Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

MEMBUAT BUKU CERITA NON FI


KSI UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MELALUI GERAKAN
LITERASI

Dosen Pembimbing : Dr. Delfi Eliza, M.Pd

OLEH KELOMPOK : 5

1. Astri Purwanti : 23330001


2. Dhia Rahmadani : 23330002
3. Endang Yustika : 23330003
4. Jihan Faninda Rianti : 23330004

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................


KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan MAsalah.........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Sinopsis Cerita Ikan Patin Kesukaan Ku.........................................................
a. Pengertian Buku Bcerita............................................................................
b. Sinopsis Cerita Ikan Patin Kesukaan Ku........................................................
c. Desain Cerita Ikan Patin Kesukaan Ku..........................................................
B. Aspek Yang Terkandung Dalam Buku Cerita Ikan Patin Kesukaan Ku..........
BAB III KESIMPUAN............................................................................................
a. Kesimpulan....................................................................................................
b. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada usia dini merupakan pendidikan yang sangat
penting bagi anak, masa usia dini merupakan masa peletakan dasar atau
fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang
diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta
stimulasi lingkungannya memberi konstribusi yang sangat besar pada
pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan anak selanjutnya (Azizah
& Eliza, 2021 ). PAUD adalah upaya untuk menstimulasi, membimbing,
mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan anak. Pendidikan dan pembelajaran bagi
AUD merupakan pendidikan yang dilakukan pada--anak usia 0-8
tahun. Berdasarkan--perbedaan dan pertumbuhan anak usia maka
penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini, (Eliza, 2013).
Kemampuan bahasa pada anak usia dini diperoleh melalui stimulasi yang
diberikan oleh orang tua, guru, dan lingkungan sekitar.
Pengenalan konsep dasar literasi merupakan salah satu upaya yang
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan bahasa anak
yang meliputi pengenalan konsep membaca, menulis dan berhitung,
sehingga anak tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan yang
diterapkan di sekolah lanjutan, yaitu Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah. Menurut Suragangga dalam Zati (2018) menyebutkan bahwa
literasi dasar (basic literasi) merupakan kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis dan menghitung. Literasi juga merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
proses pembelajaran yang mana secara tidak langsung akan termuat dalam
kegiatan anak yang dilakukan dengan cara bermain sambil belajar dan
belajar sembari bermain, akan. Menurut Chairilsyah kemampuan literasi
yang dimiliki oleh anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan sosial
emosional, perkembangan kognitif dan bahasa anak. (Khirjan, 2020).
Pengembangan literasi harus dilatih mulai dari usia dini. Hal ini
dikarenakan banyak aspek perkembangan yang terkait dan dipengaruhi
oleh pengembangan literasi anak. Literasi membaca pada anak usia dini
akan meningkatkan karakter positif untuk jenjang pendidikan di sekolah
dasar. Justice dkk., (2018) mengemukakan bahwa perspektif
perkembangan memandang bahwa membaca dan perkembangan literasi
sebagai permulaan ketika anak memasuki pendidikan dasar formal. Hal ini
senada dengan Suarni dkk., (2019) yang menyatakan bahwa perilaku
positif pada anak terbentuk dengan dilakukannya literasi membaca dengan
menggunakan cerita rakyat. Maryono dkk., (2021) menambahkan bahwa
kemampuan literasi yang perlu dikuasai anak pada saat menginjak usia
sekolah dasar adalah kemampuan literasi dasar, literasi bahasa, literasi
numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya dan sosial, litreasi
lingkungan dan literasi finansial. Selanjutnya, Arsa dkk., (2019) juga
menyatakan bahwa pengembangan literasi anak usia dini menjadi hal
penting untuk diperhatikan karena sangat penting untuk anak memperoleh
keterampilan dan kesadaran untuk menjadi pembaca, penulis dan
pendengar yang dapat memahami informasi sesuai konteks yang dipelajari.
Dengan pengembangan literasi anak yang baik maka anak akan terlatih
untuk kreatif, inovatif, analitis dan kritis dalam mengelola informasi.
Perlunya media dan metode untuk pengembangan literasi adalah
untuk meningkatkan minat anak dalam berliterasi, karena sampai saat
sekarang ini kemampuan literasi anak masih tergolong rendah. Hal ini
dikemukakan oleh Iin Puspasari & Dafit (2021) yang menyatakan bahwa
pengembangan literasi anak Indonesia masih rendah. Oleh sebab itu,
sekolah atau lembaga pendidikan merupakan wadah utama bagi anak
untuk mengembangkan kemampuan literasinya. Hal ini didukung oleh
kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan sekolah. Penelitian
dari Ummami dkk., (2020) menyebutkan bahwa kepala sekolah
mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengembangkan literasi anak.
Kepala sekolah mendukung program literasi disekolah dengan selalu
menyuarakan kampanye gemar membaca pada anak dan dengan program
pendampingan membaca oleh guru.
Media pengembangan literasi salah satunya yaitu media buku cerita
bergambar. Media buku cerita bergambar merupakan cara efektif dalam
mengembangkan kemampuan literasi anak, karena selain melihat visual
yang menarik, buku cerita untuk anak usia dini biasanya memiliki ukuran
huruf yang besar dan jelas sehingga memudahkan anak untuk membaca.
Sapri dkk., (2022) menyatakan bahwa buku cerita bergambar merupakan
media yang sangat popular digunakan di lingkungan anak usia dini. Media
ini juga sangat bagus diberikan kepada anak, karena selain gambar
berwarna-warni yang menarik, cerita yang disajikan juga menarik minat
anak untuk membaca. Dengan demikian anak akan lebih mudah
memahami informasi dan menjelaskan apa yang telah ia lihat dan baca.
Dengan media ini Gerakan literasi anak disekolah akan sangat berkembang
karena anak belajar melalui visual yang menarik. Media buku cerita
bergambar berguna untuk mengembangkan literasi membaca anak usia
dini. Sinaga dkk., (2022) menjelaskan bahwa kegiatan membaca bagi anak
usia dini disebut dengan kegiatan membaca permulaan. Kegiatan ini
berkaitan dengan bagaimana anak memahami bahasa tulisan dan mengenal
lingkungan literasi serta sumber-sumber bacaan.
Berdasarkan latar bel;akang diatas maka kelompok 5 membuat buku
cerita non fiksi untuk menggerakkan literasi pada anak usia dini yang
berjudul “ Ikan Patin Kesukaanku”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sinopsis cerita ikan patin kesukaanku ?
2. Aspek apa sajakah yang terkandung dalam buku cerita Ikan Patin
Kesukaan Ku ?
3. Bagaimana desain buku cerita Ikan Patin Kesukaan Ku /
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sinopsis cerita Ikan Patin Kesukaan Ku
2. Mengetahui aspek yang terkandung dalam buku cerita Ikan Patin
Kesukaan Ku
3. Mengetahui desain buku cerita Ikan Patin Kesukaan Ku
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sinopsis Cerita Ikan Patin Kesukaan Ku


