Dimensi : 14 x 20 cm
Harga : Rp.55.500,00
ISBN : 978-623-7324-07-2
Buku “Berdamai dengan Rasa Malas” ditulis oleh Munita Yeni, seorang anak
terakhir yang lahir di Bantul, Yogyakarta. Setelah lulus dari Universitas Negeri Yogyakarta
dengan fokus pada Pendidikan dan Psikologi Anak, Munita mengembangkan cintanya pada
literasi. Selama kuliah, ia aktif dalam penelitian dan penulisan, termasuk esai mengenai
“Pendidikan dan Pola Asuh yang Tepat untuk Anak.” Beberapa bukunya telah diterbitkan,
seperti “Jangan Salah Didik” (Psikologi Corner, 2019) dan buku best-seller “Baca Buku Ini
Saat Engkau Lelah” (Psikologi Corner, 2018). Munita Yeni memegang moto bahwa setiap
peristiwa selalu memiliki alasan masing-masing.
Buku ini adalah cetakan pertama dari Penerbit Psikologi Corner di Yogyakarta,
diterbitkan pada Juli 2019 dengan ISBN 978-623-7324-07-2. Fisik bukunya berukuran 14 x
20 cm, berwarna hitam putih dengan gambar kucing tidur di cover dan isi juga hitam putih.
Bentuk bukunya persegi panjang, dan gaya penulisannya penuh semangat, mengajak
pembaca mengatasi rasa malas dengan kerja keras dan pola pikir positif.
1
Penulis merasakan pengaruh buruk yang mengaitkan rajin dengan kekayaan dan
malas dengan kemiskinan. Meskipun malas terasa nyaman, pertimbangan moral tetap
mempengaruhi pikiran. Malas dapat mengganggu waktu dan kewajiban, terutama pada anak-
anak, dan terkait dengan depresi serta kehilangan minat pada rutinitas.
Perilaku malas sering muncul dan sering kali disertai penundaan tanggung jawab.
Pengalaman membentuk kebiasaan malas, terutama selama masa sekolah menengah, sulit
diubah. Keseimbangan otak rasional dan emosional memengaruhi pengambilan keputusan,
sementara kecerdasan emosional berhubungan dengan pengenalan perasaan dan tindakan
dalam situasi tertentu. Emosi saat ini juga memengaruhi perilaku masa depan dan respons
terhadap masalah serta kewajiban. Kecerdasan emosional penting dalam mengenali dan
mengelola emosi diri, serta memahami emosi orang lain.
Menangis bersama Tuhan atau saat beribadah dapat membatasi kesedihan. Ada cara
lebih baik untuk mengatasi kesulitan daripada menangis, seperti menyelesaikan tugas,
2
berbagi, atau bersenang-senang. Menguap bisa memicu malas, hindari dengan napas dalam-
dalam melalui hidung. Malas muncul saat kita kelebihan beban. Mengatasi dengan makanan
ringan atau aktivitas yang menyenangkan. Semakin banyak tanggung jawab yang
diselesaikan, semakin besar kebebasan yang kita miliki. Rajin menyelesaikan tugas-tugas
tanggung jawab kita akan memberikan kita lebih banyak waktu untuk aktivitas lainnya.
Namun, jika kita terlalu malas untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut, mereka akan
menumpuk dan kita akan merasa lelah dan kehilangan waktu untuk hal-hal lain.
kelebihan dari buku ini adalah cover pada buku yang menarik dan warna yang
digunakan pada covernya juga cocok yaitu warna hitam dan putih. Bukunya juga memiliki
bentuk dan ukuran yang nyaman dilihat dan dipegang. Tujuan penulis menulisnya adalah
eksplisit atau jelas dimana tujuannya hampir terdapat di setiap lembar. Setiap berganti atau
mengakhiri topik pasti saja terdapat tujuannya. Misalnya, “Jika kamu percaya akan adanya
Tuhan, maka kamu bisa melewati malam yang terasa mengasingkan”(halaman 152).
Menurut saya kekurangannya adalah kualitas kertas yang dimiliki buku cukup jelek
karena warna kertasnya kuning gelap dan kertasnya cukup tipis sehingga mudah robek. Font
huruf yang digunakan juga agak kurang bagus. Kualitas kertas dan font yang kurang menarik
ini membuat tulisannya agak susah dibaca sehingga bisa mengakibatkan para pembaca malas
untuk membaca bukunya. Dan juga bahasa yang digunakan memiliki cukup banyak istilah,
seperti “Goleman” dan “Ibid” (halaman 27). Hal ini mengakibatkan para pembaca bertambah
malas untuk membaca bukunya.
Saran dari saya, buku ini cocok untuk dibaca oleh kalangan remaja yang sedang
memiliki banyak sekali sifat malas. Isi-isi dari bukunya mampu mengubah kebiasaan malas
menjadi kebiasaan rajin. Akan lebih baik jika buku ini tidak menggunakan banyak kata
istilah, sehingga bukunya menjadi lebih mudah dipahami oleh semua orang yang membaca.
Dan juga, buku akan lebih baik jika kalimat dan katanya langsung menuju ke intinya dan
tidak berkelok-kelok sehingga akan lebih mudah untuk dipahami. Jika buku ini memiliki
3
kualitas kertas dan font yang baik dan juga menarik, kemungkinan besar para pembaca akan
menjadi senang untuk membaca bukunya.