4 Karangan Argumentasi
5 Karangan Persuasi
CONTOH MEMBUAT
SUATU KARANGAN
CONTOH KARANGAN
NARASI
Lututnya tidak berhenti bergoyang sementara matanya terus menatap jam dinding. Ia sudah
tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Bu Susan di depan kelas. Seluruh perhatiannya
tertuju pada jarum detik di jam tersebut. Lima, empat, tiga, dua satu … kring!!! Sebelum
teman-temannya bisa bergerak, ia sudah melompat bangkit dan berlari keluar kelas. Tanpa
memedulikan jerit protes dari orang-orang yang ditubruknya di lorong sekolah, ia terus
berlari hingga tiba di halaman depan. Tepat saat gerbang sekolah terbuka lebar, sebuah sepeda
motor dengan gerobak di jok belakangnya berhenti. Senyum mengembang di wajahnya dan ia
berteriak, “Bang! Baksonya satu mangkok!”
CONTOH KARANGAN
DESKRIPSI
Buku itu sudah tua. Sampulnya terbuat dari kulit sapi berwarna cokelat yang
sudah pecah-pecah karena terlalu kering. Kertasnya merupakan perkamen yang
sudah menguning dan rapuh, sehingga ia harus berhati-hati sekali saat
membukanya. Debu melayang ke udara setiap kali halaman buku tersebut dibuka.
Tulisan di setiap lembarnya nyaris tidak terbaca. Tintanya sudah luntur dan
membentuk bercak di mana-mana.
CONTOH KARANGAN
EKSPOSISI
Berikut adalah langkah-langkah yang tepat untuk mencuci boneka dengan bulu yang
lembut:
1. Rendam boneka dalam ember dengan air dingin.
2. Tuangkan detergen dengan pelembut secukupnya.
3. Jika terdapat noda, sikat dengan lembut menggunakan sikat gigi.
4. Bilas boneka hingga air sabun hilang sepenuhnya.
5. Jemur di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
CONTOH KARANGAN
ARGUMENTASI
Berikut adalah langkah-langkah yang tepat untuk mencuci boneka dengan bulu yang
lembut:
1. Rendam boneka dalam ember dengan air dingin.
2. Tuangkan detergen dengan pelembut secukupnya.
3. Jika terdapat noda, sikat dengan lembut menggunakan sikat gigi.
4. Bilas boneka hingga air sabun hilang sepenuhnya.
5. Jemur di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
CONTOH KARANGAN
PERSUSASI
Kebanyakan orang menyangka bahwa cara untuk menjadi produktif adalah dengan
bekerja secara non-stop. Sayangnya, hal tersebut salah. Tubuh manusia
membutuhkan setidaknya 6-7 jam waktu tidur sebelum bisa digunakan untuk
beraktivitas kembali. Semakin sedikit waktu tidurmu, maka semakin rendah pula
tingkat produktivitasmu. Kamu akan sulit untuk berkonsentrasi, mudah emosi, dan
cepat merasa lelah. Maka dari itu, ingatlah selalu untuk tidur dengan cukup. Jangan
membiasakan diri begadang atau lembur hanya demi pekerjaan yang “nanggung.”.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur
adipiscing elit. Nunc a ultricies tortor. In
vestibulum vitae velit nec viverra. Proin non
ultrices ex. Integer mattis dui vel pretium
euismod.