a. Pengertian Cerita
Menurut Kieran Edgan cerita didefinisikan sebagai instrumen
untuk menyesuaikan emosi manusia dengan isi cerita. Dalam cerita tidak
hanya menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa atau karakter,
tetapi juga menyampaikan informasi dengan memasukkan emosi,
sebuah cerita mengarahkan atau membentuk emosi terhadap suatu
karakter atau peristiwa dengan teknik tertentu (Mujahidin, & Pancawati,
2018). Puspitasari (2019) mengungkapkan bahwa definisi cerita sebagai
rangkaian kejadian dengan tokoh-tokoh yang disusun secara kronologis,
dan alur itu sendiri terdiri dari peristiwa nyata atau tidak nyata.
Buku cerita bergambar adalah buku cerita yang berbentuk buku,
terdapat gambar sebagai perwakilan cerita yang saling berkaitan dan
juga terdapat tulisan yang dalam buku cerita yang ditampilkan oleh
gambarnya.Melalui media gambar dapat memperkuat daya ingat serta
mempermudah pemahaman dalam memahami isi cerita. Dengan adanya
buku cerita bergambar yang akan diberikan kepada anak usia dini,dapat
membantu anak untuk mengembangkan kemampuan membaca
anak .Melalui pengunaan media buku cerita bergambar dapat
meningkatkan kemampuan minat baca pada anak berumur 4-6tahun.
Kehadiran buku cerita bergambar jadi suatu yang sangat disenangi
oleh anak untuk belajar, karena bentuknya yang menarik dengan gambar
serta warna-warna yang cocok dengan alur cerita, buku ini tepat
digunakan sesuai karakteristikanak usia dini yang menyukai warna-
warni agar termotivasi dalam belajar (Halim & Parhehean Munthe,
2019)
Cerita nonfiksi adalah cerita yang benar-benar terjadi, sesuai fakta
sehingga hal yang disampaikan mampu dipertanggung jawab akan
kebenarannya. Cerita nonfiksi di antaranya, seperti cerita
pengalaman,buku pelajaran, buku ensiklopedia, buku biografi, buku
sejarah, dan esai (Diana, 2022).

