OLEH KELOMPOK : 5
A. Latar Belakang
Pendidikan pada usia dini merupakan pendidikan yang sangat
penting bagi anak, masa usia dini merupakan masa peletakan dasar atau
fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang
diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta
stimulasi lingkungannya memberi konstribusi yang sangat besar pada
pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan anak selanjutnya (Azizah
& Eliza, 2021 ). PAUD adalah upaya untuk menstimulasi, membimbing,
mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan anak. Pendidikan dan pembelajaran bagi
AUD merupakan pendidikan yang dilakukan pada--anak usia 0-8
tahun. Berdasarkan--perbedaan dan pertumbuhan anak usia maka
penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini, (Eliza, 2013).
Kemampuan bahasa pada anak usia dini diperoleh melalui stimulasi yang
diberikan oleh orang tua, guru, dan lingkungan sekitar.
Pengenalan konsep dasar literasi merupakan salah satu upaya yang
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan bahasa anak
yang meliputi pengenalan konsep membaca, menulis dan berhitung,
sehingga anak tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan yang
diterapkan di sekolah lanjutan, yaitu Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah. Menurut Suragangga dalam Zati (2018) menyebutkan bahwa
literasi dasar (basic literasi) merupakan kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis dan menghitung. Literasi juga merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
proses pembelajaran yang mana secara tidak langsung akan termuat dalam
kegiatan anak yang dilakukan dengan cara bermain sambil belajar dan
belajar sembari bermain, akan. Menurut Chairilsyah kemampuan literasi
yang dimiliki oleh anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan sosial
emosional, perkembangan kognitif dan bahasa anak. (Khirjan, 2020).
Pengembangan literasi harus dilatih mulai dari usia dini. Hal ini
dikarenakan banyak aspek perkembangan yang terkait dan dipengaruhi
oleh pengembangan literasi anak. Literasi membaca pada anak usia dini
akan meningkatkan karakter positif untuk jenjang pendidikan di sekolah
dasar. Justice dkk., (2018) mengemukakan bahwa perspektif
perkembangan memandang bahwa membaca dan perkembangan literasi
sebagai permulaan ketika anak memasuki pendidikan dasar formal. Hal ini
senada dengan Suarni dkk., (2019) yang menyatakan bahwa perilaku
positif pada anak terbentuk dengan dilakukannya literasi membaca dengan
menggunakan cerita rakyat. Maryono dkk., (2021) menambahkan bahwa
kemampuan literasi yang perlu dikuasai anak pada saat menginjak usia
sekolah dasar adalah kemampuan literasi dasar, literasi bahasa, literasi
numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya dan sosial, litreasi
lingkungan dan literasi finansial. Selanjutnya, Arsa dkk., (2019) juga
menyatakan bahwa pengembangan literasi anak usia dini menjadi hal
penting untuk diperhatikan karena sangat penting untuk anak memperoleh
keterampilan dan kesadaran untuk menjadi pembaca, penulis dan
pendengar yang dapat memahami informasi sesuai konteks yang dipelajari.
Dengan pengembangan literasi anak yang baik maka anak akan terlatih
untuk kreatif, inovatif, analitis dan kritis dalam mengelola informasi.
Perlunya media dan metode untuk pengembangan literasi adalah
untuk meningkatkan minat anak dalam berliterasi, karena sampai saat
sekarang ini kemampuan literasi anak masih tergolong rendah. Hal ini
dikemukakan oleh Iin Puspasari & Dafit (2021) yang menyatakan bahwa
pengembangan literasi anak Indonesia masih rendah. Oleh sebab itu,
sekolah atau lembaga pendidikan merupakan wadah utama bagi anak
untuk mengembangkan kemampuan literasinya. Hal ini didukung oleh
kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan sekolah. Penelitian
dari Ummami dkk., (2020) menyebutkan bahwa kepala sekolah
mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengembangkan literasi anak.
Kepala sekolah mendukung program literasi disekolah dengan selalu
menyuarakan kampanye gemar membaca pada anak dan dengan program
pendampingan membaca oleh guru.
Media pengembangan literasi salah satunya yaitu media buku cerita
bergambar. Media buku cerita bergambar merupakan cara efektif dalam
mengembangkan kemampuan literasi anak, karena selain melihat visual
yang menarik, buku cerita untuk anak usia dini biasanya memiliki ukuran
huruf yang besar dan jelas sehingga memudahkan anak untuk membaca.
Sapri dkk., (2022) menyatakan bahwa buku cerita bergambar merupakan
media yang sangat popular digunakan di lingkungan anak usia dini. Media
ini juga sangat bagus diberikan kepada anak, karena selain gambar
berwarna-warni yang menarik, cerita yang disajikan juga menarik minat
anak untuk membaca. Dengan demikian anak akan lebih mudah
memahami informasi dan menjelaskan apa yang telah ia lihat dan baca.
Dengan media ini Gerakan literasi anak disekolah akan sangat berkembang
karena anak belajar melalui visual yang menarik. Media buku cerita
bergambar berguna untuk mengembangkan literasi membaca anak usia
dini. Sinaga dkk., (2022) menjelaskan bahwa kegiatan membaca bagi anak
usia dini disebut dengan kegiatan membaca permulaan. Kegiatan ini
berkaitan dengan bagaimana anak memahami bahasa tulisan dan mengenal
lingkungan literasi serta sumber-sumber bacaan.
