Anda di halaman 1dari 10

3.

MEMAHAMI SELUK BELUK ESAI

Kegiatan 1:

Tujuan: Mampu memahami perbedaan antara teks ilmiah dan nonilmiah: tinjauan umum
mengenai kerangka esai, paragraf pendahuluan (pernyataan umum, paragraf tubuh,
pernyataan tesis), paragraf penyimpul, penanda transisi antarparagraf.

Teks Ilmiah dan Teks Nonilmiah

Pada bagian ini, Anda akan mempelajari pengertian teks ilmiah dan teks nonilmiah.
Anda juga akan belajar cara membuat kerangka esai, paragraf pendahuluan (pernyataan
umum, paragraf tubuh, pernyataan tesis), paragraf penyimpul, dan penanda transisi
antarparagraf.
Teks ilmiah dan teks nonilmiah merupakan dua di antara jenis teks. Dua jenis teks
tersebut mempunyai ciri khas masing-masing yang membuat keduanya berbeda. Pelajari
tabel berikut:

Teks Ilmiah Teks Nonilmiah


Bersifat objektif dan faktual Bersifat subjektif dan fiktif atau berdasarkan
imajinasi penulis
Tidak bersifat persuasif atau memengaruhi Bersifat persuasif dan merangsang
pembaca imajinasi pembaca
Disusun demi kepentingan pribadi Disusun demi kepentingan seni dan
kepuasan batin penulis
Mengandalkan analisis dan hipotesis Tidak mengandalkan analisis dan hipotesis
Gaya bahasa cenderung formal, baku, dan Gaya bahasa cenderung sastrawi dan
lugas berkias
Ditulis dengan metode penulisan ilmiah Ditulis berdasarkan gaya penulisan jenis
teks nonilmiah

Contoh teks nonilmiah

Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat


Karya KH. Ahmad Mustofa Bisri

1
Kalau kau sibuk berteori saja
Kapan kau sempat menikmati mempraktikkan teori?
Kalau kau sibuk menikmati praktik teori saja

Kapan kau memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja


Kapan kau sempat menikmati hidup?
Kalau kau sibuk menikmati hidup saja
Kapan kau hidup?

Kalau kau sibuk dengan kursimu saja


Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?
Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja
Kapan kau menyadari joroknya?

Kalau kau sibuk membodohi orang saja


Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?
Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja
Kapan orang lain memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja


Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?
Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja
Kapan kau pintar?

Kalau kau sibuk mencela orang lain saja


Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?
Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja
Kapan kau menyadari celamu sendiri?

Kalau kau sibuk bertikai saja


Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?
Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja
Kapan kau akan menyadari sia-sianya?

Kalau kau sibuk bermain cinta saja


Kapan kau sempat merenungi arti cinta?
Kalau kau sibuk merenungi arti cinta saja
Kapan kau bercinta?

Kalau kau sibuk berkhutbah saja


Kapan kau sempat menyadari kebijakan khutbah?
Kalau kau sibuk dengan kebijakan khutbah saja
Kapan kau akan mengamalkannya?

Kalau kau sibuk berdzikir saja


Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikiri?
Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja
Kapan kau kan mengenalNya?

Kalau kau sibuk berbicara saja


Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?
Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja
Kapan kau mengerti arti bicara?

2
Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja
Kapan kau sempat berpuisi?
Kalau kau sibuk berpuisi saja
Kapan kau memuisi?

(Kalau kau sibuk dengan kulit saja


Kapan kau sempat menyentuh isinya?
Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja
Kapan kau sampai intinya?
Kalau kau sibuk dengan intinya saja
Kapan kau memakrifati nya-nya?
Kalau kau sibuk memakrifati nya-nya saja
Kapan kau bersatu denganNya?)

“Kalau kau sibuk bertanya saja


Kapan kau mendengar jawaban?”
1987

(Diambil dari
https://www.jendelasastra.com/dapur-sastra/dapur-jendela-sastra/lain-lain/puisi-
puisi-kh-mustofa-bisri-gus-mus)