b. Sinopsis Cerita Ikan Patin Kesukaan Ku


Ikan Patin Kesukaan Ku adalah sebuah judul buku cerita karya
kelompok 5 untuk memenuhi tugas pada mata kuliah perkembangan
bahasa anak usia dini. Buku cerita ini memiliki jumlah 16 halaman.
Buku ini merupakan sebuah karya sastra anak yang termasuk dalam
jenis karya non fiksi. Tema yang diangkat dalam buku ini adalah
mengenalkan ciri-ciri dan manfaat ikan patin, yang sangat bagus untuk
dikonsumsi anak usia dini agar lebih mengenal protein yang terkandumg
dalam ikan patin tersbut sehingga anak menyukai makan ikan patin.
Buku ini menceritakan sebuah keluarga yang beranggotakan ayah,
ibu, dan anaknya bernama Siti dan adik laki-lakinya yang sedang
menonton televisi bersama di ruang keluarga. Pada malam itu mereka
menoton berita mengenai budidaya ikan patin. Saat gambar ikan patin
ditanyangkan, Siti teringat bahwa dia tadi pagi disekolah belajar ikan
patin yang dibawa oleh gurunya di sekolah. Dari berita di televisi
tersebut, maka adanya pertanyaan dan diskusi yang dilakukan oleh Siti
kepada ayah dan ibunya. Ayah menjelaskan bahwa ikan patin berasal
dari Riau, memiliki kepala lebih kecil daripada ukuran tubuhnya. Pada
kedua sudut mulut ikan patin terdapat dua pasang kumis pendek. Bagian
tubuh ikan patin berukuran cukup besar, memanjang dan berstektur
licin. Selain sirip di punggung, ikan patin juga mempunyai sirip di dada
dan di perutnya. Manfaat Ikan Patin sama dengan ikan lainnya,
memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang bagus untuk kesehatan
otak, jantung, sistem kekebalan, dan penglihatan buat tubuh kita. Dari
pertanyaan Siti ibunya juga memberi tahunkan bahwa di Riau iakn patin
sering dimasaka menjadi gulai ikan patin, Ikan Patin kuah Asam Pedas,
ikan patin bakar, pepes ikan patin dan lain-lain.

