Anda di halaman 1dari 15

Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama

dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri


mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir
cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak
perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan.
Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus
asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat
melakukan sesuatu yang lebih baik.

Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi


Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi,
Edensor dan Maryamah Karpov. Buku ini tercatat
sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.

Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Dimulai


ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan
dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak
mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9
anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi
tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak
berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang
untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari


penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan
Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana
A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan
namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh
yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang
diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat
luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal,
sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh
sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu


Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi -
pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan
berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar
yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena
kesenangannya pada okultisme yang membuahkan
kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan
kegeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan
mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang
berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas
cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari
menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah
sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah
Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah
dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan
kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang
di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah
indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh
Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat
masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

Blog Brain Academy


Contoh Karya Ilmiah, Struktur, Jenis, Cara Membuat, dan
Kebahasaannya

Nurul Hidayah Feb 14, 2023 • 14 min read

Pojok Sekolah Materi Belajar

membuat-karya-ilmiah

Bagaimana cara membuat karya ilmiah yang sesuai


dengan kaidah kebahasaan? Yuk, pahami jenis, contoh,
dan strukturnya!

---

Pernahkah kamu menulis artikel atau makalah mengenai


fenomena tertentu?Artikel atau makalah dikenal dengan
sebutan karya tulis ilmiah. Nah, dalam membuatnya,
kamu memerlukan tata cara penulisan serta logika
berpikir yang tepat.

Pada artikel ini kita akan membahas mengenai karya


ilmiah dari segi pengertian, tujuan, ciri, jenis hingga
struktur dan kaidah kebahasaannya. Simak sampai akhir,
ya!

Pengertian Karya Ilmiah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah


adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip
ilmiah berdasarkan data dan fakta yang didapat dari
observasi, eksperimen, dan kajian pustaka.

Secara umum, karya ilmiah berisi tentang data, fakta dan


solusi untuk menyelesaikan masalah dalam tulisan
tersebut. Masalah yang terdapat pada karya ilmiah
bersifat objektif dan faktual. Jadi dapat kita simpulkan
bahwa karya ilmiah adalah tulisan yang berisi tentang
fenomena atau peristiwa yang ditulis berdasarkan
kenyataan.
Tujuan Karya Ilmiah

Setelah kamu mengetahui pengertian karya tulis ilmiah.


Kira-kira apa ya tujuan dari karya ilmiah? Beberapa
tujuan dari penulisan karya ilmiah yaitu:

Karya ilmiah bisa menjadi wahana untuk melatih ide.

Menjadi wahana transformasi pengetahuan antara


sekolah dan masyarakat.

Melatih berpikir karena untuk membuktikan


pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa.

Sarana pembuktian dalam menghadapi dan


memecahkan masalah.

Melatih keterampilan dasar dalam melakukan


penelitian.

Ciri Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran atau hasil


penelitian seseorang. Penelitian akan bermanfaat
apabila dituangkan ke dalam suatu karya ilmiah. Adapun
ciri dari karya ilmiah yaitu:

Sistematis, artinya tersusun dengan pola yang baku.

Logis, artinya isi dari suatu karya ilmiah dapat dipahami


dan dibenarkan oleh logika atau akal sehat.

Objektif, artinya berlandaskan teori bukan berlandaskan


pandangan pribadi penulisnya.

Faktual, artinya karya ilmiah ditulis berdasarkan fakta,


bukan imajinasi penulis.

Baca juga: Pengertian Skripsi, Tujuan, Isi, dan Tahapan


Pembuatannya
Jenis-jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah terbagi menjadi 3 jenis, yaitu populer,


semiformal, dan formal. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Jenis Karya Ilmiah Populer

Jenis karya ilmiah ini diungkapkan dalam bentuk ringkas


dan menggunakan ragam bahasa yang populer atau
lebih santai dan menarik. Seperti menggunakan kalimat
yang mudah dipahami, umumnya disukai banyak orang
serta dapat dimuat di media massa.

2. Jenis Karya Ilmiah Semiformal

Karya ilmiah jenis ini mengikuti kaidah bentuk formal,


namun penyajiannya lebih sederhana. Bentuknya bisa
berupa laporan atau makalah.