Berdasarkan latar bel;akang diatas maka kelompok 5 membuat buku
cerita non fiksi untuk menggerakkan literasi pada anak usia dini yang
berjudul “ Ikan Patin Kesukaanku”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sinopsis cerita ikan patin kesukaanku ?
2. Aspek apa sajakah yang terkandung dalam buku cerita Ikan Patin
Kesukaan Ku ?
3. Bagaimana desain buku cerita Ikan Patin Kesukaan Ku /
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sinopsis cerita Ikan Patin Kesukaan Ku
2. Mengetahui aspek yang terkandung dalam buku cerita Ikan Patin
Kesukaan Ku
3. Mengetahui desain buku cerita Ikan Patin Kesukaan Ku
BAB II
PEMBAHASAN
2. Membuat sketsa
Setelah membuat narasi cerita, berikutnya melakukan membuat
sketsa gambarnya. Membuat sketsa gambar mempermudah dalam
menentukan desain apa yang ingin dibuat selanjutnya. Pembuatan
sketsa ini dibuat dengan cara digital.
3. Mewarnai
Saat mengerjakan bagian mewarnai, aplikasi yang digunakan Adobe
Photoshop CS6 agar mendapatkan perpaduan warna yang cocok. Setelah
seluruh area gambar diwarnai sesuai dengan ilustrasi cerita, langkah
terakhir adalah menyimpan gambar dengan mengklik Simpan
Sebagai menentukan nama file dalam urutan cerita bergambar dan
mengubah format file kembali ke JPEG.
4. Menyusun gambar menjadi cerita
Pada tahap ini menggunakan aplikasi Canva untuk memasukkan
narasi teks. Pemilihan font dilakukan dengan menyesuaikan usia
anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku cerita bergambar dengan judul “Ikan Patin Kesukann Ku”
dapat dikatakan bahwa buku tersebut sangat berperan dalam
meningkatkan penguasaan kosakata anak. Selain dapat meningkatkan
sosial emosional anak, buku cerita ini juga dapat meningkatkan
pengetahuan anak tentang ciri-ciri ikan patin . Selanjutnya, mengenai
kelayakan buku tersebut sebagai sumber belajar, beberapa hal yang telah
diberikan oleh buku ini, menjadikannya sebagai buku yang memberikan
banyak pelajaran untuk anak, membangkitkan nalar dan imajinasi anak.
B. SARAN
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkajinya lebih dalamlagi
berkaitan dengan susunan kata dan pembentukan kata, sehingga makna
yang dihasilkan juga dapat memberikan refleksi yang berbeda. Saran
lain untuk penelitian selanjutnya, perlu adanya penelitian tambahan
untuk meneliti dari segi kegiatan aktivitas bermain atau seni yang
didapatkan dari buku cerita, sehingga dari buku cerita tersebut dapat
mengembangkan aspek fisik motorik bagi anak dan tidak hanya sebatas
meningktakan kemampuan kognitif dan kemampuan bahasa pada anak.
DAFTAR ISI
Arsa, D., Atmazaki, A., & Juita, N. (2019). Literasi Awal Pada Anak Usia Dini
Suku Anak Dalam Dharmasraya. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 3(1), 127. Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V3i1.159
Azizah, A., & Eliza, D. (2021). Pelaksanaan Metode Bermain Peran dalam
Mengembangkan Kemampuan Membaca dan Menulis pada Anak. Jurnal
Basicedu, 5(2), 717-723
Khirjan, N. dan D. Y. (2020). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Literasi Berbahasa Indonesia Usia Prasekolah : Ancangan Metode Dia
Tampan dalam Membaca Permulaan Abstrak. 4(1), 434–441.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.372
Maryono, M., Pamela, I. S., & Budiono, H. (2021). Implementasi Literasi Baca
Tulis Dan Sains Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 491–498.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i1.1707
Mujahidin, Endin & Pancawati, Agustini Diah. (201). “Pengaruh Materi Cerita
Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
7 No. 2”, hlm. 218.
Roney, R. C. (2008). A case for storytelling in the K-12 language arts curriculum.
Storytelling, Self, Society, 5(1), 45-54.
Sapri, Muhaini, A., & Zunidar. (2022). Analisis Gerakan Literasi Sekolah (Gls)
Dengan Media Buku Cerita Bergambar Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
3(2), 524–532.
Sinaga, E. S., Dhieni, N., & Sumadi, T. (2022). Pengaruh Lingkungan Literasi Di
Kelas Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 252–260.
Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V6i1.1225
Suarni, N., Taufina, T., & Zikri, A. (2019). Literasi Membaca Meningkatkan
Karakter Positif Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 3(4), 1014–1021.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V3i4.215
Ummami, W., Wandra, D., Gistituati, N., & Marsidin, S. (2020). Kebijakan
Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1673–1682.
Zati, V., D., A. (2018). Upaya Untuk Meningkatkan Minat Literasi Anak Usia
Dini. Bunga Rampai Usia Emas, 4(1), 18–21.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jhp/article/viewFile/11539/1011
0