B. Aspek-Aspek yang Terknadung dalam Cerita Ikan Patin Kesukaan


ku
Pada buku cerita yang berjudul Ikan Patin Kesukaanku terfdapat
beberapa aspek yang dapat dikembangkan pada anak usia dini. Dari
kisah cerita tersebut aspaek yang dikembang ada;ahb sebagai berikut :
1. Aspek perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa meliputi berbagai aspek linguistik, seperti
fonologis, morfologis, sintaksis, dan wacana. Perkembangan
bahasa anak dilihat dari berbagai unsur tersebut. Cerita dalam
konstelasi ini, dimaksudkan sebagai stimulasi perkembangan
bahasa anak secara komprehensif. Oleh karena cerita disampaikan
melalui bahasa, maka pengembangan aspek-aspek linguistik pun
perlu memperoleh prioritas. Selain itu, bahasa merupakan aspek
yang cukup penting untuk melihat aspek perkembangan lain. Pada
buku cerita dapat menambah kosa kata anak, huruf kata Ikan Patin,
anak dapat mengulang kembali cerita yang didengarkan atau yang
dilihatnya pada gambar.
2. Aspek perkembangan Sosial emosional
Cerita dapat mengembangkan emosi anak karena melalui cerita,
anak memperoleh kesempatan untuk mengeksplorasi dan
mengembangkan pertumbuhan struktur intelektual dan
mempraktikkan kecakapan sosial dan membina hubungan dengan
orang lain (Crandell, 2000). Hal ini sejalan dengan pendapat Zeece
bahwa perkembangan itu merupakan suatu proses yang holistik,
terintegrasi, dan dinamis (Roeny, 2008), maka mau tidak mau
proses belajar anak usia dini pun perlu dirancang sedemikian rupa
yang memungkinkan anak melakukan berbagai aktivitas yang
bervariasi seperti bermain, menyanyi, bergerak, dan menikmati
dongeng (via Zeece, 2000). Anak dapat mengaitkan dirinya dengan
hal-hal yang dialami tokoh dalam cerita seperti sedih, kesepian,
atau bahagia. Mereka juga dapat memahami mengapa tokoh cerita
mengekspresikan emosi tertentu dengan cara tertentu pula.
Kemampuan mengenali dan mengendalikan emosi akan
berkembang maksimal memperoleh stimulasi tepat dan realistis
yang menghubungkan perasaan dan pikiran dengan konteks yang
ditampilkan dalam cerita (Zeece,2000).
3. Aspek Perkembangan Kognitif
Cerita dibangun atas peristiwa yang saling menjalin secara kausal.
Cerita dibangun berdasarkan elemen-elemen yang saling mengait
satu sama lain. Untuk memahami isi dan unsur cerita itu, anak
harus mempergunakan kemampuan kognitifnya. Anak melakukan
kegiatan identifikasi, interpretasi, analisis, sintesis, bahkan
evaluasi. Dengan kegiatan itu, anak akan memperoleh sejumlah
pengalaman kognitif yang mengacu pada kualitas pemahaman dan
apresiasinya terhadap cerita yang dibawakan guru (lihat juga Cox,
1999).
Pada buku cerita ikan patin kesukaanku, anak-anak akan
mengetahui ciri-ciri ikan patin mulai dari bentuk sampai tekstur
dan kandungan protein yang terdapat pada ikan patin.

C. Desain Buku Gambar Ikan Patin Kesukaan ku


Buku cerita yang dihasilkan untuk anak usia 4-6 tahun di Taman
Kanak-kanak sebanyak 16 lembar. Cerita non fiksi yang dihasilkan
berjudul: Ikan Patin Kesukaan Ku. Kekhasan buku cerita ini yang
dirancang berisi penyajian teks bacaan yang membangun sikap positif
dengan gambar yang menarik, dan desain ilustrasi grafis cerita. Teks
bacaan yang dimaksud adalah menghasilkan buku cerita yang
berhubungan dengan unsur teknologi, unsur klasik, dan dunia anak. beriku
langkah-langkah pembuata buku cerita Ikan Patin Kesukaan Ku :
1. Membuat narasi cerita
Dalam membuat narasi cerita terlebih dahulu harus menentukan ide
utama. Setelah itu menentukan unsur-unsur pendukung lainnya.
Penulisan narasi cerita harus disusun secara urut mulai dari awal
hingga akhir agar setiap cerita yang dibaca memiliki keterkaitan.

2. Membuat sketsa
Setelah membuat narasi cerita, berikutnya melakukan membuat
sketsa gambarnya. Membuat sketsa gambar mempermudah dalam
menentukan desain apa yang ingin dibuat selanjutnya. Pembuatan
sketsa ini dibuat dengan cara digital.
3. Mewarnai
Saat mengerjakan bagian mewarnai, aplikasi yang digunakan Adobe
Photoshop CS6 agar mendapatkan perpaduan warna yang cocok. Setelah
seluruh area gambar diwarnai sesuai dengan ilustrasi cerita, langkah
terakhir adalah menyimpan gambar dengan mengklik Simpan
Sebagai menentukan nama file dalam urutan cerita bergambar dan
mengubah format file kembali ke JPEG.
4. Menyusun gambar menjadi cerita
Pada tahap ini menggunakan aplikasi Canva untuk memasukkan
narasi teks. Pemilihan font dilakukan dengan menyesuaikan usia
anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku cerita bergambar dengan judul “Ikan Patin Kesukann Ku”
dapat dikatakan bahwa buku tersebut sangat berperan dalam
meningkatkan penguasaan kosakata anak. Selain dapat meningkatkan
sosial emosional anak, buku cerita ini juga dapat meningkatkan
pengetahuan anak tentang ciri-ciri ikan patin . Selanjutnya, mengenai
kelayakan buku tersebut sebagai sumber belajar, beberapa hal yang telah
diberikan oleh buku ini, menjadikannya sebagai buku yang memberikan
banyak pelajaran untuk anak, membangkitkan nalar dan imajinasi anak.