Pohon Kehidupan
Hiduplah seorang pria tua yang memiliki empat orang anak. Ia ingin anak-anaknya
tidak menjadi manusia yang terlalu cepat menghakimi sesuatu. Untuk itu, ia mengirimkan
mereka untuk melihat pohon pir yang berada jauh dari rumah mereka. Masing-masing anak
diminta pergi di musim berbeda, yakni musim dingin, semi, panas, dan gugur. Saat
keempatnya kembali, sang ayah bertanya tentang apa yang mereka lihat.
Anak pertama mengatakan pohon itu terlihat jelek, gundul, dan bengkok terkena
angin. Sebaliknya, anak kedua mengatakan pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat
menjanjikan. Lalu, anak ketiga mengatakan kalau pohon tersebut dipenuhi bunga-bunga
yang wangi. Terakhir, anak keempat mengatakan kalau si pohon memiliki banyak buah yang
terlihat nikmat.
Sang ayah menjelaskan kalau semua yang mereka lihat itu benar. Masing-masing
dari mereka hanya melihat pohon itu dalam satu musim saja. Ia lalu berujar, kalau mereka
tidak boleh menilai pohon, apalagi manusia, hanya dari satu sisi saja.
(Diambil dari https://www.google.com/amp/s/saintif.com/cerita-dongeng/amp/)

Tugas 1: Dua teks di atas adalah teks nonilmiah. Teks nonlimiah apakah dua teks di atas?

3
Contoh Teks Ilmiah

Teks ilmiah berikut berbentuk esai. Bacalah secara cermat.

Pentingnya Pendidikan Karakter Anak Bangsa

Perlu dicatat bahwa karakter merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
orang. Namun, tantangan yang dihadapi generasi muda Indonesia saat ini adalah
munculnya teknologi internet yang menghadirkan HP. Kenyataan menunjukkan
bahwa baik di desa maupun di kota banyak anak muda menghabiskan waktunya
untuk bermain gadget, game online seperti mobile legend, pubg, free fire dan
sejenisnya, sehingga mereka lalai menggunakan waktunya untuk membaca literatur
yang mengandung nilai-nilai luhur dan pergaulan sosial yang mengarah pada
terbentuknya karakter dan akhlak mulia.
Kondisi ini merupakan tantangan pendidikan dalam menyikapi perubahan
zaman yang tidak berpihak pada pembentukan karakter. Pendidikan karakter
menjadi barang yang langka. Sebagai contoh, adanya video viral di media sosial
tentang guru dirundung murid-muridnya di Kendal. Dalam video itu terlihat seorang
siswa mendorong gurunya kemudian disusul siswa lain. Sang guru terlihat berusaha
menghalau muridnya dengan gerakan tendangan dan mengibaskan buku yang
dipegangnya. Gerakan sang guru disambut para siswa dan terlihat seolah saling
tendang bahkan sepatu guru tersebut melayang sebelah. Video berakhir dengan
tawa-tawa siswa dan guru mengambil kembali sepatunya yang lepas. Contoh lain
adalah kerusuhan penonton sepak bola di Lapangan sepak bola Kanjuruhan, Kota
Malang. Para pendukung Arema, tidak bisa menerima kekalahan tim Arema.
Akibatnya, ada 127 orang diberitakan meninggal dunia.
Ketika bangsa Indonesia bersepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para Bapak pendiri bangsa (the founding
fathers) menyadari bahwa paling tidak ada tiga tantangan besar yang harus
dihadapi, yaitu mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, membangun bangsa,
dan  membangun karakter. Pada kenyataannya, pada saat ini salah satu dari tiga
tantangan besar tersebut, yaitu membangun karakter masih menjadi pembicaraan
dan masih diupayakan terus menerus untuk mencapai tujuannya.
Jika ditelusuri lebih lanjut, akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk
terletak pada hilangnya karakter. Kini pendidikan karakter menjadi kebutuhan yang
mendesak bagi bangsa Indonesia di tengah permasalahan yang membelit bangsa

4
ini. Helen G. Douglas (dalam bukunya Muchlas Samani dan Hariyanto, 2013)
mengatakan karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara
berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran,
dan tindakan demi tindakan. Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental
yang memberikan kemampuan kepada setiap orang untuk hidup bersama dalam
kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan kebutuhan utama, tetapi yang paling utama adalah membangun karakter
yang luhur. Tidak hanya diajarkan oleh guru di sekolah, tetapi juga harus diajarkan
oleh orang tua di rumah dan masyarakat pada umumnya.

Esai

Menurut Kalidjernih (2010) esai adalah bentuk tulisan yang terdiri atas beberapa
paragraf tentang suatu topik. Topik esai lebih kompleks dan umum daripada topik paragraf.
Oleh karena itu, topik esai tidak cukup untuk dibahas dalam sebuah paragraf, akan tetapi
haruslah dibahas dalam beberapa paragraf.
Esai disajikan dalam bentuk tulisan berbentuk sistematis. Esai mengandung pendapat
yang bersifat subjektif atau argumentatif. Pandangan pribadi ini harus logis dan dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca. Tidak hanya itu, argumen yang disajikan dalam esai
harus juga didukung oleh fakta, contoh, kutipan, statistik, sehingga esai tidak menjadi tulisan
fiktif atau imajinatif.

