Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena itu orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik. Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya mampu merekam beberapa kabar berita. Masa tersebut terjadi pada usia 4-5 tahun, yang ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut (Depdiknas:2000:5) 1. Mampu menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi 2. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat,kata keadaan, kata Tanya dan kata sambung. 3. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu. 4. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana. 5. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar. Bercerita atau story telling ternyata dapat dijadikan sebagai media membentuk kepribadian dan moralitas anak usia dini. Sebab, dari kegiatan bercerita terdapat manfaat yang dapat dipetik oleh pendongeng (orangtua) beserta para pendengar (dalam hal ini adalah anak usia dini). Manfaat tersebut adalah, terjalinnya interaksi komunikasi harmonis antara oran gtua dengan anaknya di rumah, sehingga bisa menciptakan relasi yang akrab, terbuka, dan tanpa sekat. Fungsi bercerita/menceritakan cerita Menurut Prof. Dr Tampubolon, 1991:50 dalam (Nurbiani Dhieni, dkk: 2005:6) “ Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja 5
dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam
mengembangkan bahasa dan pikiran anak “. Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah membantu perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan berbicara, dengan menambah perbendaharaan kosakata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya, selanjutnya anak dapat mengekspresikan melalui bernyanyi, bersyair, menulis atraupun menggambar sehingga pada akhirnya anak mampu membaca situasi, gambar, tulisan atau bahasa isyarat.
B. PENGERTIAN MEDIA GAMBAR
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan. Selanjutnya akan diuraikan pengertian media menurut istilah. Para ahli di dalam memberikan batasan media berbeda-beda pendapat, tetapi arah dan tujuannya sama, yang tidak lepas dari kata medium. Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Sedangkan Assosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika memberi batasan yaitu: Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara Bringgs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film, kaset adalah contoh-contohnya. 6
Sedangkan gambar dapat diartikan sebagai tiruan barang (orang,
binatang, tumbuhan,dsb) yang dibuat dengan tinta, cat coret, potret, dsb Purwodarminto (dalam Utami:2000). Gambar juga diartikan sebagai media visual yng dapat diamati oleh setiap orang yang memandangnya sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang sebenarnya, baik mengenai pemandangan, benda, barang-barang atau suasana kehidupan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain. Media gambar dikatakan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas dua, karena media gambar mempunyai beberapa kelebihan diantaranya: 1) bersifat konkrit, gambar realistis menunjukkan pokok-pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. 2) dapat mengatasi batas ruang dan waktu, karena tidak semua benda, objek atau peristawa dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tertentu. 3) dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, karena dapat menghadirkan hal-hal yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera. 4) dapat memperjelas suatu masalah 5) murah dan mudah didapat. Sadiman (1984:14) Hal ini juga dikemukakan oleh Hamalik (dalam Subhan: 2003) dalam media pendidikan yang menyatakan bahwa media gambar juga dapat digunakan baik oleh perseorangan maupun kelompok.
C. PENDEKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK
kemampuan berbahasa adalah suatu kemampuan seseorang dalam menyampaikan suatu materi maupun cerita dalam bentuk pembicaraan yang baik sehingga mudah di mengerti oleh peserta didik atau lawan bicara. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam kegiatan berkomunikasi khususnya. Banyak ungkapan-ungkapan yang dikemukakan untuk menggambarkan bagaimana pentingnya bahasa bagi 7
manusia. Seperti dikemukakan oleh Laird bahwa tiada kemanusiaan tanpa
bahasa dan tidak ada peradaban tanpa bahasa lisan. Demikian pula halnya peranan bahasa bagi anak. Bahasa memberikan sumbangan yang pesat dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa. Dengan bantuan bahasa anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi dalam kelompok. Sehubungan dengan peranan penting bahasa dalam kehidupan Halliday (1978) mengemukakan beberapa fungsi bahasa bagi anak. Fungsi- fungsi tersebut adalah: 1. Fungsi instrumental, bahasa digunakan sebagai alat perpanjangan tangan “ tolong ambilkan pensil ”. 2. Fungsi regulative; bahasa digunakan untuk mengatur orang lain “ jangan ambil bukuku! ”. 3. Fungsi interaksional; bahasa digunakan untuk bersosialisasi “ Apa kabar?”. 4. Fungsi personal; bahasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan sebagainya. “ saya senang sekali! ” 5. Fungsi heuristic/mencari informasi; bahasa digunakan untuk bertanya. “ Apa itu? “ 6. Fungsi imajinatif; bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan misalnya, bermain-main dengan bunyi, irama. 7. Fungsi representative; bahasa digunakan untuk memberikan informasi menyampaikan fakta, “ sekarang hujan”
Jadi bahasa merupakan medium yang paling penting dalam komunikai
manusia begitu juga kemampuan berbahasa dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan utuh dan benar.
D. HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN PENDEKATAN
KEMAMPUAN BERBAHASA/BERKOMUNIKASI DENGAN 8
KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI CERITA YANG
DIDENGAR DENGAN URUT DAN BENAR.
Seperti halnya dalam penjelasan diatas bahwa penggunaan berbagai
media gambar dan pendekatan kemampuan berbahasa sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menceritakan kembali cerita yang didengar anak dengan urut dan benar. Dalam menceritakan kembali cerita yang didengar secara tidak langsung anak sudah terbawa dalam pembelajaran kebahasaan. Dalam bercerita anak dituntuk untuk menirukan bahasa yang dipakai guru atau anak menyusun sebuah kata atau kalimat dengan sendirinya. Penggunaan media gambar juga berperan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan menceritakan kembali, sebab dengan demikian anak akan lebih senang dan tetarik untuk melakukan pembelajaran. Menceritakan kembali menumbuhkan kemampuan besar pada diri anak, selain kemampuan daya tangkap juga kemampuan berbahasa anak semakin baik. Maka relevansi hubungan antar keduanya saling berhubungan dalam membentuk kemampuan anak secara optimal.