memungkinkan seorang

anak untuk menempatkan kata yang menjadi berbagai kalimat tata

bahasa yang tepat, kalaupun anak belum pernah mempelajari tata

bahasa akan tetapi seiring dengan percontohan berbahasa yang sering

di dengar anak dilingkungannya dan dilihat anak, maka anak dapat

19
Konstantinus, Aspek Perkembangan Anak Usia Dini (Jawa Tengah: PT. Nasya Expanding
Management, 2021), hal. 55.
20
Otto, Beverly, Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini(Jakarta: Prenamedia Group,
2015), hal. 319.
menemukan bahasalisan yang baik dan benar, contohnya “Dini sedang

bermain” Bukan “Dini bermain sedang”.

3) Semantik, adalah penggunan kata yang sesuai dengan tujuannya,

contohnya “Tidak suka” untuk menyatakan sebuah penolakan. Dapat

disimpulkan semantik merupakan pemahaman terhadap makna makna

kata.

5. Karakteristik Kemapuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun

Karakteristik kemapuan bahasa pada anak usia 4-5 tahun dapat

dilihat dari tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia dini.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Tingkat Pencapaian

Perkembangan Anak, dalam kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun. 21 Di

tandai dengan yang pertama memahami keaksaraan yaitu mendengarkan

seperti anak mengerti kata perintah yang diberikan guru, anak menyimak

perkataan orang lain seperti bahasa ibu atau bahasa lainnya, kedua

mengungkapkan bahasa yaitu berbicara seperti anak dapat mengulang kata

sederhana, anak mampu menyebutkan benda yang ada disekitarnya, anak

mampu menceritakan kembali cerita/dongeng yang telah didengar, ketiga

keaksaraan yaitu membaca seperti anak mampu mengenal simbol-simbol

21
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak, h. 26-27.
huruf/angka, keempat yaitu menulis seperti anak mampu membuat

coretan, anak mampu meniru/menuliskan tulisan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri ciri

kemapuan bahasa pada anak usia 4-5 tahun, anak sudah mampu

melakukan kegiatan dalam mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya

melalui aspek membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.


Tabel

Indikator Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun

No Kemampuan Bahasa Anak Aspek


1 a) Mengerti beberapa perintah
secara sederhana, contohnya:
kedepan, keatas dan kesamping Mendengarkan
b) Menyimak perkataan orang lain
seperti bahasa ibu atau bahasa
lainnya
2 a) Anak dapat mengulang kata
sederhana
b) Anak mampu menyebutkan
benda yang ada disekitarnya Berbicara
c) Anak mampu menceritakan
kembali cerita/dongeng yang
telah didengar
3 a) Anak mampu mengenal simbol-
simbol huruf/angka
b) Anak mampu mengenal suku Membaca
huruf awal dari nama benda
yang ada disekitarnya
4 a) Anak mampu membuat coretan,
contohnya nama sendiri seperti
Dini dan Dina Menulis
b) Anak mampu meniru
menuliskan tulisan huruf
ataupun angka
B. Media Busy Book

1. Pengertian Media Busy Book

Media merupakan pengantar informasi yang berasal dari guru yang

menyampaikan pada siswa dengan tujuan mencapai maksud dari

dijalankannya pembelajaran secara efektif. Dalam artian yang khusus “media

dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal”.22 Media pembelajaran sebagai segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses

belajar siswa”.23

Dengan didasarkan jabaran yang terurai menunjukkan bahwasannya

media pembelajaran merupakan sesuatu yang dimanfaatkan sebagai bentuk

perantara yang dipakai guru dalam memberikan informasi kepada penerima

informasi yakni siswa dengan tujuan agar tersampaikannya stimulus kepada

siswa agar bisa memotivasi serta mampu mengikuti proses dalam

pembelajaran dengan menyeluruh dan bermakna.

Media busy book merupakan media 3 dimensi salah satu dari sekian

banyak jenis media yang sering digunakan dalam pendidikan anak usia dini.