3. Jenis Karya Ilmiah Formal

Bentuk karya ilmiah formal harus memenuhi unsur-


unsur kelengkapan akademis secara rinci dan lengkap.
Misalnya skripsi, tesis maupun disertasi.

jenis-karya-ilmiah

Struktur Karya Ilmiah

Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk


penyajian. Setiap bentuk itu berbeda dalam hal
kelengkapan strukturnya. Nah, secara umum bentuk
penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga sesuai
dengan jenisnya, yaitu bentuk populer, bentuk
semiformal, dan bentuk formal. Apa saja perbedaannya
ya?

Struktur Karya Ilmiah Populer


Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah
populer. Bentuknya manasuka dan bisa diungkapkan
dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat
santai (populer). Selain itu karya ilmiah populer
umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran
atau majalah.

Struktur Karya Ilmiah Formal

Judul

Tim Pembimbing

Abstrak

Daftar isi

Bab Pendahuluan

Bab Kerangka Teoritis

Bab Metode Penelitian

Bab Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab Simpulan dan Rekomendasi

Daftar Pustaka

Lampiran

Riwayat Hidup Penulis atau Peneliti

Struktur Karya Ilmiah Semiformal

Judul

Pendahuluan

Kerangka Teoritis

Metodologi penelitian

Pembahasan
Simpulan dan Saran

Daftar pustaka

Baca juga: Contoh & Cara Penulisan Daftar Pustaka APA


Style Terlengkap

Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah

Sebelum membuat karya ilmiah, kamu harus tau aturan


atau kaidah kebahasaan yang digunakan di dalamnya.
Yuk, disimak!

1. Ketentuan Penulisan Judul

Judul ditulis dalam bentuk frasa dan tidak disertai


dengan tanda baca akhir. Kemudian penulisan judul
ditulis dengan huruf kapital, kecuali pada bagian anak
judul. Pada bagian anak judul, huruf kapitalnya pada
awal setiap kata, kecuali kata penghubung dan kata
depan.

Contoh:

PENGARUH MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA


INDONESIA SISWA DI SMA RUANG RAYA BANDUNG

(Penelitian Korelasional tentang Motivasi dan Prestasi


Bahasa Indonesia di SMA Ruang Raya Bandung)

2. Kata Impersonal

Kata impersonal adalah kata yang tidak bersifat pribadi


atau tidak berkaitan dengan seseorang.

Contoh: Peneliti dan penulis.

3. Kata Denotasi
Denotasi adalah kata atau kelompok kata yang
menunjukkan makna sebenarnya.

Contoh: Indonesia sangat kaya dengan bahasa daerah


dan sastra daerah.

4. Kata Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan tercantum dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai kata baku.

Contoh:

antre (tidak baku: antri)

apotek (tidak baku: apotik)

atlet (tidak baku: atlit)

5. Pendefinisian Istilah

Dalam karya ilmiah, istilah harus didefinisikan terlebih


dahulu sebelum dibahas dalam karya ilmiah. Istilah
adalah kata-kata yang berkaitan dengan bidang tertentu.

Contoh: Analisis kontrastif didefinisikan oleh Buren


(dalam Allen dan Corde, ed. 1975:280) sebagai suatu
pendekatan pengajaran bahasa yang menggunakan
metode perbandingan.

Baca juga: Bingung Membuat Kata Pengantar? Pelajari


Strukturnya, Yuk!

Contoh Karya Ilmiah

KECERDASAN JAMAK PADA MANUSIA

(Kajian Teoritis tentang Kecerdasan Jamak yang Dimiliki


Manusia)

Ayu N.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya makalah in
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangsih
baik dalam bentuk materi maupun pikiran.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat


menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca agar di lain kesempatan dapat memperbaiki
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan


kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
makalah ini.

Jakarta, November 2023

Penulis
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecerdasan

2.2 jenis-jenis Kecerdasan

2.3 Penerapan Teori Kecerdasan Jamak dalam


Pendidikan

2.4 Kecerdasan Ganda dan Perubahan Paradigmatik


Pembelajaran

2.5 Keunggulan dan Kelemahan Kecerdasan Jamak

BAB I PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia diciptakan unik. Inilah yang sejak lama dalam
ilmu pendidikan dikenal dengan konsep perbedaan
individual. Oleh karena itu, sistem klasikal sebenarnya
tidak sesuai dengan konsep perbedaan individual karena
sistem klasikal menganggap semua siswa yang ada
dalam suatu kelas dipandang homogen.