Kerangka Esai

Sebuah esai memiliki tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi atau pembahasan, dan
simpulan atau penutup.
a. Pendahuluan berisi penjelasan ringkas tentang tema dan ide umum yang akan
dibahas, serta latar belakang dipilihnya tema tersebut. Dengan adanya struktur ini,
pembaca esai akan tahu tema apa yang hendak disampaikan penulis esai dalam
esainya tersebut, serta apa latar belakang atau alasan dipilihnya tema tersebut.

b. Isi atau pembahasan berisi penjelasan topik esai yang telah dijabarkan di dalam
paragraf sebelumnya. Bagian ini biasanya terdiri atas dua atau lebih paragraf yang
menjelaskan setiap ide pokok secara rinci dan runtut, sehingga tulisan menjadi logis.

5
c. Simpulan atau penutup merupakan bagian terakhir sebuah esai. Bagian ini berisi
simpulan dari penulis terkait tema yang telah dibahasnya sejak di bagian
pendahuluan hingga ke bagian isi. Simpulan tersebut menjadi penutup atau akhir
dari sebuah esai. Selain berisi simpulan atas tema yang dibahas, bagian ini juga bisa
diisi dengan saran penulis kepada pembaca terkait tema yang dibahas.

Tugas 2: Susunlah paragraf acak berikut, sehingga menjadi subuah esai yang lengkap.
Ingatlah bahwa sebuah esai terdiri atas beberapa paragraf. Satu paragraf pendahuluan, dua
atau lebih paragraf tubuh/isi, dan satu paragraf penyimpul. Pada paragraf pendahuluan,
terdapat pernyataan tesis, yaitu pernyataan yang memandu penulis untuk mengembangkan
paragraf berikutnya.

MENGAKTIFKAN HORMON BETA ENDORFIN


UNTUK MERAIH KEBAHAGIAAN

Pertama, kita perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Artinya, jika
pola makan salah, kita kehilangan kesehatan. Jika kita makan dengan benar, kita dapat
menjaga tubuh tetap sehat dan tidak menjadi sakit. Makan dengan benar berarti asupan
protein tinggi, rendah kalori, dan banyak serat. Pada saat ini, hampir semua orang
mengatakan bahwa kunci kesehatan yang baik terletak pada makanan. Perut kita adalah
bagaikan tangki mobil mewah, tangki mobil The Mercedes-Maybach S-Class Pullman, The
Ferrari California, Land Rover Range Rover, The Bentley Mulsanne, dan Roll Royce.
Pertanyaannya, “apakah sang pemilik mobil mewah tersebut tega mamasukkan bahan
bakar dengan oktan rendah, yaitu bahan sembarangan, seperti premium yang beroktan 88,
ke dalam tangkinya?” Tentu tidak. Sang pemilik tidak akan tega menggunakan bahan bakar
oktan rendah. Bila pun pemilik memasukkannya, maka mobilnya tidak akan berjalan sesuai
dengan kapasitasnya dan bila terus menerus diberikan dengan bahan bakar buruk, maka
cepat atau lambat, mobil mewah tersebut akan rusak dan tentunya akan dengan cepat
masuk ke bengkel. Begitu pula tubuh kita, tangkinya adalah perut kita. Dengan pola makan
yang benar berarti kita telah mengaktifkan hormon kebahagiaan.

Akhirnya, mari kita menjaga tujuah dimensi, yaitu dimensi makanan dan minuman,
istirahat, olah raga, pikiran, hati, jiwa (berkaitan dengan Sang Pencipta), dan dimensi sosial

6
(berkaitan dengan sesama makhluk). Dengan menjaga tujuh dimensi tersebut, hormon
kebahagiaan akan terpicu keluar dari otak kita dan hormon ketidakbahagiaan akan
terhambat. Demikian demikian, kita akan menjadi bahagia, tahan banting dari berbagai
penyakit, panjang umur, dan produktif.