Jenis media yang dikenal sebagai busy book adalah buku yang terbuat dari

kain flanel, berwarna cerah, menarik, dan menampilkan gambar pada setiap

22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 33.
23
Muhammad Hasan, dkk, Media Pembelajaran (Jawa Tengah: Tahta Media Group, 2021),
hal. 28.
halamannya. 24 Busy Book merupakan sebuah buku yang terbuat dari kain

flanel yang berisi gambar-gambar yang bertujuan untuk meningkatkan

kreativitas dan kemampuan bahasa anak. Manfaat dari busy book ini diberikan

kepada anak untuk dapat menstimulus rasa ingin tahu anak, dan

mengembangkan kemampuan bahasa anak

Menurut Prasko dan Husna berpendapat media busy book dalam

penerapannya dapat membantu mengembangkan berbagai aspek

perkembangan yang ada pada anak. Dalam pendidikan media busy book ini

merupakan bentuk media baru yang kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan kemampuan anak yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari

proses pembelajaran yang akan dikenalkan kepada anak. 25

Menurut Amaris dkk, busy book adalah alat peragadalam bentuk buku

berbahan kain flanel yang dirancang untuk mengembangkan banyak aspek


26
perkembangan. Menurut Mufliharsi, busy book adalah buku yang terbuat

dari kain berisi aktivitas permainan sederhana yang didesain kreatif sebagai

alat peraga. Dan menurut Kreasiumy, busy book adalah sebuah buku yang

24
Sheila.dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Busy Book Pada Materi Pokok Mengenal
Tanaman Buah Untuk Anak Usia 4-5 Tahun, Journal of Early Childhood and Inclusive Education, Vol
6, No 1 (2021). hal. 35.
25
Angger dan syarifah, Pengembangan Media Edukasi Busy Book Untuk Mengembangkan
Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Bimbat audi Kecamatan Serpong Kota Tangerang
Selatan, Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 11 No 2 (2023). hal. 21-22.
26
Amaris dkk, Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini
di Taman Kanak Kanak Fadhilah Amal 3 Padang, Jurnal Usia Dini, Vol 4 No 2 (2018). hal. 10.
biasanya terbuat dari kain flannel yang berisi gambar-gambar yang bertujuan

untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan membaca anak. 27

Jadi menurut pendapat diatas disimpulkan bahwa media busy book

adalah media pembelajaran anak usia dini yang terbuat dari kain flanel yang

dijadikan sebuah buku yang terdapat gambar-gambar yang didesain sebagai

alat peraga pada anak yang berisi bermacam-macam warna yang ada di

dalamnya seperti terdapat huruf, gambar dan warna.

2. Manfaat Media Busy Book

Menurut Mufliharsi Permainan busy book memiliki manfaat diantaranya:

a) Meningkatkan kemampuan bahasa pada anak, karena isi dalam busy book

sangat menarik perhatian anak sehingga timbul minat pada anak.

b) Dengan busy book anak usia dini dapat mengeksplorasi kemampuan

berpikirnya secara alamiah dengan bermain tanpa merasa sedang melakukan

proses belajar.

c) Anak usia dini menjadi mandiri dan aktif, karena dorongan dan rasa ingin

tahu yang besar ingin melakukan perintah yang diberikan oleh guru tanpa

bantuan.

d) Penggunaan busy book sebagai media pembelajaran yang diharapkan

mampu mempermudah guru dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik

27
Nur Aprita dan Nina Kurniah, Pengembangan Media Busy Book Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Awal dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Jurnal Ilmiah Teknologi
Pendidikan, Vol 11 No 1 (2021). hal. 54.
agar mereka aktif, antusias serta lebih termotivasi dalam kegiatan belajar dan

menciptakan pembelajaran yang bermakna.