B. SARAN
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkajinya lebih dalamlagi
berkaitan dengan susunan kata dan pembentukan kata, sehingga makna
yang dihasilkan juga dapat memberikan refleksi yang berbeda. Saran
lain untuk penelitian selanjutnya, perlu adanya penelitian tambahan
untuk meneliti dari segi kegiatan aktivitas bermain atau seni yang
didapatkan dari buku cerita, sehingga dari buku cerita tersebut dapat
mengembangkan aspek fisik motorik bagi anak dan tidak hanya sebatas
meningktakan kemampuan kognitif dan kemampuan bahasa pada anak.
DAFTAR ISI
Arsa, D., Atmazaki, A., & Juita, N. (2019). Literasi Awal Pada Anak Usia Dini
Suku Anak Dalam Dharmasraya. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 3(1), 127. Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V3i1.159

Azizah, A., & Eliza, D. (2021). Pelaksanaan Metode Bermain Peran dalam
Mengembangkan Kemampuan Membaca dan Menulis pada Anak. Jurnal
Basicedu, 5(2), 717-723

Cox, J. N. (Ed.). (1999). drama.

Crandall, J. J. (2000). Language teacher education. Annual review of applied


linguistics, 20, 34-55.

Iin Puspasari, & Dafit, F. (2021). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Di


Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 3(2), 524–532.

Justice, L. M., Yeomans-Maldonado, G., Gonzalez, J., Bengochea, A., &


Mccormick, A. (2018). A Multi-Method Investigation Of Literacy And
Language Practices In Mexican Early Childhood Programs. Cogent
Education, 5(1). Https://Doi.Org/10.1080/2331186x.2018.1455632

Khirjan, N. dan D. Y. (2020). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Literasi Berbahasa Indonesia Usia Prasekolah : Ancangan Metode Dia
Tampan dalam Membaca Permulaan Abstrak. 4(1), 434–441.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.372

Maryono, M., Pamela, I. S., & Budiono, H. (2021). Implementasi Literasi Baca
Tulis Dan Sains Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 491–498.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i1.1707

Mujahidin, Endin & Pancawati, Agustini Diah. (201). “Pengaruh Materi Cerita
Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
7 No. 2”, hlm. 218.

Roney, R. C. (2008). A case for storytelling in the K-12 language arts curriculum.
Storytelling, Self, Society, 5(1), 45-54.

Sapri, Muhaini, A., & Zunidar. (2022). Analisis Gerakan Literasi Sekolah (Gls)
Dengan Media Buku Cerita Bergambar Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
3(2), 524–532.

Sinaga, E. S., Dhieni, N., & Sumadi, T. (2022). Pengaruh Lingkungan Literasi Di
Kelas Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 252–260.
Https://Doi.Org/10.31004/Obsesi.V6i1.1225
Suarni, N., Taufina, T., & Zikri, A. (2019). Literasi Membaca Meningkatkan
Karakter Positif Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 3(4), 1014–1021.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V3i4.215

Ummami, W., Wandra, D., Gistituati, N., & Marsidin, S. (2020). Kebijakan
Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1673–1682.

Zati, V., D., A. (2018). Upaya Untuk Meningkatkan Minat Literasi Anak Usia
Dini. Bunga Rampai Usia Emas, 4(1), 18–21.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jhp/article/viewFile/11539/1011
0

Zeece, P. D. (2000). Supporting children's social cognitive development:


Literature choices that make a difference. Early Childhood Education
Journal, 27(4), 239-242.

Pusitasari, Wiwik. (2019).. Pintar Bercerita, (Surakarta: Kekata Publisher.

Anda mungkin juga menyukai