Dimensi ketiga yang perlu mendapat perhatian untuk mengaktifkan hormon


kebahagiaan adalah olah tubuh. Olah tubuh diperlukan untuk memperkuat tungkai kita.
Orang yang sehat, produktif, dan berumur panjang adalah mereka yang menghidarkan diri
dari pengapuran pada pembuluh darah. Keluhan seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
semuanya berhulu pada pembuluh darah. Dr. Shigeo Haruyama mengatakan, metode untuk
menghindarkan diri dari penyakit ini adalah: (1) menjaga agar otot tidak kendur. Otot
bersama jantung berfungsi menyediakan peredaran darah yang baik. Jika otot melemah,
peredaran darah juga akan melemah; (2) membakar lemak yang menumpuk dalam
pembuluh darah. Semua ini dapat dibakar melalui latihan otot, yaitu melakukan jalan kaki
setiap hari minimal 5000 langkah. Dengan cara ini, hormon kebahagiaan akan terpicu
dengan baik.

Dimensi kelima adalah dimensi hati. Hati berkaitan erat dengan hubungan kita
dengan perasaan. Hormon kebahagiaan hanya akan terpicu pada hati yang damai. Hati
yang damai dihiasi dengan cahaya ilahiah, penuh dengan sifat-sifat terpuji, yang jauh dari
prasangka buruk, yang jauh dari perasaan hasut, dengki, dan marah. Jika seorang marah
dan merasa tertekan, otaknya mengeluarkan noradrenalin, hormon yang sangat beracun.
Dokter Dwi Ristiati dalam bukunya Klinik Terapi Cinta (2014) mengatakan bahwa orang
bahagia dan penuh cinta tidak akan mudah jatuh sakit. Dr. Shigeo Haruyama
menegaskanbahwa tubuh kita memiliki sebuah pabrik farmasi yang tidak kalah hebatnya
dibandingkan dengan pabrik farmasi. Bila kita berpikir dan berperasaan positif dan berhati
damai, pabrik farmasi tubuh kita akan memproduksi obat-obatan yang berguna dalam
sekejap mata. Artinya, kita bisa mengobati diri kita sendiri. Kita akan menjadi riang dan
bahagia. Mengapa? Karena dengan pikiran positif dan hati yang damai, kita memproduksi
hormon kebahagiaan. Sebaliknya, kalau kita berpikir negatif, dendam, dengki, dan berhati
jahat, pabrik farmasi dalam tubuh kita memproduksi racun yang merusak. Racun itu
namanya hormon noradrenalin, yang racunnya hampir sama dengan bisa ular. Bila hormon
ini terpicu, maka jangan heran kalau muncul berbagai macam penyakit kronis, seperti
hipertensi, diabetes, jantung, kanker, osteoporosis, stroke, dsb.

Setiap manusia sepanjang hidupnya selalu berupaya untuk bahagia, ceria, gembira,
girang, suka cita, senang, nyaman, damai, dan semacamnya, tetapi tidak banyak manusia

7
menyadari bahwa kebahagiaan itu dipicu oleh satu hormon. Hormon tersebut namanya
hormon Kebahagiaan atau hormon Beta Endorfin. Hormon tersebut berpengaruh positif
untuk meningkatkan daya ingat, semangat, daya tahan tubuh, dan kreativitas kita serta
menurunkan agresivitas dalam relasi hubungan manusia dengan sesama. Hormon tersebut
memiliki banyak sifat yang menakjubkan. Ia memperkuat daya tahan tubuh, sehingga dapat
dipastikan bahwa tubuh yang kuat dan tahan banting itu dapat melawan serangan berbagai
penyakit terhadap tubuh kita. Dapat pula dipastikan bahwa hormon kebahagiaan
menentukan apakah seseorang akan berkembang ke arah positif atau negatif. Dengan
hormon tersebut, manusia menjadi sehat, memiliki suasana hati yang baik, tahan bating dari
berbagai macam penyakit, produktif, dan panjang umur. Sebaliknya, manusia sering merasa
tidak bahagia. Mengapa? Oleh karena ada satu hormon yang terpicu dari dalam tubuhnya,
yaitu hormon ketidakbahagiaan, yaitu hormon negatif, hormon yang sangat beracun,
namanya Noradrenalin. Di antara racun alami, hormon tersebut menempati urutan kedua
setelah bisa ular. Hormon tersebut membuat manusia sakit-sakitan, sumpek, tidak produktif,
dan pendek umur, sekaligus tidak bahagia. Bila hormon tersebut keluar dari otak manusia
secara terus menerus, yang bersangkutan akan jatuh sakit, tidak produktif, lebih cepat tua,
dan lebih cepat meninggal. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa hormon
Noraderanalin tersebut merupakan pemicu paling utama munculnya berbagai penyakit
degenaratif, yaitu penyakit yang mematikan, seperti diabetes, hipertensi, jantung, stroke.
Lalu, bagaimana cara memicu horman Beta Endorfin dan mencegah munculnya hormon
Noradrenalin? Ada tujuh dimensi yang perlu diperhatikan. Tujuah dimensi tersebut
menyangkut makanan dan minuman, istirahat, olah raga, pikiran, hati, jiwa, dan hubungan
kita dengan sesama.