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Busy Book

1) Kelebihan Busy Book

Menurut Mufliharsi kelebihan seperti “ memudahkan guru

menentukan bahan ajar dan mudah mengevaluasi anak didik dengan

sendirinya, dapat dipakai untuk semua aspek perkembangan anak terlebih

pada aspek perkembangan bahasa anak, tanpa diminta anak didik akan

melakukan aktivitas yang ada di dalam busy book, bahan yang dipakai

bisa dibuat sendiri serta dapat dipakai berkali-kali juga menghemat waktu

tentunya pembelajaran menjadi menyenangkan karena banyak warna

banyak aktivitas sehingga mendorong kreativitas anak untuk melakukan

aktivitas yang lebih baik dan sistematis”. 28

Kelemahan media busy book sebagai berikut :

1) Busy book dibuat dengan tangan dan menjahit sendiri

2) Busy book memerlukan biaya yang lumayan besar

3) Media busy book jika kotor susah untuk di cuci

28
Mufliharsi, Risa, Pemanfaatan Busy Book Pada Kosakata Anak Usia Dini di PAUD
Swadaya PKK, Jurnal Metamorfosa, Vol V Nomor 2 (2017). hal. 150-152.
C. Peneliian Relavan

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan yang

akan dilakukan peneliti, yaitu :

1. Hasil penelitian Lutfi Nursiam tahun 2021 “Perngaruh Media Pembelajaran

Busy Book Terhadap Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Pada Anak Usia 4-

5 Tahun” Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penelitian terhadap

perkembangan bahasa mengenal huruf abjad melalui media busy book, bahwa

hasil penelitian menunjukkan pembelajaran busy book terhadap kemampuan

mengenal huruf abjad pada anak mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat

dari berdasarkan analisis data pre-tes dan post-test yang mengalami

peningkatan nilai rata-rata nilai secara keseluruhan sebesar 42, 25.

Berdasarkan N-gain score, peningkatan kemampuan mengenal huruf abjad

pada anak usia 4-5 tahun di TK X. nilai rata-rata 𝑔 0 997 0 7, termasuk

dalam kategori tinggi.

2. Hasil penelitian Citra Purnamasari, dkk tahun 2021 “Perngaruh Media Busy

Book Terhadap Kemampuan Membaca Awal Anak di Taman Kanak-Kanak”

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penelitian terhadap

kemampuan membaca awal melalui media busy book, bahwa hasil penelitian

menunjukkan pembelajaran busy book terhadap kemampuan membaca awal.

Hasil penelitian kemampuan membaca awal anak sebelum diberi perlakuan

busy book berada pada kategori belum berkembang (BB) dan setelah diberi

perlakuan media busy book berada pada kategori berkembang sesuai harapan
(BSH) peningkatan yang positif signifikan dalam membaca menjadi lebih

baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan membaca awal anak memiliki

hubungan yang kuat. Ada pengaruh positif penerapan media busy book

terhadap kemampuan membaca awal anak di Taman Kanak-kanak Bahana

Kabupaten Pangkajene.

3. Hasil penelitian Wayan Suwatra, dkk tahun 2019 “Perngaruh Media Busy

Book Terhadap Kemampuan Problem solving Anak Kelompok A Taman

Kanak-Kanak” Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penelitian

terhadap kemampuan problem solving melalui media busy book. Hasil

kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan problem solving kelompok

eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu 48,55 > 34,18, sehingga

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran busy book berpengaruh

terhadap kemampuan problem solving anak.

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dijelaskan diatas,

dapat penulis menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan bahasa

anak kelas A di TK Marfu’ah Palembang. Berdasarkan uraian diatas kerangka

berfikir sebagai berikut :


E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban yang masih perlu dibuktikan atau masih bersifat

sementara mengenai rumusan masalah dalam penelitian, adapun rumusan masalah

yang terdapat pada penelitian sudah disebutkan dengan berbentuk pertanyaan.

Disebutkan sementara, “karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta yang empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data”.29 Didasarkan permasalahan yang telah dirumuskan

dan beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka terdapat hipotesis kerja

yang telah ditetapkan pada penelitian seperti di bawah:

: “Terdapat adanya pengaruh dari penggunaan media busy book

terhadap kemampuan bahasa usia 4-5 tahun

: “Tidak terdapat pengaruh penggunaan dari penggunaan media busy

book terhadap kemampuan bahasa usia 4-5 tahun

29
Dodiet, Hipotesis dan Variabel Penelitian, (Jakarta: Tahta Media Grup, 2021) hal. 7.
A. Tempat Penelitian

Tempat atau lokasi yang dipilih untuk melaksanakan peneliti untuk

melihat kemampuan bahasa yang terdapat pada anak usia 4-5 Tahun di TK

Marfu’ah Palembang, yang berlokasi Jalan Tunas Harapan No 90. Suka Maju,

Kecamatan sako, kota Palembang, Sumatera selatan 30961, Indonesia.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah

dengan menggunkan pendekatan kuantitatif. Yang mana penelitian kuantitatif

yaitu penelitian yang berbentuk jabaran dengan angka-angka dan analisis

memakai statistik. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses mencari

keterangan apa yang memanfaatkan data berbentuk angka sebagai alat

mengumpulkan keterangan yang ingin diketahui. Penelitian kuantitatif bisa

pula berbentuk penelitian hubungan atau sering di kenal korelasi. 30

Jadi pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui seberapa

pengaruh penggunaan media busy book terhadap perkembangan bahasa pada

anak usia dini, pendekatan kuantitatif juga dipilih peneliti di karenakan agar

peneliti dapat memperoleh data yang dapat di ukur berupa angka-angka

dengan hasil analisis menggunakan statistik.

30
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed
Methode, (Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan, 2019) . hal. 1.
2. Jenis Penelitian

Penelitian yang di pakai dalam penelitian ini ialah jenis penelitian

Eksperimen. Jenis penelitian ini di sebut sebagai metode penelitian untuk

mengetahui pengaruh independen terhadap variable dependen dalam kondisi

yang terkendalikan. Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah pre-

eksperimen design dimana jenis penelitian ini menggunakan desain One

Group Pretest-posttest Design. Didalam penyusunannya terdapat pretest yang

sebelum diberi perlakuan dan posttest dimana sesudah diberikan perlakuan.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi dalam maksud mencapai suatu

tujuan dari penelitian yang sudah di tentukan dan dan ditetapkan sebagai pedoman

terlebih dahulu. Menurut Sukardi, mengenai desain penelitian baik secara luas

maupun sempit. Secara luas, desain penelitian yaitu seluruh proses yang

dibutuhkan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian. dan pada artian

sempit, Desain penelitian yaitu suatu gambaran yang jelas yang berkenaan dengan

hubungan dari beberapa variabel, pengumpulan informasi, dan analisis data,

terdapatnya desain yang baik maka peneliti akan memiliki suatu gambaran

mengenai seperti apa keterkaitan yang ada pada variabel, dan seperti apa cara

pengukurannya. 31

31
Sanju Sitoyo dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015). hal. 98.
Pada penelitian eksperimen memerlukan bentuk desain, Desain eksprimen

yaitu bentuk rambu-rambu supaya penelitian tidak terjadi penyimpangan dari

tujuan yang sudah diharapkan, maka penulis merancang desain penelitian. Desain

penelitian ini memakai penelitian jenis pre-eksperimen design. “Desain yang

digunakan adalah desain One Group Pretest-posttest Design. Didalam

penyusunannya terdapat pretest yang sebelum diberi perlakuan dan posttest

dimana sesudah diberikan perlakuan. Desain tersebut bisa digambarkan di bawah

ini:

Tabel

Desain One Group Pretest-posttest

Keterangan :

: Penilaian pretest observasi awal dari kemampuan bahasa (Sebelum diberikan

treatment busy book)

X : Treatment yang digunakan adalah media busy book

: Penilaian posstest kemampuan bahasa (Setelah diberikan treatment busy book)


D. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang mempunyai sebuah

nilai yang bermacam-macam. Variabel bisa dipahami dengan atribut dari seorang

obyek yang memiliki variasi. 32 Menurut Arikunto, “Variabel penelitian adalah

objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu

penelitian”. Jadi, disimpulkan bahwasannya variabel penelitian yaitu sifat atau

nilai yang terdapat dari seseorang, objek atau aktivitas yang bermacam variasi

tertentu yang ditentukan oleh peneliti agar bisa dipelajari serta ditarik kesimpulan.

Penelitian ini juga mencakup tentang hubungan yang ada antara satu

variabel bebas dan satu variabel terikat. variabel bebas dan variabel terikat pada

umumnya lebih di kenal dengan X (variabel bebas) dan Y (variabel terikat).