Kondisi in lebih diperparah lag dengan penggunaan


metode ceramah dalam proses belajar mengajar.
Adanya metode ceramah, materi yang diajarkan sama,
prasyarat kemampuan yang dimiliki siswa dianggap
sama, tugas-tugas yang diberikan Kepada siswa juga
sama, dan media dan alat peraga yang digunakan juga
sama.

Akhirnya, hasil akhir pengetahuan, sikap, dan


keterampilan atau yang disebut sebagai tujuan
instruksional yang diharapkan juga sama, Bahkan tes
hasil belajar yang digunakan untuk mengukur
kompetensi siswa juga sama. Itulah karakteristik sistem
klasikal dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan sistem
itulah yang kemudian memperoleh kritik dari banyak
pakar yang berpihak kepada sistem pendidikan
individual, Salah satunya adalah Howard Gardner,
seorang profesor ilmu saraf (neurology), dari Universitas
Harvard pada tahun 1984 (Suparlan, 2004:1 98).

Kontribusi Gardner yang sangat besar dalam ilmu


pendidikan dan ilmu pengetahuan pada umumnya
adalah teori tentang kecerdasan ganda, sebagaimana
tertuang dalam bukunya bertajuk Frame of Mind: The
Theory of Multiple Intelligence yang menyebutkan tujuh
tipe kecerdasan manusia, yakni sebagai berikut.

Linguistic intelligence atau kecerdasan linguistik


(bahasa).
Musical intelligence atau kecerdasan musikal

Logical-mathematical intelligence tau kecerdasan

Visual/spatial intelligence atau kecerdasan visual/spasial

Body/kinesthetic intelligence atau kecerdasan

Ragawi/kinestetik

Intrapersonal intelligence atau kecerdasan intrapersonal

Metode pembelajaran Multiple intelligences merupakan


salah satu metode alternatif untuk mencairkan
kebuntuan proses pembelajaran baik di sektor formal
maupun informal. Multiple Intelligences pada awalnya
merupakan Kerangka berpikir sebagai pengembangan
dari konsep kecerdasan IQ (Intelligence Quotient).

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian kecerdasan jarak?

Apa saja macam-macam kecerdasan jamak tersebut?

Bagaimana penerapan teori kecerdasan jamak dalam


pendidikan?

Apa saja keunggulan dan kelemahan kecerdasan jamak?

1.3 Tujuan Penulisan

Agar mengetahui pengertian kecerdasan.

Mengetahui Macam-macam kecerdasan.

Mengetahui penerapan multi kecerdasan dalam


pembelajaran.

1.4 Manfaat Penulisan

Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca


tentang kecerdasan jamak yang dimiliki manusia.
Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
tentang kecerdasan musik manusia.

Mengetahui aplikasi kecerdasan jamak dalam bidang


pendidikan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teori Multiple Intelligences tidak saja dapat diukur oleh


kemampuan matematika, logika, dan bahasa
sebagaimana konsep kecerdasan klasik, melainkan
setidaknya ada delapan kecerdasan manusia yang dapat
dikembangkan, Ke delapan jenis kecerdasan tersebut
adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-
logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal,
kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis.

Teori Multiple Intelligences pada perkembangannya


tidak saja merubah paradigma berfikir tentang
kecerdasan tetapi juga menjelma menjadi metode
pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga proses
pembelajaran dapat menyenangkan dan tidak monoton.

3.2 Saran

Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih


terdapat kesalahan dan jauh dan kesempurnaan.
Penyusun akan memperbaiki makalah ini dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran mengenai penyajian
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. 2002. Sekolah Para juara: Menerapkan


Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan, Bandung:
Kaifa.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta: Rineka Cipta.

Campbell, L, et al. 1996. Teaching and Learning through


Multiple intelligences, Massachusetts: Allyn and Bacon.

Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk


in Small Group, Australia: Thomas Nelson.

Dryden,G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar: Keajaiban


Pikiran. Bandung: Kaifa,

Fadli. 2010. Teori Kecerdasan Ganda.

Dalam
http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/teori-
kecerdasan-ganda, diakses pada 1 November 2019.

Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook:


A Creative Guide to Designing and Delivering Faster,
More Effective Training Programs. Massachusetts: Allyn
and Bacon.

Anda mungkin juga menyukai