Dimensi berikutnya yang perlu diperhatikan agar kita dapat memicu hormon
kebahagiaan adalah istirahat yang cukup. Para ahli sepakat bahwa dengan tidur yang
cukup, kesehatan kita akan lebih baik dan maksimal; otak kita akan bekerja cemerlang.
Semua organ yang lelah bekerja, tentu membutuhkan waktu istirahat, termasuk otak, kulit,
sistem metabolisme, dan hormon. Hormon melatonin (keluarga Beta-Endorfin) yang
membantu memperkuat sistem imun biasanya bekerja paling efektif pada malam hari, pada
saat gelap dan ketika kita terlelap. Dengan tidur yang cukup, sel dalam tubuh akan
berregenerasi pada tingkat paling maksimal, sistem kekebalan tubuh akan meningkat
karena sel-sel kita diperbarui. Sebaliknya, tanpa cukup tidur, sistem otak dan tubuh kita tidak
akan berfungsi secara normal dan secara dramatis menurunkan kualitas hidup kita. Bahkan,
sebuah penelitian pada 2010 menemukan bahwa tidur terlalu sedikit pada malam hari dapat
meningkatkan risiko kematian dini.

8
Terakhir adalah dimensi Sosial. Dimensi sosial menyangkut hubungan kita dengan
sesama makhluk ciptaan Tuhan. Setiap manusia dituntut memberi kontribusi positif terhadap
kehidupan alam tempat para makhluk hidup ada di dalamnya. Dalam hierarki kebutuhan
oleh Abraham Maslow (1943), Maslow menyebutnya sebagai kebutuhan akan aktualisasi
diri, yaitu kebutuhan untuk memberi manfaat kepada sesama tanpa melihat latar belakang,
asal-usul, agama, budaya, dan tingkat sosialnya.

Dimensi lainnya adalah berpikir positif. Berpikir positif artinya tidak khawatir.
ukurannya adalah pembentukan gelombang alfa dan theta otak. Gelombang alfa adalah
kondisi pikiran yang rileks dengan 7 sampai 13 putaran per detik dan theta adalah kondisi
pikiran yang sangat rileks atau keadaan tanpa stress. Kondisi theta berlangsung pada 3.5
sampai 7 putaran per detik, keadaan pikiran menjadi kreatif, inspiratif, dan sugestif. Sandy
MacGregor (1992) dalam bukunya Piece of Mind mengatakan bahwa kondisi alfa adalah
keadaan yang menakjubkan. Thomas Edison, penemu paling profesional pada saat ini telah
membuat 1078 temuan dan salah satu temuan nyata yang kita nikmati pada saat ini adalah
lampu. Apa resep jitu Thomas Edison untuk menciptakan lampu dan berbagai temuannya?
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, Thomas Edison masuk ke dalam kondisi alfa
dan theta. Dengan begitu, hormon beta-endorphin keluar dan otaknya dan otaknya terasa
segar dan rileks, sehingga ide kreatif muncul seketika.

Selanjutnya, dimensi jiwa menyangkut hubungan kita dengan sang Pencipta. Dr.
Amirah Ayad (2008) dalam bukunya Healing body and Soul mengatakan, “bisa dipastikan
bahwa kita tidak akan dapat menjalani kehidupan yang sehat tanpa hubungan yang kuat
dan positif dengan Tuhan. Oleh karena itu, untuk memberi makan kepada jiwa, kita perlu
hanya berharap kepada Tuhan. Kita perlu mencamkan bahwa hanya Tuhan Yang Maha Esa
satu-satunya tempat kita meminta. Kita juga perlu selalu memperbarui koneksi kita dengan
Tuhan. Kita perlu selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberikan kepada kita, termasuk
anggota tubuh kita, kesempatan belajar di perguruan tinggi, keluarga yang bahagia, dan
sebagainya.

--------------

9
10

Anda mungkin juga menyukai