Variabel pada penelitian sebagai berikut :

1. Variabel Bebas : Variabel bebas adalah variabel yang lebih berperan

memberikan pengaruh, pada penelitian kali ini yang akan menjadi variabel

bebasnya yaitu media busy book (X).

2. Variabel Terikat : Variabel terikat adalah variabel yang menerima pengaruh

dari variabel bebas, dan yang menjadi variabel terikat yakni Perkembangan

Bahasa (Y).

32
Abd Mukhid, Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, (Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing, 2021). hal. 61.
E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional yaitu pengertian yang memperhatikan sifat-sifat suatu

hal yang dipahami bahwa hal yang hendak diteliti. “Secara tidak langsung definisi

operasional akan menunjuk alat pengambilan data yang cocok untuk digunakan

atau bisa juga mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel”. 33 Adapun

tujuan definisi operasional variabel adalah agar memberikan kemudahan bagi

peneliti dalam mencapai sebuah alat ukur yang tepat dengan hakikat variabel yang

telah diartikan konsepnya.

Adapun cara peneliti memasukan proses atau oprasionalnya, alat ukur

yang hendak dipakai untuk kualifikasi variabel yang diteliti. Berikut ini

penjelasannya :

1. Variabel Bebas : Media Busy Book

Media busy book adalah media pembelajaran anak usia dini yang

terbuat dari kain flanel yang dijadikan sebuah buku yang terdapat gambar-

gambar yang didesain sebagai alat peraga pada anak yang berisi bermacam-

macam warna yang ada di dalamnya seperti terdapat huruf, gambar dan

warna. Aktivitas busy book akan mempermudah anak dalam perkembangan

bahasa anak khususnya dalam aspek membaca, menulis, mendengar, dan

membaca.

33
Ibid, hal. 67
2. Variabel Terikat : Kemampuan Bahasa

Kemampuan bahasa adalah kemampuan seseorang untuk

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan tersusun, melalui

berbicara dari kosa kata bahasa yang telah didapatkan sejak lahir. Indikator

perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun : Di tandai dengan yang pertama

memahami keaksaraan yaitu mendengarkan seperti anak mengerti kata

perintah yang diberikan guru, anak menyimak perkataan orang lain seperti

bahasa ibu atau bahasa lainnya, kedua mengungkapkan bahasa yaitu berbicara

seperti anak dapat mengulang kata sederhana, anak mampu menyebutkan

benda yang ada disekitarnya, anak mampu menceritakan kembali

cerita/dongeng yang telah didengar, ketiga keaksaraan yaitu membaca seperti

anak mampu mengenal simbol-simbol huruf/angka, keempat yaitu menulis

seperti anak mampu membuat coretan, anak mampu meniru/menuliskan

tulisan.
F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yaitu objek maupun subyek dengan nilai dan karakteristik

yang ditentukan peneliti yang hendak diteliti hingga selesai. 34 Populasi yang

ada pada penelitian ini yaitu semua anak-anak yang terdapat di kelas A di TK

Mar’fuah Palembang

2. Sampel

Sampel yaitu segelintir karakteristik yang terdapat pada populasi.35

Sampel yakni wakildari besarnya populasi yang hendak diamati. Untuk

pengambilan sampel di penelitian ini dengan menggunakan jenis teknik

purposive sampling merupakan suatu cara penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu, yang diamana peneliti memiliki reponden secara

varatif berdasarkan alasan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu merancang alat evaluasi, Instrumen penelitian

berperan sebagai alat bantu untuk proses pengumpulan data. “Menyusun

instrumen juga disebut menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi seperti

memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang di peroleh dapat di

ukur dengan menggunakan standar yang telah di tentukan sebelumnya oleh

peneliti”. Alat ukur juga di kenal dengan instrumen yang memenuhi dua syarat

34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017). hal. 117.
35
Ibid, hal. 118.
yakni uji validitas dan uji realibilitas. “Instrumen yang akan disusun harus

memiliki validitas dan realibitas, agar data yang di peroleh dari alat ukur itu bisa

realibel, valid dan disebut dengan validitas dan realibilitas alat ukur atau validitas

dan realibiltas instrumen”.

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan validasi instrument

digunakan oleh peneliti agar mengumpulkan data atau informasi-informasi selama

proses pelaksanaan pembelajaran, Media Busy Book serta materi ajar, maka dalam

penelitian ini menggunakan instrumen Observasi, Tes. Adapun kisi-kisi instrumen

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Bahasa anak Usia 4-5 Tahun

Aspek Indikator Butir Indikator

Mendengarkan 1. Mengerti 1. Anak dapat mengikuti

beberapa perintah kata perintah seperti,

2. Menyimak mundur kebelakang,

perkataan orang tutup botol minum.

lain seperti 2. Anak dapat mengerti

bahasa ibu atau bahasa seperti bahasa ibu

bahasa lainnya

Berbicara 1. Menjawab 1. Anak dapat menjawab

pertanyaan yang pertanyaan yang

lebih kompleks diberikan seperti, warna-

2. Menceritakan warna di media busy


kejadian sebab book warna apa saja

akibat 2. Anak dapat menceritakan

3. Menyebutkan kembali apa yang

nama bendayang gurunya ceritakan

ada disekitar 3. Anak dapat menyebutkan

nama-nama benda yang

ada di dalam media busy

book

Membaca 1. Menyebutkan 1. Anak dapat menyebutkan

simbol-simbol angka dan huruf seperti,

huruf dan angka A, B,C dan 1,2,3

2. Mengenal huruf 2. Anak dapat menyebutkan

awal dari nama- huruf seperti didalam

nama benda yang media busy book

ada disekitarnya terdapat benda kupu-

3. Menghubungkan kupu maka anak dapat

gambar dan menyebukan awalan dari

benda huruf kupu-kupu yaitu K

3. Anak dapat

menhubungkan gambar

dan huruf dengan media

busy book
Menulis 1. Menuliskan nama 1. Anak dapat menulis

sendiri seperti namanya sendiri

dini dan dina 2. Anak mampu meniru

2. Mengenal simbol- menuliskan tulisan huruf

simbol dan dapat ataupun angka

menulis huruf

maupun angka

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah “pengumpulan data dengan melihat langsung

kelapangan, perilaku terhadap suatu objek, kemudian hal tersebut dapat di

deskripsikan dalam bentuk kata-kata atau tulisan”. 36 Observasi dilakukan

dengan cara melihat secara langsung tentang bagaimana penerapan media

busy book dan sejauh mana pemahaman anak dalam kemampuan bahasa yang

dilaksanakan peneliti, peneliti mengamati langsung mengenai kemampuan

bahasa yang terdapat pada anak.

Teknik Pengumpulan data observasi dalam penelitian ini dengan

mengamati kemampuan bahasa anak. Adapun yang dilakukan selama

observasi yakni sebagai berikut :

36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017). hal. 106.
1) Mengamati kemampuan bahasa anak sebelum penerapan media busy book

dengn melihat penilaian harian anak dalam seminggu

2) Mengamati kemampuan bahasa anak setelah penerapan media busy book

dengan menceklis item pada setiap indikator sesuai kategori

perkembangan pada instrumen yang digunakan

2. Tes

Tes adalah “Seperangkat rangsangan (Stimulus) yang diberikan pada

seseorang dengan maksud untuk menadapatkan jawaban yang dapat dijadikan

dasar bagi penetapan skor angka”. Tes dipakai untuk menjadi alat

pengukuran.37 Dapat disimpulkan bahwa tes merupakan serangkaian

pertanyaan-pertanyaan, atau latihan-latihan yang digunakan sebagai alat untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, atau kemampuan yang dimiliki oleh

seorang individu atau kelompok. Pelaksanaan tes dilakukan setelah perlakuan

diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum tes diberikan

kepada kedua kelompok tersebut, maka media harus diuji cobakan, tujuannya

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal kemudian baru diberikan

kepada kedua kelompok tersebut. Tes diberikan kepada kedua kelompok

dengan perlakuan yang berbeda.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

data yang sudah lama berlalu dalam hal ini dokumen bisa berbentuk foto,

gambar, sketsa, bisa juga berbentuk sejarah kehidupan, biografi, serta cerita.
37
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2014). hal. 170.
38
yaitu cara yang dilaksanakan dengan menyiapkan dokumen-dokumen

dengan memakai bukti yang tepat dalam mencari dan mencatat sumber-

sumber informasi. Dokumentasi di penelitian ini dipakai dengan maksud

untuk memperoleh sebuah keterangan dan bukti dari dokumen yang disimpan

sebagai laporan bentuk pertanggung jawaban sebuah lembaga.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data yakni proses mengelolah dan mengurutkan data yang

diperoleh ke dalam bentuk pola, kategori serta satuan uraian yang mendasar

sehingga bisa dijumpai tema dan bisa dirumuskan sebuah hipotesis. Tujuan

dilaksanakannya analisis data adalah menjelaskan data dan melakukan induksi

serta melakukan penarikan kesimpulan mengenai karakteristik populasi dengan

didasarkan data yang didapatkan dari seluruh sampel penelitian. Teknik analisis

data yang dipakai adalah analisis statistik berbentuk deskriptif dan analisis

statistik berbentuk inferensial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

generalisasi hasil penelitian”.

38
Ibid Sugiono, hal. 106
2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial yaitu teknik ilmu statistik yang dipakai dalam

analisis data yang didapatkan pada sampel sampai pada hasilnya akan diberi

perlakuan pada populasi. “Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel

diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi

itu dilakukan secara random”. 39

Untuk menguji hipotesis ini peneliti berencana menggunakan Uji-t.

langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menguji hipotesis pada ini yakni:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu uji yang dipakai dalam mencari tahu apakah

data distribusi normal atau tidak. Distribusi normal yaitu distribusi yang

simetris yang terdiri dari “modus, mean dan median yang terdapat pada

pusat”. Uji normalitas dipakai untuk pengukuran data dengan skala

ordinal, interval, dan rasio. Apabila analisis memakai metod berbentuk

parametrik, jadi data yang deperoleh harus berdistribusi normal. Apabila

tidak demikian, atau jumlah suatu sampel terlalu dikit serta jenis data

tersebut yaitu nominal atau juga ordinal sehingga metode yang akan

dipakai yaitu statistik yang berjenis non parametrik.

Uji normalitas dimanfaatkan untuk mencari tahu apakah data yang

didapatkan tersebut berapa pada distribusi normal atau tidak. “Dasar

pengambilan keputusan adalah jika nilai ditolak, dan

39
Sanju Sitoyo dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015). hal. 111-113.
jika nilai maka diterima”. maka Hipotesis statistik

yang dipakai adalah:

: sampel berada pada distribusi normal

: sampel berada pada distribusi tidak normal

Walaupun begitu, jika data dalam kasus ini yang menyatakan

kemampuan anak didik ditemukan tidaklah berdistribusi normal maka

artiannya penelitian tidak harus berhenti karena ada terdapat fasilitas

untuk melakukan statistik dengan jenis nonparametrik yang bisa

dimanfaatkan jika data tidaklah normal. Ada beberapa jenis dari uji

normalitas diantaranya yaitu Liliefors, kolmogorof-smirnov, chi square,

dan lain-lain.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yaitu uji statistik yang dipakai guna untuk

mengetahui bahwasannya dua bahkan lebih dari duak kelompok dari data

sampel tersebut berasal dari suatu populasi yang mempunyai variansi

sama. “Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah

bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel

terikatnya memiliki variansi yang sama”. Jadi bisa dipahami bahwasannya

jika uji homogenitas ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada

varians yang sama ataukah tidak yang dimiliki oleh beberapa kelompok

data penelitian.
Dengan demikianlah, homogenitas menyatakan jika himpunan data

penelitian mempunyai suatu karakteristik yang bisa di bilang sama. uji

homogenitas ini juga bermaksud untuk memberikan rasa yakin jika

sekelompok data yang dimanipulasi pada serangkaian analisis adalah

benar aberasal dari suatu populasi yang keragamannya tidaklah jauh

berbeda. Alat hitung dalam uji homogenitas bisa memakai beberapa uji

seperti: uji Harley, Cochran, levene dan Barlett.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah uji-t dipergunakan dalam mencari tahu suatu

pengaruh dari sesuatu variabel. Yakni untuk melihat keberan data bisa

diterima ataukah ditolak, penggunaan uji-t ini dimaksudkan untuk bisa

mengetahui terdapat atau tidak sebuah pengaruh yang disebabkan oleh

variabel bebas terhadap suatu variabel terikat. “Apabila hasil

pada taraf signifikan 95% (𝛼=5%) dengan dk (derajat kebebasan)

=n+n2–2 maka hipotesis yang diajukan diterima, namun sebaliknya, jika

maka hipotesis ditolak”.


DAFTAR PUSTAKA

Amaris, dkk. (2018). Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemampuan Berhitung
Anak Usia Dini di Taman Kanak Kanak Fadhilah Amal 3 Padang. Jurnal Usia
Dini. Vol 4 No 2.
Aprita, Nur dan Kurniah, Nina. (2021). Pengembangan Media Busy Book Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal dan Perkembangan Kognitif Anak
Usia Dini. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, Vol. 11 No. 1
Arisandy, Desy. (2019). Eksitensi Bahasa Indonesia pada Generasi Milenial di Era
Indrustri 4.0. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 3 No.2
Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dhiu Dua, Konstantinus. dkk. (2021). Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jawa
Tengah: PT. Nasya Expanding Management
Dodiet. (2021). Hipotesis dan Variabel Penelitian. Jakarta: Tahta Media Grup
Hasan, Muhammad, dkk. (2021). Media Pembelajaran. Jawa Tengah: Tahta Media
Group
Hasnida. (2015). Media Pembelajaran Kreatif. Jakarta Timur: PT. Luxima Metro
Media
Hermawan, Iwan. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
Knoers, Monks, F. J dan Haditono, S.R. (1889). Psikologi Perkembangan. Gadjah
Mada University Press.
Margono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mufliharsi, Risa. (2017). Pemanfaatan Busy Book Pada Kosakata Anak Usia Dini di
PAUD Swadaya PKK. Jurnal Metamorfosa. Vol V Nomor 2.
Mukhid, Abd. (2021). Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif. Surabaya: CV.
Jakad Media Publishing.
Nursiam, Lutfi. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Busy Book Terhadap
Kemampuan Mengenal Abjad Pada Anak Usia 4-5 tahun. Jurnal Skripsi.
Ngura Tantiana, Elisabeth. (2022). Media Buku Cerita Bergambar. Yogyakarta: Jejak
Pustaka
Otto, Beverly. (2015). Bahasa Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Prenamedia Group
Pebriana Hana, Putri. (2017). Analisis Kemampuan Berbahasa dan Penanaman
Moral pada Anak Usia Dini melalui Metode Mendongeng. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. Vol 1, No 2.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Purnamasari, Citra dkk.(2021). Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemapuan
Membaca Awal Anak di Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan Raudhatul
athfal. Vol. 4 No. 1
Pupu. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara
Setyawan Helmi, Farid. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia
Dini Melalui Model Pembelajaran Audio Visual Berbasis A.ndroid. Jurnal PG-
PAUD Trunojoyo, Vol 3 No 2
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Sheila, dkk. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Busy Book Pada Materi
Pokok Mengenal Tanaman Buah Untuk Anak Usia 4-5 Tahun. Journal of Early
Childhood and Inclusive Education. Vol 6, No 1
Sujiono Nurani, Yuliani. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks
Suwatra, Wayan, dkk. (2019). Pengaruh Media Busy Book Terhadap Kemapuan
Problem Solving Anak Kelompok A Taman Kanak-kanak. Jurnal Mimbar Ilmu.
Vol. 24 No. 2
Sitoyo, Sanju dan Sodik, Ali. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Talango Rahmawati, Sitti. (2020). Konsep Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Vol 1 No 1.
Widhiasih Prima, Angger dkk. (2023). Pengembangan Media Edukasi Busy Book
Untuk Mengembangkan Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK
Bimbat audi Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan. Jurnal Program
Studi Pendidikan Anak Usia Dini. Vol 11 No 2.

Anda mungkin juga menyukai